Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa : Made Sukiada

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 048081247

Tanggal Lahir : 31 Oktober 1972

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4212 / Pengantar Ilmu Politik

Kode/Nama Program Studi : 71 / ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 77/Denpasar

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 19 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Made Sukiada

NIM : 048081247

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4212 / Pengantar Ilmu Politik

Fakultas : FISIP

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

UPBJJ-UT : Denpasar

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Singaraja, 19 Desember 2023
Yang Membuat Pernyataan

Made Sukiada
UKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Dalam konteks studi kasus pandemi Covid-19 di Indonesia, terdapat beberapa pasal dalam Undang-
Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang dapat dihubungkan dengan hak asasi manusia yang relevan. Salah
satu pasal yang relevan adalah Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan :
"Setiap orang berhak atas kebebasan pribadi, kehormatan, martabat, dan keamanan pribadi."
Pasal ini menjamin hak setiap orang untuk memiliki kebebasan pribadi, kehormatan, martabat, dan
keamanan pribadi. Dalam konteks pandemi Covid-19, hak ini dapat diartikan sebagai hak setiap individu

untuk mendapatkan perlindungan terhadap kesehatannya dan akses yang setara terhadap fasilitas
kesehatan dan pendidikan.

Argumentasi untuk pemilihan Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 :


a) Kebebasan Pribadi dan Kesehatan : Hak atas kebebasan pribadi dapat diartikan sebagai hak untuk
hidup dengan layak dan sehat. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti ruang isolasi, ICU, ventilator,
dan alat tes menjadi esensial dalam melindungi kebebasan pribadi dan kesehatan individu.
b) Kehormatan dan Martabat : Pandemi Covid-19 telah berdampak pada kehormatan dan martabat
individu, terutama bagi mereka yang terdampak langsung oleh penyakit tersebut. Kesenjangan
fasilitas kesehatan antara perkotaan dan pedesaan dapat mempengaruhi martabat individu yang
tinggal di daerah terpencil.
c) Keamanan Pribadi : Kesehatan yang terjamin juga merupakan bagian dari keamanan pribadi. Hak
untuk mendapatkan akses yang setara terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan di seluruh
Indonesia menjadi kunci dalam menjaga keamanan pribadi masyarakat.
Dengan mengacu pada Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, dapat ditegaskan bahwa pemerintah memiliki
tanggung jawab untuk menjamin hak asasi manusia terkait dengan kesehatan dan pendidikan, termasuk
mengatasi kesenjangan fasilitas di antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Referensi :
- https://www.mkri.id
- https://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id

2. Tahap-tahap pembangunan ekonomi dalam suatu negara mengunakan pendapat WW. Rostow adalah :
a. Kategori Budaya Politik di Indonesia : Partisipan (Participant)
Berdasarkan konsep budaya politik oleh Almond dan Powell, Indonesia dapat dikelompokkan dalam
kategori budaya politik partisipan (participant). Budaya politik partisipan ditandai oleh partisipasi
aktif masyarakat dalam proses politik, seperti pemilihan umum. Dalam konteks Indonesia, masyarakat
memiliki kebebasan untuk memilih dari beragam partai politik, dan mayoritas tidak terikat pada satu
partai secara kaku. Ini mencerminkan partisipasi aktif dan keberagaman dalam pengambilan
keputusan politik.
b. Tidak Tumbuh pada Era Orde Baru
Ada beberapa alasan mengapa budaya politik partisipan tidak dapat tumbuh pada era Orde Baru di
Indonesia :
1. Ketidak Bebasan Politik :
Pada masa Orde Baru, terutama di bawah pemerintahan Soeharto, terdapat keterbatasan
kebebasan politik. Partai politik dibatasi, oposisi ditekan, dan pemilihan umum tidak selalu
mencerminkan kehendak rakyat. Hal ini menyebabkan kurangnya partisipasi aktif dan
pluralitas dalam politik.

2. Dominasi Partai Tunggal :


Era Orde Baru ditandai oleh dominasi partai tunggal, yaitu Golkar. Partai ini memiliki posisi
yang kuat dan sering menjadi pemenang mutlak dalam pemilihan. Hal ini menghambat
tumbuhnya budaya politik partisipan karena masyarakat memiliki pilihan yang terbatas dan
kebebasan politik yang minim.

3. Represi Terhadap Oposisi :


Orde Baru dikenal dengan tindakan represif terhadap oposisi politik. Hal ini menciptakan
atmosfer ketakutan dan menghambat partisipasi politik aktif dari masyarakat yang mungkin
memiliki pandangan berbeda.

Dengan demikian, budaya politik partisipan yang terlihat saat ini di Indonesia lebih mungkin
berkembang dalam suasana politik yang lebih terbuka dan demokratis, seperti yang terjadi setelah
transisi dari Orde Baru ke era demokrasi.

3. a. Ilmuwan Politik Identitas yang Relevan (Stuart Hall)


Stuart Hall, seorang ilmuwan sosial dan budaya, memainkan peran penting dalam mengembangkan
konsep politik identitas. Hall menyoroti konstruksi identitas dan bagaimana politik identitas dapat
digunakan untuk menciptakan perbedaan sosial dan politik. Kritik Hall terhadap politik identitas
yang kontroversial mencakup penekanan pada konstruksi sosial identitas dan dampak negatifnya
terhadap inklusi sosial. Menurut Hall, politik identitas yang ekstrem dan diskriminatif, seperti yang
dilakukan oleh Trump dan Le Pen, dapat menghasilkan polarisasi masyarakat dan meningkatkan
ketidaksetaraan. Hall mengingatkan bahwa identitas bukanlah sesuatu yang melekat pada individu,
tetapi hasil dari konstruksi sosial yang dapat dimanipulasi oleh kekuatan politik untuk mencapai
tujuan tertentu.
b. Contoh Kasus di Indonesia (Pernyataan Kontroversial Terkait Identitas Etnis dan Agama)
Salah satu contoh kasus di Indonesia yang mirip dengan praktek Trump dan Le Pen adalah
pernyataan atau tindakan kontroversial terkait identitas etnis dan agama. Sebagai contoh, beberapa
figur politik di Indonesia mungkin telah menggunakan politik identitas dengan cara yang
kontroversial, menciptakan ketegangan antar kelompok dan meningkatkan polarisasi.
Argumentasi :
• Pernyataan atau kebijakan kontroversial yang mendiskriminasi atau memicu ketegangan antar
etnis atau agama dapat ditemukan dalam beberapa kampanye politik di Indonesia.
• Dalam konteks ini, politik identitas di Indonesia dapat menjadi alat untuk mencapai dukungan
politik, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kerukunan sosial dan harmoni.
• Perbandingan dengan kasus Trump dan Le Pen membantu memahami dampak politik identitas
yang ekstrem terhadap masyarakat dan stabilitas sosial.

Sumber :
- ISIP 4212 Pengantar Ilmu Politik
- https://journal.unnes.ac.id

4. a. Hak-hak Fungsi Legislatif sebagai Pengawas Eksekutif yaitu :


- Hak Menetapkan Undang-Undang legislatif memiliki kewenangan untuk menetapkan undang-
undang, termasuk yang mengatur kebijakan dan program eksekutif.
- Hak Anggaran Legislatif memiliki wewenang dalam penetapan anggaran negara, sehingga dapat
mengontrol penggunaan dana oleh badan eksekutif.
- Hak Menyelediki Legislatif dapat melakukan penyelidikan terhadap kebijakan atau tindakan
eksekutif untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.
- Hak Persetujuan dan Pengawas Pejabat Publik Legislatif dapat memberikan persetujuan terhadap
pengangkatan atau pemecatan pejabat publik tertentu, serta melakukan pengawasan terhadap
kinerja mereka.

b. Praktek Pengawasan Legislatif terhadap Eksekutif di Indonesia :


Dalam sistem demokrasi saat ini, praktek pengawasan legislatif terhadap eksekutif dapat ditemukan
dalam berbagai bentuk :

Contohnya termasuk :
- Sidang Paripurna :
Legislatif mengadakan sidang paripurna untuk membahas kebijakan eksekutif dan memberikan
tanggapan atau evaluasi terhadapnya.
- Hearing dan Pemeriksaan :
Komisi-komisi di lembaga legislatif dapat mengadakan hearing atau pemeriksaan untuk
mendengarkan penjelasan dari pejabat eksekutif terkait kebijakan atau program tertentu
- Interplasi :
Anggota legislatif dapat menggunakan hak interpelasi untuk mengajukan pertanyaan kepada
pejabat eksekutif dan mendapatkan jawaban secara langsung.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan kehidupan demokrasi, menjamin keterwakilan rakyat dan
daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya serta mengembangkan mekanisme checks and
balances antara DPRD dan eksekutif demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Sumber :
- Kedudukan, Fungsi, Tugas, dan Wewenag DPRD
(https://www.youtube.com/watch?v=R6pikcJimPo&pp=ygUdRlVOR1NJIFBFTkdBV0F
TQU4gRFBSRCBEQUxBTSA%3D)
- FUNGSI PENGAWASAN DPRD DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA
PEMERINTAHAN YANG BAIK (https://media.neliti.com/media)

Anda mungkin juga menyukai