Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

“Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara bagi Indonesia
dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan”

DOSEN PEMBIMBING :

Heri Masjudi, s.pi, M.Si

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

LEONARDO BATARA. H (2104126061)


FITRIA MAI YONA (2104111022)
M. HAFIS HABCI AMRAN (2104113711)
RAFAEL PURVANCE H. C (2104112153)
PUTRI NADIA AHMAD (2104113943)
RETNO DWI SEPTIASARI (2104126506)
M. RICO FAHRIZAL (2104113704

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERISTAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampai kepada Tuhan yang maha esa yang melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dari Kelompok 7 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara bagi Indonesia
dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan” dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa
hak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami sampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah kami ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tatanan bahasanya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan
dalam makalah ini kami menerima semua kritikan dan saran dari pembaca agar kami bisa
menjadi lebih baik kedepannya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih, dan kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan atau ilmu bagi pembaca dan semoga bermanfaat untuk kedepannya.

Pekanbaru, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ···············································································································
····················································································································································

DAFTAR ISI ···························································································································

BAB 1 PENDAHULUAN ·········································································································

1.1 LATAR BELAKANG ·······························································································


1.2 RUMUSAN MASALAH ·························································································
1.3 TUJUAN PENULISAN ···························································································

BAB 2 PEMBAHASAN ···········································································································


2.1 KETAHANAN SOSIAL ·······························································································
2.2 BELA NEGARA ·········································································································

BAB 3 PENUTUP ···················································································································


3.1 KESIMPULAN ············································································································
3.2 SARAN ······················································································································
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi
kenegaraan Indonesia. Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna
menjamin serta memperkuat kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka
mempertahankan kesatuannya, menghadapi ancaman yang datang maupun
mengupayakan sumber daya guna memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian,
ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk mempertahankan
persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya, menghadapi
segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu melangsungkan
kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi ketahanan
bangsa ini dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan Nasional
disingkat Tannas. Upaya menyelenggarakan ketahanan nasional ini dapat diwujudkan
dengan belanegara.

Asas ketahanan nasional Indonesia adalah kode etik yang didasarkan pada nilai-
nilai yang disusun berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan Nusantara. Ini adalah
kondisi prasyarat utama bagi negara-negara berkembang difokuskan pada
mempertahankan kelangsungan hidup mereka.

Bela Negara ialah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan
menyeluruh, tertaur dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan “eksistensi” hidup Bangsa dan
Negara.

Bela negara juga dapat diartikan sebagai suatu konsep yang disusun oleh
perangkat perundungan dan petinggi sebuah negara tentang patriotism seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan menjaga
dan mempertahankan keberlangsungan negara tersebut.

1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah kali ini adalah Tantangan ketahanan Nasional danBela
Negara dalam membangun komitmen, Kolektif, dan Kebnagsaan.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
dan untuk memenuhi kebutuhan tugas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ketahanan sosial


Istilah ketahanan Nasional memang emiliki pengertian dan cakupan yang luas. Sejak
konsep ini diperkenalkan oleh lembaga pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas
RI) pada sekitar tahun 1960-an, terjadi perkembangan dan dinamika konsepsi ketahanan
nasional sampai sekarang ini.

Secara emitologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat,
dapat ,emguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Ketahanan memiliki makna
mampu, tahan, dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna
menjamin kelangsungan hidupnya. Sedangkan kata “Nasional” berasal dari kata nation yang
berate bangsa sebagai pengertian politik. Bangsa dalam pengertian politik adalah
persekutuan hidup dan orang-orang tang telah menegara. Ketahanan nasional secara
etimologi dapat diartikan sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam
pengertian politik.

Gambar 1.1 Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan


Indonesia. Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta
memperkuat kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan
kesatuannya, menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna
memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan
suatu bangsa untuk mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya
dukung kehidupannya, menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga
mampu melangsungkan kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut.
Konsepsi ketahanan bangsa ini dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama
Ketahanan Nasional disingkat Tannas. Upaya menyelenggarakan ketahanan nasional ini
dapat diwujudkan dengan belanegara

Asas ketahanan nasional Indonesia adalah kode etik yang didasarkan pada nilai-nilai
yang disusun berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan Nusantara. Ini adalah kondisi
prasyarat utama bagi negara-negara berkembang difokuskan pada mempertahankan
kelangsungan hidup mereka.

a) Azas Ketahanan Nasional Indonesia


Asas pertahanan nasional Indonesia adalah kode etik yang didasarkan
pada nilai-nilai hokum yang diatur dalam Pancasila, UUd 1945, dan persepsi
nasional yang terdiri dari:
 Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan Keamanan merupakan kebutuhan dasar
dan penting bagi manusia secara individu maupun kelompok
dalam masyarakat, bangsa dan negara. Karena kesejahteraan
dan kemanan menjadi prinsip dalam sisitem nasional dan nilai
intirinsiknya. Oleh karena itu keduannya harus sama-sama tidak
boleh diabaikan dan tetap diperlukan dala keadaan apapun,
karena mereka adalah parameter untuk tingka nasional suatu
bangsa dan negara.
Unutk mencapai kemanan dan kemakmuran sutu negara
harus memilki lembaga-lembaga kemanan dan kesejahteraan.
Untuk memastikan kemanan nasional digunakan adalah :
1) Menggunakan diploma untuk mengisolasi ancaman;
2) Menggunakan kekuatan ekonomi untuk bekerja sama;
3) Menggunakan layanan intelijen untuk mendeteksi
ancaman dan melindungi rahasia negara;
4) Menjaga angkatan bersenjata yang efektif
5) Melakukan pertahanan sipil;
6) Menjaga kebudayaan nasional
 Asas Komprehensif Integhral terpadu atau Komprehensif
System kehidupan Nasional mencakup semua aspek
kehidupan bangsa secara keseluruhan dan sistematis dlam
perwujudan persatuan dan kesatuan dari aspek seluruh harus
seimbang, harmonis dan selaras kegidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara.
 Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
1) Mawas ke dalam
Yang dimaksud dengan Mawas ke dalam ialah suatu
sikap waspada atau berhati-hati dengan situasi negara
yang tidak diinginkan dala sebuah bangsa dan negara.
2) Mawas ke luar
Mawas keluar beraeti waspada atau berhati-hati
dengan dampak negative yang ditimbulkan oleh dampak
dari interkasi yang berasal dari lingkungan strategis luar
negeri. Introspektif luar bertujuan untuk mengantisipasi
dan berpatisipasi dalam menghadapi dampak negative
dari lingkungan strategis luar negeri.
 Asas Kekeluargaan
Asas kekluargaan mengandung keadilan, kebijaksanaan,
persatuan, kerja sama, toleransi, dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b) Sifat-Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1) Mandiri
Kertahanan nasional adalah untuk percaya pada kemampuan mereka
sendiri dan kekuatan dengan keuletan dan ketangguhan tanpa mudah
mengundurkan diri dan menjaga nilai-nilai identitas, integritas dan
identitas nasional. Independence juga berarti memiliki kemampuan untuk
bertindak dan berpikir bahwa lebih dewasa dan bisa bertanggung jawab
untuk setiap tindakan. Kemerdekaan merupakan prasayarat untuk
kerjasama dengan negara-negara lain untuk mendapatkan saling
menghormati dalam pembangunan global.
2) Dinamis
Ketahanan nasional tidak tetap, tetapi dinamis atau dapat ditingkatkan
atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara dan
kondisi lingkungan strategis yang terjadi.
3) Wibawa
Keberhasilan system kemanan nasional Indonesia yang tangguh, kuat
dan tangguh dalam terus menerus, berkelanjutan dan seimbang akan
meningkatkan kemampuan bangsa dan kekuatan yang dapat menjadi
perhatian orang lain.
4) Konsultasi dan Kerjasama
Konsep ketahnan tidak nasional menempatkan konfrontasi dan sikap
antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata-
mata untuk keuntungan mereka sendiri, tetapi lebih pada sikap
konsultatif dan kerjasama dan saling menghormati, menghargai dan
mengandalkan kekuatan kepribadian moral dan bangsa.
c) Ciri-Ciri Ketahanan Nasional
Ciri-ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama
bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya pertahanan, tetapi juga
untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dab
gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

2.2 Bela negara


Bela Negara ialah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan menyeluruh,
tertaur dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan “eksistensi” hidup Bangsa dan Negara.

Bela negara juga dapat diartikan sebagai suatu konsep yang disusun oleh perangkat
perundungan dan petinggi sebuah negara tentang patriotism seseorang, suatu kelompok
atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan menjaga dan
mempertahankan keberlangsungan negara tersebut.

Gambar 1.2 Bela Negara

a. Pengertian Bela Negara Menurut undang-undang


 Menurut UU no. 20 tahun 1982 Bab 1 pasal 1 ayat 2, bela negara adalah tekad.
Sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut
yang dilandasi kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideology negara dan
kerelaan untuk berkorban guna meniadakansetiap ancamanbaik dari luar negeri
maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan jedaulatan
negara, kestauan dan persatuan, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945
 Seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin sisre
pertahanan semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat terlatih (ratih)
yang terdiri dari berbagai unsur misalnya resimen mahasiswa, perlawanan rakyat,
pertahanan sipil,mitra babinsa, okp yang telah mengikuti pendidikan dasar militer
dan lainnya.

b. Dasar Hukum Bela Negara


Amandemen pasal 27 dan pasal 30 UUD 1945 dan UU no. 39 tahun 1999 tentang
HAM
 UU no. 39/1999 tentang HAM
BAB IV (Kewajiban dasar) pasal 68 berbunyi : “Setiap warga negara wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.”
 BAB X dijelaskan warga negara dan penduduk menurut pasal 27 ayat 3
berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikuy serta dalam upaya
pembelaan negara.”
 BAB XII pasal 30 pertahanan dan kemanan negara berbunyi
1) Dengan Undang-Undang, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui system
pertahanan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkata Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi dan memlihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, masyarakat serta menegakkan hokum.
5) Susunan kedudukan TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Hubungan kewenangan TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
di dalam menjalankan tugas syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan, serta hal-hal yang terkait
dengan pertahanan dan keamanan negara diatur dengan UU.
c. Bela Negara Secara fisik
Menurut UNdang-Undang No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemelitiran. Sekarang
ini Pelatihan Dasar Kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih),
meskipun Konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari Undang-Undang No. 20
Tahun 1982.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar
Militer, dan lain-lain. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang
disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya
bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu
pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
Sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana
Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur.

d. Bela Negara Secara Nonfisik


Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara
keikutsertaan warga negara dalam membela negara secara nonfisik dapat
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan
profesi. Pendidikan Kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan
semangat semangat kebangsaan dancinta tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan dapat
dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur nonformal
(social kemasyarakatan).

e. pengalaman Sejarah Ketahanan dan Bela Negara


Rangkaian sejarah upaya penyelenggaraan pertahanan keamanan negara
sejak tahun 1925, telah membuktikan kebenaran rumusan Bab XIII pasal 30 UUD
1945 bahwa:
1. Pembelaan negara atau pertahanan keamanan negara merupakan factor
hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tanpa
mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dalam negeri, tidak mungkin
negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dapat tetap tegak berdiri sampai saat ini.
2. Bangsa Indonesia dalam membela dan mempertahankan kemerdekaannya
senantiasa mendasarkan diri pada perjuangan dan keikutsertaan seluruh
rakyat secara spontan, yang didorong oleh rasa senasib serta system
penyelenggaraan pertahanan kemanan negara Republik Indonesia

Gambar 1.3 Peta Indonesia

f. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela
Negara
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita, konsep
ketahanan nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga
tidak berujung pada kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbuti
pada saat bangsa Indonesia menghadapi ancaman komunisme tahun 1965 dan yang
lebih aktual menghadapi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1997-1998. Sampai saat
ini kita masih kuat bertahan dalam wujud NKRI.
Ketahanan nasional sebagai kondisi, salah satu wajah Tannas, akan selalu
menunjukkan dinamika sejalan dengan keadaan atau obyektif yang ada di masyarakat
kita. Sebagai kondisi, gambaran Tannas bisa berubah-ubah, kadang tinggi, kadang
rendah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan Indonesia.
Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta memperkuat
kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan kesatuannya,
menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi kebutuhan
hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk
mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya,
menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu melangsungkan
kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut.

Bela Negara ialah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan menyeluruh,
tertaur dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan “eksistensi” hidup Bangsa dan Negara.

Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkata Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memlihara keutuhan
dan kedaulatan negara.

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, masyarakat serta menegakkan
hokum.

Susunan kedudukan TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hubungan


kewenangan TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugas
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan, serta hal-
hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan negara diatur dengan UU.

3.2 Saran
Masyarakat juga harus ikut serta dalam mempertahankan dan pembelaan negara
bersama Tentara Negara Indonesia dan Polisi Negara Republik Indonesia. Bisa membela
negara secara fisik maupun nonfisik yaitu dengan cara: Rakyat Terlatih “Ratih” (Bela negara
fisik), melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi
(nonfisik).
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, T. d. (2016).


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. ISBN 978-602-6470-02-7, 1-326.

Artikel Ketahanan Nasional oleh Dosen Pendidik 3, di terbitkan pada 31-08-2021

Artikel Pemgertian Bela Negara Oleh Dosen Pendidik 2 di terbitkan pada 05-08-2021

Anda mungkin juga menyukai