Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : RISKILA ANJAIYANI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042342743

Tanggal Lahir : 06/03/2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/SISTEM POLITIK INDONESIA

Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA/28 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : RISKILA ANJAIYANI


NIM : 042342743
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/SISTEM POLITIK INDONESIA
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ-UT : 13/BATAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
BATAM, 28 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

RISKILA ANJAIYANI
LEMBAR JAWABAN

JAWABAN THE NO.1

1). Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua masyarakat yang
bebas dan merdeka untuk melaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun
berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya) melalui penggunaan paksaan fisik yang absah. Menurut
Almond, semua sistem universalitas dari struktur dan fungsi politik. Mengenai fungsi politik ini, Almond
membaginya dalam dua jenis, yaitu fungsi input dan output. Termasuk dalam kategori fungsi input adalah
sosialisasi politik dan rekruitmen politik, artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, dan komunikasi
politik. Sedangkan fungsi output terdiri dari pembuatan aturan, pelaksanaan aturan, dan peradilan dari
pelaksanaan aturan.

Gabriel Almond menyebutkan adanya enam kapabilitas yang dimiliki sistem politik dalam mengatasi
pengaruh yang berasal dari lingkungan, 2 (dua) di antaranya yaitu kapabilitas responsif dan kapabilitas
domestik dan internasional.berikut keterkaitan antara kapabilitas responsif dan kapabilitas domestik dan
internasional.

- Kapabilitas Responsif

Kemampuan sistem politik dalam menanggapi tuntutan, tekanan maupun dukungan yang berasal dari
lingkungan dalam maupun luar. Semakin tinggi tingkat kepekaan suatu sistem politik terhadap tuntutan,
tekanan, dan dukungan tersebut, semakin baik pula kapabilitas responsifnya misalnya menyangkut hubungan
antara input dari masyarakat dengan output, yakni kebijaksanaan dari sistem politik.

- Kapabilitas Domestik dan Internasional

Kapabilitas ini adalah sistem politik yang mencakup kegiatan atau tindakan yang terkait dengan perdagangan
internasional, penetrasi politik ke negara lain, misalnya lobi politik Yahudi di Amerika, IMF, pinjaman luar
negeri.

JAWABAN THE NO.2

2). Partisipasi menurut Herbert McClosky (International Encyclopedia of the Social Sciences) adalah
"Kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum".

Sedangkan Menurut Nie dan Verba (A Handbook of Political Science) menjelaskan partisipasi politik
sebagai “Kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk
mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang diambil mereka". Berdasar
dua definisi tersebut terlihat adanya kesamaan ciri umum partisipasi politik, yaitu: di dalam keinginan
masyarakat untuk terlibat dan mempengaruhi keputusan pemerintah. Jadi partisipasi dapat diartikan sebagai
suatu keterlibatan masyarakat di dalam kegiatan- kegiatan politik.

Partisipasi politik dapat dikelompokkan menjadi partisipasi yang konvensional dan nonkonvensional.
Dikatakan konvensional karena merupakan suatu kegiatan partisipasi yang biasa dilakukan oleh masyarakat
di negara-negara maju. Berbeda dengan mereka, masyarakat di negara-negara berkembang cenderung
menggunakan partisipasi yang berbeda karena tidak lancarnya sistem politik bekerja. Input yang sulit
berkembang dikompensasikan ke dalam bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang tidak biasa dilakukan di
negara-negara dengan sistem politik yang bekerja dengan baik.

Bentuk-bentuk partisipasi politik

No Konvensional Nonkonvensional
1 Pemberian suara (voting, pemilu) Pengajuan petisi
2 Diskusi politik Berdemonstrasi
3 Kegiatan kampaye Mogok
Tindakan kekerasan politik terhadap
harta benda
4 Bergabung dengan partai politik ( perusakan,pemboman,penjarahan)
Tindakan kekerasan politik terhadap
manusia ( penculikan,pembunuhan,
5 Membentuk kelompok kepentingan terror)
Komunikasi individual dengan
6 pejabat politik dan birokrasi Perang gerilya dan revolusi
7 Kudeta

JAWABAN THE NO.3

3). Check and balance adalah pengawasan dan keseimbangan dimana dalam prinsip pemerintahan cabang
kekuasaan pemerintahan terpisah, untuk mencegah tindakan oleh cabang kekuasaan lain yang melanggar
peraturan perundang-undangan dan konstitusi maka sangat diperlukan check and balance dalam
pemerintahan Indonesia.

Sebelum dilakukan amandemen Undang-Undang Dasar 1945, dalam ketiga Undang-Undang Dasar
Indonesia tidak mengatakan bahwa doktrin pemisahan kekuasaan dianut, namun menganut sistem pembagian
kekuasaan. selama masa Orde Baru praktik pembagian kekuasaan dalam arti dijalankannya mekanisme
checks and balances di antara ketiga lembaga tinggi negara tidak dijalankan secara seimbang. Kendati
Undang-Undang Dasar 1945 dan aturan hukum di tingkat undang-undang memberi kebebasan dan
kewenangan di masing-masing lembaga tersebut, namun terlihat betapa dominannya kekuasaan lembaga
eksekutif atas lembaga-lembaga lainnya.

Namun adanya Implikasi dari amandemen UUD 1945 menjadikan relasi antara lembaga eksekutif dan
legislatif berjalan lebih seimbang dengan penerapan mekanisme checks and balances. Selain perubahan dan
penambahan butir-butir ketentuan, perubahan UUD 1945 juga mengakibatkan adanya perubahan kedudukan
dan hubungan beberapa lembaga negara, penghapusan lembaga negara tertentu, dan pembentukan lembaga-
lembaga negara baru. Seperti :

- check balances berjalan seperti seharusnya dimana ketiga cabang kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif dan
yudikatif berkedudukan sejajar dan saling mengawasi satu sama lain.

- praktek checks and balances belum dapat dijalankan sepenuhnya karena kedudukan dan kewenangan antara
DPR dan DPD tidak seimbang.

- diadakan penataan ulang terhadap praktik demokrasi yang sebelumnya dilakukan baik oleh Orde Lama
maupun Orde Baru. Hal ini dilakukan dengan usaha penyeimbangan kekuasaan yang seharusnya antara
legislatif dan eksekutif dan pengaktifan fungsi checks and balances.

Upaya untuk menciptakan keseimbangan kekuasaan dalam mekanisme checks and balances tersebut
dilakukan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh satu lembaga
negara. Untuk hal itu diperlukan kejelasan mengenai wewenang, pembatasan kekuasaan, serta kewenangan
untuk mengawasi antara satu lembaga negara terhadap Pembahasan selanjutnya mengenai lembaga negara
lainnya. Setiap negara pasti akan mengimplementasikan prinsip checks and balances sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan negaranya. Tidak terkecuali Indonesia.

JAWABAN THE NO.4

4). Awal terbentuknya pemerintahan Soeharto ini merupakan sisa yang ditinggalkan Soekarno dengan
Demokrasi Terpimpinnya. Soekarno pada masa kejatuhannya meninggalkan dua kubu yang memiliki
kekuatan imbang, yaitu TNI dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Penumpasan PKI setelah peristiwa
G30S/PKI menjadikan militer sebagai kekuatan politik dominan yang mendukung kepemimpinan Soeharto.

Pemerintah baru di bawah Soeharto mewarisi keadaan ekonomi yang nyaris ambruk. Utang luar negeri
berjumlah USS 2,400 juta, laju inflasi mencapai 2030% sebulan, infrastruktur berantakan, kapasitas produksi
sektor industri dan ekspor merosot, dan pengawasan atas anggaran serta penarikan pajak sudah tidak jalan
lagi. Hal itu terjadi dikarenakan Soeharto lebih mementingkan hubungan dengan negara-negara kawasan
regional Asia Tenggara. Berikut beberapa alasan mengapa Soeharto mengambil kebijakan tersebut adalah
sebagai berikut :

- Agar dapat meningkatkan hubungan yang baik di kawasan Asia


- Agar dapat menciptakan kawasan Asia yang damai dan stabil dalam bidang politik
- Mengalihkan focus politik luar negeri yang sebelumnya pasif menjadi aktif
- Agar dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sehingga Indonesia mampu memimpin negara-negara di
kawasan Asia Tenggara yang mana Malaysia-lah, sebagai “saudara muda", yang dianggap paling baik untuk
diajak bermitra.

Anda mungkin juga menyukai