Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : ALIFAH NABILA PUTRI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044072784

Tanggal Lahir : 05 FEBRUARI 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/ KRIMINOLOGI

Kode/Nama Program Studi : 311/ ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 19/ BENGKULU

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA/ 27 JUNI 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ALIFAH NABILA PUTRI


NIM : 044072784
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/ KRIMINOLOGI
Fakultas : FHISIP
Program Studi : S1 ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : 19/ BENGKULU

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Arga Makmur, 27 Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan

ALIFAH NABILA PUTRI


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban no 1
a. Topo Santoso, seorang ahli kriminologi, mengemukakan pandangannya bahwa usaha memahami
kejahatan telah ada sejak berabad-abad yang lalu, dan salah satu tokoh terkenal yang telah
mengerjakan hal tersebut adalah Plato (427-437 SM). Dalam bukunya yang berjudul "Republik,"
Plato menyatakan bahwa manusia merupakan sumber dari banyak kejahatan. Plato, seorang
filsuf Yunani kuno, memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemikiran sosial dan politik.
Dalam karyanya yang terkenal, "Republik," Plato membahas berbagai aspek kehidupan manusia,
termasuk masalah kejahatan. Salah satu gagasan utamanya adalah bahwa manusia sebagai
sumber dari banyak kejahatan yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Plato, kejahatan muncul
dari kelemahan manusia yang terkait dengan keinginan dan dorongan yang tidak terkendali. Dia
berpendapat bahwa manusia memiliki berbagai keinginan dan hasrat yang mendorong mereka
untuk bertindak di luar batas yang ditentukan oleh aturan dan norma sosial. Ketika keinginan-
keinginan tersebut tidak terkendali, manusia cenderung melakukan tindakan yang melanggar
hukum dan menyebabkan kerugian pada orang lain. Plato juga mengaitkan kejahatan dengan
ketidakseimbangan dalam jiwa manusia. Dia berpendapat bahwa kejahatan muncul ketika bagian
rasional dari jiwa seseorang tidak mampu mengendalikan bagian nafsu dan keinginan yang lebih
primitif. Ketidakseimbangan ini menyebabkan seseorang terlibat dalam tindakan kejahatan.
Dalam pemikiran Plato, upaya memahami kejahatan dan mencari solusi untuk mengatasi
masalah ini menjadi penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan adil. Dia
menekankan pentingnya pendidikan dan pembentukan karakter yang baik dalam mencegah
terjadinya kejahatan. Plato berargumen bahwa melalui pendidikan yang tepat, manusia dapat
mengembangkan kebijaksanaan dan kontrol diri yang diperlukan untuk mengendalikan
keinginan-keinginan mereka dan menghindari perilaku kejahatan.
b. Upaya analisis yang dapat dilakukan adalah dengan tegaknya aturan yang dibuat oleh
pemerintah, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga pemerintah tingkat desa.
Angka ini dapat ditekan jika perangkat tersebut saling kolaborasi bekerjasama. Efek yang
ditimbulkan dengan peristiwa ini akan menimbulkan ketidaknyamanan, dan adanya kesenjangan
sosial jika tidak dapat diatasi. Karena itulah, sangat perlu dilakukan upaya-upaya yang konkrit
dari pemerintah agar masyarakat terasa aman dan terjaga kenyamanan hidupnya. Selain itu,
penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor yang mendorong kriminalitas, terutama dalam
konteks individu miskin. Pemerintah perlu berupaya untuk mengatasi kesenjangan sosial,
memberikan akses yang adil terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan sosial. Dengan
memberikan peluang yang setara bagi semua warga negara, pemerintah dapat mengurangi
motivasi individu untuk terlibat dalam tindakan kriminal. Secara keseluruhan, analisis ini
menunjukkan bahwa kriminalitas yang dilakukan oleh si kaya dan si miskin memiliki dampak yang
signifikan dalam masyarakat. Diperlukan aturan yang tegas dari pemerintah untuk menertibkan
kehidupan masyarakat dan menekan terjadinya tindak kriminal. Namun, penting juga untuk
memastikan bahwa penegakan hukum dilakukan secara adil, tanpa adanya perlakuan khusus
terhadap individu kaya atau miskin. Selain itu, perlu juga adanya upaya dalam mengatasi akar
penyebab kriminalitas, terutama dalam hal kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan akses
terhadap peluang dalam masyarakat.

Jawaban no 2

Korupsi memang merupakan masalah serius yang memiliki dampak negatif yang luas terhadap upaya
negara untuk menyejahterakan rakyat dan membangun perekonomian. Analisis terhadap kasus korupsi
menunjukkan beberapa faktor yang menjadikannya sebagai duri dalam daging bagi negara, sebagai
berikut:

1. Pengurasan Sumber Daya

Korupsi berdampak langsung pada pengurasan sumber daya negara yang seharusnya digunakan untuk
pembangunan infrastruktur, layanan publik, pendidikan, kesehatan, dan program-program sosial
lainnya. Dana publik yang seharusnya mengalir ke sektor-sektor penting diarahkan ke tangan segelintir
individu yang terlibat dalam korupsi, sehingga menghambat pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat.

2. Ketidak adilan Sosial

Korupsi juga berkontribusi pada ketidakadilan sosial, karena menyebabkan distribusi sumber daya yang
tidak merata. Korupsi sering kali terjadi di tingkat pemerintah dan melibatkan pejabat publik atau elit
politik yang memanfaatkan kekuasaan dan jabatan mereka untuk keuntungan pribadi. Akibatnya,
kekayaan dan peluang yang seharusnya diperoleh oleh banyak orang malah terkonsentrasi pada
segelintir orang atau kelompok yang terlibat dalam korupsi. Hal ini meningkatkan kesenjangan ekonomi
dan memperburuk kondisi sosial di masyarakat.
3. Menghambat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Korupsi menghambat iklim investasi yang sehat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ketidakpastian hukum, praktik korupsi yang meluas, dan kurangnya transparansi mempengaruhi
kepercayaan investor. Hal ini dapat mengurangi minat mereka untuk berinvestasi dalam perekonomian
negara. Ini dapat menghambat aliran modal asing, mengurangi pertumbuhan sektor swasta, dan
menghalangi pembentukan lapangan kerja baru.

4. Merusak Etos Kerja dan Efisiensi Birokrasi

Korupsi merusak etos kerja dalam masyarakat dan sistem birokrasi negara. Ketika praktik korupsi
meluas, orang yang berprestasi atau berkualitas mungkin tidak mendapatkan penghargaan atau posisi
yang seharusnya mereka dapatkan. Sebaliknya, jabatan dan promosi seringkali diberikan berdasarkan
nepotisme atau suap. Hal ini mengurangi motivasi individu untuk bekerja keras dan berinovasi, serta
menghambat efisiensi dan kinerja birokrasi negara.

5. Merusak Kepercayaan Publik dan Legitimasi Pemerintah

Kasus korupsi yang terungkap secara terus-menerus dan kurangnya tindakan tegas terhadap pelaku
korupsi dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi negara. Ketika rakyat
kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah, hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan politik, konflik
sosial, dan merusak legitimasi pemerintahan yang berdampak pada kemampuan negara untuk
menciptakan stabilitas dan pembangunan yang berkelanjutan. Demikianlah alasan mengapa kasus
korupsi telah menjadi duri dalam daging terhadap upaya negara menyejahterakan rakyat dan
membangun perekonomian di dalamnya. Sehingga memang penting adanya tindakan hukum yang kuat
agar tindakan merugikan seperti ini bisa diberantas sehingga tidak merugikan masyarakat pada
umumnya.
Jawaban no 3

Mazhab "Critical Criminology" adalah sebuah pendekatan dalam studi kriminologi yang menyoroti
aspek-aspek sosial, politik, dan ekonomi dari kejahatan serta sistem hukum pidana. Pendekatan ini
mengkritik eksistensi hukum pidana secara umum dan juga melihat kelemahan dalam peraturan-
peraturan kriminal yang ada. Salah satu kritikan yang diajukan oleh mazhab "Critical Criminology"
terhadap eksistensi hukum pidana adalah bahwa sistem hukum pidana cenderung memfokuskan pada
individu pelaku kejahatan, sementara mengabaikan faktor-faktor struktural yang dapat mempengaruhi
perilaku kriminal. Mazhab ini berpendapat bahwa ketidaksetaraan sosial, ketidakadilan ekonomi,
diskriminasi, dan ketidakstabilan politik merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
memahami kejahatan. Oleh karena itu, mengandalkan hukum pidana sebagai satu-satunya mekanisme
penanggulangan kejahatan dianggap tidak cukup efektif. Dalam kaitannya dengan eksistensi hukum
pidana secara umum, mazhab "Critical Criminology" menyoroti beberapa kritikan sebagai berikut:

1. Pemfokusan pada kejahatan individu:


Kritik ini menunjukkan bahwa hukum pidana cenderung terlalu memusatkan perhatian pada
kejahatan individu, sementara mengabaikan faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik yang
berperan dalam timbulnya kejahatan. Hal ini mengarah pada kurangnya pemahaman terhadap
akar penyebab dan konteks sosial dari kejahatan.

2. Ketidak adilan sistemik:


Kritik ini menyoroti adanya ketidakadilan sistemik dalam penerapan hukum pidana. Mazhab
"Critical Criminology" berpendapat bahwa hukum pidana cenderung mempengaruhi kelompok
masyarakat tertentu, seperti golongan miskin, minoritas, dan kelompok marginal Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, dan rasial yang memengaruhi sistem peradilan
pidana.

3. Perlindungan terhadap kepentingan elit:


Kritik ini menunjukkan bahwa hukum pidana seringkali digunakan untuk melindungi kepentingan
elit dan mempertahankan struktur kekuasaan yang ada. Penegakan hukum biasanya lebih
berfokus pada kejahatan yang dilakukan oleh kelompok sosial yang lebih rendah, sementara
kejahatan yang dilakukan oleh kelompok elit seringkali diabaikan atau tidak ditindaklanjuti
dengan serius. Dalam konteks UU No.1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
di Indonesia, mazhab "Critical Criminology" mungkin memberikan kritik terhadap bagaimana
hukum pidana diatur dan diterapkan. Mereka mungkin menyoroti apakah hukum pidana
tersebut secara adil dan efektif mengatasi faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan struktural
yang berkaitan dengan kejahatan. Namun, perlu diingat bahwa analisis mazhab "Critical
Criminology" tidak mencerminkan pandangan tunggal dalam studi kriminologi. Terdapat berbagai
pandangan dan pendekatan lain yang juga memiliki kontribusi penting dalam memahami
kejahatan dan sistem hukum pidana.
Jawaban no 4

a. Kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat berdampak pada tingkat kejahatan, termasuk dalam kasus
yang disebutkan sebelumnya. Ketika situasi ekonomi memburuk, seperti tingkat pengangguran yang
tinggi, ketidakstabilan ekonomi, atau kesenjangan ekonomi yang besar, orang mungkin lebih
cenderung melakukan tindakan kriminal. Dengan berbagai cara, komponen ekonomi ini dapat
menyebabkan lingkungan sosial yang lebih rentan terhadap kejahatan, seperti:

1. Tekanan ekonomi: Ketika seseorang menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka seperti makanan, perumahan, atau pendidikan, mereka mungkin merasa terjepit dan
terdorong untuk mencari cara yang ilegal untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini dapat
menyebabkan stres dan tekanan finansial.
2. Pengangguran: Ketika seseorang kehilangan pekerjaan atau mengalami kesulitan dalam mencari
pekerjaan yang layak, mereka mungkin merasa frustrasi dan putus asa, yang dapat mendorong
mereka untuk terlibat dalam kegiatan kriminal. Hal ini sering dikaitkan dengan tingkat
pengangguran yang tinggi.
3. Ketimpangan ekonomi: Ada kemungkinan ketegangan sosial karena ketidaksamaan ekonomi
yang signifikan, di mana sebagian kecil populasi memiliki kekayaan sementara sebagian besar
penduduk kemiskinan. Ketidakadilan ekonomi dan perasaan tidak puas dapat menyebabkan
ketidakstabilan sosial dan meningkatkan kemungkinan konflik dan kejahatan.
4. Akses terhadap Peluang: Kondisi ekonomi yang tidak merata juga dapat mempengaruhi
bagaimana seseorang dapat mengakses peluang pendidikan, pekerjaan, dan sumber daya
ekonomi lainnya. Ketika sebagian masyarakat tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
menghasilkan uang secara legal, mereka mungkin cenderung mencari jalan pintas atau terlibat
dalam kegiatan ilegal.

b. Pria tersebut diketahui berinisial AAL (42), warga asal Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Berdasarkan keterangan pelaku bahwa faktor penyebab pelaku mencuri karena faktor ekonomi yang
susah karena belum lama di PHK, kemudian hasilnya untuk membayar anaknya yang masih sekolah.
Peristiwa tersebut terjadi malam hari di sebuah warung makan pecel lele dan kerugiannya Rp 500
ribu sehingga pihak korban tidak ada tuntutan. Kemudian Polsek Cibungbulang akan menyelesaikan
kasus ini secara musyawarah. Sumber Langkah yang ditempuh oleh aparat penegak hukum untuk
mengatasi kasus diatas adalah musyawarah, silakan saudara analisis mengenai langkah yang
ditempuh oleh aparat penegak hukum diatas apakah sudah tepat dalam menangani perkara
“Pencurian Etalase Warung sebesar Rp 500 ribu karena kondisi ekonomi. Manajemen administrasi
memiliki peran penting dalam sebuah organisasi karena bertanggung jawab untuk mengatur,
mengarahkan, dan mengkoordinasikan kegiatan administratif yang mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Melalui manajemen administrasi yang baik, organisasi dapat
menjalankan operasionalnya dengan lancar, menjaga kelancaran aliran informasi, mengelola sumber
daya manusia, mengoordinasikan kegiatan rutin, dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan.
Tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan manajemen administrasi dapat mencakup langkah-
langkah berikut:

1. Perencanaan Administrasi:

Tahap ini melibatkan merumuskan tujuan administrasi, menetapkan kebijakan, dan mengembangkan
rencana kerja yang mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan administrasi.

2. Organisasi Administrasi:

Pada tahap ini, dilakukan pembagian tugas, pembentukan struktur organisasi administrasi, dan
pengaturan hubungan kerja antara unit-unit administrasi dalam organisasi. Hal ini bertujuan untuk
memastikan adanya koordinasi yang efektif dan aliran informasi yang tepat.

3. Pengarahan Administrasi:

Tahap ini melibatkan pengarahan dan supervisi terhadap kegiatan administrasi yang dilakukan oleh
staf administrasi. Hal ini mencakup pengaturan tugas, penugasan, pemantauan kinerja, serta
pemberian arahan dan bimbingan kepada staf administrasi.

4. Pengendalian Administrasi:

Dalam tahap ini, dilakukan pengawasan terhadap kegiatan administrasi untuk memastikan kepatuhan
terhadap kebijakan, prosedur, dan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian administrasi juga
mencakup pemantauan kinerja, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
efektivitas dan efisiensi.

5. Evaluasi dan Perbaikan Administrasi:

Tahap ini melibatkan evaluasi terhadap kinerja administrasi, analisis data, dan identifikasi kekurangan
atau masalah yang mungkin terjadi. Selanjutnya, dilakukan perbaikan proses administrasi,
pengembangan kebijakan baru, atau pengaturan ulang sumber daya yang diperlukan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi administrasi.

Anda mungkin juga menyukai