STUDI KEPUSTAKAAN
Menurut Hertzberg (1959) teori dua faktor merupakan sebuah teori yang
kondisi kerja.
Dalam hubungan industrial pastinya ada relasi kerja diantara pekerja serta
dengan pengusaha sesuai terhadap Perjanjian Kerja. Pada UU No. 13 Tahun 2003
2020).
9
Perjanjian kerja ialah perjanjian yang terbuat diantara pengusaha dan
pekerja yang memenuhi persyaratan kerja, kewajiban serta hak para pihak
yakni perjanjian antara para pihak ataupun pekerjanya serta pengusaha yang
terdiri dari:
3. Jenis pekerjaan
4. Lokasi bekerja
Sesuai dengan ketetapan Pasal 52 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 dari segi
materil terdapat sistem perjanjian kerja yang disusun didasarkan atas (Harahap,
2020):
10
Berdasarkan pendapat Sridadi (2016), perjanjian kerja yakni perjanjian yang
diciptakan dari pekerja untuk individual maupun pengusaha terkait suatu pekerjaan
serta imbalannya yang jadi obyek dalam janji itu, sedangkan menurut Husni, dkk.
(2000), sistem perjanjian kerja yakni suatu perjanjian yang mana pihak pekerja
mengikat diri kepada pengusaha atas suatu pekerjaan dengan memperoleh imbalan
Dari berbagai definisi diatas tadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
perjanjian kerja bersama ialah sebuah sistem perjanjian yang disusun dari
perserikatan buruh maupun pengusaha yang berisikan kewajiban serta hak serta
pihak-pihak (Harahap, 2020). Perjanjian kerja itu sendiri dapat dibuat secara lisan
juga tulisan. Berhubungan pada sahnya perjanjian kerja, hal tersebut tidak dapat
barang yang dijadikan pokok persetujuan tentang diri pihak lawannya di dalam
persetujuan yang ada khususnya mengingat diri orang itu. Keberadaan paksaan
11
yang mana individu melangsungkan suatu tindakan sebab merasa ketakutan pada
ancaman (pasal 1324 BW) keberadaan penipuan yang tidak saja tentang
kebohongan namun karena ada tipu muslihat (pasal 1328 BW). Pada perjanjian
yang dibuat sesuai dengan persetujuan sesuai dengan sejumlah alasan itu,
membuat perikatan ialah sejumlah individu yang belum cukup umur, mereka yang
undang sudah melarang pembuatan sejumlah perjanjian. Tetapi sesuai dengan fatwa
MA, lewat Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3/1963 Tanggal 5 September 1963,
suaminya. Dampak dari perjanjian yang dibuat pihak yang tidak pantas ialah batal
Apabila tidak, menyebabkan perjanjian batal tersebut secara hukum. Pasal 1332
dijadikan objek perjanjian, serta sesuai dengan 1334 BW sejumlah produk baru
yang ingin tersedia pada hari berikutnya juga bisa dijadikan objek perjanjian
12
4. Suatu sebab atau causa yang halal
susila maupun aturan UU yang tersedia. Perjanjian yang tidak ada causa halal batal
2. Perjanjian Kerja disusun memakai Bahasa Indonesia dan juga istilah latin.
Apabila dibuat dengan tidak tertulis maka dinyatakan menjadi perjanjian bagi
suatu waktu yang tidak bisa ditentukan. Jika perjanjian dibuat menggunakan
bahasa asing serta Bahasa Indonesia, terdapat salah tafsir diantara keduanya,
maka yang ditetapkan ialah perjanjian kerja yang dibuat menggunakan Bahasa
percobaan yang disyaratkan batal demi hukum. Perjanjian kerja bagi waktu
tertentu ini hanya bisa dibuat bagi suatu pekerjaan yang sesuai dengan jenis
serta sifat ataupun aktivitas pekerjaan akan selesai didalam waktu tertentu.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu itu tidak bisa diadakan bagi pekerjaan
yang bersifat tetap. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu bisa diperpanjang
13
ataupun diperbaharui, hanya bisa diselenggarakan maksimal 2 tahun serta
percobaan paling lama tiga bulan. Didalam masa percobaan itu, pengusaha
diberlakukan.
diantara pemberi kerja dengan karyawan yang memuat hak serta kewajiban. Ada
pula faktor sistem perjanjian kerja menurut Hanifah (2020), antara lain :
sebagai pekerja yang berkaitan harus patuh kepada perintah pengusaha dalam
perbandingan ikatan kerja dengan ikatan yang lain, seperti perikatan diantara dokter
perikatan kerja sebab dokter, pengacara tidak patuh kepada perintah pasiennya.
3. Terdapatnya waktu.
14
Terdapatnya waktu yang dimaksud merupakan saat melaksanakan
pekerjaan wajib dan ada kesepakatan waktu. Faktor ini pada perjanjian bekerja
dapat disusun dengan tegas untuk perjanjian kerjanya yang disusun seperti bagi
pekerja kontrak, sebaliknya bagi pekerja tetap perihal ini tidak dibutuhkan.
4. Terdapatnya upah.
apalagi bisa disebutkan kalau tujuan utama seorang pegawai bekerja adalah untuk
mendapatkan upah. Maka apabila tidak terdapat faktor upah, suatu ikatan itu
individu serta industri. Menurut Handoko (2016), kepuasan kerja ialah situasi
emosional yang membuat senang ataupun tidak untuk para karyawan menganggap
tugasnya. Hal itu bisa dilihat didalam sikap positif karyawan pada pekerjaan serta
seluruh yang ia hadapi didalam lingkungan kerja. Kepuasan kerja secara general
secara individu serta hasil pemenuhan sejumlah nilai pekerjaan individu yang
15
dirasa. Apabila nilai pekerjaan bisa dipenuhi maka akan menyebabkan rasa puas,
Menurut Hamali (2018), kepuasan kerja ialah total tiap aspek dikali derajat
ketidakpuasan bagi tugas serta konteks ini adalah sebuah hal yang sifatnya personal
kerja diartikan menjadi sebuah reaksi emosional yang rumit yang merupakan
dampak dari kehendak, dorongan, tuntutan serta sejumlah harapan karyawan pada
memunculkan sebuah bentuk reaksi emosional yang wujudnya senang, puas, tidak
puas, yang digambarkan moral kerja, prestasi kerja serta kedisiplinan. Sedangkan
menurut Robbins & Judge (2017) kepuasan kerja merupakan perasaan positif
karyawan terhadap pekerjaan yang dihasilkan dari suatu evaluasi pada karakteristik
16
perasaan yang membuat senang ataupun tidak dari pegawai yang berkaitan pada
pekerjaan juga situasi dirinya yang bisa memunculkan dampak negatif serta positif
didalam bekerja.
3. Faktor fisik, yakni faktor yang berkaitan pada situasi fisik karyawan, mencakup
Sedangkan menurut Robbins and Judge (2017), terdapat empat faktor yang
kondusif bagi tingkatan rasa puas kerja pegawai yang besar, yaitu:
17
2.1.7 Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Robbins & Judge (2015), indikator kepuasan kerja terdiri dari :
yang kurang memberi tantangan bisa menimbulkan rasa bosan, namun pekerjaan
yang sangat banyak memberi tantangan bisa menimbulkan rasa frustasi serta
kisarannya yang ada keamanan, tidak bahaya dan juga tidak membuat repot. Selain
itu, sejumlah besar pegawai lebih menyukai kerja dekat dengan rumahnya, di sarana
prasarana yang bersih serta cenderung modern, juga memakai sejumlah peralatan
yang mumpuni.
bahwasanya kecocokan yang besar dari antara pribadinya pegawai serta pekerjaan
18
dengan tipe kepribadian yang sama pada okupasinya mempunyai peluang yang
besar agar sukses didalam pekerjaannya, jadi mereka bisa pula memperoleh rasa
keperluan terhadap interaksi sosial. Oleh dari itu, apabila karyawan memiliki rekan
kerja yang baik serta memberi dukungan maka kepuasan kerja akan mengalami
peningkatan.
19
Nama Penulis Metodologi / Variabel
No Hasil Penelitian
/Judul/Sumber Penelitian
2. Penerapan perjanjian 3. Kepuasan kerja kepada
kerja peraturan perusahaan
memperlihatkan perbedaan
yang nyata, yaitu perbedaan
rasa puas bekerja dari antara
pekerja kontrak dan tetap
hanyalah di kebijakannya
perusahaan mengenai status
pekerja sesuai dengan
perjanjian bekerja.
2 Svinarky (2015) Metode penelitian ini 1. Kinerja karyawan
yaitu deskriptif kualitatif berpengaruh terhadap
Analisis Kinerja perjanjian kerja waktu tertentu
Karyawan dari Variabel: PT OSI Electronics di Kota
Dampak Perjanjian 1. Kinerja karyawan Batam Periode tahun 2013
Kerja Waktu Tertentu 2. Perjanjian kerja 2. Perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT) Terhadap waktu terntentu berpengaruh kepada rasa puas
Kepuasan Perusahaan 3. Kepuasan karyawan pegawai PT OSI Electronics di
di PT OSI Electronics Kota Batam Periode tahun
di Kota Batam Periode 2013
Tahun 2013
3 Aninditiya et al., Metode penelitian 1. Perjanjian kerja berpengaruh
(2016) kuantitatif dengan secara positif dan
memakai analisis statistik signifikanterhadap variabel
Pengaruh Perjanjian deskriptif serta memakai berbagai hak pegawai
Kerja dan Perjanjian analisis inferensial 2. Perjanjian kerja bersama
Kerja Bersama memberi pengaruhnya positif
Terhadap Hak-Hak Variabel: dan nyata kepada variabel hak-
Karyawan dan 1. Perjanjian kerja hak karyawan
Kepuasan Kerja (Studi 2. Perjanjian kerja 3. Perjanjian kerja memberikan
Pada Karyawan PT bersama pengaruhnya positif dan nyata
PLN (Persero) 3. Hak-Hak Karyawan kepada variabel kepuasan kerja
Distribusi Jawa Timur 4. Kepuasan Kerja 4. Perjanjian kerja bersama
Area Pelayanan dan mempunyai pengaruhnya
Jaringan Malang) positif dan nyata kepada
variabel kepuasan kerja
5. hak-hak karyawan
pengaruhnya positif dan nyata
kepada kepuasan kerja.
4 Ntisa, et al. (2016) Metode penelitian: 1. Status kontrak kerja tetap
kuantitatif, dan memiliki pengaruh terhadap
The Contract of menggunakan desain kepuasan kerja
Employment Status and survei cross-sectional. 2. Kontrak kerja waktu tetap dan
its Influence on The Job kontrak kerja sementara
Satisfaction of memiliki pengaruh negative
Academics Within Variabel: yang signikan terhadap
South African 1. Status kontrak kerja kepuasan kerja
Universities of 2. Kepuasan kerja
Technology
5 Maulana (2018) Metode penelitian: 1. Hubungan kontrak kerja
kuantitatif dengan karyawan kepada motivasi
Pengaruh Kontrak pendekatan sosiologis, bekerja mempunyai
Kerja Karyawan empiris, dan yuridis pengaruhnya positif serta nyata
20
Nama Penulis Metodologi / Variabel
No Hasil Penelitian
/Judul/Sumber Penelitian
Terhadap Motivasi
Kerja di Bank Syariah Variabel:
Mandiri (BSM) Kota 1. Kontrak Kerja
Palopo 2. Motivasi Kerja
6 Maryam & Saepull Metode Structural 1. Hasil analisis menunjukkan
(2019) Equation Modelling- terdapat pengaruh positif
Partial Least Square antara sistem kerja kontrak
Pengaruh Sistem Kerja (SEM-PLS) serta nyata kepada hasil kerja
Kontrak dan Motivasi pegawai
Kerja Terhadap Kinerja Variabel: 2. Motivasi pengaruhnya positif
Karyawan Pada 1. Sistem Kontrak Kerja dan nyata kepada kinerja
Perusahaan Erha Clinic 2. Motivasi Kerja karyawan di perusahaan Erha
3. Kinerja Karyawan Clinic
7 Bahri (2019) Metode Penelitian 1. Menunjukkan terdapat
Kuantitatif pengaruh sistem kerja kontrak
Pengaruh Sistem Kerja terhadap kinerja karyawan
Kontrak Terhadap Variabel
Kinerja Karyawan 1. Sistem Kerja Kontrak
2. Kinerja Karyawan
21
Nama Penulis Metodologi / Variabel
No Hasil Penelitian
/Judul/Sumber Penelitian
Pengaruh Sistem Kerja 1. Sistem Kerja signifikan terhadap kinerja
Kontrak dan Motivasi Kontrak karyawan
Kerja terhadap Kinerja 2. Motivasi Kera 2. Sistem kerja kontrak
Karyawan Sakka.Id 3. Kinerja Karyawan berpengaruh tidak signifikan
terhadap kinerja karyawan
3. Motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
karyawan
12 Anwar, Ardiani dan Metode penelitian ini 1. Sistem perjanjian kerja dan
Ramadhani (2022) adalah survei motivasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
Pengaruh Sistem Variabel:
karyawan
Perjanjian Kerja Dan 1. Sistem Perjanjian
Motivasi Terhadap Kerja
Kinerja Karyawan PT 2. Motivasi
Sinar Mas Multifinance
3. Kinerja karyawan
Kantor Cabang Garut
konseptual bisa disebut menjadi sejumlah rumusan permasalahan yang telah dibuat
sesuai dengan proses deduktif dalam konteks menghasilkan sejumlah konsep serta
proporsi yang dipakai guna memberi kemudahan bagi sosok peneliti di dalam
Pada penelitian ini terdapat variabel terikat serta variabel bebas. Variabel
sistem perjanjian kerja (X) menjadi variabel bebas serta variabel kepuasan kerja
karyawan (Y) menjadi variabel terikat. Di bawah ini adalah gambaran kerangka
konseptual penelitian:
22
Sistem Perjanjian Kerja (X) Kepuasan Kerja (Y)
2.4 Hipotesis
pernyataan (Hardani, et al., 2020). Hipotesis sering disebut menjadi hasil penelitian
sementara, sebab jawaban yang diberi hanya sesuai dengan teori yang berhubungan,
belum didasarkan atas suatu jumlah fakta empiris yang didapatkan dengan
mengumpulkan data. Adapun hipotesis pada penelitian ini yakni: “sistem perjanjian
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan terdapat
23