INISIASI 3
Hubungan Kerja
• Pasal 1 angka (15) UU No. 13 Tahun 2003: Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
• Husni dalam Asikin (1993:51) berpendapat bahwa hubungan kerja ialah Hubungan antara buruh dan majikan
setelah adanya perjanjian kerja, yaitu suatu perjanjian di mana pihak buruh mengikatkan dirinya pada pihak
majikan untuk bekerja dengan mendapatkan upah dan majikan menyatakan kesanggupannya untuk
mempekerjakan si buruh dengan membayar upah.
• Hubungan kerja (Soepomo, 1987 : 1) ialah : Suatu hubungan antara seorang buruh dan seorang majikan,
dimana hubungan kerja itu sendiri terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak. Mereka
terkait dalam suatu perjanjian, di satu pihak pekerja/buruh bersedia bekerja dengan menerima upah dan
pengusaha mempekerjakan pekerja/buruh dengan memberi upah.
Pengertian Hubungan Kerja
Dasar Hukum Hubungan Kerja
Perjanjian kerja ialah suatu persetujuan bahwa pihak kesatu, yaitu buruh, meningkatkan diri untuk
menyerahkan tenaganya kepada pihak lain, yaitu hukum dengan upah selama waktu tertentu (Psl 160 1a
KUHPerd)
”Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana seseorang mengikatkan diri untuk bekerja pada orang
lain dengan menerima imbalan berupa upah sesuai dengan syarat-syarat yang dijanjikan atau disetujui
bersama.” (Shamad (1995:55)
:”Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syaray-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak”. (Pasal 1 angka 14 UU No. 13 Tahun 2003)
Macam-macam Perjanjian Kerja
• Perjanjian Kerja Tidak Tetap, meliputi: Perjanjian kerja perseorangan (dengan masa percobaan 3
(tiga) bulan) Psl. 60 (1) UU 13/2003, Perjanjian kerja harian lepas (Psl. 10 (1) Kepmenakertrans No.
100/Men/VI/2004, Perjanjian kerja borongan (Psl. 1 angka 3 Kepmenakertrans No. Kep.
150/Men/1999).
• Perjanjian Kerja Tetap, yaitu pekerjaan yang sifatnya terus-menerus, tidak terputus-putus, tidak
dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam suatu perusahaan atau
pekerjaan yang bukan musiman (Psl. 59 (2) UU 13/2003).
• Dilakukan sendiri oleh perusahaan, yaitu
jenis-jenis kegiatan/pekerjaan utama
meliputi:
(vital/inti) yang tidak diserahkan pekerjaan,
pelaksanaannya kepada perusahaan lain.
• Diserahkan kepada perusahaan lain pelaksanaan
(outsourcing), yaitu meliputi: Perjanjian
pemborongan pekerjaan, dan Penyediaan jasa
Berdasarkan
pekerja/buruh.
Macam-macam Perjanjian Kerja
• pekerja meninggal dunia;
apabila :
• berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
• adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau
kerja berakhir
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
Perjanjian
• adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
13/2003,
perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.
Psl. 61 (1) UU
Berakhirnya Perjanjian Kerja
Berakhirnya Perjanjian Kerja
• Katagori PKWT :
1. Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya
2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
3. Pekerjaan yang bersifat musiman;
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau perjanjian.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya dan
penyelesaiannya paling lama 3 tahun
Pasal 3 KEPMEN No. 100 Tahun 2004
1. Diselesaikannya pekerjaan tertentu
2. Dibuat paling lama 3 tahun
3. Diselesaikan lebih cepat dari yang diperjanjikan maka pkwt putus demi hukum pada
saat selesainya pekerjaan
4. Dalam pkwt didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu, harus dicantumkan batasan
suatu pekerjaan dinyatakan selesai.
5. Dapat dilakukan pembaruan
6. Pembaharuan dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 hari kerja
7. Selama tenggang waktu tidak ada hubungan kerja
8. Dalam pkwt para pihak dapat mengatur lain dari ketentuan pembaha ruan dan waktu
pembaharuan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
PKWT UNTUK PEKERJAAN BERSIFAT MUSIMAN
Pasal 4 s.d. Pasal 7 KEPMEN No. 100 Tahun 2004
1. Pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca
2. Hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim
tertentu
3. Pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau
target dilakukan sebagai pekerjaan musiman
4. Dilakukan untuk pekerja yang melakukan kegiatan tambahan.
5. Membuat daftar nama pekerja yang melakukan kegiatan tambahan
6. Tidak dapat dilakukan pembaharuan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
PKWT PEKERJAAN BERHUBUNGAN PRODUK
BARU
Pasal 8 s.d. Pasal 9 KEPMEN No. 100 Tahun 2004