Anda di halaman 1dari 36

2.

Golongan II

(a) Hg2+(aq)+H2S(aq)→HgS(s)+2H+(aq) ; Endapan berwana hitam


(b) Cu2+(aq)+H2S(aq)→CuS(s) +2H+(aq) ; Endapan berwarna hitam
(c)  2As3+(aq)+3H2S(aq)→As2S3(s)+6H+(aq); Endapan berwarna kuning
(d) Sb5+(aq)+5H2S(aq)→Sb2S5(s)+10H+(aq) ; Endapan merah-jingga
(e)  Sn2+(aq)+H2S→SnS(s) + 2H+(aq); Endeapan berwarna coklat

Pemisahan kation golongan II Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam. Setelah ditambahkan hidrogen sulfida,
kemudian saring menghasilkan filtrat dan residu (Golongan III). Filtrat ini mungkin terdiri dari sulfida-
sulfida logam logam IIA (HgS, PbS, Bi2S3, CuS) dan sulfida-sulfda logam golongan IIB (As2S3, Sb2S3,
Sb2S5, SnS2). Pemisahan golongan IIA dan IIB dilakukan dengan mencuci dengan sulfida yang
diendapkan dengan sedikit larutan NH4Cl yang telah dijenuhi H2S. Cara memisahkan sulfida-sulfida
logam logam IIA (HgS, PbS, Bi2S3, CuS) dari sulfidasulfda logam golongan IIB (As2S3, Sb2S3, Sb2S5, SnS2)
yaitu : a) Memastikan terlebih dahulu bahwa endapan yang akan dipisahkan hanya mengandung kation
golongan IIA. Cara memastikannya adalah dengan mencuci endapan Golongan I dengan sulfida yang
diendapkan dengan sedikit larutan NH4Cl yang telah dijenuhi H2S, pindahkan ke cawan porselen,
tambahkan kira-kira 5 ml larutan amonia polisulfida kuning, panaskan sampai 50-60 OC kemudian
saring. Menghasilkan endapan yang mengkin mengandunggolonga IIA(HgS, PbS, Bi2S3, CuS, dan CdS)dan
filtrat mungkin mengandung Golongan IIB (As2S3, Sb2S3, Sb2S5, SnS2) a. Untuk pemisahan dan
identifikasi kation-kation golongan IIA menggunakan metode asam sulfat: ✓ Endapan-endapan yang
mengandung golongan IIA dipindahkan ke sebuah cawan porselen tambahkan 5-10 ml HNO3 encer
didihkan perlahan-perlahan selama 2 menit kemudian saring menghasilkan residu dan filtrat. ✓
Endapan yang dihasilkan berwarna hitam (HgS) untuk lebih mengidentifikasi endapan tersebut
dilarutkan dalam suatu campuran NaOCl dan 0,5 ml HCl encer dan tambahkan 1 ml HCl encer didihkan
untuk mengeluarkan kelebihan Cl2 dan dinginkan kemudian tambahkan larutan SnCl2 endapan
berwarna putih berubah menjadi abu-abu atau hitam sehingga disebut Hg2+.
✓ Filtratnya mungkin mengandung nitrat dari Pb, Bi, Cu, dan Cd. Uji sebagian kecil terhadap Pb dengan
menambahakan H2SO4 encer dan alkohol jika terdapa endapan putih PbSO4 menunjukkan adanya Pb
kemudian tambahkan lagi H2SO4 encer kepada sisa larutan tambahkan 10 ml air kemudian saring
menghasilkan filtrat dan residu. • Residu yang dihasilkan berwarna putih (PbSO4). Untuk
mengidentifikasinya tambahkan 2 mL amonium asetat 10 % melalui penyaringan beberapa kali, ambil
filtratnya kemudian tambahkan beberapa tetes asam asetat encer dan larutan K2CrO4 yang akan
menghasilkan endapan kuning (PbCrO4) yang menunjukan adanya kation Pb. • Filtrat yang dihasilkan
mungkin mengandung Nitrat dan Sulfat dari Bi, Cu, dan Cd. Untuk memisahkan kationnya, ditambahkan
larutan NH3 pekat kemudian di saring kemudian menghasilkan residu dan filtrat. Residu yang dihasilkan
berwarna putih memungkinkan mengandung Bi(OH)3, untuk mengidentifikasinya dilakukan pencucian
residu dan dan dilarutkan menggunakan HCl encer kemudian ditambahkan natrium tetra
hidroksostanat, akan terbentuk endapan hitam yang menandakan mengandung kation Bi. Sedangkan
filtratnya mungkin mengandung Cu (NH3)4 dan Cd(NH3)4. Yang dapat dilakukan dengan uji nyala.
PEMISAHAN KATION GOLONGAN I, II, III, IV, DAN V

    1.      Proses pemisahan kation antar golongan


Pemisahan kation-kation antar golongan dapat dilakukan dengan memberikan variasi reagensia yang

digunakan. Variasi reagensia yang digunakan didasarkan atas kelarutan yang selektif dari kation-kation.

Dengan pemvariasian reagensia maka kita akan dapat menggolongkan kation-kation berdasarkan

kesamaan sifat selektifitas kation tersebut terhadap reagensia.

 Untuk dapat memisahkan kation golongan I dari kation golongan lainnya dapat dilakukan dengan

jalan penambahan HCl encer. Penambahan HCl encer ini bertujuan untuk mengendapkan kation-kation

golongan I, sehingga kation golongan I terpisah dari kation-kation lain yang tidak terendapkan ketika

ditambahkan HCl encer.

Selanjutnya setelah golongan I terpisah, maka untuk dapat memisahkan golongan II dengan golongan

lainnya dapat dilakukan dengan jalan menambahkan H 2S dalam kondisi asam. Penggunaan H2S dalam

kondisi asam ini bertujuan untuk mengendapkan kation-kation golongan II sehingga kation golongan II

terpisah dari kation lainnya. Pada kondisi asam disosiasi H 2S sangat kecil sehingga konsentrasi

S2- menjadi lebih sedikit. Hal ini mengakibatkan hanya garam sulfide dengan Ksp yang sangat kecil

(kation golongan II) yag mengendap.

Kation golongan III selanjutnya dapat dipisahkan dari kation lainnya dengan jalan menambahkan H 2S

dalam kondisi basa. Dalam kondisi basa ion S 2- akan semakin besar sehingga dapat mengendapkan

kation-kation golongan III. Penambahan ini bertujuan untuk mengendapkan kation golongan III dan

sekaligus memisahkannya dari kation-kation lain yang masih terlarut.


Langkah selanjutnya adalah dengan menambahkan (NH 4)2CO3 dalam kondisi basa. Penambahan

ammonium karbonat ini akan mengendapkan kation golongan IV sekaligus memisahkannya dari kation

golongan V atau golongan sisa.

Dengan menggunakan reagensia yang berbeda-beda untuk memisahkan kation kedalam golongan

sesuai selektifitas yang dimiliki masing-masing kation kita telah mendapat 5 grup atau golongan yang

terpisah. Analisis selanjutnya adalah melakukan pemisahan kation dalam golongan untuk mendapatkan

kation yang terpisah satu sama lain dalam satu golongan.

   

    2.      Proses pemisahan kation dalam golongan

a.      Pemisahan kation-kation golongan I

Golongan I terdiri dari beberapa kation yang diantaranya adalah kation Ag +, Pb2+, Hg22+ dll. Setelah

penambahan HCl encer pada pemisahan antar golongan didapatkan endapan-endapan dari kation

golongan I antara lain : AgCl, PbCl 2, HgCl. Untuk memisahkan ketiga endapan ini dapat dilakukan

melalui beberapa proses antara lain:

1.      Pemanasan sampel

Pemanasan sampel ini bertujuan untuk memisahkan kation Pb 2+ dari endapan. Pemanasan ini akan

menyebabkan endapan PbCl2 melarut, sesuai persamaan :

PbCl2  Pb2+ + 2 Cl-
sedangkan AgCl dan HgCl tetap dalam bentuk endapan. Sehingga kation Pb 2+ telah kita dapatkan terpisah

dari kation lainnya

2.      Penambahan NH3

Penambahan NH3 bertujuan untuk memisahkan antara kation Ag + dengan Hg22+. Penambahan NH3

menyebabkan kation Ag+ melarut sedangkan Hg22+ membentuk logam merkuri dan merkuri (II)

amidoklorida yang lebih lanjut terhidrolisis membentuk merkuri (I) oksida.

b.      Pemisahan kation-kation golongan II

Golongan II  terdiri dari beberapa kation yang diantaranya adalah kation Hg 2+, Pb2+, Cd2+, Bi3+, dll. Setelah

penambahan H2S yang diatur dalam kondisi atau suasana asam pada pemisahan antar golongan

didapatkan endapan-endapan dari kation golongan II antara lain : PbS, HgS, Bi 2S3,CdS. Untuk

memisahkan ketiga endapan ini dapat dilakukan melalui beberapa proses antara lain:

1.      Penambahan HNO3

Penambahan HNO3 bertujuan untuk memisahkan antara kation Hg 2+ dengan kation lainnya. Dimana

ketika ditambahkan HNO3, kation Hg2+ tetap mengendap dalam bentuk HgS sedangkan kation-kation

lainnya melarut. Sehingga dengan penambahan HNO 3 kita telah memisahkan kation Hg2+ dari kation

lainnya.

2.      Penambahan H2SO4
Penambahan H2SO4 bertujuan untuk mengendapkan kation Pb 2+ menjadi PbSO4. Penambahan asam sulfat

tidak mengendapkan kation Bi3+ dan Cd2+. Sehingga dengan penambahan H 2SO4 kita telah memisahkan

kation Pb2+ dari kation lain.

3.      Penambahan NH4OH pekat

Langkah selajutnya untuk pemisahan kation Bi3+ dengan Cd2+ dapat dilakukan dengan menambahkan

NH4OH pekat kedalam larutan sehingga ion Bi 3+ terendapkan menjadi bentuk Bi(OH) 3 sedangkan

Cd2+ masih terlarut.

c.       Pemisahan kation-kation golongan III

Reagensia dari golongan III adalah H2S dalam kondisi basa. Dalam kondisi basa kehadiran ion-ion

S2- akan semakin bertambah. Sehingga dengan bertambahnya kehadiran S 2- maka kation-kation golongan

III menjadi mengendap. Golongan III terdiri dari beberapa kation, antara lain: Al 3+, Ni2+, Mn2+, Fe3+, Cr3+,

dll. Penambahan H2S dalam kondisi basa dengan kehadiran ion ammonium akan membentuk ammonium

sulfida sehingga kation-kation gol III dapat mengendap dalam bentuk : Al(OH) 3, NiS, MnS, FeS,

Cr(OH)3. Untuk memisahkan kation-kation ini dapat dilakukan dengan rangkaian proses sebagai berikut:

1.      Penambahan NaOH dan NaOCl


Penambahan Natrium Hidroksida dan NaOCl bertujuan untuk melarutkan kation Cr 3+ menjadi CrO42-, dan

Al3+ menjadi [Al(OH)4]-, sehingga terpisah dengan endapan Ni(OH) 2, Mn(OH)2, Fe(OH)3 yang terbentuk

setelah penambahan NaOH dan NaOCl. .

2.      Penambahan HCl dan NH3 Pekat

Untuk memisahkan antara [Al(OH) 4]- dan CrO42- serta memisahkan antara Ni 2+, Mn2+, dan Fe3+ dari

endapannya dapat digunakan HCl lalu ditambahkan NH 3 Pekat. Ketika larutan yang mengandung

CrO42- dan [Al(OH)4]- ditambahkan HCl maka ion kompleks [Al(OH) 4]- berubah menjadi kation Al3+ ,

sedangkan pada CrO42- tidak berubah. Selanjutnya ditambahkan NH3 pekat yang bertujuan untuk

mengendapkan Al3+ menjadi Al(OH)3, sedangkan penambahan NH3 tidak mengendapkan CrO42-.

Selanjutnya untuk pemisahan endapan Ni(OH)2, Mn(OH)2, dan Fe(OH)3. Penambahan HCl berfungsi

untuk melarutkan endapan Ni(OH) 2, dan Fe(OH)3  menjadi kationnya, sedangkan Mn(OH) 2 masih dalam

bentuk endapan. Setelah membentuk kationnya kemudian ditambahkan NH 3 pekat sehingga kation

Ni2+ bereaksi dengan NH3 akan membentuk ion kompleks [Ni(NH3)6]2+ dan Fe3+ akan membentuk

endapan Fe(OH)3 kembali.

3.      Penambahan NH3 berlebih

Penambahan NH3 berlebih bertujuan untuk memisahkan endapan Fe(OH) 3 dan endapan Mn(OH)2.

Penambahan NH3 berlebih akan melarutkan endapan Mn(OH) 2 menjadi kationnya sedangkan tidak

melarutkan Fe(OH)3.
d.      Pemisahan kation-kation golongan IV

Golongan IV  terdiri dari beberapa kation yang diantaranya adalah kation Ba 2+, Sr2+, Ca2+. Reagensia dari

golongan ini adalah ammonium karbonat (NH 4)2CO3. Penambahan reagensia ammonium karbonat

menyebabkan terbentuknya endapan karbonat dari kation golongan yaitu : BaCO 3, SrCO3, dan

CaCO3. Untuk memisahkan endapan ini dapat dilakukan beberapa proses yaitu:

1.      Penambahan CH3COOH dan 5 tetes K2CrO4

Penambahan asam asetat bertujuan untuk memisahkan antara kation Ba 2+, dengan kation lainnya. Ketika

kedalam larutan yang juga berisi endapan karbonat golongan III ditambahkan asam asetat maka kation-

kation Sr2+, Ca2+ dan Ba2+ akan terlarut kembali. Adanya ion H + dengan konsentrasi besar akan

mengakibatkanmenurunnya konsentrasi ion kromat, sehingga Ksp BaCrO 4 tidak akan tercapai. Sehingga

penggunaan asam kuat harus dihilangkan, maka dari itu asam yang digunakan untuk melarutkan adalah

asam asetat. Selanjutnya penambaha K2CrO4 harus dilakukan tetes demi tetes dimana hal in bertujuan

agar konsentrasi CrO42- dalam larutan cukup untuk mengendapkan Ba 2+, namun tidak cukup untuk

mengendapkan Sr2+ dan Ca2+ sehingga kita dapat memisahkan Ba2+ dengan Sr2+ dan Ca2+

2.      Penambahan NH4OH dan 4 tetes K2CrO4


Selanjutnya penambahan kembali K2CrO4 ke dalam larutan yang mengandung Sr 2+ dan Ca2+ harus

dilakukan dengan hati-hati yaitu tetes demi tetes agar konsentrasi ion CrO 42- yang digunakan dapat

melewati Ksp SrCrO4 namun tidak melewati Ksp CaCrO4 sehingga kation-kation ini dapat dipisahkan

e.       Pemisahan kation-kation golongan V

Golongan V atau golongan sisa  terdiri dari beberapa kation yang diantaranya adalah kation Na+, K+,

NH4+, dan Mg2+. Tidak ada reagensia khusus untuk golongan ini seperti golongan lain, sehingga untuk

memisahkan semua kation harus mempergunakan berbagai cara, antara lain:

1.      Pemanasan

Pemanasan pada larutan yang mengandung kation golongan V bertujuan untuk memisahkan kation

NH4+ dengan kation lainnya dimana pemanasan ini akan menyebabkan kation NH 4+ akan menguap dalam

bentuk gas amoniak.

2.      Penambahan NaOH

Penambahan NaOH bertujuan untuk mengendapkan kation Mg 2+. Dimana dengan penambahan natrium

hidroksida maka kation Mg2+ akan mengendap menjadi Mg(OH)2 dan tidak mengendapkan Na+ dan K+
Laporan praktikum kimia Halogen

Laporan Praktikum
 Kimia Anorganik
 Halogen

                                        Nama Praktikan           : Rosanni Sinurat 


                           Nim                              : 14 161 500 11
       Dosen pengampu                              : Leony Sanga L.Purba Mpd.

Prodi Pendidikan kimia


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Indonesia

I.                 Judul         :  Halogen.
II.               Tujuan       : 
1.     Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen.
2.     Untuk mengetahui pembentukan garam halida dan unsur-unsur  golongan   halogen.
3.     Untuk mengetahui reaksi-reaksi halogen.
4.     Untuk mengetahui kegunaan dan bahaya halogen.

III.             Dasar Teori.

          Halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian
karena unsur-unsur tersebut bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsure-unsur halogen
mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian
membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron
membentuk ion bermuatan negatif satu.
          Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul
X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan
klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat
padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin
berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat
berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan
menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang
artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis).
Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna
coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti
Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu.
          Semua unsur halogen terdapat sebagai molekul diatom, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2. Fluorin
dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat dan klorin berwarna kuning kehijauan.
Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin berupa zat
padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap berwarna ungu.
          Unsur-unsur halogen mudah dikenali dari bau dan warnanya. Halogen umumnya berbau
menyengat, terutama klorin dan bromin (bromos, artinya pesing). Kedua gas ini bersifat racun
sehingga harus ditangani secara hati-hati. Jika wadah bromin bocor maka dalam beberapa
saat, ruangan akan tampak cokelat-kemerahan.
Kenaikan titik leleh dan titik didih dari dalam tabel periodik disebabkan gaya London di antara
molekul halogen yang makin meningkat dengan bertambahnya panjang ikatan. Gaya
berbanding lurus dengan jarak atau panjang ikatan.
          Energi ionisasi unsur halogen sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul
halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi. Unsur-unsur ini adalah
oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode negatif.     

IV.             Alat dan Bahan .

No Nama Alat Jumlah Ukuran


1 Pipet tetes 6 buah sedang
2 Tabung reaksi 6 buah sedang
3 Rak tabung 1 set -
4 Penangas spritus 1 set -
5 Penjepit tabung reaksi 1 buah sedang
6 Gelas kimia 1 liter 1 buah 1 liter
7 Kaca arloji 2 buah sedang

                      
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1 Kertas saring - 2 lembar
2 AgNO3 0,1 M 2 ml
3 Pb NO3 0,1 M 2 ml
4 NaOH 0,1 M 4 ml
5 I2 0,1 M Beberapa tetes
6 KI 0,1 M 4 ml
7 C6H12O6 1M 2 ml

V . Prosedur Kerja

            Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Uji Halogen Bebas.
a.     Menyiapkan 2 kertas saring di atas kaca arloji.
b.    Meneteskan I2  pada kertas saring 1 dan 2  beberapa tetes sampai kertas saringnya basah
atau merata  lalu mengeringkan kertas saring, lalu meneteskan  larutan natrium clorida (NaCl)
pada kertas saring 1 dan kalium iodida (KI) pada kertas saring 2 kemudian mengamati
perubahan warna yang terjadi pada kertas saring tersebut, lalu mengamati perubahan yang
terjadi.

2. Uji Garam Halida.


a.     Menyiapkan 6 buah tabung reaksi .kemudian pada tabung pertama  memipet NaCl,
+ C6H12O6.
b.    Pada tabung reaksi kedua  KI + C6H12O6 .
c.       Pada tabung reaksi ketiga AgNO3 + NaCl.
d.    Pada tabung reaksi keempat meneteskan NaCl +  Pb(NO3)2  dipanaskan kemudian mengamati perubahan yang
terjadi. .
e.      Pada tabung reaksi ke lima meneteskan KI + Pb(NO3)2.
f.       Pada tabung reaksi ke enam meneteskan KI +  Pb(NO3)2.
V.Gambar percobaan dan Hasil Pengamatan.
Gambar percobaan Halogen bebas.
Perhatikan gambar I Kertas saring yang telah di tetesi   I2  berwarna coklat lalu ketika di tetesi NaCl lagi
kertas saring jadi berwarna putih dan perubahannya sangat cepat .sedangkan gambar II yaitu kertas saring
yang di tetesi  I2 berwarna coklat lalu ketika di tetesi KI kertas saring menjadi warna putih namun
perubahannya sedikit lambat.

Gambar percobaan Hasil Pengamatan

NaCl + C6H12O6

C6H12O6 Larutannya berwarna bening


dan terdapat endapan dan setelah di
tetesi NaCl warnanya tetap tapi agak
sedikit keruh.

KI + C6H12O6

Awalnya C6H12O6 berwarna bening


ada endapan setelah di campur KI
warnanya bening dan endapannya
berkurang.
AgNO3 + NaCl

NaCl berwarna bening kemudian


setelah di campur
AgNO3 menghasilkan warna putih
keruh.

NaCl +  Pb(NO3)2 

NaCl berwarna bening ketika di


tambahkan dengan Pb(NO3)2 
menghasilkan putih keruh ketika di
panaskan larutannya tetap keruh dan
membentuk endapan putih tapi lama
kelamaan menjadi bening.

KI + AgNO3

Awalnya KI berwarna bening ketika


AgNO3 di teteskan warna berubah
menjadi kuning kehijauan keruh.

KI +  Pb(NO3)2.

Awalnya KI berwarna bening ketika


di tambahkan Pb(NO3)2 warna
berubah menjadi kuning.

Beginilah hasil akhirnya yang tersusun di rak tabung :)


VI. Hasil dan Pembahasan

Halogen merupakan golongan VII A pada unsur periodik yang terdiri dari F,CL,Br,I,dan
At.Percobaan ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan kimia senyawa halogen.Pada
percobaan ini bahan-bahan yang digunakan adalah Pb(NO3)2 ,Iodin
larutan,NaCl,KI, C6H12O6, AgNO3,dan kertas saring.
Uji Halogen bebas di gunakan kertas saring sebagai penguji untuk menguji NaCl dan KI
dilakukan dengan cara mencelupkan atau meneteskan I2 yang berwarna coklat kemudian di
keringkan beberapa saat. Hal ini di lakukan pada kertas saring yang di tetesi  I2  .Kertas saring
yang pertama setelah kering kemudian di tetesi kembali NaCl beberapa tetes sampai kertas
saring benar-benar basah.Kemudian kertas saring yang kedua yang sudah di tetesi I2  kemudian
di tetesi larutan KI sampai kertas saringnya basah dan merata.Kemudian tunggu sampai kertas
saring kering dan amati perubahn yang terjadi. Perbedaan kedua kertas saring tersebut ialah
kertas saring yang di tetesi KI .KI mengalami perubahan yang sedikit lambat.
Dari hasil pengamatan pada kertas saring pertama yaitu kertas  I2 + NaCl menghasilkan
putih berarti tidak menghasilkan perubahan warna merah yang menunjukkan tidak adanya Cl
bebas.Sedangkan pada kertas saring yang kedua yang di tetesi   I2  + KI menghasilkan warna
putih berati tidak adanya I2 bebas.
Halogen bebas dapat di ketahui dengan adanya warna merah pada kertas saring yang
di tambahkan dengan larutan NaCl dan larutan KI yang sebelumnya di tetesi  I2 pada kertas
saring.
Lalu pada tabung C6H12O6. Sebanyak 1 ml larutannya berwarna bening dan terdapat
endapan kemudian di tetesi lagi dengan beberapa tetes KI warnanya tetap bening dan
endapannya berkurang pada tabung KI warnanya tetap bening tetapi endapannya berkurang.
Uji garam halida pada percobaan ini di gunakan beberapa asam halida sebagai reaktan
dan sebagai pereaksi yaitu NaCl,KI, C6H12O6.Untuk menguji garam halida pertama di lakukan
dengan penambahan NaCl pada C6H12O6 ,Glukosa berwarna bening dan terdapat endapan dan
setelah di tetesi NaCl warnanya tetap tapi agak sedikit keruh.Terbentuknya endapan dan
perubahan warna bening .Pada C6H12O6 Sebanyak 1 ml larutannya berwarna bening dan
terdapat endapan kemudian setelah itu di tetesi warna warnanya tetap bening dan endapannya
berkurang pada NaCl .
Penambahan timbal nitrat pada Natrium Klorida menghasilkan larutan putih keruh
sebelum pemanasan dan setelah pemanasan larutan tetap keruh tapi lama kelamaan berubah
menjadi warna bening dan terdapat endapan putih. Hasil yang di peroleh sesuai dengan teori
dimana reaksi antara timbal dan klorida akan menghasilkan endapan putih.
Penambahan timbal nitrat pada larutan kalium Iodida menghasilkan larutan berwarna
keruh dan terdapat endapan putih akibat terbentuknya timbal iodida.
Penambahan perak nitrat pada larutan kalium iodida menghasilkan larutan berwarna
kuning kehijauan keruh yang di hasilkan akibat terbentuknya perak iodida. Hasil yang di peroleh
ini sesuai dengan teori dimana perak iodida seharusnya berwarna kuning.
Penambahan perak nitrat pada Natrium menghasilkan warna putih keruh.Warna putih
keruh di sebabkan   karena terbentuknya perak klorida .Hasil yang di peroleh dengan teori di
mana reaksi antara klorida dengan perak akan menghasilkan endapan perak klorida berwarna
putih keruh.
VII. Jawaban Pertanyaan .
1.Golongan halogen dapat membentuk asam halida yang di kenal sebagai asam kuat kecuali
asam fluorida.Jelaskan mengapa demikian.
Jawaban : Karena asam fluorida dalam larutannya hanya sedikit yang teronisasi menjadi
ion-ionnya.Berbeda dengan unsur lain dalam golongan halogen yang larutannya ter Ion
seluruhnya menjadi ion-ionnya yang membentuk asam kuat dah HF relatif lemah. 
2. Tuliskan cara yang dapat dilakukan menghasilkan halogen?
          Jawaban  : Halogen dibuat dari senyawa halida yang ada dialam. Caranya adalah
dengan mengoksidasi ion-ion halida. Proses pembuatan halogen tersebut dapat dilakukan
dengan elektrolisis dan reaksi redoks (reduksi-oksidasi), namun tidak dengan cara elektrolisis
saja, banyak cara digunakan dalam proses pembuatan halogen baik dalam lingkup industri
maupun labolatorium.
A.   Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara
mengoksidasi senyawa halida dengan MnO2 atau KmnO4  dalam asam (H2SO4pekat).
X-   +  MnO4  +   H+   →   X2   +   Mn2+  +  H2 O
Ø Cl2                   : Mereaksikan suatu halida dengan H2so4 encer dan Mn02
                                     2CL + MnO2 + 4H+ à Mn2+ + 2H2O + Cl2
                                    Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan Mn04
                                     2Mn04+ + 10 Cl- + 16H - à 2Mn2+ + 8H2O +5CL2
Ø  Br2                   : Mereaksikan  suatu halide dengan H2SO4 encer dan MnO2
                                            Mn O2 + 4H+ + 2BR à Mn2+  + 2H2O + Br2
                                             Oksidasi Bronda dengan KHLOR
Ø I2                     : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2
                                    Mn O2 + 4H+ + 2I - à 2Mn2 + + 2H2O + I2
                                    Oksidasi iodida dengan gas kalor
                                Cl2 + I- à 2Cl - + I2
3. Informasi terbaru apa yang terkini yang pernah Anda dengar dengan mengenai Halogen  !
          Jawaban : Cara pasang lampu Halogen.
 1. Jari tangan kita selalu meninggalkan sidik jari berupa lapisan lemak tipis.
2. Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen membuat suhu permukaan kaca
lebih dingin dibanding permukaan kaca yang lain. Hal ini karena lemak tadi pada suhu yang
sangat tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang berbahan dasar Quartz sehingga
koefisien muainya menjadi berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien
muainya sangat besar, bisa menyebabkan kaca pecah.
3. Akibat perbedaan suhu cackle di atas, proses siklus halogen tidak dapat bekerja sempurna.
4. Semakin banyak uap tungsten yang terkondensasi pada kaca lampu, tepatnya pada bagian
kaca yang lebih dingin (ada lemak). Bagian tersebut biasanya akan menjadi berkabut hitam,
abu-abu atau putih.
5. Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat filamen tungsten yang cepat menipis karena
menguap.

VIII .Kesimpulan. 
Dari hasil percobaan di atas sehingga dapat di simpulkan bahwa :
a.     Halogen bebas dapat diketahui dengan adanya warna merah pada kertas saring yang di
tambahkan larutan NaCl dan KI.
b.    Pembentukan garam halida dapat di ketahui dengan penambahan larutan perak nitrat dan
timbal nitrat.
c.      Halogen dapat membentuk senyawa garam halida
Sifat fisik dan sifat kimia Halogen.
·        Sifat fisik Halogen.
1)    Wujud halogen
Wujud Halogen Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair
yangmudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.Pemanasan
iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapilangsung
menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1
atm.
2). Titik cair dan titik didih
Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskansebagai berikut.
Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik-menarik antarmolekul
halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gayadispersi bertambah besar
sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr ). Itulahsebabnya mengapa titik leleh dan titik
didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
3) .Warna dan aroma
Warna dan Aroma HalogenHalogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin
berwarna kuningmuda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat
berwarnahitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan
menusuk, serta bersifat racun
 4) .Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
dalam air juga mengalami reaksi.
Sifat kimia Halogen
1.      Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan
halogen  F > Cl > Br > I,  kereaktifan halogendipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan halogen
dan jari-jari atom.
      Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. (
F > Cl > Br > I )
      Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga
makin reaktifhalogen. ( F < Cl < Br < I )
      Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour sampai
astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )
2.      Kelarutan.
      Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
      2F2(g) + 2H2O(l)   → 4HF(aq) + O2(g)
      Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena
membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) →  KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya
CCl4, aseton, kloroform, dansebagainya.

3.      Titik didih dan titik lebur.


Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-molekul
halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga
diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen meningkat.
·        Reaksi – reaksi Pembentukan Senyawa Halogen
a.      Reaksi dengan logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik  jika energi ionisasina rendah dan logamnya memiliki
biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang
bersifat semi ionok adalah AlCl3.
b.      Reaksi dengan hidrogen
Halogen berikatan dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 → 2HX (X mewakili satu-satu halogen)
Kereaktifan ikatan berkurang apabila semakin menurun kerana ukuran atom yang semakin
besar. Hidrogen klorida meletup jika terkena sinaran ultraviolet tetapi H dan Br hanya akan
berikatan dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika diberikan energi, namun
ikatan ini tidak lengkap.
F2 + H2  → 2HF        (bereaksi kuat di tempat gelap)
Cl2 + H2 →  2HCl      (bereaksi di tempat terang)
Br2 + H2 →   2HBr      (bereaksi pada suhu 500oC)
I2 + H2  → 2HI        (bereaksi  dengan pemanasan katalis Pt )
Corak kereaktifan ini dapat diterangkan dengan dua cara. Pertama, melalui ukuran atom
halogen. Oleh kerana semua halogen berikatan dengan hidrogen, maka ukuran hidrogen
adalah tetap. Semakin kebawah, ukuran atom semakin besar dengan pertambahan petala. Hal
ini menyusahkan inti hidrogen berinteraksi dengan inti halogen untuk membentuk ikatan
kovalen.
c.       Reaksi  dengan Non Logam
Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat
bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
d.      Reaksi halogen dalam larutan air
Semua halogen larut dalam air dan membentuk asam halida dan asam hipohalida. Fluor
bereaksi sempurna dengan air. Berbeda dari Cl2, Br2, dan I2, fluor sangat cepat bereaksi
dengan air menghasilkan O2 dan HF, dengan reaksi sebagai berikut:
2F2 (g ) + 2 H2O (l)  →   4 HF (aq) + O2 (g)
Salah satu sifat HF yang paling penting adalah HF dalam bentuk larutan akan bereaksi dengan
SiO2 sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam plastik teflon dan tidak dalam
kaca.
4 HF + SiO2  → SiF4  +  2H2O
Sedangkan halogen lainnya selain larut juga membentuk senyawa asam hipohalit yaitu suatu
asam lemah dan asam halida.
Air Khlor   :           Cl2  +  H2O  →   HCL + HClO
Air Brom   :           Br2  +  H2O  →  HBr + HbrO
Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi.
I2 + H2O –> (tidak bereaksi)
Tetapi I2 larut dalam larutan KI
I2 + KI –> KI3
Brom dan iod dapat larut dalam pelarut non polar, seperti alcohol CCl4, CHCl3, dan CS2.
e.       Reaksi dengan basa
Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida (X-) dan hipohalida (XO-),
sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida (X-) dan halat
(XO3-). Contoh :
X2 + 2NaOH ( aq, encer) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( aq, pekat) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
f.        Senyawa antar halogen
Halogen dapat membentuk empat macam senyawa antar halogen. XX1, XX13, XX15, XX17.
senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan langsung unsur-unsur tersebut dalam tabung
nikel.contoh senyawa anatar halogen.

·        Kegunaan dan Bahaya Halogen


a     Kegunaan
1.      Flour
            Na2SiF6 dicampur dengan pasta gigi yang berfungsi sebagai penguat gigi
            NaF sebagai pengawet kayu dari serangga
            Gas F2 dalam proses pengolahan isotop uranium sebagai bahan bakar reaksi nuklir
            CF2Cl (freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC
            Teflon sebagai plastik tahan panas
2.      Chlor
            Cl2 sebagai desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro)  pembunuh kuman yang dapat
menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.
            NaCl sebagai garam dapur
            KCl untuk pupuk
            NH4Cl sebagai elektrolit pengisi batu baterai
            NaClO sebagai bleaching agent (pemutih), yakni pengoksidasi zat warna
            Ca(OCl)2 atau kaporit  sebagai desinfektan pada air
            ZnCl2 sebagai bahan pematri atau solder
            PVC (Polivinil klorida) digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.
            KClO3 digunakan dalam industri korek api.

3.      Brom
            NaBr digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf
            AgBr untuk film fotografi, karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya
            CH3Br sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran
            C2H4Br2 ditambahkan pada bensin agar timbal dalam bensin tidak mengendap, karena
diubah menjadi PbBr2
4.      Yodium
            I2 dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi
            KIO3 sebagai tambahan yodium dalam garam dapur
            I2 digunakan untuk mengetes amilum dalam industri tepung
            NaI ditambahkan garam dapur untuk mengurangi kekurangan yodium
b. Bahaya
1.         Flour
-          Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk
murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan
langsung dengan kulit.
-          Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan
lapisan kehitaman pada gigi.
-          Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke
dalam daun-daun sehinggamenyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut
dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkanpenyakit gigi rontok.
2.         Klor
-          Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau
keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat
mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi gas
di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.
-          Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya
dapat membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
-          CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan
pada lapisan ozon.
-          Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air
lainnya.
-           Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik
(dapat menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau
karsiogenik (menimbulkan kangker).
3.         Brom
-          Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
-          Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya
menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
-          Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom
mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus
diperhatikan selama menanganinya.
-          Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya
yang mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4.         Iodin
-          Kristal iodin dapat melukai kulit
-          Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir
-          Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium
yaitu Gaky “ Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan penyakit
yang dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau
kekurangan yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko
kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-
kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi
mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.Di antara mereka yang lahir normal, dengan
konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan
apatis dalam kehidupannya.
-          Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni
pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.
5.      Astatin
Belum banyak bahaya yang ditemukan akibat Astatin.

       I.            DAFTAR PUSTAKA
    II.            Achmad, Hizkia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : Citra Aditya Bakti hlm (68-
85)
 III.            Farida, Ida. 2009. Kimia Anorganik I. Pend. Kimia Fak. Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Hlm (117-126)
 IV.            Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga. hlm (228-245)
    V.            Yunita. 2009. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung : Insan Mandiri

PERCOBAAN II
A. Judul Percobaan                 : Halogen
B. Tanggal Pelaksanaan          : 16 Oktober 2015
C. Tujuan Percobaan               :
1. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimian senyawa halogen dengan metode fluorensia
dan    garam halida
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode fluorensia
3. Mengetahui mengapa dapat terbentuk garam halida
4. Dapat menuliskan reaksi-reaksi yang terjadi praktikum
5.  Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan golongan halogen
D. Tinjauan teori
            Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau
VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri
dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I) dan astatin (At). Halogen menandakan unsur-
unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.
Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi
dari bahasa Yunani. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Unsur-
unsur pada halogen membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit
elektron terluarnya sehingga cenderung membentukion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini
disebut ion halida dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
1.    Sifat Fisika Unsur Halogen

Sifat F Cl Br I
Nomor atom 9 17 35 53
Konfigurasi elektron 2s22p5 3s23p5 4s24p5 5s25p5
Massa atom relatif (Ar) 18,9984 35,453 79,904 126,9045
Kerapaten (gcm-3) 1,1 1,5 3,2 4,9(s0
Titik leleh (K) 40 171 266 286
Entalpi peleburan (kJmol ) -1
0,25 3,2 5,2 7,8
Titik didih (K) 85 238 332 453
Entalpi penguapan (kJmol-1) 3,3 10 15 21
Afinitas elektron (kJmol-1) 335 355 332 301
Energi ionisasi (kJmol ) -1
1.686 1.266 1.146 1.016
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5
Jari-jari kovalen (pm) 72 99 114 133
Jari-jari ion (X+) (pm) 136 181 195 216
Entalpi hidrasi X  (kJmol-1)
+
401 279 243 201
Daya hantar molar X¯ 44,4 76,4 78,3 76,8
Potensial elektroda standar (V) +2,87 +1,36 +1,065 +0,0535
Kalor disosiasi (kJmol-1) 158 242 193 151
2.     Sifat Kimia Halogen
1.       Kereaktifan
Kereaktifan golongan halogen menurun secara teratur mulai fluor hingga iod.
Kereaktifan ini dikaitkan dengan kemampuannya menerima elektron membentuk ion negatif.
Perhatikan harga afinitas elektron pada Tabel 1. Harga afinitas elektron dari atas ke bawah
berkurang. Hal ini karena makin bertambah jari-jari atomnya sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron terluar makin berkurang.
2.        Reaksi-reaksi Halogen
1) Reaksi Halogen dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi
halogen dengan air maka sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi
sempurna dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti
berikut.

2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)


Fluorin dengan larutan NaOH encer menghasilkan gas F2O, sedangkan dengan NaOH pekat
menghasilkan gas O2. Perhatikan reaksi berikut.
2F2(g) + 2NaOH(aq, encer) → F2O(g) + 2NaF(aq) + H2O(l)
2F2(g) + 4NaOH(aq, pekat) → 4NaF(aq) + 2H2O(l) + O2(g)
Cl2, Br2 dan I2 tidak melarut dengan baik dalam air, reaksinya lambat. Reaksi yang terjadi adalah
reaksi redoks. Jika klorin dan bromin dilarutkan dalam air yang mengandung OH¯ (basa) maka
kelarutannya makin bertambah. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
Cl2(aq) + 2OH–(aq)→ Cl¯(aq) + ClO¯(aq) + H2O(l)
Ion ClO¯ merupakan bahan aktif zat pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat pemutih
kertas, pulp, tekstil, dan bahan pakaian.
2) Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida. Secara umum reaksi yang
terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
X2(g) + H2(g) → 2HX(g)
Reaksi F2 dan Cl2 dengan hidrogen disertai ledakan tetapi bromin dan iodin bereaksi dengan
lambat.
3) Reaksi Halogen dengan Halogen
Reaksi halogen dengan halogen menghasilkan senyawa yang dinamakan senyawa
antarhalogen. Unsur yang lebih elektronegatif sebagai zat oksidator dan diberi bilangan oksidasi
negatif dalam senyawaannya. Senyawa-senyawa antarhalogen bersifat diamagnetik dan
merupakan oksidator kuat. Senyawa antarhalogen dapat mengalami reaksi hidrolisis.
Perhatikan reaksi berikut.
XX1(g) + 2H2O(l) → HOX(aq) + X¯(aq) + H2O+(aq)
4) Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen bereaksi dengan kebanyakan logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan
emas, platinum atau beberapa logam mulia lainnya. Perhatikan contoh reaksi fluorin dengan
tembaga berikut.
F2(g) + Cu(s) → CuF2(s)
5) Reaksi Halogen dengan Hidrokarbon
Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan cara menggantikan atom-atom
hidrogen. Perhatikan contoh reaksi metana dengan klorin berikut ini.
Cl2(g)+ CH4(g) → CH3Cl(g) + HCl(aq)
6) Reaksi Halogen dengan Nonlogam dan Metaloid Tertentu
Halogen bereaksi secara langsung dengan sejumlah non logam dan metaloid. Unsur
nonlogam fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium (misal Y) bereaksi dengan unsur
halogen (X), reaksi yang terjadi seperti berikut.
3X2 + 2Y → 2YX3 (jika halogennya terbatas)
5X2 + 2Y → 2YX5 (jika halogennya berlebihan)
Fluorin mudah bereaksi tetapi iodin sukar bereaksi.
Adapun nitrogen tidak langsung bersatu dengan halogen karena ketidakaktifannya.
3.        Daya Oksidasi Halogen
Daya oksidasi halogen dari atas ke bawah makin berkurang. Jadi iod merupakan
reduktor terkuat. Daya oksidasi ini dapat dilihat dari harga potensial elektrodenya.
Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen merupakan
oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam tabel periodik.
Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar :

F2 + 2e– → 2F– E° = +2,87 V


Cl2 + 2e  → 2Cl
– –
E° = +1,36 V 
Br2 + 2e– → 2Br– E° = +1,07 V
I2 + 2e  → 2I
– –
E° = +0,54 V
Berdasarkan data potensial reduksi standar dapat disimpulkan bahwa F2 merupakan
oksidator paling kuat. Oleh karena itu, unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain yang
terletak di bawahnya dalam tabel periodik, tetapi reaksi kembalinya tidak terjadi.
Kekuatan oksidator F2, Cl2, Br2, dan I2 dapat dilihat dari reaksi antar halogen. Gas fluorin
dapat mengoksidasi unsur-unsur halogen yang berada di bawahnya :

F2(g) + 2Cl–(aq) → 2F–(aq) + Cl2(g)


F2(g) + 2Br–(aq) → 2F–(aq) + Br2(g)
F2(g) + 2l–(aq) → 2F–(aq) + l2(s)

Demikian pula jika gas klorin ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion Br– atau
ion I–, akan terbentuk bromin dan iodin.

Cl2(aq) + 2Br–(aq) → 2Cl–(aq) + Br2(aq)


Cl2(aq) + 2I–(aq) → 2Cl–(aq) + I2(aq)
Reaksi Cl2 dengan Br– atau I– dapat digunakan untuk identifikasi bromin dan klorin
dalam suatu senyawa ion.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
N Nama Alat Jumlah Ukuran
o
1 Pipet tetes 6 buah Sedang
2 Tabung Reaksi 6 buah Sedang
3 Rak Tabung Reaksi 1 set Sedang
4 Penangas Spiritus 1 buah Sedang
5 Penjepit tabung 1 buah Sedang
6 Gelas Kimia 1 buah 1 Liter
7 Kaca Arloji 2 buah Sedang

2. Bahan
N Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
o
1 Pb(NO3)2 0,1 M 2 ml
2 Iodium Larutan - Beberapa tetes
3 NaCl 0,1 M 4 ml
4 KI 0,1 M 4 ml
5 C6H12O6 1M 2 ml
6 AgNO3 0,1 M 2 ml
7 Kertas Saring - 2 Lembar

F. Prosedur Kerja
1. Uji Halogen Bebas
            Menyiapkan 3 kertas saring. Merendam kertas saring 1 dan 2 dalam larutan
fluoresein  lalu mengeringkan kertas saring, meneteskan  larutan natrium bromida (NaBr) pada
kertas saring 1 dan kalium iodida (KI) pada kertas saring 2 kemudian mengamati perubahan
warna yang terjadi pada kertas saring tersebut. Kemudian merendam kertas saring 3 dalam
larutan fluoresein-KBr dan diteteskan dengan NaCl, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Garam Halida
Menyipakan 6 buah tabung reaksi kemudian memipet NaCl, NaBr dan KI sebanyak 1 mL ke
dalam masing-masing 2 buah tabung reaksi dan menambahkan beberapa tetes AgNO3 dan
Pb(NO3)2 beberapa tetes pada masing-masing tabung reaksi. Untuk campuran larutan NaCl
dan Pb(NO3)2 dipanaskan kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
G. Hasil dan Pembahasan      
            Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menguji halogen bebas dan membedakan
garam halide yang terbentuk dari reaksi antara halogen dengan perak nitrat dan timbal nitrat.
Percobaan pertama dilakukan untuk menguji halogen bebas dengan iodium dimana reaksi
antara I2 dengan halogen akan memberikan warna tertentu pada kertas I2.
            Awalnya kertas saring sebanyak dua lembar yang masing-masing ditetesi dengan larutan
I2 hingga menutupi permukaan kertas saring. Untuk kertas I 2 yang telah kering ditetesi lagi
dengan larutan NaCl yang berwarna bening dimana NaCl berperan sebagai pengujinya. Dan
untuk kertas I2 yang kedua yang telah kering juuga ditetesi dengan larutan KI diaman KI juga
sebagai pengujinya sama halnya dengan NaCl.
            Berdasarkan hasil pengamatan Natrium Klorida (NaCl) menghasilkan bercak kuning
pada kertas I2 , Kalium Iodida juga menghasilkan warna yang sama yaitu bercak kuning pada
kertas I2.
Dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori dimana
                        

berdaarkan teori I2 akan bereaksi dengan klorida yang akan mengoksidasi KBr sehingga
dihasilkan Bromin (Br2) yang membetuk eosin merah. Dan bila pengujian mengadung larutan
iodin I2 akan menimbulkan bercak merah muda pada kertas saring.
            Perbedaan teori dan hasil yang diperoleh ini mungki  disebabkan karena tidak
terdapatnya halogen brbas saat larutan uji diteteskan pada kertas I 2, selain itu dapat pula
disebabkan karena pengaruh dari larutan atau zat yang digunakan pada percobaan ini sudah
lama dibuat dan tersimpan dalam botol sehingga menyebabkan kandungan dari zat tersebut
sudah hilang dan menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna pada saat dilakukan
percobaan tersebut.
            Uji selanjutnya pada percobaan ini, yaitu pembentukan garam halida. Pada pembentukan
garam halida, menyiapkan 6 tabung reaksi, dimana masing-masing uji yaitu NaCl, NaBr dan KI
membutuhkan 2 tabung reaksi. Pada tabung pertama yaitu memipet larutan C 6H12O6 sebanyak 1
ml larutannya berwarna bening dan terdapat endapan kemudian setelah itu tetesi lagi dengan
beberapa tetes NaCl warnanya tetap tetapi menjadi keruh.
            Lalu pada tabung kedua yaitu memipet C6H12O6 sebanyak 1 ml larutannya berwarna
bening dan terdapat endapan kemudian setelah itu tetesi lagi dengan beberapa tetes KI
warnanya tetap bening dan endpannya berkurang. Pada tabung ketiga dilakukan pemipetan
NaCl sebanyak 1 ml ditambahkan dengan beberapa tetes AgNO 3 dimana masing-masing larutan
tak berwarna dan menghasilkan larutan yang keruh.
            Pada tabung keempat meneteskan larutan NaCl 1 ml yang ditambahkan dengan beberapa
tetes Pb(NO3)2 tak berwarna kemudian dipanaskan menghasilkan larutan jernih. Sedangkan
pada larutan KI yang tidak berwarna menghasilkan warna larutan menjadi agak keruh (putih
kehijauan / kuning kehijauan + ada endapan) itu terdapat pada tabung kelima.
            Dan pada tabung keemam menghasilkan warna larutan kuning dan terdapat endapan
kuning setelah ditambahkan beberpa tetes Pb(NO3)2.
            Pada pembuatan garam halida juga diperoleh hasil yang postif sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa larutan NaCl yang ditetesi dengan larutan AgNO 3 menyebabkan larutan
menjadi keruh dan larutan NaCl yang ditambahkan dengan larutan Pb(NO 3)2 akan
menghasilkan warna jernih pada larutan setelah dipanaskan dan pada larutan KI setelah
ditetesi dengan larutan AgNO3 akan tampak warna keruh dan pada larutan KI setelah ditetesi
dengan larutan Pb(NO3)2 akan timbul warna kuning.
            Hal tersebut terjadi karena halogen bersifat menerima satu elektron dari atom atau unsur
lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama membentuk ikatan kovalen.
Atom unsur halgen sangat mudah menerima elektron atau membentuk ion bermuatan negative
satu sehingga dapat bereakis dengan unsur lain dan membentuk garam halida apabila
direaksikan dengan unsur atau senyawa.

H. Pertanyaan
1.      Golongan halogen dapat membentuk asam halide yang dikenal sebagai asam kuat, kecuali
asam fluorida. Jelaskan mengapa demikian !           
Jawab ; Karena asam fluoride dalam larutannnya hanya sedikit yang terionisai menjadi ion-
ionnya. Berbeda dengan unsur lain dalam golongan halogen yang larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya yang membentuk asam kuat dan HF relative lemah
2.       Tuliskan Cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan halogen  !
                   Jawab ;
 Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara
mengoksidasi senyawa halida dengan MnO2 atau KmnO4  dalam asam (H2SO4pekat).
             X-   +  MnO4  +   H+   →   X2   +   Mn2+  +  H2 O
ü  Cl2                : Mereaksikan suatu halida dengan H2so4 encer dan Mn02
                                     2CL + MnO2 + 4H+  Mn2+ + 2H2O + Cl2
                                    Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan Mn04
                                     2Mn04+ + 10 Cl- + 16H -  2Mn2+ + 8H2O +5CL2
ü     Br2                : Mereaksikan  suatu halide dengan H2SO4 encer dan MnO2
                                                              Mn O2 + 4H+ + 2BR  Mn2+  + 2H2O + Br2
                                                               Oksidasi Bronda dengan KHLOR
                                     Cl2 + Br -  2Cl- + Br2
ü  I2                  : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2
                                    Mn O2 + 4H+ + 2I -  2Mn2 + + 2H2O + I2
                                    Oksidasi iodida dengan gas kalor
                                Cl2 + I-  2Cl - + I2
      
3.       Informasi terbaru apa yang terkini yang pernah anda dengar mengenai halogen ?
Jawab ;
Lampu halogen adakan sebuah lampu pijar di mana sebuah filamen wolfram disegel di
dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit
unsur halogen seperti iodin atau bromin. Putaran halogen menambah umur dari bola lampu
dan mencegah penggelapan kaca sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu
bagian dalam kembali ke filamen. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu
yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan
efisiensi yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa (10-30 lm/W), dan juga memancarkan cahaya
dengan suhu warna yang lebih tinggi
Fungsi dari halogen dalam lampu adalah untuk membalik reaksi kimia penguapan
wolfram dari filamen. Pada lampu pijar biasa, serbuk wolfram biasanya ditimbun pada bola
lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu bersih dan keluaran cahaya tetap konstan hampir
seumur hidup. Pada suhu sedang, halogen bereaksi dengan wolfram yang
menguap, halida wolfram(V) bromin yang terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam.
I. Kesimpulan
            Berdasarkan Percobaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan ;
1. Pada percobaan kertas saring I2 dengan NaCl hasilnya negative begitupun juga dengan rekasi
saring I2 dengan KI yang hasilnya juga negative hal tersebut membuktikan bahwa tidak
terdapat halogen bebas
  Sifat kimia adalah perubahan yang dialami suatu benda yang memebentuk zat baru. Ciri ciri
suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru
  Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru
2. Metode fluorensia adalah metode yang memggunakan kertas saring fluorensia namun     pada
saat praktikum larutan diganti dengan I2  sehingga kertas saring ditetesi I2 kemudian ditetesi
dengan sampel yaitu yang mengadung unsur halogen dan melihat ada tidaknya halogen bebas.
3. Garam halida dapat terbentuk dikarenakan halogen memiliki kelektronegatifan lebih    besar
dibandingkan dengan halida
4. Reaksi-reaksi yang terjadi pada saat percobaan;

                             a. NaCl + AgNO3                     AgCl    + NaNO3

b.    2NaCl + Pb(NO3)2   PbCl2    + 2NaNO3

c.    NaBr + AgNO3                  AgBr   + NaNO3

d.    KI + AgNO3           AgI   + KNO3


5. Golongan VII A disebut golongan halogen dikarenakan unsur-unsur yang terdapat pada
golongan VII A dapat bereaksi dengan logam dan membentuk garam dapur serta bersifat sangat
reaktif, maksudnya cenderung menyerap zat elektron membentuk ion bermuatan negative
J. Daftar Pustaka
1.      Cotton, F. Albert Cotton dan Geoffrey Wilkinson. Basic Inorganic Chemistry. Terj.  Sahati
Suharto. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press, 1989
2.      D.,Budevsky. 1979. Poundation of chemical analysis.lomdon ; Elis Horwoad
3.      Ranawijaya ; jahja. 1985. Ilmu kimia 2. Jakarta; Depdikbud
4.      Sugiyarto, Kristian H.. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2004
5.      Svehla, G.. Textbook of Macro and Semimicro Qualitatif Inorganic Anaylisis. Terj. L. Setiono
dan A. Hadyana Pudjaatmaka. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1985

HALOGEN
Tujuan Percobaan :
  -Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen dengan      
Metode fluoresein dan garam halida.
 - Untuk mengetahui pembentukan garam halida.
 -Untuk menentukan halogen bebas dengan fluoresein.
 -Untuk mengetahui perbedaan garam halida yang terbentuk dari larutan perak nitrat.
 -Untuk mengetahui sifat oksidator halogen.

DASAR TEORI
Halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A. Halogen berasal dari bahasa
yunani, “Halos” yang artinya garam dan “Genes” yang artinya pembentuk. Halogen sebagai pembentuk
garam. Unsur-unsur pembentuk garam tersebut terdirib dari Fluorin (F), Klorin(Cl), Bromin (Br),Yodin
(I),Astatin (At) unsur ununseptim (uus) yang belum ditemukan.
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17
dalam  tabel sistem periodik unsur yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵.  Istilah
halogen  berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani,
yaitu halo genes yang artinya pembentuk garamkarena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam
membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam  yang saling berkaitan erat, lincah,
dan berwarna terang. Secara alamiah bentuk molekulnya diatomic, ntuk mencapai keadaan stabil atom-
atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom  lain atau dengan  menggunakan  pasangan elektron
secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom  unsur halogen sangat mudah menerima
elektron dan  membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang
terbentuk oleh ion ini disebut halida. Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena
kecenderungannya membentuk  ion negatif.
 Selain itu, halogen mempunyai sifat-sifat kimia :
1.      Semua unsur halogen dapat membentuk senyawa dengan  penarikan satu elektron dari luar maupun
secara kovalen.
2.      Umumnya unsur-unsur halogen memiliki tingkat oksidasi -1, namun demikian halogen dapat pula
memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5 dan +7 kecuali flourin.
3.      Semua unsur halogen merupakan oksidator yang sangat kuat. Kekuatan oksidator ini berkurang dari
fluorin ke iodin.
4.      Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur logam dan beberapa unsur non logam. Fluorin
merupakan unsur yang paling reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen yang lain
sesuai dengan kenaikan  nomor atom.
5.      Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen  membentuk asam halida (HX).
6.      Kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat membentuk asam oksi dengan rumus HXO, HXO₂,
HXO₃ dan HXO4 yang disebut sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat dan asam perhalat.
7.      Unsur-unsur halogen dapat pula bergabung dengan sesama unsur halogen membenuk senyawa antar
halogen.
Fluorin merupakan salah satu unsur halogen berbentuk gas (non logam) yang sangat reaktif,
beracun, korosif, berbau menyengat dan tidak enak serta berwarna kuning kehijau-hijauan, karena
merupakan unsur yang reaktif, maka fluorin depat membentuk beberapa jenis senyawa seperti hidrogen
fluorid, natrium fluorid dan lain-lain.
Bromin merupakan unsur halogen yang beracun dan mudah menguap untuk membentuk molekul
gas diatomik. Cairan bromin dapat menimbulka luka apabila kontak langsung dengan kulit dan luka
tersebut sembuh dalam jangka yang lama. Bromin dapat larut dalam air dan sangat larut dalam pelarut-
pelarut organik seperti alkohol, eter, kloroform dan karbon disulfide. Selain itu juga bromin dapat
membentuk senyawa-senyawa seperti HBr, HOBr dan beberapa senyawa lainnya. Di alam bromin tidak
terdapat dalam bentuk unsur bebas tetapi ditemukan dalam senyawa-senyawa bromida.
          Beberapa sifat fisika dari halogen yaitu kenaikan titik didih dan titik lelehnya disebabkan dengan
bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai
gaya tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih
kecil.
Halogen mempunyai energi pengionan dan keelektronegatifan yang paling tinggi dari keluarga
unsur yang manapun. Dari golongan VIIA fluorlah yang paling erat memegang elekton-elektronnya dan
iod yang paling lemah.
          Selain sifat fisika,  halogen juga mempunyai beberapa sifat kimia yaitu ada suatu penurunan yang
teratur dalam keaktifan kimiadari fluor sampai iod, sebagaimana yang ditunjukkan oleh kecenderungan
dalam kekuatan oksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua (diatom) itu, F 2 merupakan zat
pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor
maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-
logam aktif terbakar dalam salah satu gas itu dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor
yang lebih besar dibandingkan klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan biasa termasuk kayu dan
beberapa plastik  akan menyala dalam atmosfer fluor.
            Fluorin menempati urutan ke 13 dalam hal kelimpahan dibatuan-batuan dalam kerak bumi dan
senyawanya digunakan sejak tahun 1670 untuk elsa dekoratif pada kaca. Namun, upaya berani untuk
mengisolasinya sebagai unsur bebas gagal selama bertahun-tahun sampai tahun 1886. Kesulitan
memperoleh fluorin unsur ini disebabkan karena sifat pengoksidasinya yang paling kuat. Unsur halogen
lain tergolong sedang sampai sangat baik menerima elektron dalam media berair.
                Fluorin merupakan zat pengoksidasi yang kuat yang dibuat hanya melalui elektrolisis. Sel
elektrolisis kalium fluoride dilarutkan dalam cairan hidrogen fluorida. Elektrolisis meghasilkan gas
hidrogen pada katoda dan gas fluorin pada anoda. Fluorin diproduksi secara komersial dalam jumlah
besar untuk industri batang bahan bakar nuklir uranium. Logam uranium direaksikan dengan fluorin
berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF 6, suatu padatan putih yang mudah menguap. Uap
senyawa ini dipisahkan melalui difusi untuk menghasilkan campuran yang mengandung bahan nuklir
sekitar 4%.
                        Klor suatu bahan kimia industri yang utama, diproduksi secara komersial dengan beberapa
cara, kedua cara atau proses utama melibatkan elektrolisis larutan natrium klorida pekat yang disebut
“brine” (larutan pekat garam). Digunakan larutan pekat garam karena dalam larutan klorida encer O 2dan
bukan Cl2 yang akan dihasilkan pada anoda. Metode elektrolisis yang utama adalah proses diafragma yang
dilakukan dalam suatu alat yang menjadikan lebih dari tiga perempat dari klor/natrium hidroksida yang
diproduksi secara elektrolisis.
                  Bromin (Br) dapat diperoleh dari air laut melalui oksidasi ion bromid dalam larutan oleh
klorin. Secara komersial, bromida diproduksi dari air laut panas yang dialirkan ke puncak menara,
sedangkan uap panas dan klorin dimasukkan dari bawah menara. Bromida dan uap air yang keluar dari
puncak menara diembunkan, menghasilkan distilasi lapisan terpisah. Bromin pada bawah menara dan air
diatasnya. Lapisan bromida dialirkan dan dimurnikan melalui proses destilasi. Bromida banyak digunakan
untuk industri senyawa bromida meliputi metal bromida, CH 3Br (sebagai
peptisida), perak bromid (untuk film fotografi) dan logam alkali bromid (untuk sedatif). Sedangkan unsur
halogen yang keempat yaitu iod diproduksi dari air asin alam melalui oksidasi I dengan klroin yaitu :
2I + Cl2           I2 + 2Cl-
Iodin  juga diproduksi dari natrium iodat, suatu pengotor dalam garam Chili, NaNO 3, melalui
reduksi ion iodat oleh natrium hidrogen sulfit. Iodin juga digunakan untuk membuat film fotografi dan
kalium iodida sebagain nutrisi makanan ternak.
Bilangan iodin menunjukkan ukuran ketidakjenuhan atau banyaknya ikatan rangkap yang
terdapat pada asam lemak yang menyusun gliserida dari suatu minyak atau lemak. Nilai bilangan iodin
merupakan parameter mutu minyak yang penting karena digunakan untuk menyatakan derajat
ketidakjenuhan suatu minyak atau lemak. Selain itu, dapat juga dipergunakan untuk menggolongkan jenis
minyak pengering dan minyak bukan pengering. Minyak pengering mempunyai bilangan iodin yang lebih
dari 130, sedangkan minyak yang mempunyai bilangan iodin antara 100 sampai 130 bersifat setengah
mongering.
Halida adalah senyawa biner dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan
bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil
daripada atom halogen, untuk membentuk suatu senya
senyawahalogen fluorida, klorida, bromida, iodida atau astatin.
Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam pada elemen grup 1 akan membentuk halida
yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan. Ion halida adalah suatu atom hidrogen yang mengikat
muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida (F-), klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-) serta unsur
halogen yaitu  astatin (At). Semua ion ini terdapat pada garam halida ion.
Suatu senyawa dari dua halogen disebut senyawa antarhalogen. Dalam suatu reaksi antara dua
halogen, unsur yang lebih elektonrgatif adalah zat pengoksidasinya dan diberi bilangan oksidasi negatif
dalam senyawa itu. Diagram emf untuk halogen, ion halida. Senyawa anorganik penting dari halogen
adalah salah satunya halida, asamokso halogen garamnya. Setiap unsur halogen membentuk senyawa
biner dengan hidrogen: HF, HCl, HBr dan HI. Semuanya merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang
sangat tajam. Dimana hidrogen halida larut dalam air menghasilkan larutan asam yang dinamakan asam
hidrohalida. Hidrogen halide dapat dibentuk langsung melalui penggabungan unsur-unsurnya. Fluorin dan
hidrogen bereaksi secara hebat. Reaksinya tidak memiliki nilai komersial yang penting sebab flourin
normalnya dibuat dari hidrogen fluorida. Klorin dibakar dalam hidrogen berlebih menghasilkan hidrogen 
klorida yang digunakan dalam industri.                       
ALAT DAN BAHAN
ALAT
NO Nama Ukuran Jumlah
1 Gelas Kimia 250mL 1 buah
500 mL 1 buah
2 Gelas Ukur 100 mL 1 set
3 Pipet tetes Sedang 4 Buah
4 Tabung reaksi Sedang 6 buah
5 Kaca Arloji Sedang 4 buah
6 Penjepit Sedang 1 buah
7 Bunsen Sedang 1buah
8 Corong Sedang 1buah
9 Timbangan 1buah
10 Spatula Kecil 1buah
11 Batang Pengaduk Sedang 1buah
12 Rak Tabung Sedang 1 buah
13 Label
BAHAN
NO Nama Konsentrasi Jumlah
1 Kerta Saring 3 buah
2 Aqua 50 mL
3 PbNO3(aq) 0,1 M 2 tetes
4 NaCl (aq) 0,1 M 4 mL
5 AgNO3(aq) 0,1 M 2 Tetes
6 KI 0,1 M 4 mL
PROSEDUR KERJA
a.Uji Halogen Bebas
NO Perlakuan Hasil Pengamatan
a I2 + NaCl   Kertas saring (putih) ditetesi I2 (kuning) →  coklat
tua→  agak kering coklat mudah → krem(kering)
  Setelah NaCl ditetesi kertas I2 terjadi perubahan
warna lebih lama terjadi ketika ditetesi
NaClwarna dari krem keputih, bercak
kecoklatannya lebih bsedikit, kertas terlihat lebih
bersih dari sampel B.
b I2 + KI Perubahan warnanya terjadi lebih cepat ,warna
dari krem keputih, bercak ke coklatannya
menumpuk.
c C6H12O6 + KI Bening
d C6H12O6  + NaCl Bening

b. Uji Garam Halida


N Perlakuan Hasil Pengamatan
O
1 NaCl + AgNO3 Awalnya putih jernih setelah ditetesi NaCl
warnanya jadi keru.
2 NaCl + Pb(NO3)2→  dipanaskan Awalnya jernih→  keru→ setelah dipanaskan
kembali jernih
3 KI + AgNO3 Awalnya warnanya kuning lama kelamaan jadi
keru.
4 KI + Pb(NO3)2 Awalnya kuning pekat jernih lama kelamaan jadi
keru dan menghasilkan endapan.

Pembahasan
            Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menguji halogen bebas dan membedakan garam
halida yang trbentuk dari reaksi antara halogen dengan perak nitrat (Pb(NO 3)2). Percobaan pertama
dilakukan untuk menguji halogen bebas dengan kertas Iodium dimana reaksi antarakertas iodium dengan
halogen akan memberikan warna tertentu pada kertas Iodium.
            Awalnya melakukan perendaman kertas saring dalam larutan Iodium dan NaCl. Perendaman
dilakukan sebanyak 2 kali percobaan dengan kertas saring, satu kertas saring direndam dan lalu diangkat,
begitu juga kertas yang kedua. Fungsi dari perendaman ini adalah untuk membandingkan siapa yang lebih
cepat kering dan siapa yang lebih bersih.
            Berdasarkan hasil pengamatan pada kertas Iodium + NaCl menghasilkan warna Krem, Kalium
Iodida (KI) menghasilkan perubahan warna terjadi lebih cepat, warnanya dari krem menjadi putih dan
bercak kecoklatannya/lebih banyak, sedangkan C 6H12O6 + KI menghasilkan warna bening begitu pula
C6H12O6 + NaCl menghasilkan warnanya juga bening.
            Dalam pembuatan garam halida digunakan beberapa asam halida sebagai reaktan atau sebagai
pereaksi, penambahan perak nitrat (AgNO 3). Pada Natrium Klorida (NaCl) menghasilkan larutan yang
berwarna keruh.
            Pada penambahan Timbal Nitrat (PbNO3) pada Natrium Klorida (NaCl) menghasilkan warna
bening. Awalnya larutan yang dihasilkan berwarna bening tetapi setelah dipanaskan warnanya berubah
menjadi keruh. Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori dimana reaksi antara timbal dan klorida suatu
perubahan warna.
            Pada pertambahan perak nitrat pada laruta kalium iodida menghasilkan larutan berwarna keruh.
Penambahan timbal nitrat pada larutan kalium iodida menghasilkan larutan berwarna kuning pekat
(awalnya) lama kelamaan jadi keruh dan terdapat endapan.
PERTANYAAN
1.      Golongan halogen dapat membentuk asam halida yang dikenal sebagai asam kuat, kecuali asam
fluorida, jelaskan mengapa demikian!
Jawab : Karena asam fluorida adalah asam lemah, karena ikatan hidrogen antara Hf dan molekul air yang
membatasi tingkat disosiasi menjadi ion. Ikatan hidrogen antara molekul  Hf menyumbang titik didih
yang relatif tinggi. Hidrogen fluorida jika dibandingkan dengan hidrogen lainnya.
2.      Tuliskan cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan halogen
Jawab : CH4 + 2F2 →  C + 4Hf
3.      Informasi terbaru apa yang terkini yang perna anda dengar mengenai Halogen
Jawab : Lampu Halogen adalah sebuah lampu pijar dimana sebuah filamer wolframdisegel didalam
sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin dan
bromin.

KESIMPULAN
  Halogen bebes dapat dideteksi dengan kertas iodium dimana natrium krorida membentuk warna
krem(kining), kertas iodium  dan kalium iodida membentuk warna putih.
  Halogen dapat membentuk senyawa garam halida.
  Perbedaan garam halida yang terbentuk, yaitu:
      Reaksi Natrium Klorida (NaCl) dengan perak nitrat (AgNO 3) menghasilkan larutan brwarna keru.
Reaksi natrium klorida (NaCl) dan timbal nitrat (Pb(NO 3)2) yang dipanaskan yang menghasilkan larutan
jernih.
      Reaksi kalium iodida  dan perak nitrat menghasilkan larutan yang berwarna kuning, lama kelamaan jadi
keru.
      Reaksi kalium iodida dengan timbal nitrat menghasilkan berwarnakuning pekat jernih, lama kelamaan
jadi keru dan menghasilkan endapan.

 
satu merupakan reaksi antara larutan besi (II) sulfat dengan air bromine.larutan besi (II) sulfat berwarna
hijau muda bening dan air
bromine berwarna oranye sehingga dihasilkan warna kuning bening. Saat reaksitidak berbau dan tidak
menimbulkan gas. Kemudian larutan tersebutditambahkan NaOH (tidak berwarna) sehingga didalam
tabung terbentukawan berwarna hitam. Tabung dua merupakan reaksi antara larutan besi(II) sulfat dengan
air. larutan besi (II) sulfat berwarna hijau muda beningdan air tidak berwarna sehingga dihasilkan larutan
tidak berwarna. Saatreaksi tidak berbau dan tidak menimbulkan gas. Kemudian larutan
tersebutditambahkan NaOH (tidak berwarna) sehingga didalam tabung terbentukawan hijau toska.Pada
percobaan terakhir dilakukan percobaan untuk mengetahuikeraktifan relative air bromine sebagai
oksidator. Reaksi dilakukan denganmereaksikan air bromine(oranye) dengan larutan KI (tidak berwarna).
Sast bereaksi tidak timbul baud an warna oranye dari air bromine perlahan-lahan menjadi semakin gelap.
Sehingga pada akhir reaksi diperoleh
larutan berwarna merah kehitaman. Setelah itu, CCL4(tidak berwarna)ditambahkan pada
larutan tersebut, saat bereaksi warna larutan menjadisemakin pudar dan terjadi penggumpalan dibwah
tabung reaksi. Dan padaakhirnya, terdapat 2 lapisan pada tabung reaksi yaitu, lapisan
atas berwarna merah, dan lapisan bawah berwarna seperti agar-agar berwarna pink.H.
 
PembahasanPercobaan pertama yang dilakukan adalah pembuatan klorin dilakukandengan mereaksikan
MnO2, KMnO4, K2Cr2O7 dan PbO2 dengan HCL pekat dan kemudian ditambahkan dengan air untuk
menghentikan munculnyagas yang keluar akibat reaksi. Berdasarkan data hasil pengamatan dan
analisisdata reaksi antara larutan MnO2 + HCl+ air menghasilkan larutan yang berwarna hijau kehitaman
dan menghasilkan gas yang berbau tidak sedap.Warna hijau kehitaman timbul dari reaksi antara Mg 2+
dengan 2 Cl - ,sedangkan gas dan bau tidak sedap timbul akibat terbentuknya Cl 2 .Adapun persamaan
reaksinya adalah sbg berikutTulisssss ya adel cantikkkk!!Reaksi selanjutnya yaitu reaksi antara larutan
KmnO2+ Hcl+ airmenghasilkan larutan yang memilikin 2 lapisan, yaitu bagian bawah berwarnacoklat
dan yang diatas berwarna ungu kehitaman, serta menimbulkan gasyang berbau tidak sedap.
. Warna ungu kehitaman timbul dari……, warnacoklat merupakan warna larutan…….sedangkan gas dan
bau tidak sedap
timbul akibat terbentuknya Cl 2 .Adapun persamaan reaksinya adalah sbg berikutTulisssss ya adel
cantikkkk!!Reaksi selanjutnya yaitu reaksi antara K2Cr2O7 +HCl+air menghasilkanlarutan yang
berwarna kuning oil dan menimbulkan gas yang berbau tidak
sedap. Warna kuning oil timbul dari…..sedangkan gas dan bau tidak sedap
timbul akibat terbentuknya Cl 2 .

 
Adapun persamaan reaksinya adalah sbg berikutTulisssss ya adel cantikkkk!!Reaksi selanjutnya yaitu
reaksi antara PbO2 padat+HCl +air menghasilkanwarna hijau muda dan menimbulkan gas yang berbau
tidak sedap. Warnahijau muda
timbul dari…..sedangkan g
as yang timbul dan bau tidak sedaptimbul akibat terbentuknya Cl 2 .Adapun persamaan reaksinya adalah
sbg berikutTulisssss ya adel cantikkkk!!Pada percobaan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui
cara pembuatan dan sifat-sifat bromine dan iodine. Pada pembuatan dan sifat-sifat bromine dilakukan
dengan mereaksikan padatan NaBr dan MnO2dengan H2SO4 pekat. Sehingga diperoleh larutan yang
berwarna hijaulumut. Saat reaksi ini terjadi, terdapat gas berwarna coklat yang timbul dan berbau
menyengat. Ini merupakan sifat dari gas bromine.Adapun persamaan reaksinya adalah sbg
berikutTulisssss ya adel cantikkkk!!Kemudian larutan
hasil reaksi ditambahkan dengan CCl4, danmenghasilkan larutan dengan 2 lapisan. Lapisan bawah
berwarna coklat,dan lapisan atas berwarna hijau lumut. Lapisan bawah yang berwarnacoklat merupakan
warna bromine yang terikat dalam CCl4 sedangkanwarna hijau lumut merupakan warna
larutan.....Adapun persamaan reaksinya adalah sbg berikutTulisssss ya adel cantikkkk!!Sedangkan untuk
pembuatan dan mengetahui sifat-sifat iodine.dilakukan dengan mereaksikan padatan KI dan MnO2
dengan
H2SO4 pekat. Setelah direaksikan reaksi ini akan menghasilkan larutan yang berwarna oranye. Saat reaks
i ini terjadi, terdapat gas yang timbul dan berbau menyengat. Setelah mereaksikan KI dan MnO2 dengan 
H2SO4 pekat, ditambahkan air agar menghilangkan gas yang timbul akibat reaksi.
Warna oranye merupakan….. sedangka gas yang timbul dan berbau
menyengat merupakan sifat gas bromine.Adapun persamaan reaksinya adalah sbg berikutTulisssss ya
adel cantikkkk!!Kemudian larutan yang dihasilkan oleh reaksi diatas dibagi menjadidua bagian. Bagian 1
ditambahkan dengan CCl4, sehingga menghasilkanlarutan dengan 2 lapisan. Lapisan bawah berwarna
pink, dan lapisan atas berwarna oranye.Bagian 2 ditambahkan kanji sehingga menghasilkan
larutan berwarna hitam. Hal ini dapat timbul dikarenakan
…..
 

Anda mungkin juga menyukai