Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : NIKADEK MEGA SUSANTI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030996706

Tanggal Lahir : 20/04/1997

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4407/METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama Program Studi : 71/ILMU PEMERINTAHAN S1

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : RABU,16/12/2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : NIKADEK MEGA SUSANTI

NIM : 030996706

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4407/METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

Fakultas : FISIP

Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN

UPBJJ-UT : BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

RABU,16/12/2020

Yang Membuat Pernyataan

NIKADEK MEGA SUSANTI


JAWABAN

1. Dalam analisis saya mengapa kedua pakar tersebut berbeda pandangan terhadap
pemerintahan karena menurut,

Barbara Goodwin, merupakan salah satu guru besar di university of brunnel (2000) yang

Menyatakan bahwa doktrin pemerintahan di dirikan untuk dan oleh rakyat melandasi

Konstitusi semua Negara yang menyatakan dirinya demokratis,termasuk ketika pelaksanaan

Aturannya tidak di awasi. Pemerintahan demokratis berdasarkan klaim legitimasi dan

Kepatuhan pada mandat para pemilihnya, tetapi konsep mandat itu sendiri dari teori kontrak
sosial. Dan menurut Mark Philp, yang juga salah satu guru besar dari University of oxford

(2000), melihat pemerintah sebagai suatu system kekuasaan yang mengatakan bahwa definisi

Kekuasaan memang melimpah. Pada tingkat rumusan dapat di terima secara umum,

Kekuasaan di pahami berhubungan dengan masalah pencapaian dampak-dampak. Tetapi

Upaya mendefinisikan secara lebih legas konsep ini penuh perselisihan.

2. Leglistik (Neoliberal) Pendekatan legalis paling erat terkait dengan Hernando De Soto dan
rekanrekannya di Peru Institute for Liberty and Democracy (ILD, Instituto Libertad y
Democracia.). Mereka melihat bahwa ekonomi informal sebagai sebab munculya sarang
pengusaha, dibatasi dengan Undang-Undang. Perekonomian Informal DEPARTEMEN
ILMU POLITIK &PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG memberontak terhadap Undang-Undang
birokrasi yang dikenakan oleh negara merkantilis, dimana politik otoriter mendukunngn
keutamaan elit atas kekuatan pasar. Politik Birokrasi mengarah ke undang-undang yang
membatasi dan kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang untuk amsuk formalitas
mengimbangi ekspansi dan diversifikasi usaha. Neo-liberal Marxis mempercayai bahwa
Sektor informal muncul bukan karena urbaniasi yang berlebihan tetapi lebih pada
penghindaran Undang-Undang tenaga kerja. 3.4.3. Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan dimasukkan kedalam dua aliran. Pertama, pemberdayaan adalah pandangan
yang berkembanng di kalangan para aktivis sosial pada tahun 1970-an yang pada saat itu
mengannut kerangka kerja developmentalisme. Aliran ini didasari oleh kesadaran naif atau
reformatif yang melihat faktor manusia sebagai akar masalah keidakberdayaan mereka.
Mereka tidak menolak konsep dasar dan gagasan pembangunan, tetapi lebih kepada
mengkritisi pendekatan dan metodologi yang digunakan. Kegagalan pembangunan
disebabkan oleh pendekatan konvensional seperti translantative planning, top down,
inductive, capital intensive, west-biased techological transfer dan sejenisnya. Metode
alternatif kaum developmentalisme memunculkan konsep community development dengan
salah satu strateginya community empowerment. Menurut kelompok ini pemberdayaan
diartikan sebagai pembagian kekuasaan yang adil dengan meningkatkan kesadaran politis
masyarakat supaya mereka bisa memperoleh akses terhadap seumber daya GDQ
PHQJXEDK PDV\DUDNDW \DQJ VHEHOXPQ\D ³NRUEDQ¥ PHQMDGL ³SHODNX¥
pembangunan. Kedua, adalah anti-developmentalisme yang mulai berkembang pada tahun
1980-an. Konsep pemberdayaan yang diusung oleh antidevelopmentalisme menjelaskan
bahwa pemberdayaan merupayan upaya pembebasan dari determinasi dan kekuasaan yang
absolut dengan mendasarkan pada aktualisasai dan koaktualiasasi eksistensi manusia dan
kemanusiaan yang adil dan beradab dalam sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya. Oleh
karena itu pemberdayaan bukanlah sebuah istilah yang netral, tetapi memiliki keberpihakan
DEPARTEMEN ILMU POLITIK &PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG yang jelas terhadap
masyarakat Grass-root yang menjadi pihak yang dirugikan dalam relasi sistem dominan-
subrdinat.
3.5.Konsep Pedagang Kaki Lima Pedagang kai lima adalah orang yang dengan modal yang
relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan baang-barang di bidang produksi
dan penjualan barang-barang (jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam
masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam
suasana lingkungan yang informal.
3.5.1. Dampak Pedagang Kaki Lima
a. Dampak positif Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL memiliki harga
yang tidak tinggi, tersedia di banyak tempat serta barang yang beragam. Dari segi sosial dan
ekonomi keberadaan PKL menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi kota.
b. Dampak negatif Kualitas ruang kota menjadi menururn dan tidak terkendali akibat
pekembangan jumlah PKL. PKL mengambil ruang diamna-mana, tidak hanya ruan kosong
atau terabaikan, melainkan jugaa paada ruaang yang jeals diperuntukkan formal.

3. Indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Presidensil, dimana adanya pemisahan
kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif yang berdasarkan prinsip “checks and
balances”, ketentuan ini tertuang dalam konstitusi, namun tetap diperlukan langkah
penyempurnaan, terutama pengaturan atas pembatasan kekuasaan dan wewenang yang jelas
antara ketiga lembaga Negara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif,
yang menggunakan pendekatan yuridis normatif. Dalam penelitian ini, penulis ingin
mengetahui dan membahas berbagai teori dan praktek berdasarkan UUD 1945 atas
pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
teoritis kewenangan lembaga-lembaga negara di Indonesia mengarah pada sistem
pemerintahan presidensil, namun kemudian secara praktek dalam menjalankan fungsi dan
kewenangan, lembaga negara tidak mencerminkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia
menganut pemisahan kekuasaan yang ada dalam sistem pemerintahan presidensil akan tetapi
lebih dekat pada sistem pembagian kekuasaan. Dengan demikian, ketentuan yang diterapkan
berdasarkan UUD 1945 diperlukan kembali upaya penyempurnaan, agar secara konsepsional
dan prakteknya dapat berjalan secara ideal.

Indonesia dewasa ini justru berada dalam kondisi kepercayaan yang rendah (low trust)
bahkan menjurus kea rah saling tidak percaya (distrust) banyaknya peraturan daerah baik
provinsi maupun kabupaten/kota yang di kembalikan atau di batalkan oleh pemerintah pusat,
menunjukan gejala-gejala disharmoni. Begitu pula, banyaknya peraturan perundang-
undangan tingkat nasional yang sering berganti-ganti ataupun tabrakan satu dengan yang
lainnya menunjukan adanya disharmoni dalam system pemerintahan.

4. Perubahan besar paradimatik dalam pemerintahan dewasa ini, Birokrasi menurut pandangan
Max weber yang di kembangkan awal abad ke- 18 telah di gunakan lebih dari 200 tahun
sebagai normal.
Penyampaian birokrasi weberian mengarah pada kebangkrutan Negara setelah di gunakan
sekitar 2 abad, muncul banyak pemikiran baru yang bertujuan mengganti paradigma
birokrasi weberian yang sudah di anggap usang. Ada dua paradigma yang menonjol sebagai
ganti paragdigma birokrasi model weberian yaitu paradigma reinventing government
(mewirausahakan birokrasi yang di kembangkan oleh Osborne dan gaebler (1992) dan
paradigma post bureaucracy (paska birokrasi) dari Barzeylay (1992). Penggunaaan
paradigma dari Osborne dan gaebler serta dari barzelay ternyata tidak seluas paradigma
birokrasi. Berdasarkan gagasan para ilmuan yang pengkaji birokrasi mengembangkan
paradigma baru yang di namakan paradigm good governance (kepemerintahan yang baik).
Paradigma good governance pada dasarnya adalah upaya untuk membangun filosofi, strategi
serta teknik pengelolah urusan-urusan public secara lebih transparans dengan melibatkan
para pihak-pihak yang terlibat baik stakehorlders dan shareholders.

Anda mungkin juga menyukai