pihak kesatu (buruh) mengikatkan dirinya pada pihak lain (majikan) untuk bekerja dgn mendapatkan upah; dan majikan menyatakan kesanggupannya utk mempekerjakan si buruh dgn membayar upah • Ada 2 perjanjian yang mirip dengan Perjanjian Kerja, yaitu : 1. Perjanjian Menunaikan Jasa 2. Perjanjian Pemborongan Ketiganya mempunyai objek yang sama, yaitu “Penunaian Kerja” maksudnya antara kerja dan manusia tidak dapat dipisahkan. Dalam sistematika KUH Perdata ketiganya dimasukkan dalam satu bab, yaitu pada Bab 7A Buku III KUH Perdata dgn judul “Perjanjian untuk Melakukan Pekerjaan” • Letak perbedaan antara Perjanjian Kerja, Perjanjian Menunaikan Jasa dan Perjanjian Pemborongan pada: 1. Kedudukan para pihak dlm perjanjian : - dlm PK ada unsur perintah, kedudukan kedua belah pihak tdk sama, ada subordinasi. - dlm PMJ dan PPb tdk ada unsur perintah jadi kedudukan kedua belah pihak sama atau ada koosdinasi. 2. Perbedaan sebutan para pihak dlm perjanjian : - dlm PK pihak yang satu yaitu pihak yang diperintah disebut pekerja/buruh, sedang pihak lain yaitu pihak yang memerintah disebut pengusaha atau pemberi kerja.
Bagaimana dgn PMJ & PPb ???
3. Perbedaan mengenai hasil pekerjaannya
UU No. 13 Tahun 2003 mengatur dan memberi perlindungan terhadap tenaga kerja pada saat: 1. Tenaga kerja sebelum memperoleh pekerjaan; 2. Tenaga kerja pada saat memperoleh pekerjaan dan atau menjalani hubungan kerja atau bekerja dengan pihak lain; 3. Tenaga kerja sesudah menjalani masa kerja dengan pihak lain. Ketentuan UU 13/2003 yang mengatur sebelum tenaga kerja memperoleh pekerjaan: a. Hal2 yang berhubungan dgn hak untuk memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama dalam pekerjaan (Ps.5 – Ps.6) b. Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan (Ps.8) c. Pelatihan kerja (Ps.9 – Ps.30) d. Penempatan tenaga kerja (Ps.31 – Ps.38) e. Perluasan kesempatan kerja (Ps.39 – Ps.41) f. Penggunaan tenaga kerja asing (Ps.42 - Ps.49) Ketentuan UU 13/2003 yang mengatur pada saat tenaga kerja bekerja : a. Ketentuan yang mengatur masalah hubungan kerja (Ps. 50 - Ps. 66) b. Ketentuan yang mengatur masalah perlindungan tenaga kerja, pengupahan dan kesejahteraan (Ps.67 - Ps.101) c. Ketentuan yang mengatur hubungan industrial (Ps.102 - Ps.149) d. Ketentuan yang mengatur pemutusan hubungan kerja (Ps.150 - Ps.172) Ketentuan UU 13/ 2003 yang mengatur sesudah masa kerja tenaga kerja: a. Pembinaan tenaga kerja (Ps.173 - Ps.176) b. Pengawasan tenaga kerja (Ps.176 - Ps.181) c. Penyidikan (Ps.182 - Ps.190) • UU No.13 Tahun 2003 : Hubungan Kerja : hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh, berdasarkan Perjanjian kerja yang mempunyai unsur : - Adanya buruh yang bekerja pada majikan - Perintah - Adanya upah - Adanya Perjanjian kerja : Perjanjian antara pekerja/buruh dgn pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian Kerja diatur dalam BAB IX tentang Hubungan Kerja (UU No.13 Tahun 2003) : Pasal 52
Sebelumnya diatur dlm BAB 7A Buku
III KUH Perdata tentang Perjanjian untuk melakukan pekerjaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-02/MEN/1993 tentang Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu. Apa syarat sahnya suatu perjanjian kerja?? Berdasarkan Pasal 52 UU 13/2003 : 1. Harus dibuat atas dasar kesepakatan kedua belah pihak 2. Para pihak mempunyai kemampuan atau kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum 3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan 4. Pekerjaan yg diperjanjikan tidak bertentangan dgn ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan per-UU-an AKIBAT HUKUM
Apabila Perjanjian kerja yang dibuat
oleh pekerja/buruh dengan pihak pengusaha telah memenuhi syarat- syarat yang ditentukan pada Pasal 52 UU No.13 Th.2003, maka perjanjian kerja tersebut mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Bagaimana apabila tdk memenuhi syarat ??
“Perjanjian kerja yang tidak memenuhi
syarat, secara yuridis maka perjanjian kerja tersebut dapat dibatalkan atau dinyatakan batal demi hukum”. Perjanjian kerja yang dinyatakan dapat dibatalkan :
Apabila pembuatan perjanjian kerja
tidak memenuhi syarat ke 1 dan ke 2 dari syarat sahnya perjanjian kerja • Perjanjian kerja yang dinyatakan batal demi hukum :
Apabila pembuatan perjanjian kerja
tidak memenuhi syarat ke 3 dan ke 4 dari syarat sahnya perjanjian kerja Hal-hal yang harus dimuat dalam pembuatan perjanjian kerja : 1. Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha; 2. Nama, jenis kelamin, umur, alamat buruh; 3. Jabatan atau jenis pekerjaan; 4. Tempat pekerjaan; 5. Syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh 6. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja 7. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; 8. Tanda tangan para pihak dlm Perjanjian Kerja. JENIS PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian kerja untuk waktu tidak
tertentu 2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu • Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu
Adalah perjanjian kerja dibuat oleh
pengusaha dan buruh/pekerja yang tidak dibatasi dalam jangka waktu ataupun selesainya suatu pekerjaan tertentu Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
Adalah perjanjian kerja dibuat oleh
pengusaha dan pekerja yang dibatasi dalam jangka waktu tertentu atau atas dasar selesainya suatu pekerjaan tertentu Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan pada suatu pekerjaan tertentu, maksudnya : - Pekerjaan yg diperjanjikan bersifat sementara atau dlm satu kali pekerjaan telah selesai. - Pekerjaan yang diperjanjikan, diperkirakan selesaikan dalam jangka yang tidak terlalu lama, dan paling lama 3 (tiga) tahun. - Pekerjaan yang bersifat musiman - Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru atau produk tambahan yang masih dlm percobaan atau penjajakan. Hal-hal yang dilarang dalam pembuatan perjanjian kerja untuk waktu tertentu : - Tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan; - Tidak dapat dibuat untuk pekerjaan yang bersifat tetap; - Harus dibuat secara tertulis - Perjanjian kerja waktu tertentu yg didasarkan pd jangka waktu, hanya dpt dibuat dlm jangka waktu 2 (dua) tahun dan hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali perpanjangan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Kapan berakhirnya suatu Perjanjian Kerja? Pasal 61 UU 13/2003 : - Pekerja meninggal dunia; - Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja; - adanya putusan pengadilan dan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hub.industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; - Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yg dpt menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. • 1. jelaskan pengertian • a. tenaga kerja? • b. apa bedanya antara tenaga kerja dan pekerja? • 2. sebutkan syarat sahnya sebuah perjanjian kerja? • 3. jelaskan apa yg dimaksud dgn cakap hukum sebagai syarat sahnya perjanjian kerja • 4. apakah perjanjian kerja dapat dibatalkan? Jelaskan !