Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 HUKUM KETENAGA KERJAAN

Nama: EDY KARTIKO


NIM : 044071009

SOAL :
1. Uraikan syarat-syarat isi perjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU No.
13 Tahun 2003 !
2. Uraikan perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) ! Sebutkan contohnya.
JAWABAN :
1. Perjanjian kerja merupakan dasar dari lahirnya hubungan kerja. Sebuah
perjanjian dapat disebut sebagai perjanjian kerja jika isi perjanjian
tersebut memuat tiga hal, yaitu:
 unsur pekerjaan: ditunjukkan dengan jabatan atau pekerjaan yang
harus dilakukan, seperti manajer keuangan, staf pemasaran, reporter,
pemimpin redaksi, dan lain-lain.
 unsur upah: ditunjukkan dengan besaran gaji yang akan diterima dan
waktu pembayarannya.
 unsur perintah: ditunjukkan dengan adanya penjelasan mengenai
pekerjaan yang akan dilakukan, aturan yang harus dipatuhi, dan lain-
lain. Ketiga unsur ini wajib dipenuhi. Jika ada unsur yang tidak ada
maka hubungan kerja tidak akan ada.

Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003, ada sejumlah syarat yang harus


dipenuhi agar perjanjian kerja sah. Syarat sahnya perjanjian kerja tersebut,
yakni:
 kesepakatan kedua belah pihak;
 kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
 adanya pekerjaan yang diperjanjikan;
 dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan,dan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja
yang dibuat secara tertulis setidaknya memuat:
 nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
 nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
 jabatan atau jenis pekerjaan;
 tempat pekerjaan;
 besarnya upah dan cara pembayarannya;
 syarat syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh;
 mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja; tempat dan
tanggal perjanjian kerja dibuat;
 dan tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Sementara itu, dalam perjanjian kerja yang dibuat secara lisan, pengusaha
wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan. Surat
pengangkatan tersebut setidaknya memuat:
 nama dan alamat pekerja/buruh;
 tanggal mulai bekerja; jenis pekerjaan;
 dan besarnya upah.
Perjanjian kerja tidak dapat ditarik kembali atau diubah, kecuali atas
persetujuan para pihak yang terlibat.
2. PKWT adalah perjanjian kerja yang mengikat karyawan kontrak dan
pekerja lepas, sedangkan PKWTT adalah perjanjian kerja yang mengikat
karyawan tetap yang tidak memiliki masa berlaku. PKWT maupun PKWTT
adalah perjanjian kontrak kerja karyawan yang diterapkan dan berlaku saat
ini di Indonesia. Baik PKWT maupun PKWTT diatur dalam UU No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

 Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)


Pemerintah telah mengatur tata cara pemberlakuan PKWT di dalam UU
Ketenagakerjaan dalam Pasal 59 ayat (1), ketentuan tersebut adalah:
(a) Perusahaan dapat memperbarui PKWT jika pekerjaan yang sedang
dikerjakan oleh karyawan terkait, belum dapat diselesaikan sesuai
dengan tenggat waktu di perjanjian.
(b) Pembaruan perjanjian dapat dilakukan setelah melebihi masa 30 hari
setelah perjanjian kerja berakhir.
(c) PKWT diberikan untuk pekerja musiman terkait satu jenis pekerjaan
tertentu yang dikerjakan di musim tertentu.
(d) PKWT bisa diberikan kepada karyawan kontrak yang sedang
menjalani probation sebelum diangkat menjadi karyawan tetap.
(e) Upah karyawan berdasarkan dari jumlah kehadiran
(f) Jika karyawan sudah melewati masa probation 3 bulan, maka
karyawan tersebut dapat diangkat menjadi karyawan tetap sesuai
dengan keputusan perusahaan dan berubah menjadi PKWTT.

Dengan kata lain, karyawan dengan perjanjian kerja berstatus PKWT


disebut karyawan kontrak atau hanya sementara. Meski dalam
praktiknya, perjanjian kerja ini dapat diperpanjang atau diperbaharui.
Namun, berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003, perusahaan tidak bisa
memberikan status PKWT pada semua jenis pekerjaan. PKWT hanya
dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat, dan
kegiatannya akan selesai dalam waktu tertentu.
 Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWT)

Meski sekilas mirip, namun pada praktiknya PKWT dan PKWTT


berbeda. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu diperuntukkan untuk
karyawan tetap. Mengacu pada Pasal 60 ayat (1) UU Ketenagakerjaan,
PKWTT hanya akan berakhir apabila karyawan sudah memasuki masa
pensiun, meninggal dunia atau mengajukan resign.

Sesuai dengan pengertian tersebut, PKWTT bersifat terus menerus dan


tidak dibatasi oleh waktu. Dengan kata lain, karyawan yang memiliki
kesempatan kerja PKWTT berstatus sebagai karyawan tetap.

Perusahaan biasanya tidak menetapkan status PKWTT secara langsung


kepada karyawan baru. Pemerintah menetapkan bahwa, perusahaan
harus memberikan masa percobaan terlebih dahulu kepada karyawan
baru selama tiga bulan yang menggunakan perjanjian PKWT.

Setelah masa percobaan tersebut berakhir, karyawan baru tersebut


diangkat menjadi karyawan tetap dan menggunakan surat perjanjian
PKWTT apabila karyawan dianggap telah memenuhi persyaratan.
Sistem kontrak PKWTT dapat diberlakukan secara lisan dengan klausul-
klausul yang berlaku yang tertera pada UU Ketenagakerjaan.

Perubahan Status PKWT Menjadi PKWTT

Berdasarkan Pasal 15 Kepmenakertrans No. 100 Tahun 2004, PKWT


dapat berubah menjadi PKWTT apabila:

(a) PKWT yang tidak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin
berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
(b) PKWT dibuat tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam jenis pekerjaan yang dipersyaratkan, maka PKWT berubah
menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
(c) PKWT dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk
baru dan menyimpang dari ketentuan jangka waktu perpanjangan,
maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak dilakukan
penyimpangan.
(d) Pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang waktu 30 hari
setelah berakhirnya perpanjangan PKWT dan tidak diperjanjikan
lain, maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak tidak
terpenuhinya syarat PKWT tersebut.

Anda mungkin juga menyukai