Anda di halaman 1dari 2

Tugas Hukum Ketenagakerjaan

NAMA : FADLI RISKI MAINURMASEN;


NIM:048758395
UPBJJ : PADANG

1. Uraikan syarat-syarat isi perjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU No. 13
Tahun 2003 !

Berdasarkan pasal 54 UU 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang menjadi ,


ketentuan dari suatu perjanjian kerja, sekurang kurangnya memiliki :

a. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;


b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besarnya upah dan cara pembayarannya;
f. syarat syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh;
g. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan i. tanda tangan para pihak dalam
perjanjian kerja.

Selanjutnya pada ayat (2) pada pasal tersebut mengatur bahwa besaran upah dan syarat
syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh yang
berlaku pada perusahaan tidak boleh bertentangan dengan Aturan perundang undangan
yang berlaku;

2. Uraikan perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu
Tidak Tertentu (PKWTT) ! Sebutkan contohnya.

A. JENIS PEKERJAAN

PKWT, antara lain (Pasal 59 ayat (1) UU 11/2020):

1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;


2. Pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama;
3. Pekerjaan yang bersifat musiman;
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau
5. Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap.

Lain halnya dengan PKWTT. Jenis pekerjaan dalam PKWTT tidak dibatasi jangka


waktu tertentu. Selain itu, dapat diadakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya tetap.
B. Jangka Waktu Pekerjaan

Masa kerja atau jangka waktu untuk karyawan PKWT diatur sesuai dengan kesepakatan
dalam perjanjian antara perusahaan dan pekerja.

Namun, jangka waktu yang ditentukan dalam PKWT memiliki batas maksimal sampai 5
tahun. Perjanjian tersebut dihitung sejak terjadinya hubungan kerja PKWT (Pasal 8 PP
35/2021).

Sebaliknya,  PKWTT tidak memiliki masa kerja yang dibatasi oleh jangka waktu tertentu.
Selama tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), PKWTT tidak akan berakhir
sampai karyawan yang bersangkutan memasuki masa pensiun.

C. MASA PERCOBAAN KERJA

Pengusaha dilarang memberikan masa percobaan kerja (probation) terhadap


karyawan PKWT. Jika pengusaha memberikan masa percobaan, maka masa percobaan
tersebut batal demi hukum dan masa kerja tetap dihitung dalam perjanjian (Pasal 12 PP
35/2021).

Sementara itu, pengusaha diperbolehkan untuk memberi masa percobaan kerja terhadap
karyawan PKWTT.

Jangka waktu masa percobaan karyawan PKWTT memiliki batas maksimal 3 bulan saja
dan tidak bisa diperpanjang. Masa percobaan kerja juga wajib dicantumkan dalam
perjanjian tertulis atau disampaikan secara lisan kepada karyawan yang
bersangkutan (Pasal 60 ayat (1) UU 13/2003).

D. Hak yang Diterima Jika Terjadi Pemutusan Hubungan Kerja

Jika perjanjian kerja berakhir karena jangka waktu telah habis dan jenis pekerjaannya
telah selesai, maka hak yang wajib diterima karyawan PKWT adalah uang
kompensasi (Pasal 61A UU 11/2020).

Namun, bila hubungan kerja diakhiri oleh salah satu pihak sebelum berakhirnya jangka
waktu yang ditetapkan dalam PKWT, maka pihak yang mengakhiri harus membayar ganti
rugi (Pasal 62 UU 13/2003).

Jadi, misalnya pengusaha tiba-tiba melakukan PHK sebelum perjanjian kerja berakhir,
maka karyawan PKWT berhak membawa pulang uang ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai