Anda di halaman 1dari 16

MODUL MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL

(MAN309)

MODUL SESI 2
PERJANJIAN KERJA

DISUSUN OLEH
Dr.Ir. ROJUANIAH, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 16
PERJANJIAN KERJA

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan Konsep Perjanjian Kerja
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Perjanjian Kerja dalam Undang-Undang
3. Mahasiswa mampu menjelaskan PKWT dan PKWTT

Konsep Perjanjian Kerja


Menurut Djumadi (2004) bahwa perjanjian kerja yang dalam bahasa Belanda sering
disebut dengan istilah arbeidsovereenkoms dapat diartikan dalam beberapa
pengertian. Pengertian tersebut antara lain tertuang dalam Pasal 1601a Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yaitu :
“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu si buruh,
mengikatkan dirinya untuk di bawah perintahnya pihak lain, si majikan untuk suatu
waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah”.

Dari pengertian tersebut memang dapat dikatakan bahwa antara pemilik modal
(pengusaha) dengan pekerja/ buruh memang mempunyai hubungan yang saling
bergantung satu sama lain, pihak pekerja/ buruh akan mendapatkan upah jika dia
bekerja sesuai dengan perintah majikan dan majikan/ pengusaha akan memberikan
upah jika pekerja/ buruh bekerja sesuai dengan perintahnya.
Menurut R. Iman Soepomo dalam Djumadi (2004) bahwa perjanjian kerja adalah :
“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak kesatu, buruh mengikatkan
diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan yang
mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar upah”.

Sedangkan menurut Subekti (1977) memberikan pengertian perjanjian kerja, yaitu :


“Perjanjian antara seorang “buruh” dengan seorang “majikan”, perjanjian mana
ditandai oleh ciri-ciri; adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan
adanya suatu hubungan di peratas (bahasa Belanda dierstverhanding) yaitu suatu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 16
hubungan berdasarkan mana pihak yang satu (majikan) berhak memberikan
perintah-perintah yang harus ditaati oleh pihak yang lain”.

Perjanjian Kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerja/buruh dan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan (yang harus
dikerjakan pekerja/buruh), upah, dan perintah (yang harus dilaksanakan
pekerja/buruh).
Ada 2 (dua) unsur utama dalam perjanjian kerja, yaitu :
a. Para pihak (subjek)
Subjek dalam hal ini adalah pekerja/ buruh pada satu pihak dan majikan/
pengusaha pada pihak lainnya. Jika dilihat dari aspek hukum perdata, maka
semua orang berhak membuat atau menandatangani perjanjian termasuk
perjanjian kerja, kecuali apabila undang-undang menyatakan sebaliknya.
Untuk perjanjian kerja juga berlaku hal yang sama sedangkan mereka yang
masih di bawah umur atau berada di bawah pengampunan, maka
penandatanganan perjanjian akan diwakili oleh walinya.

b. Hal-hal yang disepakati (objek)


Objek tersebut mencakup kondisi dan syarat-syarat kerja, yang meliputi hak
dan kewajiban kedua belah pihak. Pada asasnya semua aturan yang dituangkan
dalam perjanjian kerja harus dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak, namun dalam kenyataannya isi perjanjian kerja selalu dibuat dan
ditetapkan secara sepihak oleh pengusaha sehingga isinya cenderung
memberatkan pekerja.

Isi dari perjanjian kerja juga sangat menentukan apakah masing-masing pihak dapat
mematuhi isi dari perjanjian kerja, pada dasarnya semua perjanjian kerja
mempunyai format yang sama, yakni terdiri dari judul, para pihak, pembukaan, isi,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 16
penutup, tempat tanggal perjanjian dibuat serta tandatangan para pihak dan saksi-
saksi, hanya saja yang membedakan antara satu perjanjian dengan perjanjian
lainnya adalah para pihak dan isi dari perjanjian itu sendiri.

Kontrak kerja dapat berupa lisan atau tulisan, dan didasari oleh kesepakatan
bersama. Perjanjian kerja dapat memiliki jangka waktu tertentu (PKWT) atau
jangka waktu tidak tertentu (PKWTT) memiliki syarat kesepakatan kedua belah
pihak, kecakapan para pihak melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang
diperjanjikan; dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Apabila tidak memenuhi semua persyaratan tersebut, maka perjanjian kerja
dianggap tidak sah dan batal demi hukum.
Adapun yang menjadi dasar dari pembuatan perjanjian kerja, yaitu:

• Kesepakatan kedua belah pihak;


• Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
• Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
• Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari perjanjian kerja tersebut melahirkan apa yang disebut dengan hubungan kerja.
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dan pekerja/buruh berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.

Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis (lisan).
Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam bentuk tertulis, harus memuat hal-hal
sebagai berikut:

• Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;


• Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
• Jabatan atau jenis pekerjaan;
• Tempat pekerjaan;

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 16
• Besarnya upah dan cara pembayarannya;
• Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh;
• Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
• Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
• Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

Perjanjian kerja tersebut harus dibuat dalam dua rangkap yang dipegang oleh
masing-masing pihak dan memiliki kekuatan hukum yang sama. Oleh karena hal
tersebut, dalam hal terjadi perubahan, perubahan tersebut haruslah didasarkan oleh
kesepakatan antara dua belah pihak.

Bila perjanjian kerja dibuat secara lisan, maka pengusaha wajib membuat surat
pengangkatan bagi pekerja/buruh yang bersangkutan. Surat pengangkatan yang
dimaksud sekurang kurangnya memuat keterangan: nama dan alamat
pekerja/buruh; tanggal mulai bekerja; jenis pekerjaan yang dilakukan
pekerja/buruh; dan besarnya upah yang diterima oleh pekerja/buruh. Tetapi, jika
pengusaha tidak mengeluarkan surat perjanjian untuk pekerja, status pekerja
berubah menjadi pekerja permanen menurut hukum.

Perjanjian kerja hanya dapat dilakukan dalam 2 (dua) tahun, dapat diperpanjang
kembali 1 (satu) tahun berikutnya, dan juga dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali
dengan jangka waktu 2 (dua) tahun. Jadi kontrak maksimum harus 5 tahun. Jika,
perusahaan menerapkan kontrak berkali-kali selama periode tersebut, maka pekerja
kontrak dinyatakan menjadi pekerja tetap oleh hukum. (Pasal 59 ayat 7, UU
13/2003)

Pada tahun 2014, pasal 59 UU 13/2003, telah Ditinjau Secara Hukum oleh
Mahkamah Konstitusi Indonesia pada No 7/2014, panel hakim menyatakan bahwa
“jika perusahaan menerapkan kontrak untuk beberapa kali selama periode tersebut,
maka pekerja kontrak dinyatakan menjadi pekerja tetap oleh hukum, berdasarkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 16
catatan pemeriksaan dari pengawas tenaga kerja. Catatan pemeriksaan tersebut
dapat diminta untuk disetujui melalui Pengadilan Daerah ”.

Sumber: Pasal 1, 50-55 dan 63 UU Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003)

Perjanjian kerja dapat dibuat atas dasar waktu tertentu atau untuk waktu tidak
tertentu. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu ( PKWT) diatur lebih rinci di dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.100/MEN/VI/2004.

Perjanjian kerja ini dapat berakhir apabila:

• Pekerja meninggal dunia;


• Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
• Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap; atau
• Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Status pekerja kontrak


Hukum Indonesia tidak memperbolehkan perusahaan untuk mempekerjakan orang
dengan perjanjian kerja waktu tertentu pada bidang pekerjaan yang bersifat
permanen. Perjanjian kerja yang memiliki tenggang waktu tertentu dibuat
berdasarkan waktu tertentu atau penyelesaian pekerjaan tertentu. Perjanjian tersebut
harus dibuat tertulis dan harus dituliskan dengan huruf latin dan dalam bahasa
Indonesia. Jika perjanjian kerja dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing,
apabila kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya, maka yang
berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Jika kontrak tidak
ditulis dalam Bahasa Indonesia, maka kontrak itu tidak dianggap oleh hukum.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 16
Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu,
termasuk: pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; pekerjaan
yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling
lama 3 (tiga) tahun; pekerjaan yang bersifat musiman; atau pekerjaan yang
berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih
dalam percobaan atau penjajakan.

Hukum mengijinkan perpanjangan dan pembaruan perjanjian waktu tertentu.


Sebuah perjanjian kerja waktu tertentu tidak boleh lebih dari 2 (dua) tahun.
Perjanjian ini boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun. Jika pengusaha bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu
tertentu tersebut, pengusaha harus memberitahukan kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu
tertentu berakhir.

Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat dilakukan setelah melewati
masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari dari berakhirnya perjanjian kerja waktu
tertentu yang lama. Pembaruan perjanjian kerja hanya boleh dilakukan untuk masa
paling lama 2 (dua) tahun.

Dengan begitu, masa berlakunya perjanjian kerja waktu tertentu paling lama adalah
tiga tahun.

Perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi persyaratan hukum berubah
menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.

Menurut Permenakertrans No. 100/2004, keabsahan dari perjanjian kerja waktu


tertentu dan kesempatannya untuk diperpanjang/dibarui tergantung dari jenis
pekerjaan yang diperjanjikan. Jika pekerjaannya bersifat sementara dan sekali
selesai, maka jangka waktu perjanjian kerja adalah 3 tahun dan tidak dapat
diperpanjang. Jenis perjanjian kerja ini dapat dibarui selama 2 tahun setelah masa
jeda 30 hari. Jika pekerjaannya bersifat musiman, maka masa perjanjian kerja

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 16
tergantung pada cuaca, atau musim, atau pesanan/target. Jika pekerjaan tersebut
berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru atau kegiatan pendukung (dalam
tahap penelitian dan pengembangan), masa perjanjian kerjanya adalah 2 tahun dan
diperbolehkan untuk diperpanjang 1 tahun.

Jenis perjanjian kontrak kerja


Indonesia sendiri telah mengatur terkait jenis kontrak kerja ini. Kurang lebih ada
sekitar dua jenis perjanjian kontrak kerja yang banyak dikenal di dunia professional,
di antaranya:

Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)


Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) atau perjanjian kontrak kerja sementara
adalah perjanjian kontrak kerja yang memiliki masa kerja yang disepakati bersama
oleh karyawan dan perusahaan.
Periode waktu maksimum dalam masa kontrak ini biasanya mencapai 3 tahun,
danakan terus diperbarui di bulan ke 12 setiap tahunnya.
Aturan lain dari masa perjanjian kontrak kerja ini adalah karyawan nantinya akan
tetap menempati posisi atau jabatan yang sama di masa tersebut.
Di masa perjanjian kontrak kerja tetap ini, pemutusan hubungan kerja mudah sekali
dilakukan oleh pihak perusahaan, berbanding terbalik dengan perjanjian kontrak
kerja tidak terbatas.

Perjanjian kerja waktu tidak terbatas (PKWTT)


Perjanjian kerja waktu tidak terbatas (PKWTT) atau perjanjian kontrak kerja
permanen adalah perjanjian kontrak kerja yang terus berlaku tanpa batas waktu
hingga karyawan memutuskan untuk berhenti bekerja atau diberhentikan oleh
perusahaannya.

Berbeda dengan kontrak kerja terbatas yang tidak memiliki masa percobaan, di
perjanjian kontrak kerja terbatas ini dilakukan masa percobaan dalam waktu 3 bulan
yang masuk dalam kontrak secara lisan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 16
Setelah masa percobaan itu selesai, biasanya karyawan akan menerima surat
penunjukan atau penawaran dari atasan.

Perjanjian kontrak kerja outsourcing


Perjanjian kontrak kerja selanjutnya yang perlu diketahui oleh karyawan adalah
kontrak kerja outsourcing. Apa itu outsourcing? Outsourcing adalah pekerja berasal
dari pihak ketiga yang bekerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan tenaga
kerja.
Hubungan kerja yang terjadi antara pekerja outsourcing dengan perusahaan adalah
Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) yang telah disepakati oleh perusahaan dan
pihak penyedia tenaga kerja.
Apabila perusahaan menginginkan karyawan tersebut untuk berstatus PKWTT atau
pekerja tetap maka harus dibuat perjanjian tertulis yang ditanda tangani oleh kedua
belah pihak. Hal ini sesuai dengan UU No 13 tahun 2003 pasal 66 ayat 2 huruf b.

Perjanjian Kontrak Kerja


Masa percobaan
Menurut Undang-Undang ketenagakerjaan, perjanjian kerja waktu tidak
tertentu/permanen dapat mensyaratkan masa percobaan sampai dengan tiga bulan.
Selama masa percobaan, pekerja/buruh berhak atas upah serendah-rendahnya setara
dengan nilai upah minimum yang berlaku. Pekerja/buruh yang dipekerjakan
berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat dikenai masa percobaan.
( Pasal 58 dan 60 UU Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003)
Peraturan mengenai Jaminan Kerja

Syarat Kontrak Kerja yang Sah Menurut Undang-Undang


Dari bunyi pasal 1601a KUH Perdata dapat disebutkan bahwa yang dinamakan
Kontrak Kerja harus memenuhi kriteria persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1) Terdapat pekerja dan pemberi kerja

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 16
Di antara pekerja dan pemberi kerja memiliki kedudukan yang tidak sama.
Ada pihak yang kedudukannya di atas (pemberi kerja) dan ada pihak yang
kedudukannya di bawah (pekerja). Karena pemberi kerja mempunyai
kewenangan untuk memerintah sang pekerja, maka kontrak kerja diperlukan
untuk menjabarkan syarat, hak, dan kewajiban antara pekerja dan si pemberi
kerja.

2) Pelaksanaan Kerja
Pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di
perjanjian kerja sebelumnya.

3) Waktu Tertentu
Pelaksanaan kerja dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang telah
ditetapkan oleh pemberi kerja.

4) Upah yang diterima


Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada
buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,
dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu
persetujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar
suatu perjanjian kerja (kontrak kerja) antara pengusaha dengan buruh,
termasuk tunjangan baik untuk buruh itu sendiri maupun keluarganya (Pasal
1 huruf a Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan
Upah).

5) Kesepakatan
Yang dimaksudkan dengan kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas
atau sukarela di antara pihak-pihak yang telah membuat perjanjian.
Kesepakatan tidak akan ada atau terbentuk apabila kontrak dibuat atas dasar
paksaan, penipuan, atau kekhilafan. Dan biasanya kesepakatan akan
tercapai setelah kita melalui proses wawancara kerja bagi calon pekerja
yang sedang melamar.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 16
6) Kewenangan
Pihak-pihak yang membuat kontrak kerja harus orang-orang yang oleh
hukum dinyatakan sebagai subjek hukum. Pada dasarnya semua orang
menurut hukum mempunyai kewenangan untuk membuat kontrak. Yang
tidak diperbolehkan adalah anak-anak, orang dewasa yang masih
ditempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang dalam keadaan
sakit jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur
18 (delapan belas) tahun. Meskipun belum berumur 18 (delapan belas)
tahun, apabila seseorang telah atau pernah kawin maka dianggap sudah
dewasa, berarti cakap untuk membuat perjanjian.

7) Objek yang diatur harus jelas


Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada pihak-
pihak dan mencegah timbulnya kontrak fiktif.

Isi kontrak kerja


Kontrak Kerja Harus Sesuai dengan Undang-Undang, maksudnya di sini adalah isi
dari kontrak tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang. Serta tidak
boleh bersifat memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.
Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan pasal 56 dijelaskan bahwa ada
perbedaan antara isi perjanjian kontrak sementara dengan isi perjanjian kontrak
permanen di antaranya:

Isi kontrak kerja sementara (PKWT)


1.Nama, umur, jenis kelamin, alamat pekerja
2.Nama perusahaan, jenis perusahaan dan alamat perusahaan
3.Besarnya upah dan cara pembayaran
4.Jabatan atau jenis pekerjaan
5.Tempat pekerjaan
6.Jangka waktu memulai pekerjaan
7.Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban bagi pekerja dan perusahaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 16
8.Tanggal dan tempat perjanjian dibuat
9.Tanda tangan pihak yang terlibat dalam kontrak kerja

Isi kontrak kerja tidak terbatas


1.Nama, alamat dari pekerja
2.Jenis pekerjaan
3.Besarnya upah
4.Tanggal dan tempat perjanjian dibuat

Untuk karyawan dengan status kontrak, surat perjanjian yang perlu dibuat adalah
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PWKT). Berbeda dengan PKWTT yang tidak
mencantumkan batas akhir waktu kerja karyawan, PWKT wajib mencantumkan
secara jelas kapan karyawan tersebut mulai bekerja dan kapan hubungan kerja
tersebut dinyatakan berakhir. Kontrak kerja tersebut pada umumnya berlaku untuk
masa kerja paling tidak satu tahun. Jika memang kinerja karyawan ternyata cukup
baik, PWKT bisa saja diperpanjang atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.

Surat perjanjian kerja yang dibuat untuk karyawan kontrak tentu tidak serinci
perjanjian kerja untuk karyawan tetap. Hal ini lantaran hubungan kerja yang terjalin
relatif lebih singkat. Apabila ternyata perusahaan menganggap bahwa kinerja
karyawan kontrak tersebut kurang memuaskan, maka perusahaan dapat dengan
bebas merekrut karyawan kontrak baru. Poin penting yang juga perlu dicantumkan
dalam PWKT adalah perihal kompensasi yang wajib dibayarkan oleh karyawan
apabila ternyata tidak mampu memenuhi waktu kerja berdasarkan kontrak tersebut.
Artinya, apabila karyawan mengundurkan diri sebelum masa kesepakatan kerja
berakhir, bisa saja karyawan diminta untuk membayar sejumlah denda. Denda di
sini biasanya sudah disepakati di awal dan sudah tertera dalam surat perjanjian kerja.
Perubahan dari isi kontrak kerja
Sifat dari isi kontrak kerja ini tidak sepenuhnya kaku dan berpatokan pada isi dalam
surat perjanjian kontrak kerja. Baik karyawan ataupun perusahaan, bisa pula
melakukan revisi terhadap surat perjanjian kontrak kerja.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 16
Beberapa kasus perubahan isi kontrak kerja yang berasal dari pekerja di antaranya
karena alasan meminta kenaikan upah perbaikan kondisi kerja yang diinginkan
hingga meminta fleksibilitas waktu untuk bekerja. Pekerja dapat meminta
perubahan isi kontrak kerja dengan cara berbicara pada atasanmu terkait
permasalahan yang ingin diperbaiki. Di samping itu perusahaan juga bisa merubah
isi kontrak kerja. Namun untuk melakukan ini, perusahaan harus
mendiskusikannya bersama dengan karyawan terkait.
Baru setelah itu dibuat isi kontrak baru yang minimal harus diterima oleh karyawan
selama satu bulan setelah perubahan.

Surat Perjanjian Kerja Probation


Masa percobaan atau pelatihan atau probation adalah masa-masa awal seorang
karyawan dinyatakan bekerja di sebuah perusahaan. Pada masa ini, gaji karyawan
biasanya belum diberikan secara penuh lantaran karyawan dianggap belum mampu
bekerja secara maksimal. Dengan kata lain, karyawan masih harus berupaya
menyesuaikan diri dengan ritme kerja serta kondisi perusahaan. Untuk itu,
dibuatlah surat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Percobaan (PKWTP).

Pembuatan surat perjanjian kerja bagi karyawan dalam masa percobaan terkadang
bisa disatukan dengan karyawan tetap atau karyawan kontrak. Keputusan
perusahaan untuk menyatukan surat perjanjian tersebut lantaran masa probation
biasanya hanya berjalan dalam waktu sekian bulan. PKWTP pun dapat pula
disertakan sebagai lampiran dalam kontrak kerja maupun surat perjanjian untuk
karyawan tetap.
Banyak pengusaha yang mungkin belum memiliki kesadaran penuh tentang
pentingnya menjalin kontrak kerja pada suatu perusahaan. Padahal dengan kontrak
kerja karyawan yang sederhana saja sudah cukup untuk menjamin keterikatan kerja
karyawan dalam waktu tertentu, lancarnya pekerjaan karyawan, serta terpenuhinya
hak-hak karyawan dan pengusaha sebagai pemilik perusahaan. Di bawah ini adalah
format contoh kontak kerja karyawan yang bisa Anda buat. Penjelasan mendetail
tentang siapa saja pihak yang terkait dengan surat perjanjian kontrak kerja
karyawan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 16
– Pengertian & Kesepakatan Umum
– Hak & Kewajiban setiap pihak yang terkait
– Definisi dan ruang lingkup kerja karyawan
– Kesepakatan Waktu Kerja
– Kesepakatan Gaji/Upah/Bonus/Imbalan
– Kesepakatan prosedur saat terjadi kelalaian, pengunduran diri, dan pemecatan
– Resolusi apabila terjadi perselisihan
– Kesepakatan dalam hal apabila terjadi Force Majeure
– Tanda Tangan Kesepakatan di atas Materai

Surat kontrak kerja harus memenuhi syarat tertentu. Pertama, perjanjian harus
dituliskan dalam bahasa Indonesia bahkan jika kontrak melibatkan pekerja asing.
Dalam kondisi seperti itu, kontrak kerja bisa diterjemahkan ke dalam bahasa asing
agar dimengerti pekerja, tetapi dokumen asli tetap dalam bahasa Indonesia.

Kedua, kontrak kerja harus dibuat rangkap dua, masing-masing satu untuk
perusahaan dan pekerja. Agar lebih memiliki kekuatan hukum, biasanya tanda
tangan harus disertai materai. Terakhir, perjanjian kerja dibuat atas kesepakatan
kedua belah pihak.

Berikut ini contoh kontrak kerja karyawan yang dapat dijadikan referensi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 16
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
14 / 16
DAFTAR REFERENSI

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.102/MEN/VI/2004


mengenai Waktu dan Upah Kerja Lembur / Decree of Minister of Manpower
and Transmigration No.102/MEN/VI/2004 on Overtime Hours and Overtime
Pay
Bernadetta. 2019. Mengenal Surat Perjanjian Kerja untuk Berbagai Status
Karyawan Perusahaan. https://sleekr.co/blog/mengenal-surat-perjanjian-
kerja-untuk-berbagai-status-karyawan-perusahaan/
Utami, Novia Widya. 2018. Contoh Kontrak Kerja Karyawan yang Sesuai
Peraturan di Indonesia. https://sleekr.co/blog/contoh-kontrak-kerja-
karyawan-yang-sesuai-peraturan-di-indonesia/
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 16

Anda mungkin juga menyukai