Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Rezha Anggi Clara

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030521558

Tanggal Lahir : 30 Agustus 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4323/Legislatif Indonesia

Kode/Nama Program Studi : 71/ Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 13/ UPBJJ BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 29 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rezha Anggi Clara


NIM : 030521558
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4323/Legislatif Indonesia
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : Batam

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Rabu, 29 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Demokrasi terpimpin merupakan respon terhadap kegagalan demokrasi liberal. Gagasan demokrasi
terpimpin berasal dari pemikiran Presiden Soekarno yang dituangkan dalam Konsepsi Presiden, di mana
aspek kekuasaan dipusatkan pada satu tangan, yaitu presiden. DPR-GR sebagai lembaga yang dibentuk
oleh presiden dalam masa demokrasi terpimpin memiliki tugas dan wewenang yang berbeda namun meski
dikenal sebagai lembaga perwakilan rakyat hal ini tidak mampu dibuktikan dari kinerja serta tugas
diembannya. Karena sejak dibentuk dan ditetapkan keanggotaan DPR-GR oleh Presiden Soekarno sudah
jelas dan menurut Peraturan Presiden No 32 tahun 1964 tugas DPR-GR adalah membantu
Presiden/Mandataris MPRS/Panglima Tertinggi/Pemimpin besar Revolusioner bukan dalam konteks
mengawasi lembaga eksekutif. Pada periode Demokrasi Terpimpin tidak diselanggarakan pemiliha umum,
namun komposisi dan keanggotaan DPR-GR ditentukan dan diangkat oleh Presiden Soekarno yang masih
berdasar hasil pemilu 1955, kecuali Masyumi dan PSI yang telah dibubarkan. Setelah pencabutan
Maklumat Pemerintah pada November 1945 tentang keleluasaan untuk mendirikan partai politik, Presiden
Soekarno mengurangi jumlah partai politik menjadi 10 parpol.

2. Di Indonesia sendiri menganut sistem Demokrasi dan dipimpin oleh seorang presiden sebagai pemimpin
Negara. Sistem pemerintahan demokrasi sendiri merupakan sebuah bentuk pemerintahan dimana seluruh
warga Negara memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan. sistem demokrasi di Indonesia menganut
dasar- dasar dari Pancasila. Sehingga hak pengambilan keputusan yang diberikan pada setiap warga Negara
harus menganut serta berdasarkan pada Pancasila. pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi
rakyat secara persuasif bersifat tidak memaksa dengan melakukan kegiatan retorika, dan sebagian besar
berhubungan dengan politik. Pemilu sendiri juga merupakan salah satu bentuk komunikasi terhadap massa.
Masa Orde baru lahir pada 1966 ditandai dengan keberhasilan pemerintah mengatasi permasalahan G. 30.
S/ PKI pada 1 oktober 1965. Masa Orde baru berakhir pada 1998 dipimpin oleh presiden Soeharto,
sedangkan masa Reformasi muncul di abad ke 16 dimana masa ini adalah masa setelah Orde baru. Masa
reformasi ditandai dengan penggulingan pemerintahan Soeharto oleh mahasiswa pada 1998. berikut
perbedaan pemilu pada masa orde baru dan masa saat ini atau masa reformasi:
 Pada masa orde baru menggunakan dasar UU No. 15 tahun 1969 sedangkan pada masa reformasi
menggunakan dasar UU No. 3 tahun 1999.
 Pada masa orde baru hanya ada 3 partai politik yaitu PDI, PPP, dan GOLKAR, sedangkan pada masa
reformasi ada 48 parpol.
 Hasil pemilu pada masa orde baru dimenangkan oleh GOLKAR sedangkan pada masa reformasi
dimenangkan oleh partai Demokrat.
 Pada masa orde baru tidak ada pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif secara
langsung sedangkan pada masa reformasi pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif
dipilih secara langsung.
 Hanya ada sekali pemilu pada masa orde baru sedangkan pada masa reformasi ada sekitar dua hingga
tiga kali untuk memilih partai anggota legislatif dan presiden beserta wakilnya.
 Pada masa orde baru diselenggarakan oleh pemerintah lewat KPU sedangkan pada masa reformasi
dilaksanakan oleh pemerintah lewat KPU secara bebas dan mandiri serta diikuti oleh seluruh parpol
dan peserta yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
 Kekuatan politik pada masa orde baru berada di tangan pemerintah sedangkan pada masa reformasi
berada di tangan tiap partai politik.
 Pada masa orde baru dimana rezim berkuasa yaitu GOLKAR bersikeras supaya menang, sedangkan
pada masa reformasi semua partai memiliki ambisi untuk menang dalam pemilu.
 Pada pemilu orde baru terjadi kekerasan oleh pemerintah dan aparat kepada rakyat sedangkan pada
masa reformasi kekerasan kerap terjadi antara parpol dan massa yang mendukung.

3. DPD atau Dewan Perwakilan Daerah . Adalah perwaklilan atas kepentingan daerah dalam pemerintahan,
DPD diamanahkan dalam pasal 22D UUD NRI 1945 sehingga dapat mengajukan RUU yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan daerah dan pemerinrah pusat, pembentukan, dan pemekaran serta
penggabungan daerah, DPD juga dapat memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama.
DPD sebagai lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara yang dipilih melalui
pemilihan umum dan memiliki tugas dan wewenang di antaranya mengajukan rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR serta melakukan pemantauan dan
evaluasi atas rancangan peraturan daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat alias DPR tugas utama dapat dibagi dalam tiga fungsi yaitu fungsi legislasi,
fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan [3] hal ini diamanahkan dalam pasal 20A UUD NRI 1945. Fungsi
pertama , legislasi, adalah kewenangan DPR dalam membuat UU. Mulai dari merancang undang-undang
(RUU), hingga disahkan menjadi UU oleh presiden.
Fungsi kedua , Anggran, DPR dapat membahas, memberikan proposal, menyetujui, atau menolak
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diajukan oleh presiden. Jika disetujui, RAPBN
akan menjadi APBN, jika disetujui dan diskusinya tidak disetujui, APBN tahun lalu bisa digunakan
kembali.Fungsi ketiga , pengawasan. DPR sebagai badan legislatif bekerja mengawasi badan eksekutif di
dalam UU dan APBN yang telah berlaku dan berlaku

4. Undang-undang Dasar 1945 pasal 20 ayat 1 menyebut bahwa, kekuasaan untuk membentuk UU ada di
Dewan Perwakilan Rakyat. Kemudian di pasal 20 ayat 2 disebutkan bahwa setiap rancangan UU (RUU)
dibahas oleh DPR bersama Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. Berdasarkan Pasal 10 ayat
(1) UU 12/2011, materi muatan yang harus diatur melalui UU adalah: pengaturan lebih lanjut mengenai
ketentuan UUD 1945; perintah suatu UU untuk diatur dengan UU; pengesahan perjanjian internasional
tertentu; tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau pemenuhan kebutuhan hukum dalam
masyarakat. proses pembentukan undang-undang diatur dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan pasal 16 sampai 23, pasal 43 sampai 51 dan pasal
65 sampai 74. Berdasar ketentuan tersebut seperti inilah proses pembentukan sebuah undang-undang.
1. Sebuah RUU bisa berasal dari Presiden, DPR atau DPD.
2. RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga terkait.
3. RUU kemudian dimasukkan ke dalam Program Legislasi Nasional (prolegnas) oleh Badan Legislasi
DPR untuk jangka waktu 5 tahun.
4. RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan Naskah Akademik kecuali untuk RUU Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), RUU penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) menjadi UU, serta RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu.
5. Pimpinan DPR mengumumkan adanya usulan RUU yang masuk dan membagikan ke seluruh anggota
dewan dalam sebuah rapat paripurna.
6. Di rapat paripurna berikutnya diputuskan apakah sebuah RUU disetujui, disetujui dengan perubahan
atau ditolak untuk pembahasan lebih lanjut.
7. Jika disetujui untuk dibahas, RUU akan ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan.
8. Pembicaraan tingkat pertama dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan
Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus.
9. Pembicaraan tingkat II dilakukan di rapat paripurna yang berisi: penyampaian laporan tentang proses,
pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I; pernyataan persetujuan atau
penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan
pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya.
10. Apabila tidak tercapai kata sepakat melalui musyawarah mufakat, keputusan diambil dengan suara
terbanyak
11. Bila RUU mendapat persetujuan bersama DPR dan wakil pemerintah, maka kemudian diserahkan ke
Presiden untuk dibubuhkan tanda tangan. Dalam UU ditambahkan kalimat pengesahan serta diundangkan
dalam lembaga Negara Republik Indonesia.
12. Dalam hal RUU tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak RUU disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib
diundangkan.
13. Apabila pembahasan RUU telah memasuki pembahasan daftar inventarisasi masalah pada periode
masa keanggotaan DPR saat itu, hasil pembahasan RUU tersebut disampaikan kepada DPR periode
berikutnya dan berdasarkan kesepakatan DPR, presiden, dan/atau DPD, RUU tersebut dapat dimasukkan
kembali ke dalam daftar Prolegnas jangka menengah dan/atau Prolegnas prioritas tahunan.

Anda mungkin juga menyukai