(MAN309)
MODUL SESI 2
PERJANJIAN KERJA
DISUSUN OLEH
Dr.Ir. ROJUANIAH, MM
Dari pengertian tersebut memang dapat dikatakan bahwa antara pemilik modal
(pengusaha) dengan pekerja/ buruh memang mempunyai hubungan yang saling
bergantung satu sama lain, pihak pekerja/ buruh akan mendapatkan upah jika dia
bekerja sesuai dengan perintah majikan dan majikan/ pengusaha akan memberikan
upah jika pekerja/ buruh bekerja sesuai dengan perintahnya.
Menurut R. Iman Soepomo dalam Djumadi (2004) bahwa perjanjian kerja adalah :
“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak kesatu, buruh mengikatkan
diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan yang
mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar upah”.
Isi dari perjanjian kerja juga sangat menentukan apakah masing-masing pihak dapat
mematuhi isi dari perjanjian kerja, pada dasarnya semua perjanjian kerja
mempunyai format yang sama, yakni terdiri dari judul, para pihak, pembukaan, isi,
Kontrak kerja dapat berupa lisan atau tulisan, dan didasari oleh kesepakatan
bersama. Perjanjian kerja dapat memiliki jangka waktu tertentu (PKWT) atau
jangka waktu tidak tertentu (PKWTT) memiliki syarat kesepakatan kedua belah
pihak, kecakapan para pihak melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang
diperjanjikan; dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Apabila tidak memenuhi semua persyaratan tersebut, maka perjanjian kerja
dianggap tidak sah dan batal demi hukum.
Adapun yang menjadi dasar dari pembuatan perjanjian kerja, yaitu:
Dari perjanjian kerja tersebut melahirkan apa yang disebut dengan hubungan kerja.
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dan pekerja/buruh berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis (lisan).
Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam bentuk tertulis, harus memuat hal-hal
sebagai berikut:
Perjanjian kerja tersebut harus dibuat dalam dua rangkap yang dipegang oleh
masing-masing pihak dan memiliki kekuatan hukum yang sama. Oleh karena hal
tersebut, dalam hal terjadi perubahan, perubahan tersebut haruslah didasarkan oleh
kesepakatan antara dua belah pihak.
Bila perjanjian kerja dibuat secara lisan, maka pengusaha wajib membuat surat
pengangkatan bagi pekerja/buruh yang bersangkutan. Surat pengangkatan yang
dimaksud sekurang kurangnya memuat keterangan: nama dan alamat
pekerja/buruh; tanggal mulai bekerja; jenis pekerjaan yang dilakukan
pekerja/buruh; dan besarnya upah yang diterima oleh pekerja/buruh. Tetapi, jika
pengusaha tidak mengeluarkan surat perjanjian untuk pekerja, status pekerja
berubah menjadi pekerja permanen menurut hukum.
Perjanjian kerja hanya dapat dilakukan dalam 2 (dua) tahun, dapat diperpanjang
kembali 1 (satu) tahun berikutnya, dan juga dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali
dengan jangka waktu 2 (dua) tahun. Jadi kontrak maksimum harus 5 tahun. Jika,
perusahaan menerapkan kontrak berkali-kali selama periode tersebut, maka pekerja
kontrak dinyatakan menjadi pekerja tetap oleh hukum. (Pasal 59 ayat 7, UU
13/2003)
Pada tahun 2014, pasal 59 UU 13/2003, telah Ditinjau Secara Hukum oleh
Mahkamah Konstitusi Indonesia pada No 7/2014, panel hakim menyatakan bahwa
“jika perusahaan menerapkan kontrak untuk beberapa kali selama periode tersebut,
maka pekerja kontrak dinyatakan menjadi pekerja tetap oleh hukum, berdasarkan
Perjanjian kerja dapat dibuat atas dasar waktu tertentu atau untuk waktu tidak
tertentu. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu ( PKWT) diatur lebih rinci di dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.100/MEN/VI/2004.
Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat dilakukan setelah melewati
masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari dari berakhirnya perjanjian kerja waktu
tertentu yang lama. Pembaruan perjanjian kerja hanya boleh dilakukan untuk masa
paling lama 2 (dua) tahun.
Dengan begitu, masa berlakunya perjanjian kerja waktu tertentu paling lama adalah
tiga tahun.
Perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi persyaratan hukum berubah
menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
Berbeda dengan kontrak kerja terbatas yang tidak memiliki masa percobaan, di
perjanjian kontrak kerja terbatas ini dilakukan masa percobaan dalam waktu 3 bulan
yang masuk dalam kontrak secara lisan.
2) Pelaksanaan Kerja
Pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di
perjanjian kerja sebelumnya.
3) Waktu Tertentu
Pelaksanaan kerja dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang telah
ditetapkan oleh pemberi kerja.
5) Kesepakatan
Yang dimaksudkan dengan kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas
atau sukarela di antara pihak-pihak yang telah membuat perjanjian.
Kesepakatan tidak akan ada atau terbentuk apabila kontrak dibuat atas dasar
paksaan, penipuan, atau kekhilafan. Dan biasanya kesepakatan akan
tercapai setelah kita melalui proses wawancara kerja bagi calon pekerja
yang sedang melamar.
Untuk karyawan dengan status kontrak, surat perjanjian yang perlu dibuat adalah
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PWKT). Berbeda dengan PKWTT yang tidak
mencantumkan batas akhir waktu kerja karyawan, PWKT wajib mencantumkan
secara jelas kapan karyawan tersebut mulai bekerja dan kapan hubungan kerja
tersebut dinyatakan berakhir. Kontrak kerja tersebut pada umumnya berlaku untuk
masa kerja paling tidak satu tahun. Jika memang kinerja karyawan ternyata cukup
baik, PWKT bisa saja diperpanjang atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.
Surat perjanjian kerja yang dibuat untuk karyawan kontrak tentu tidak serinci
perjanjian kerja untuk karyawan tetap. Hal ini lantaran hubungan kerja yang terjalin
relatif lebih singkat. Apabila ternyata perusahaan menganggap bahwa kinerja
karyawan kontrak tersebut kurang memuaskan, maka perusahaan dapat dengan
bebas merekrut karyawan kontrak baru. Poin penting yang juga perlu dicantumkan
dalam PWKT adalah perihal kompensasi yang wajib dibayarkan oleh karyawan
apabila ternyata tidak mampu memenuhi waktu kerja berdasarkan kontrak tersebut.
Artinya, apabila karyawan mengundurkan diri sebelum masa kesepakatan kerja
berakhir, bisa saja karyawan diminta untuk membayar sejumlah denda. Denda di
sini biasanya sudah disepakati di awal dan sudah tertera dalam surat perjanjian kerja.
Perubahan dari isi kontrak kerja
Sifat dari isi kontrak kerja ini tidak sepenuhnya kaku dan berpatokan pada isi dalam
surat perjanjian kontrak kerja. Baik karyawan ataupun perusahaan, bisa pula
melakukan revisi terhadap surat perjanjian kontrak kerja.
Pembuatan surat perjanjian kerja bagi karyawan dalam masa percobaan terkadang
bisa disatukan dengan karyawan tetap atau karyawan kontrak. Keputusan
perusahaan untuk menyatukan surat perjanjian tersebut lantaran masa probation
biasanya hanya berjalan dalam waktu sekian bulan. PKWTP pun dapat pula
disertakan sebagai lampiran dalam kontrak kerja maupun surat perjanjian untuk
karyawan tetap.
Banyak pengusaha yang mungkin belum memiliki kesadaran penuh tentang
pentingnya menjalin kontrak kerja pada suatu perusahaan. Padahal dengan kontrak
kerja karyawan yang sederhana saja sudah cukup untuk menjamin keterikatan kerja
karyawan dalam waktu tertentu, lancarnya pekerjaan karyawan, serta terpenuhinya
hak-hak karyawan dan pengusaha sebagai pemilik perusahaan. Di bawah ini adalah
format contoh kontak kerja karyawan yang bisa Anda buat. Penjelasan mendetail
tentang siapa saja pihak yang terkait dengan surat perjanjian kontrak kerja
karyawan.
Surat kontrak kerja harus memenuhi syarat tertentu. Pertama, perjanjian harus
dituliskan dalam bahasa Indonesia bahkan jika kontrak melibatkan pekerja asing.
Dalam kondisi seperti itu, kontrak kerja bisa diterjemahkan ke dalam bahasa asing
agar dimengerti pekerja, tetapi dokumen asli tetap dalam bahasa Indonesia.
Kedua, kontrak kerja harus dibuat rangkap dua, masing-masing satu untuk
perusahaan dan pekerja. Agar lebih memiliki kekuatan hukum, biasanya tanda
tangan harus disertai materai. Terakhir, perjanjian kerja dibuat atas kesepakatan
kedua belah pihak.
Berikut ini contoh kontrak kerja karyawan yang dapat dijadikan referensi.