Anda di halaman 1dari 17

Video

Bahan : Kaporit dan aseton


Membuat suspensi kaporit dengan menggunakan mortal dan alu dan ditambahkan aquades.
Kemudian hasil suspense dimasukkan ke labu destilasi
Letakkan labu pada statif
Aseton dimasukkan kedalam corong pisah kemudia ditambahkan aquades dengan pebandingan
1:1 rangkai ke alat destilasi

Alat : labu alas bulat berisi kaporit, pendingin leibig, adaptor, Erlenmeyer berisi aquades
diletkkan pada ujung adaptor.
Fungsiaquades ini untuk menjebak kloroform agar kloroform tidak menguap karena sifat
kloroform itu folafil, sedangkan penambahan aquades pada corong pisah adalah agar tidak
menguap dan reaksinya menimbulkan buih yang banyak, digunakan pemanas spritus yang
bertujuan agar jika pemanas dapat reaksi dapat disesuaiakan

Aseton ditambahkan kedalam labu dengan cara ditetes dari corong pisah. Reaksinya akan
menimbulkan buih. Suhu dijaga agar buih tidak sampai naik ke atas, akan terjadi reaksi antara
kaporit dengan aseton yang nantinya akan menghasilkan kloroform yang naik ke kondensor
liebig dan masuk kedalam erlemenyer. Karena massa jenis kloroform lebih besar daripada masa
jenis air sehingga kloroform akan berada dibawah berbentuk bulatan-bulatan.
Hasil destilasi : terlihat kloroform berada pada dasar erlemenyer pada aquades
Kemudan dilakukan pemisahan kloroform dari aquades dengan memasukkan kedalam corong
pisah dan dimasukkan kedalam botol kloroform. Kloroform yang didapatkan bisa ditimbang.
Dilakukan pencucian dengan NaOH, tetapi karena jumlah kloroform yang didapatkan sangat
sedikit maka pencucian tidak dapat dilakukan. Kloroform dikeringkan dengan menambahkan
CaCl2 bertujuan untuk menyerap air dan kemudian dilakukan destilasi jika jumlah kloroform
cukup banyak.

1. prosedur
2. alat abhan
3. prosedur
4. bagaimana terjadinya klorinasi

5. Mengapa pembentukan kloroform dari aseton lebih mudah daripada

pembentukan kloroform dari etanol


6. kegunaan
7. kekurangan dan pencegahan
8. kegunaan kaporit
9. titik didih titik leleh kloroform

10. Jelaskan kegunaan NaOH encer dalam prosedur pembuatan kloroform!


PERCOBAAN IV
PEMBUATAN KLOROFORM

I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk membuat kloroform dari tepung pemutih dan menentukan
rendemennya.

II. Teori
Bila gas klor dialirkan kedalam etanol, maka akan terjadi klorinasi dari gugus metil dan
oksidasi dari gugus alkohol primer menjadi aldehid membentuk trikloro asetaldehid atau kloral.
CH3CH2OH + 4Cl2 CCl3CHO + 5HCl
Bila kloral direaksikan dengan basa kaustik, maka terjadi pemecahan ikatan C-C
membentuk kloroform dan garam fomat.
CCl3CHO + KOH CHCl3 + HCOOK
Asetaldehid dan banyak keton-keton lainnya juga mengandung gugus CH 3CO dan
mengalami perubahan-perubahan yang sama bila direaksikan dengan zat pemutih (bleaching
powder), dimana klorinasi dari gugusan CH3CO− segera diikuti dengan pemecahan molekul oleh
basa yang terdapat dalam zat pemutih itu.

CH3COCH3 + 3Cl2CCl3COCH3 + 3HCl


2CCl3COCH3 + Ca(OH)2 2CHCl3 + (CH3COO)2Ca
Pembentukan kloroform dari aseton memberikan hasil yang lebih mudah daripada
pembentukan kloroform dari etanol. Kloroform adalah suatu cairan yang tidak berwarna, titik
didihnya 61°C, dan berat jenisnya = 1,50 g/cm3, mempunyai bau manis yang khas dan sering
digunakan sebagai pelarut dalam kimia organik dan sebagai obat bius. Keburukannya adalah
kloroform mengalami oksidasi bila kena cahaya dan udara membentuk fosgen yang beracun atau
karbonil klorida, COCl2. Hal ini dapat dicegah dengan menyimpannya kedalam botol-botol yang
berwarna cokelat dan dengan menambahkan etanol 2% yang dapat merubah fosgen menjadi
dietil karbonat.
CHCl3 + O2 COCl2 + HCl
2C2H5OH + COCl2 (C2H5O)2CO + 2HCl

III. Bahan dan Alat


Bahan:
- Tepung pemutih (kaporit) 100 g
- Aseton 35 g (44 mL)
- CaCl2
- Larutan NaOH encer
- Lakmus merah/biru
- Akuades
- Air dingin

Alat:
- Mortar dan alu - Labu alas datar 1 L
- Pendingin Liebig - Kaleng untuk penangas air
- Corong pisah 500 mL - Labu suling 100 mL
- Erlenmeyer 50 mL - Sumbat gabus
- Selang plastik - Termometer
- Corong - Penangas
IV. Prosedur Kerja
1. Masukan 100 g kaporit kedalam mortar dan tambahkan 250 mL akuades sedikit demi
sedikit. Pada setiap penambahan, campuran tepung pemutih dan air digerus baik-baik.
2. Suspensi yang berwarna gading tersebut dimasukkan kedalam labu alas datar 1 L melalui
corong.
3. Lengkapi labu dengan pendingin Liebig untuk merefluks.
4. Masukkan 44 mL (35 gram) aseton sedikit demi sedikit melalui pendingin. Kocok dengan
baik pada setiap kali penambahan. Biasanya reaksi terjadi secara spontan setelah
beberapa menit sehingga labu perlu dicelupkan dalam air dingin untuk meredakan reaksi.
Panaskan labu tersebut dengan hati-hati kedalam penangas air sampai terjadi reaksi,
kemudian segera dikeluarkan.
5. Bila mendidihnya sudah mereda, panaskan labu diatas penangas air selama 5-10 menit
untuk menyempurnakan reaksi.
6. Dinginkan labu dengan air dingin (untuk mencegah kehilangan uap kloroform selama
alat-alatnya diubah), kemudian pasang selang plastik dan pendingin Liebig yang
digunakan merefluks tadi untuk penyulingan.
7. Panaskan labu diatas penangas air sampai penyulingan khloroform itu sempurna.
8. Karena kloroform yang diperoleh itu biasanya bersifat asam, kocoklah baik-baik dengan
larutan NaOH encer dalam corong pisah 500 mL (bila kloroform terapung diatas larutan
alkali, maka masih mengandung aseton yang belum bereaksi, maka larutan NaOH encer
harus dikeluarkan dari corong pisah dan kloroformnya harus dikocok dengan air untuk
mengekstrak asetonnya. Ekstraksi dengan larutan NaOH encer dapat dilakukan sesudah
airnya dihilangkan).
9. Keluarkan lapisan kloroform yang terdapat dibagian bawah dan masukkan kedalam
Erlenmenyer 50mL, kemudian tambahkan CaCl2 untuk menarik airnya. Biarkan selama
10-15 menit.
10. Kloroform tersebut disaring kedalam labu suling 100 mL, kemudian disuling.
11. Amati dan catat titik didih kloroform (destilat) yang dihasilkan. Kemudian hitung
rendemennya.
12. Fraksi kloroform teoritis mempunyai titik didih 60- 63°C (hasil diperoleh 30 gram atau
20 mL).
V. Pertanyaan /Tugas
1. Tuliskan persamaan reaksi bila pada pembuatan kloroform itu digunakan natrium
hipoklorit sebagai oksidator!
2. Mengapa pembuatan kloroform dengan cara aseton lebih mudah daripada cara etanol?
3. Disebut reaksi apakah reaksi-reaksi pembentukan senyawa polihalogen ini?
4. Reaksi ini berlaku bagi semua zat yang mengandung gugus apa?
5. Terangkan reaksi-reaksi pengenalan terhadap alkohol!

dengan adanya oksigen dari udara dan sinar matahari maka kloroform dapat terksidasi dengan
lambat menjadi fosgen (gas yang sangat beracun), maka untuk mencehag fosgen ini, maka
kloroform disimpan dalam botol yang berwarna coklat yang terisi dan mengandung 0,5-1%
Etanol (untuk mengikat bila terjadi fosgen). Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang
mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan
bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom
C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Beberapa
senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform Struktur senyawa haloalkana
yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk
oleh saling menindihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon.
Sebuah halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di
sekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat
halogen, hidrogen maupun atom karbon lain. Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur
klor (bleaching powder) melalui tiga tingkatan reaksi yaitu :
1. Oksidasi oleh halogen
CH3CH2OH + Cl2 →CH3CHO
2. Klorinasi dari hasil oksidasi
CH3CHO + Cl2 → CCl3CHO + HCl
3. CCl3CHO + Ca(OH)2 → CHCl3 + (HCOO)2Ca Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih
kuat, sehingga dalam proses sintesa digunakan susunan alat yang agak berbeda. Reaksinya
adalah sebagai berikut
1. CH3COCH3 + 3 Cl2 → CCl3COCH3 + 3 HCl
2. CCl3COCH3 + Ca(OH)2 → CHCl3 + (CH3COO)2Ca

Mengapa aseton harus diencerkan dan penambahannya harus perlahan-lahan?


Jawaban :
Gugus karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton polat. Gugus
karbonil akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton larut
dalam air. Ia merupakan akseptor hidrogen, dan bukannya donor, sehingga ia tidak
akan membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih
mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat.
Kloroform tidak larut dalam pelarut air, karena kloroform bersifat non polar sehingga
ketika bercampur dengan air yang bersifat polar ia tidak bisa larut, karena pelarut
nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik- menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan
lemah karena tetapa dielektrik yang rendah.

Dalam pembuatannya bubur kaporit  (CaOCl2) adalah bahan dasar dimana kapur  klor
mengakibatkan oksidasi dan klorisasi sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu suatu zat basa
yang ada dikapur. Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam kalsiumnya) dan
kloroform.Selain  itu pada pembuatan kloroform digunakan NaOH sebagai  katalis pembersih.
senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus
metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi
halogen (Cl2).

3.
Pelarut dalam spektroskopi inframerah
4.
Menurunkan suhu beku karbontetraklorida dalam industri karet
anastetik.
Bahaya kloroform:
1.
Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.
2.
Bisa menyebabkan pusing, kelelahan, dan kemandulan.
3.
Bisa menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
4.
Ketidak teraturan kerja hati.
5.
Ketika terkena cahaya dan udara, kloroform dapat teroksidaasi dengan lambat
membentuk
fosgen yang sangat beracun.
Reaksi
-
Reaksi Kloroform
1.
Jika terkena udara dan c
ahay, kloroform mengalami oksidasi secara lambat membentuk
fosgen dengan toksisitas yang tinggi.
2.
Kloroform dipanaskan dengan alkali akan terturai menjadi alkali formiat.
3.
Reaksi natrium etilat dengan kloroform membentuuk trioksimetana atau metal
ester asam
formiat.
4.
Kloroform dipanaskan dengan amoniak, dihidrolisis dan kalium hidroksida terjadi
siankalium.
Kloroform bersifat karsinogenik, jadi jangan menggunakan kloroform sebagai
pelarut dengan rutin di laboratorium.
Tapi karena kloroform p
enting sebagai pelarut untuk
sample tertentu, sering diganti dengan zat yang lebih aman seperti
metilen
klorida.
Peuterokloroformadalah pelarut umum pada spektroskopi resonansi
magnet.
Kontak kloroform dengan reagen dasar dari larutan harus dihindari kar
ena bias
terurai menjadi diklorokarben (sangat berbahaya karena mengandung gaas klor).
Jangan
menggunakan kloroform sebagi pelarut untuk amina.
Lindungi dari cahaya dan simpan
ditempat yang sejuk.
Karbondioksida adalah sebuah racun nafas yang keras untuk
pemakain dalam
kelebihan, pada kloroform dicampurkan satu persen etanol sehingga penguraian
tersebut
diperlambat.
Untuk pembuatan iodoform CHI
3
secara teknik, sebuah larutan soda dan kalium
iodida dielektrolisa dalam etanol atau aseton yang diencerkan.
D
alam hal ini pada anoda
terjadi iodium yang dalam larutan basa bereaksi dengan alkohol atau aseton dan
kalium
hidroksida dengan membentuk iodoform.
Iodoform dipakai sebagai antiseptikum pada pengobatan luka.
Iodoform itu sendiri
tidak atau sedikit sekali
mempunyai daya bakterisida, tetapi oleh nanah luka dengan
perlahan
-
lahan iodoform dikeluarkan yodium yang mempunyai daya antiseptik.
Berat molekul dari kloroform: 119,35 gram/mol
Dimana
C = 10,06%
H = 0,84%
Cl = 59,09%
Beberapa cara pembuatan kloroform:
1.
Reaksi kloroform dengan larutan Natrium hipoklorit pada tahap awal 1 gugus
metal
distribusi oleh klor dan trikloro aseton yang dihasilkan akan membentuk natrium asetat
dan
kloroform.
2.
Dengan bahan dasar etil alcohol dengan natrium hipoklorit atau kapur klor atau kaporit
yang mengakibatkan oksidasi dan korosi pada alcohol.
3.
Reduksi karbon tetraklorida dengan besi dan air biasa dibuat pada industri dalam
suasana
asam.
Mekanisme yang
digunkan dalam percobaan ini adalah:
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat:

Labu distilasi
:
Wadah yang digunakan untuk mendistilasi senyawa
reaksi.

Corong pisah
:
Untuk memisahkan zat yang terdiri dari 2 lapisan
atau
lebih.

Pemanas
: Untuk memanaskan labu distilasi untuk proses distilasi.

Termometer
:
Untuk mengukur suhu suatu larutan.

Gelas piala
:
Wadah yang digunakan untuk memasukkan cairan yang memiliki skala lebih besar dari
gelas ukur.

Erlenmayer
:
Wadah untuk menampung hasil dari distilat murni.
Bahan:

Etanol
:
Bahan yang akan di campur dengan bahan dasar.

Kaporit
: Bahan dasar yang akan digunakan untu membuat kloroform.

NaOH 2%
:
Bahan yang digunakan untuk memisahkan air dengan distila
t murni.

Aquadest
: Untuk memisahkan air dengan distilat.
3.2.
Skema kerja
Buat bubur kaporit. Masukkan kedalam labu didih.
Pasang alat.
Masukkan aseton kedalam corong pisah dan ujung
-
ujung corong pisah masukkan
kedalam bubuk kaporit.
Lakukan pemanasan. (saat pemanasan akan timbul busa).
Buka keran corong pisah sehingga etanol mengalir.
Corong pisah dibilas dengan air, jika busa yang terbentuk menguap, kompres kepala
dengan kain
basah.
Pemanasan dilanjutkan, distilat yang turun berwarna jernih.
Hasil berupa larutan yang agak berat, sehingga aka membentuk 2 lapisan dengan air,
pisahkan dengan corong pisah.
Cuci dengan NaOH 2% dan air.
T
ambahkan zat penari air, saring.
Hitung Rendemen.
Membuat kloroform dari reaksi redoks dan hidrolisa
1.
III.
LANDASAN TEORI
Kloroform adalah kimia relatif non
-
reaktif yang digunakan
dalam berbagai laboratorium untuk pekerjaan
penelitian,industri seperti pewarna dan pestisida serta
obat
-
obatan. Kloroform disebut juga haloform disebabkan
karena brom dan klor juga bereaksi dengan
metal keton,
yang menghasilkan masing
-
masing bromoform (CHBr
3
) dan
kloroform (CHCl
3
). Hal ini disebut CHX
3
atau haloform,
maka reaksi ini sering disebut reaksi haloform.
Kloroform mudah dibuat, metana berklorin dibuat melalui
klorinasi metana. Kloroform (C
HCl
3
), semua tidak larut
dalam air, tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa
organik.
Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform perlu
diperhatikan beberapa hal yaitu dengan adanya oksigen
dari udara dan sinar matahari maka kloroform dapat
teroksida
si dengan lambat menjadi fosgen (gas yang
sangat beracun), maka untuk mencegah terjadinya fosgen
ini maka kloroform, disimpan dalam botol yang berwarna
coklat yang terisi dan mengandung 0,5

1% etanol (untuk
mengikat bila terjadi fosgen).
Senyawa klorofor
m adalah senyawa haloalkana yang
mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C
-
nya.
Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar
berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (
-
CH
3
)
yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi
yang d
ireaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Beberapa
senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa
haloform lainnya adalah etanol, 2
-
propanol, 2
-
butanol,
etanol, propanon, 2
-
butanon. Halogenasi sering berjalan
secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali m
enghasilkan
campuran produk, karena lasan inilah halogenasi kadang
saja digunakan dalam laboratorium.
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses
halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon
-
halogen yang
terbentuk oleh saling menindihnya suatu or
bital atom
halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah
halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak
terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun, karbon
menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk
mengikat halogen, hidroge
n maupun atom karbon lain.
Pembuatan kloroform :
1.
Pengfotokloran metana
2.
Menurut reaksi haloform :
Zat + halogen + basa (halogen+basa=atau hipoklorit) CHCl
3
Syarat untuk zat ini yaitu yang mempunyai atau pada
oksidasi menghasilkan gugus CH
3
COO (asetil) yang
terikat
pada atom H atau C. Reaksi haloform ini berlangsung dalam
tiga tingkat :
1.
Oksidasi (bila perlu)
2.
Substitusi
3.
Penguraian oleh basa
Sifat
-
sifat CHCl
3
:
1.
Cairan
2.
Baunya khas
Penggunaan CHCl
3
:
1.
Pelarut untuk lemak, ”dry cleaning” dan sebagainya
2.
Obat bius untuk tujuan ini : dibubuhi etanol, disimpan
dalam botol coklat, diisi sampai penuh (2,103
-
105)
Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur klor
(bleaching powder) melalui tiga tingkatan reaksi yaitu :
1. Oksidasi oleh halogen
CH
3
CH
2
OH + Cl
2
à CH
3
CHO
2. Klorinasi dari hasil oksidasi
CH
3
CHO + Cl
2
à CCl
3
CHO + HCl
3. CCl
3
CHO + Ca(OH)
2
à CHCl
3
+ (HCOO)
2
Ca
Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat, sehingga
dalam proses sintesa digunakan susunan alat yang agak
berbeda. Reaksinya adalah sebaga
i berikut
1. CH
3
COCH
3
+ 3 Cl
2
à CCl
3
COCH
3
+ 3 HCl
2. CCl
3
COCH
3
+ Ca(OH)
2
à CHCl
3
+ (CH
3
COO)
2
Ca
Sintesis kimia kloroform dilakukan oleh eksploitasi dari
proses klorinasi dimana campuran klorin dan metana
dipanaskan bersama
-
sama. Namun, bahan kimia lain seperti
klorometana dan diklorometana bisa membentuk yang
dapat kemudian dipisahkan dengan distilas
i.
1.
IV.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
Alat destilasi lengkap
2.
Corong pisah
Bahan :
1.
Kaporit
2.
Alkohol
3.
CaCl
2
anhidrat
1.
I.
HASIL PRAKTIKUM
Kloroform tidak terbentuk.
1.
II.
PEMBAHASAN
Kloroform merupakan senyawa organik berwujud cair
dengan titik didih 61,2
0
C, indeks bias 1,487 dan berbau
menyengat, serta mudah menguap. Dalam Kamus Kimia
(2002: Balai Pustaka) kloroform adalah zat cair tanpa
warna dengan bau manis, menyenangkan dan ane
stetik.
Dalam kehidupan sehari
-
hari kloroform berfungsi sebagai
pembius, dan pelarut senyawa organik. Kloroform adalah
nama umum untuk senyawa triklorometana (CHCl
3
).
Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan
pembius, meskipun kebanyakan digu
nakan sebagai pelarut
nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada
suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap.
sSintesis koroform dilakukan tanpa ekstraksi, dengan
mereaksikan kaporit dan aseton yang akan menghasilkan
kloroform.
Mula

mula ka
porit dihaluskan menggunakan
lumpang porselen dengan penambahan akuades sedikit demi
sedikit. Hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan
kaporit sehingga mudah bereaksi. Setelah halus kaporit
dituangkan ke dalam labu destilasi. Kemudian dimasukkan
aquade
s ke dalam penampung destilasi. Aquades berfungsi
untuk mengurangi penguapan destilat. Selanjutnya aseton
dituang ke dalam corong pisah dan diencerkan dengan
aquades yang berfungsi sebagai media reaksi. Selanjutnya
aseton diteteskan ke dalam labu destilasi
yang berisi
kaporit. Dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 60 C ̊ .
Campuran yang menguap mengandung kloroform dan air.
Uap ini mengalir melewati tabung kondensor dan
mengembun. Embun ini mencair dan mengalir ke dalam
penampung destilat. Klorofom yang masi
h mengandung air
seharusnya dipisahkan dengan penambahan NaOH dalam
corong pisah sehingga terbentuk lapisan dimana klorofom
lapisan bawah karena masa jenisnya lebih kecil. Kloroform
selanjutnya diteteskan kedalam CaCl
2
anhidrat untuk
mengikat air pada klor
oform dan disaring. Dari hasil
praktikum didapat bahwa tidak terbentuknya kloroform
dalam percobaan ini, atau
bisa dikatakan tidak berhasil.
Alasan pertama, pada dasarnya koloroform merupakan
senyawa yang volatile dengan titik didih yang rendah yaitu
60 ̊C oleh karenanya pemanasan harus konstan dan dijaga.
Bila melewati titik didihnya maka klorofom akan habis
menguap dan terlarut ke dalam larut
annya. Suhu
pemanasan saat destilasi mencapai lebih dari 90
0
C. Hal ini
lah yang menyebabkan kloroform tidak terbentuk,
melainkan menguap hingga baunya memenuhi ruangan.
Tetesan
-
tetesan cairan yang tertampung pada labu
penampung sangatlah sedikit kemudian
cairan tersebut di
masukkan dalam corong pisah. Setelah dimasukkan dalam
corong pisah cairan tersebut di tambahkan air untuk
mempermudah pengocokan, pengocokan bertujuan untuk
memisahkan air dengan kloroform yang terbentuk. Akan
tetapi ternyata tidak ditem
ukannya lapisan terpisah pada
cairan dalam corong pisah, yang berarti kloroform tidaklah
terbentuk melainkan hanyalah ada air dalam corong pisah
tersebut. Sehingga penambahan CaCl
2
anhidrat tidak
dilakukan. CaCl
2
ditambahkan bertujuan untuk mengikat air
yan
g tersisa dalam kloroform.
Reaksi pembentukan kloroform:
CaOCl
2
+H
2
O

Ca(OH)
2
+ Cl
2
1.
Reaksi oksidasi oleh halogen
CH
3
CH
2
OH + Cl
2

CH
3
CHO
1.
Klorinasi dari hasil oksidasi
CH
3
CHO + CCl
3
CHO + HCl
1.
CCl
3
CHO + Ca(OH)
2

CHCl
3
+ (HCOO)
2
Ca
1.
III.
KESIMPULAN
1.
Koroform tidak terbentuk, sebab suhu pemanasan
saat destilasi melewati suhu titik didih kloroform

Anda mungkin juga menyukai