Anda di halaman 1dari 23

BAB II

HUBUNGAN KERJA

Pengertian Umum : Hubungan antara buruh


dan majikan setelah adanya perjanjian kerja.

 Perjanjian kerja : Suatu perjanjian, dimana


pihak kesatu (buruh) mengikatkan dirinya pada
pihak lain (majikan) untuk bekerja dgn
mendapatkan upah; dan majikan menyatakan
kesanggupannya utk mempekerjakan si buruh
dgn membayar upah
• Ada 2 perjanjian yang mirip dengan Perjanjian
Kerja, yaitu : 1. Perjanjian Menunaikan Jasa
2. Perjanjian Pemborongan
Ketiganya mempunyai objek yang sama, yaitu
“Penunaian Kerja”  maksudnya antara kerja
dan manusia tidak dapat dipisahkan.
Dalam sistematika KUH Perdata ketiganya
dimasukkan dalam satu bab, yaitu pada
Bab 7A Buku III KUH Perdata dgn judul
“Perjanjian untuk Melakukan Pekerjaan”
• Letak perbedaan antara Perjanjian Kerja,
Perjanjian Menunaikan Jasa dan Perjanjian
Pemborongan pada:
1. Kedudukan para pihak dlm perjanjian :
- dlm PK ada unsur perintah, kedudukan
kedua belah pihak tdk sama, ada
subordinasi.
- dlm PMJ dan PPb tdk ada unsur
perintah jadi kedudukan kedua belah
pihak sama atau ada
koosdinasi.
2. Perbedaan sebutan para pihak dlm
perjanjian :
- dlm PK pihak yang satu yaitu pihak
yang diperintah disebut pekerja/buruh,
sedang pihak lain yaitu pihak yang
memerintah disebut pengusaha
atau pemberi kerja.

Bagaimana dgn PMJ & PPb ???

3. Perbedaan mengenai hasil pekerjaannya


UU No. 13 Tahun 2003
 mengatur dan memberi perlindungan
terhadap tenaga kerja pada saat:
1. Tenaga kerja sebelum memperoleh
pekerjaan;
2. Tenaga kerja pada saat memperoleh
pekerjaan dan atau menjalani hubungan
kerja atau bekerja dengan pihak lain;
3. Tenaga kerja sesudah menjalani masa
kerja dengan pihak lain.
 Ketentuan UU 13/2003 yang mengatur
sebelum tenaga kerja memperoleh pekerjaan:
a. Hal2 yang berhubungan dgn hak untuk
memperoleh kesempatan dan perlakuan
yang sama dalam pekerjaan (Ps.5 – Ps.6)
b. Perencanaan tenaga kerja dan informasi
ketenagakerjaan (Ps.8)
c. Pelatihan kerja (Ps.9 – Ps.30)
d. Penempatan tenaga kerja (Ps.31 – Ps.38)
e. Perluasan kesempatan kerja (Ps.39 – Ps.41)
f. Penggunaan tenaga kerja asing
(Ps.42 - Ps.49)
 Ketentuan UU 13/2003 yang mengatur pada
saat tenaga kerja bekerja :
a. Ketentuan yang mengatur masalah
hubungan kerja (Ps. 50 - Ps. 66)
b. Ketentuan yang mengatur masalah
perlindungan tenaga kerja, pengupahan dan
kesejahteraan (Ps.67 - Ps.101)
c. Ketentuan yang mengatur hubungan
industrial (Ps.102 - Ps.149)
d. Ketentuan yang mengatur pemutusan
hubungan kerja (Ps.150 - Ps.172)
 Ketentuan UU 13/ 2003 yang mengatur
sesudah masa kerja tenaga kerja:
a. Pembinaan tenaga kerja (Ps.173 - Ps.176)
b. Pengawasan tenaga kerja (Ps.176 - Ps.181)
c. Penyidikan (Ps.182 - Ps.190)
• UU No.13 Tahun 2003 :
 Hubungan Kerja : hubungan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh,
berdasarkan Perjanjian kerja yang
mempunyai unsur :
- Adanya buruh yang bekerja pada majikan
- Perintah
- Adanya upah
- Adanya Perjanjian kerja : Perjanjian antara
pekerja/buruh dgn pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat kerja, hak dan
kewajiban para pihak.
 Perjanjian Kerja diatur dalam BAB IX
tentang Hubungan Kerja (UU No.13
Tahun 2003) : Pasal 52

 Sebelumnya diatur dlm BAB 7A Buku


III KUH Perdata tentang Perjanjian
untuk melakukan pekerjaan dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PER-02/MEN/1993 tentang
Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu.
Apa syarat sahnya suatu perjanjian kerja??
 Berdasarkan Pasal 52 UU 13/2003 :
1. Harus dibuat atas dasar kesepakatan kedua
belah pihak
2. Para pihak mempunyai kemampuan atau
kecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum
3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan
4. Pekerjaan yg diperjanjikan tidak
bertentangan dgn ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan per-UU-an
AKIBAT HUKUM

Apabila Perjanjian kerja yang dibuat


oleh pekerja/buruh dengan pihak
pengusaha telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan pada Pasal 52
UU No.13 Th.2003, maka perjanjian
kerja tersebut mengikat dan berlaku
sebagai undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya.
Bagaimana apabila tdk
memenuhi syarat ??

“Perjanjian kerja yang tidak memenuhi


syarat, secara yuridis maka perjanjian
kerja tersebut dapat dibatalkan atau
dinyatakan batal demi hukum”.
 Perjanjian kerja yang dinyatakan
dapat dibatalkan :

Apabila pembuatan perjanjian kerja


tidak memenuhi syarat ke 1 dan ke 2
dari syarat sahnya perjanjian kerja
• Perjanjian kerja yang dinyatakan batal
demi hukum :

Apabila pembuatan perjanjian kerja


tidak memenuhi syarat ke 3 dan ke 4
dari syarat sahnya perjanjian kerja
Hal-hal yang harus dimuat dalam pembuatan
perjanjian kerja :
1. Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha;
2. Nama, jenis kelamin, umur, alamat buruh;
3. Jabatan atau jenis pekerjaan;
4. Tempat pekerjaan;
5. Syarat kerja yang memuat hak dan
kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh
6. Mulai dan jangka waktu berlakunya
perjanjian kerja
7. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat;
8. Tanda tangan para pihak dlm Perjanjian
Kerja.
JENIS PERJANJIAN KERJA

1. Perjanjian kerja untuk waktu tidak


tertentu
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
• Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu

Adalah perjanjian kerja dibuat oleh


pengusaha dan buruh/pekerja yang tidak
dibatasi dalam jangka waktu ataupun
selesainya suatu pekerjaan tertentu
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

Adalah perjanjian kerja dibuat oleh


pengusaha dan pekerja yang
dibatasi dalam jangka waktu tertentu
atau atas dasar selesainya suatu
pekerjaan tertentu
 Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang
didasarkan pada suatu pekerjaan tertentu,
maksudnya :
- Pekerjaan yg diperjanjikan bersifat sementara
atau dlm satu kali pekerjaan telah selesai.
- Pekerjaan yang diperjanjikan, diperkirakan
selesaikan dalam jangka yang tidak terlalu
lama, dan paling lama 3 (tiga) tahun.
- Pekerjaan yang bersifat musiman
- Pekerjaan yang berhubungan dengan produk
baru, kegiatan baru atau produk tambahan
yang masih dlm percobaan atau penjajakan.
Hal-hal yang dilarang dalam pembuatan
perjanjian kerja untuk waktu tertentu :
- Tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan;
- Tidak dapat dibuat untuk pekerjaan yang
bersifat tetap;
- Harus dibuat secara tertulis
- Perjanjian kerja waktu tertentu yg didasarkan
pd jangka waktu, hanya dpt dibuat dlm jangka
waktu 2 (dua) tahun dan hanya dapat
diperpanjang 1 (satu) kali perpanjangan
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
Kapan berakhirnya suatu Perjanjian Kerja?
Pasal 61 UU 13/2003 :
- Pekerja meninggal dunia;
- Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
- adanya putusan pengadilan dan atau
penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hub.industrial yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
- Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang
dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama yg dpt menyebabkan berakhirnya
hubungan kerja.
• 1. jelaskan pengertian
• a. tenaga kerja?
• b. apa bedanya antara tenaga kerja dan
pekerja?
• 2. sebutkan syarat sahnya sebuah
perjanjian kerja?
• 3. jelaskan apa yg dimaksud dgn cakap
hukum sebagai syarat sahnya perjanjian
kerja
• 4. apakah perjanjian kerja dapat
dibatalkan? Jelaskan !

Anda mungkin juga menyukai