Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Riska Amelia

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041757735

Tanggal Lahir : 18 Juni 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/Sistem Politik Indonesia

Kode/Nama Program Studi : 50/Ilmu Administrasi Negara

Kode/Nama UPBJJ : 48/UPBJJ-UT Palangkaraya

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu/11 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Riska Amelia


NIM : 041757735
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/Sistem Politik Indonesia
Fakultas : Fakultas Ilmu Hukum, Politik dan Sosial (FHISIP)
Program Studi : 50/Ilmu Administrasi Negara
UPBJJ-UT : Palangkaraya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Palangkaraya, 11 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Riska Amelia
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Input terdiri atas tuntutan (demands) dan dukungan (support). Perlu adanya manajemen bagi demands.
Kelebihan demands akan mengakibatkan beban berlebihan (overload) yang akan mengganggu stabilitas sistem. Perlu
ada kontrol terhadap demands, baik melalui institusi, budaya maupun struktural gatekeepers. Selain demands, suatu
sistem membutuhkan dukungan. Dukunganlah yang menentukan demands mana yang patut untuk diterima dan
diproses lebih lanjut. Dukungan dapat didasari atas ideologi, budaya maupun nasionalisme. Dukungan juga dapat
timbul karena adanya konflik dan ancaman.

Input dalam sistem politik sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input yang berupa tuntutan
muncul sebagai konsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-sumber yang langka dalam masyarakat
(Kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk) secara baik dalam sistem politik jika tidak terorganisir secara baik, oleh
sebab itu komunikasi politik menjadi bagian penting. Terdapat perbedaan tipe komunikasi politik di negara yang
demokratis dengan negara yang nondemokratis. Tipe komunikasi politik ini pula yang nantinya akan membedakan
besarnya peranan dari organisasi politik.

Adapun mengenai input yang berupa dukungan, tidak semata-mata berupa dukungan yang tampak dari luar, namun
juga dukungan yang berupa pandangan atau suasana pikiran. Suasana pikiran yang mendukung merupakan suatu
kumpulan sikap, kecenderungan yang kuat atau kesediaan untuk bertindak demi orang lain. Hal ini dapat berupa
kesetiaan pada partai sampai dengan semngat patriotisme.

2. Rezim Soeharto yang dikenal dengan istilah rezim Orde Baru, menggantikan pemerintahan Soekarno atau rezim
Orde Lama. Rezim Orde Baru dibangun dalam sebuah sistem politik yang tidak demokratis. Bangunan sistem politik
seperti itu juga terlihat sampai dengan kebijakan pemerintah pusat tentang politik lokal.

Sejak periode Demokrasi Terpimpin di bawah kekuasaan Presiden Soekarno, partai politk mulai diintegrasikan.
Soeharto melanjutkan dengan memfusikan partai-partai politik pada tahun 1973 ke dalam tiga : Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari partai-partai Islam, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan
fusi dari partai nasionalis dan beraliran Kristen, dan Golongan Karya (Golkar) sebagai partai pemerintah sekaligus
kendaraan politik bagi Soeharto untuk mempertahankan kekuasaan selama 32 tahun.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Selama kurang lebih 32 tahun, pemerintahan Suharto menggunakan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah sebagai dasar kebijakan tentang politik lokal. Undang-undang tersebut disahkan
oleh Suharto pada tanggal 23 Juli 1974. Sebelum diberlakukan Undang-Undang No.5 Tahun 1974, produk undang-
undang yang digunakan adalah Undang-Undang No.18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.

Hubungan antara rezim politik dengan akumulasi ekonomi sangat erat. Seharusnya stabilitas politik yang tinggi
memungkinkan berjalannya pembangunan ekonomi yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.
Namun, justru menimbulkan kecaman-kecaman terhadap strategi ekonomi Orde Baru yang teknokratik itu, seperti
korupsi, ketergantungan terhadap modal asing terutama dari Jepang dan Barat, kebijakan ekonomi yang
menganakemaskan para perwira militer dan pejabat pemerintah, persoalan golongan kaya dan orang-orang keturunan
Tionghoa yang dominan dalam sektor ekonomi.

Krisis di era Orde Baru bisa dikatakan sebagai efek kartu domino yang melanda hampir seluruh negara-negara Asia,
seperti halnya Thailand dan Korea Selatan, ini dimulai ketika mata uang rupiah terdepresiasi sebesar 7% pada
pertengahan tahun 1997 yang diikuti dengan likuidasi terhadap beberapa bank. Kekacauan ini juga memuat unsur
rasial di mana etnis Cina yang dominan dalam perekonomian Indonesia dibantai. Rupiah pun jatuh hingga di bawah
Rp12.000 per dollar Amerika Serikat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Keberadaan Mahkamah Konstitusi (MK) ialah untuk menjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang stabil,
dan juga merupakan koreksi terhadap pengalaman kehidupan ketatanegaraan di masa lalu yang ditimbulkan oleh tafsir
ganda terhadap konstitusi. 14 Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman diharapkan
mampu mengembalikan citra lembaga peradilan di Indonesia sebagai kekuasaan kehakiman yang merdeka yang
dapat dipercaya dalam menegakkan hukum dan keadilan.

Mahkamah Konstitusi (MK) beranggotakan sembilan orang hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang
diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, DPR, dan Presiden. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih
dari dan oleh hakim konstitusi. Hakim konstitusi tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabat negara. Mahkamah
Konstitusi (MK) sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman diharapkan mampu mengembalikan citra lembaga
peradilan di Indonesia sebagai kekuasaan kehakiman yang merdeka yang dapat dipercaya dalam menegakkan hukum
dan keadilan.

Adapun wewenang Mahkamah Konstitusi (MK) adalah sebagai berikut :

a. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final untuk :
 Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 (judicial review).
 Memutus sengketa kewenangan lembaga negara.
 Memutus pembubaran partai politik.
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
b. Memberikan putusan pemakzulan (impeachment) presiden dan atau wakil presiden atas permintaan DPR karena
melakukan pelanggaran berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat, atau
perbuatan tercela.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Politik luar negeri merupakan refleksi dari politik dalam negeri. Dalam kenyataannya, politik, politik luar negeri juga
sering kali dipengaruhi oleh perkembangan situasi regional dan internasional. Diantara faktor-faktor objektif yang
mempengaruhi kebijakan politik luar negeri suatu negara, yaitu letak geografis, kondisi penduduk, sumber daya alam,
kondisi ekonomi, kualitas diplomat, masalah situasi regional internasional merupakan hasil dari interaksi antarpelaku
politik internasional, seperti negara, organisasi internasional, perusahaan multinasional, individu, yang sangat sulit
diramalkan dan diperhitungkan akibat-akibat yang terjadi. Kepemimpinan dan Peran Indonesia di lingkungan ASEAN
merupakan sebagai bagian dari strategi memperkuat lingkaran pertama kebijakan politik luar negeri serta agar
tercermin secara baik pada keberhasilan menuangkan gagasan untuk membentuk komunitas ASEAN yang
dirumuskan dalam tiga rencana aksi bersama ASEAN, yakni komunitas keamanan, komunitas ekonomi, dan
komunitas sosial budaya.

Langkah-langkah kebijakan dalam menjaga kesinambungan dan pemantapan peran politik luar negeri dan
kerja sama internasional antara lain adalah meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
regional khususnya di ASEAN; dan menegaskan pentingnya memelihara kebersamaan, multilateralisme, saling
pengertian dan perdamaian dalam politik dan hubungan internasional. Dengan demikian, diharapkan peran Indonesia
semakin besar dalam hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia, serta secara bertahap
memulihkan citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat internasional.

Pada era kepemimpinan Soeharto ia memandang Indonesia sebagai negara penting di Asia Tenggara.
Oleh karena itu Indonesia harus dapat memainkan peran kepemimpinan di ASEAN. Hal ini didasarkan karena
Indonesia merupakan negara terbesar dalam asosiasi tersebut, diukur dari luas wilayah dan penduduknya.
Kepemimpinan Indonesia di ASEAN dapat dilihat pada keberhasilannya di dalam perumusan berbagai isu
penting, seperti mencantumkan pernyataan dalam Deklarasi Bangkok tahun 1967, bahwa pangkalan militer asing di
wilayah regional pada dasarnya harus bersifat sementara. Indonesia selalu memandang bahwa pangkalan
militer asing di Asia Tenggara sebagai suatu ancaman terhadap kemerdekaan Asia tenggara, terutama
Indonesia. Pangkala nmiliter asing oleh Indonesia juga dilihat sebagai suatu hambatan terhadap peranIndonesia di
dalam masalah-masalah regional. Peranan politik luar negeri dan kerja sama internasional terus ditingkatkan untuk
menuju Indonesia yang mampu mengembangkan pilihan-pilihan dan menopang keinginan hidup damai, sejahtera, dan
bermartabat di tengah bangsa-bangsa lain dan mampu menghadapi perubahan pergaulan internasional.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Pada era kepemimpinan Abdurahman Wahid, politik luar negeri Indonesia lebih menekankan kepada
hubungan dengan banyak negara dan tidak memberikan banyak perhatian kepada ASEAN sebagai pilar utama dari
politik luar negeri Indonesia. Politik luar negeri pada era Abdurahman Wahid yang memandang ASEAN menjadi
kurang penting bagi Indonesia, ditunjukan ketika pada pertemuan ASEAN+3 di Singapura tahun 2000 mengusulkan
dibentuknya West Pacific Forum bersama dengan Australia, New Zealand, Papua New Guinedan Timor Timur. Secara
tidak langsung usulan Wahid ini menandakan bahwa ia kurang begitu senang dengan keberadaan ASEAN.

Namun pada era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri. Fokus politik luar negeri Indonesia pemerintahan
Megawati terhadap ASEAN telah ditunjukkan dengan peran aktif Indonesia sebagai Ketua ASEAN untuk periode
tahun2003-2004 serta usulannya bagi pembentukan ASEAN Security Community yang disepakati pada KTT Bali bulan
Oktober 2003. Disepakatinya Bali Concord II pada KTT Bali tahun 2003, merupakan komitmen politik untuk
mentransformasikan ASEAN dari kumpulan negara yang bekerjasama ke arah integrasi penuh kawasan. Dalam hal ini,
pada tahun 2015 diharapkan ASEAN Community dapat diwujudkan, terdiri dari tiga pilar yang sejajar dan seimbang
yaitu : ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. Hakikat
dari suatu Komunitas ASEAN adalah terwujudnya suatu integrasi penuh kawasan yang damai dan sejahtera. Dengan
kembali menempatkan ASEAN sebagai fokus politik luar negeri, diharapkan Indonesia dapat meraih kembali peran
regional dikawasan Asia Tenggara, yang nantinya akan menjadi modalitas bagi pengembangan peran yang lebih luas
di kawasan lain maupun di tingkat global seperti yang telah dijalankan dua periode terakhir pemerintahan Presiden
Soeharto.

Berbagai hasil yang dicapai dapat dicatat sebagai hasil dari suatu kerja keras dan sungguh-sungguh untuk
meningkatkan peran Indonesia dalam politik luar negeri dan kerja sama internasional.
SUMBER BACAAN

BMP ISIP4213 Sistem Politik Indonesia


https://kemlu.go.id/portal/i/read/126/halaman_list_lainnya/forum-regional-asean-arf
https://media.neliti.com/media/publications/12287-ID-kedudukan-dan-wewenang-
mahkamah-konstitusi-dalam-sistem-hukum-ketatanegaraan-ind.pdf

Anda mungkin juga menyukai