Anda di halaman 1dari 47

Materi III

Dasar-Dasar & Implementasi


Hubungan Kerja

TIM HUKUM KETENAGAKERJAAN


Fakultas Hukum UNDIP
2020

1
A. HUBUNGAN KERJA :
=Hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh
berdasarkan Perjanj. Kerja yg mempunyai unsur
Pekerjaan, Perintah dan Upah (psl.1 angka 15 UU.13/2003)
. Dasar dari Hubungan Kerja:
• 1. Perjanjian Kerja (PK)
• 2. Peraturan Perusahaan (PP)
• 3. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
• 4. Perjanjian Pemborongan ....Pekerjaan/ Alih Daya
(Outsourcing)

2
1.Perjanjian Kerja (PK)
Landasan : Psl. 51 s.d. Psl 63 UU NO.13/2003

PK: perjanjian antara seorang Pekerja/


Buruh dg pengusaha/pemberi kerja yg
memuat syarat kerja, hak & kewajiban
para pihak dan jangka waktu berlakunya
perjanjian kerja

Bentuk Perjanjian :
- Tertulis, hrs sesuai dg perat per-UU-an
- Lisan, hrs ada surat pengangkatan kpd
buruh dari pengusaha.
Dasar pembuatan pk

Dasar pembuatan Perjanjian Kerja : (Psl


52 UU no.13 tahun 2003)
1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Kemampuan/kecakapan melaku-kan
perbuatan hukum
3. Ada pekerjaan yg diperjanjikan
4. Pekerjaan tdk bertentangan:
- ketertiban umum
- kesusilaan
- perat per-UU-an yg berlaku

4
Syarat PK Tertulis (Psl 54) :
1. Nama,alamat perush & jenis usaha
2. Nama,jenis kelamin,umur & alamat
pekerja
3. Jabatan, jenis pekerjaan
4. Tempat pekerjaan
5. Besar upah &tempat pembayaran
6. Hak & kewajiban pengusaha/pekerja
7. Mulai & jangka waktu berlaku perjanjian
8. Tempat & tgl Perjanjian Kerja dibuat
9. Tanda tangan para pihak pembuat PK
Macam Perjanjian Kerja=>
6

Psl 56 ayat (1):


1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu(PKWTT)

1. PK Waktu Tertentu(PKWT) ->


PK yg dibuat atas jangka waktu tertentu
/ selesainya suatu pekerjaan. (Harus dibuat dalam
bahasa Indonesia & huruf latin)
#Syarat PEKERJAAN yg boleh PKWT:
- sekali selesai/sifat sementara
- selesai kurang / maks. 3 th
- bersifat musiman
- produk baru/percobaan/ penjajagan
- perpanjangan maks. 1 th
-Pengakhiran Hub.Kerja sepihak = gantirugi (psl 62)
UU 13/2003  Kepmenakertrans No.
100/Men/VI/2004:
- Syarat PKWT tdk bertentangan dg UU &
/ PP
- Sekali selesai, sementara & < 3 thn
- Cuaca /musim tertentu
- Produk / kegiatan baru, percobaan,
penjajagan
- Harian lepas , maks. 21 hari/bln
- Pencatatan < 7 hari penandatangan
- Dlm Bhs Indonesia & huruf latin. Jika
syarat dilanggar maka PKWT  PKWTT
(PK Waktu Tdk Tertentu)
PKWTT
B. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
(PKWTT)
adalah : Perjanjian kerja antara Pekerja / Buruh
dengan Pengusaha untuk mengadakan hubungan
Kerja secara terus menerus.
Dalam PKWTT :
- Dapat mensyaratkan percobaan (Maks. 3 bulan)
- Upah masa percobaan minimal = UMK
Berakhirnya Perjanjian Kerja :
1. Pekerja mati / meninggal
2. Habis jangka waktu perjanjian
3. Putusan Pengadilan / PHI yg berkekuatan hukum
tetap
4. Ada Kejadian tercantum dlm Perjanjian Kerja

8
2. PERATURAN PERUSAHAAN (PP)
(Psl 108 – 114 UU 13 tahun 2003)
Adalah Peraturan yg dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yg memuat syarat-syarat kerja dan tata
tertib perusahaan (Psl 1 angka 20)
Syarat terbentuknya Peraturan Perusahaan :
1. Tdk bertentangan dg peraturan per UUan
2. PP hrs disahkan Menaker/pejabat ditunjuk
3. Minimum 10 orang pekerja wajib ada PP, kecuali
Perusahaan punya Prjanjian Kerja Bersama(PKB)
Isi Peraturan Perusahaan :
1. hak &kewajiban pengusaha
2. - ,,- & - ,, - pekerja
3. syarat kerja
4. tata tertib perusahaan
5. jangka waktu berlaku PP (maks. 2 th/ dpt
diperpanjang 1thn)
 (LIHAT) -->Kepmenaker 48 / 2004 : Tata cara
pembuatan PP dan PKB dan Pengesahan nya
3. PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB):
Psl 116 – 133 UU 13/2003

Adalah Perjanjian yg merupakan Hasil perundingan


antara Serikat Pekerja (SP)/ Serikat Buruh (SB)
atau beberapa SP/SB yg tercatat pada instansi yg
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
DENGAN Pengusaha atau perkumpulan Pengusaha
yg memuat syarat-syarat kerja, hak & kewajiban
kedua belah pihak,

Syarat PKB :
1. Merupakan hasil Perundingan (musyawarah)
2. Tertulis, huruf latin, Harus berbahasa Indonesia
3. Boleh dg Bhs asing disamping bahasa Indonesia
( bila terjadi sengketa pakai bahasa Indonesia )
10
Masa berlaku

Masa berlaku :

1. maks. 2 tahun perpanjangan 1 tahun


2. Perundingan pembuatan maks. 3 bulan sebelum
PKB lama berakhir
3. Perundingan tidak tercapai kesepakatan maka
pakai PKB lama (berlaku maks 1 th)
4. Setelah penambahan 1 tahun tdk tercapai
kespakatan mk Bisa menjadi Sengketa bila salah
satu pihak mengajuakan gugatan Ke PHI
Isi PKB paling sedikit memuat :
1. Hak & kewajiban pengusaha
2. Hak & kewajiban SP/SB serta Pekerja/Buruh
3. Jangka waktu & masa berlaku
4. Tanda tangan para pihak
 Diatur lebih lanjut dlm Kepmenaker NO.48 / 2004
berisi: Tata cara pembuatan PP dan PKB serta
Pengesahannya
 A. Bila DLM Perusahaan ada SP/SB lebih dari 1
maka
yg mewakili buruh adalah yg memiliki anggota lebih
dari 50% seluruh Buruh.
 B. Jika Tdk ada Yg > 50% maka
KOALISI & masing-masing Pengurus SP /SB
menunjuk Wakil penyusunan sesuai porsi ->
bila tdk tercapai koalisi maka bisa jadi Sengketa
yang bisa diajukan ke PHI
 Perselisihan dalam penyusunan PKB 
diselesaikan melalui Disnaker (Mediator) /
Pengadilan Hubungan industrial (PHI) menurut UU
no. 2 tahun 2004 tentang PPHI
6

4. PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN


(OUTSOURCING) : Perjanjian Penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain dimana pekerjaan itu
tidak berkaitan dengan kegiatan pokok atau yg berhubungan
langsung dengan proses produksi.
*Perjanjian Outsourcing diatur :
Pasal 64 – 66 UU no.13 tahun 2003
Pasal 1601 b KUH Perdata
Syarat Outsourcing :
1. Dilakukan terpisah kegiatan utama
2. Perintah langsung/tdk dari pemberi kerja
3. Kegiatan penunjang perusahaan
4. Tdk menghambat proses produksi scr langsung
5. Perusahaan penerima pekerjaan berbadan hukum
6. Perlindugan kerja dan Syarat – syarat kerja bagi pekerja/buruh
pada perusahaan penerima pekerjaan- minimal = Perusahaan
Pemberi Pekerjaan

13
Psl. 64 – 66 UU 13/2003 
diperjelas dg Kepmenakertrans:

1. KEP101/MEN/VI/2004 : Tata cara


Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja/ Buruh
2. KEP 220/MEN/X/2004: Syarat
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Perusahaan
Lain

14
B. Hubungan Industrial (HI)
Adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang dan
atau jasa yang terdiri dari unsur Pengusaha,
pekerja/Buruh dan pemerintah yang di dasarkan
pada nilai-nilai Pancasila dan UUD RI 1945

Sarana Pelaksanaan Hub. Industrial:


1. Serikat Pekerja/Serikat Buruh
2. Organisasi pengusaha
3. Lembaga Kerjasama Bipartit
4. Lembaga Kerjasama Tripartit
5. Peraturan Perusahaan
6. Perjanjian Kerja Bersama
7. Peraturan perundang-undangan
8. Lembaga Penyelesaian Perselsihan Hub.Industrial (UU
nomor ; 2 tahun 2004)
15
.
SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
*Serikat Pekerja/Serikat Buruh  UU 21/2000 dan
Peraturan Pelaksanaan
• 10 orang buruh dalam 1 perusahaan dapat
membentuk Serikat Pekerja / Serikat Buruh
• Dalam mewakili buruh dalam perundingan dengan
pengusaha dlm satu perusahaan diwakili oleh
SP/SB yang memiliki anggota lebih dari 50% Dari
Pekerja /buruh di perusahaan tsb.
. Bila tdk ada SP/SB yg mayoritas (50% lbh) maka
sistem perwakilannya dgn KOALISI, sesuai dg
prosentase keanggotaannya dan jumlah perunding
dengan pihak pengusaha.
16
*Organisasi pengusaha => APINDO
*Lembaga Kerjasama Bipartit :
Perush. punya 50 pekerja/lebih, wajib
membentuk, terdiri unsur Pengusaha dan
Pekerja,dilakukan scr demokratis
- ada dalam perusahaan
*Lembaga Kerjasama Tripartit : 
terdiri Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah,
TUGAS memberikan saran/pertimbangan/
pendapat pd Pemerintah dlm penyusunan
kebijakan dan pemecahan masalah
ketenagakerjaan .

- Lembaga Tripartit : Kab/Kota , Provinsi,


Nasional.
P
*Lembaga Penyel Perselisihan Hubungan
Industrial, dilakukan sesuai UU No. 2 Tahun
2004 ttg Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial 
.1.Penyelesaian Di Luar Pengadilan,
bisa lewat :
LEMBAGA BIPARTITE, MEDIASI 
KONSILIASI dan ARBRITASE
.2.Penyelesaian Lewat Pengadilan :
LEMBAGA BIPARTITE, MEDIASI ->
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)
( ada di Pengadilan Negeri )
.C Perselisihan Hubungan
Industrial
Adalah Perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha
atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh
atau Serikat Pekerja/ buruh karena adanya :
1.Perselisihan Hak
2. -,, - Kepentingan
3. -,, - Krn PHK
4. -,, - antar SP/ SB dlm satu Perusahaan.
Perselisihan hub.Industrial tsb diatur UU
NO.2 / 2004
18
Perselisihan hub.Industrial tsb diatur
UU NO.2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
Pada umumnya perselisihan industrial
kebanyakan diawali dengan :
1. pemogokan pekerja
2.penutupan perusahaan oleh
pengusaha (Lock Out)
.
MOGOK KERJA = PEMOGOKAN

Syarat Mogok Kerja UU 13/2003( Psl 137-145)


1. Psl 137: secara sah, tertib dan damai
2. Psl 138: ajakan utk mogok tdk boleh melanggar
hkm, buruh dpt penuhi / tdak
3. Psl 139: mogok di perusahaan yg melayani
kepentingan umum/di perusahaan yg jenis
kegiatannya membahayakan keselamatan jiwa
manusia diatur sedemikian rupa sehingga tdk
mengganggu kepentingan umum &/ bahayakan
keselamatan orang lain
4. Psl 140: pemberitahuan secara tertulis, 7 hari
sebelum mogok, kpd pengusaha & instansi yg
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan
19
Surat pemberitahuan mogok, berisi :

- Waktu dimulai & diakhiri mogok


- Tempat mogok
- Alasan & sebab mogok
- ditandatangani ketua & sekretaris
penanggungjawab
- Mogok yg dilakukan pekerja/buruh yg tdk atas
nama SP/SB,hrs ditanda tangani oleh Koordinator
lapangan
- Mogok tdk sesuai pasal 140 ayat(1),maka bisa
dilakukn penyelamatan alat produksi & aset
perusahaan..>
20
Dg cara :
a.Melarang mogok di lokasi proses
produksi, atau
b.Melarang mogok di lokasi perusahaan
(bila dipandang perlu)
5. Ps 141: surat pemberitahuan hrs diberi
tandaterima, DISNAKER sebelum &
selama mogok harus mngadakan
perundingan. kesepakatan dalam
perundingan hrs dibuat Perjanjian
Bersama, jika tdk sepakat
diselesaikan melalui => PHI dan....
21
Dan mogok dpt diteruskan/ dihentikan
sementara waktu / sama sekali
( atas dasar perundingan )
6. Ps 142: Mogok yg tdk sesuai dg Ps
139 & Ps 140  tidak Sah, Akibat
hukumnya diatur Kepmenakertrans
7. Ps 143: Siapapun Tdk dpt
menghalangi mogok yang sah - tertib
& damai, dilarang adanya
penangkapan / penahanan thd
pelaku mogok sah tertib damai
22
.
8. Psl 144 : Mogok sesuai Ps 140, Pengusaha
DILARANG:
1. mengganti pekerja / buruh ;
2. memberi sanksi & tindakan
balasan terhadap Pekerja/ Buruh
atau Serikat Pekerja /Serikat
Buruh
9. Psl 145: Mogok secara sah dalam menuntut hak
normatif yg sungguh2 dilanggar pengusaha, mk
Pekerja / Buruh hrs tetap berhak dapat upah

23
.
PENUTUPAN PERUSAHAAN ( Lock Out):
1. Psl 146 : Hak Dasar Pengusaha utk
menolak buruh/pekerja melakukan
pekerjaan. Thd Mogok dg tuntutan hak
normatif buruh mk Pengusaha tdk boleh
melakukan lock out sbg balasan, Lock out
hrs sesuai dg ketentuan peraturan yg
berlaku
2. Psl 147 : Lock Out (LO) dilarang dilakukan
pada perusahaan yg melayani kpentngan
umum & / jenis kegiatannya yg
membahayakan keselamatan jiwa
manusia
24
3. Ps 148:
- LO hrs diberitahukan secara tertulis:
*7 hr sebelum Lock Out
* kpd pekerja /buruh atau SP/SB &
Instansi Ketenagakerjaan .
- Isi surat pemberitahuan :
= waktu dimulai & diakhiri LO, dan
= Alasan & sebab-sebab LO
- Surat pemberitahuan ditandatangani
Pengusaha/pimpinan perusahaan

25
4. .Psl 149 :
- Surat pemberitahuan LO hrs diberi tanda terima
- Sebelum & selama LO hrs diadakan perundingan
- Jika terjadi Kesepakatan dalam perundingan 
hrs dibuat Perjanjian Bersama
- Jika Tdk spkt, jadi Sengketa  UU 2/2004 (PHI)
- Jika Tdk spkt LO dapat diteruskan
Pemberitahuan dlm Ps 148(1)& (2) tidak diperlukan
apabila :
a. Pekerja/Buruh Mogok tdk sesuai Ps 140
b. Pekerja/Buruh/SP/SB melanggar
ketentuan normatif yang ada dalam
PK,PP,PKB / perat.perundang-undangan
lainnya.
26
D. Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK)
Prof Iman Soepomo SH,membagi jadi 4 :
1. PHK Pengusaha kepada Pekerja
2. PHK krn Masa berlaku perjanjian kerja habis
( Putus Demi Hukum)
3. PHK krn Putusan pengadilan
4. PHK pekerja kepada pengusaha
Sdgkan Jenis PHK menurut jumlah :
1. Perseorangan
2. Massal
27

.
.
1. Ada penetapan PHI (Pengadilan Hubungan
Industrial) Ps 151 (1)
2. Ada Alasan Tertentu :
a.Kesalahan Berat (Ps 158 telah dideponir
Mahkamah Konstitusi => Hrs dengan Penetapan
Pengadilan Negeri dalam kasus pidana.
b. Kesalahan Ringan Ps 161(1)
-melanggar PK,PP,PKB & sdh ada Surat
Peringatan (SP) 1,2,3
- Surat Peringatan (SP) maks berturut-
turut dalam waktu 6 bulan
3. Melalui Prosedur Tertentu
Diatur dlm Kepmenakertrans no.150 /2000
28
Catatan :
-PHK tanpa ijin PHI batal demi hukum 
PsL 155 (1)
-Sblm ada putusan PHI maka para pihak
tetap melaksanakan kewajiban -> Psl
155 ayat 2
- Penyimpangan ketentuan pasal 155 ayat
2 dgn skorsing terhadap buruh , hak
pekerja/Buruh harus tetap diberikan ( Ps
155 ayat 3)

29
PHK Dilarang terhadap Pekerja/Buruh Yang :
(Ps 153 (1))
1. Sakit (kecuali sdh 12 bln terus menerus )
2. menjalankan kewajiban negara UU
3. Menjalankan Ibadah agamanya
4. Buruh menikah / kawin
5. Hamil,lahirkan,gugur kandungan,menyusui
6. Pertalian darah/perkawinan dlm 1 perush
7. Pengurus, dirikan / jadi anggota SP /SB
8. Buruh laporkan Pengusaha melakukan
tindak pidana
9. Beda agama, paham, gol, jenis kelamin
10. Cacat tetap,sakit akibat kecelaka. Kerja
/.
*PHK krn alasan tsb di atas Batal
demi Hukum, hrs dikembalikan
posisi semula (Psl 153(2))
*Dalam Hal-Hal tertntu Diperbolehkan
PHK tanpa ijin PHI ( Ps 154 )yaitu:
1. Pekerja/Buruh Dlm masa percobaan
2. Pekerja/Buruh Mengundurkan diri
3. Pekerja/Buruh Pensiun
4. Pekerja/Buruh Kontrak kerja habis
5. Pekerja/buruh Meninggal dunia
31
Hak Buruh Yang ter
PHK ada 3 yaitu
1. Uang Pesangon (UP) 2.
Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) 3.
Uang Penggantian Hak (UPH)
.....P 1).Uang
Pesangon (UP) Ps 156 (2) ;
Masa kerja < 1 th………. 1 bl upah
1 th ….........< 2 th……….. 2 bl upah
2 th …< 3 th ………………. 3 bl upah
3 th ….< 4 th ……………… 4 bl upah
4 th … < 5 th ……………… 5 bl upah
5 th …. < 6 th …………….. 6 bl upah
6 th … < 7 th …………….. 7 bl upah
7 th …. < 8 th ……………. 8 bl upah
Selebihnya dari 8 th ..... 9 bl Upah

32
2).Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK)
Ps 156 (3), Yang besarnya disesuaikan
dengan Masa Kerja :
- 3 th > 6 th  ……………….. 2 bl upah
- 6 th > 9 th  ……………….. 3 bl upah
- 9 th > 12 th  ……………….. 4 bl upah
- 12 th > 15 th  ……………… 5 bl upah
- 15 th > 18 th  ……………… 6 bl upah
- 18 th > 21 th  ……………… 7 bl upah
- 21 th > 24 th  ……………... 8 bl upah
- 24 th atau lebih ……………10 bl upah
33
3).Uang Penggantian Hak (UPH)
Ps 156 (4) Yang Terdiri:

- Cuti tahunan yg belum diambil


- Biaya pulang & kembali ke Rumah Buruh
& keluarganya dari tempat kerja
- Penggantian Perumahan, pengobatan
sebesar 15 % dari uang pesangon
dan atau UPMK bila memenuhi syarat
- Hal lain sesuai Perjanjian Kerja
(PK) ,Peraturan Perusahaan(PP) dan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
34
Komponen Upah sbg Penghitung UP,
UPMK dan UPH :
- Upah pokok
- Segala macam tunjangan tetap utk Pekerja &
keluarganya
- Harga jatah / catu yg diberikan secara Cuma-
cuma (Ps 157 (1))
- Pengupahan Harian maka Upah 1 bl =
30 x upah /hari Ps 157 (2)
- Pengupahan Borongan/satuan hasil/ potongan,
upah per hari = pendapatan rata-rata/hari
selama 12 bln terakhir (Tdk boleh kurang dari
UM Propinsi / UM Kota/UM Kabupaten (157(3))
- Pekerjaan tergantung Cuaca /borongan = rata2
upah 12 bln terakhir Ps 157 (4)
35
Ketentuan PHK di atas adalah krn kesalahan ringan
,mnrt UU 13/2003 PHK terjadi krn :
1. Ps 162, Buruh Mengundurkan diri Hanya
mendapat Uang Penggantian Hak (UPH) (tdk dpt
Uang Pesangon & UPMK)dg Syarat2 :
- mengajukan pengunduran diri
tertulis selambatnya 30 hr sblmnya
- Tdk terikat ikatan dinas
- Tetap bekerja s.d. pengunduran
- Tanpa perlu ijin PHI
2. Psl 158 ,PHK krn Kesalahan berat , Buruh hanya
dapat Uang Penggantian Hak (UPH)
3. Ps 163 Perubahan Status Perusahaan
penggabungan/peleburan kepemilikan & Pekerja
tdk mau melanjutkan maka-
Pekerja berhak= (1x UP + 1xUPMK + UPH),
sebaliknya
jk Perusahaan yg TDK MAU mempekerjakan
pekerja/Buruh, mk Pkj berhak :
(2xUP )+ 1xUPMK + (1U.Pengganti Hak)
3. Ps 164 Perushaan tutup,
.kerugian trs mnrs selama 2 th / keadaan
memaksa Pekerja medapat :
(1XUP+ 1xUPMK+ Uang Penggantian hak)
.Effisiensi  Pekerja dpt = ( 2xUang Pesangon +
1xUPMK + Uang Penggantian hak)
4. Ps 165 Perush Pailit  Pekerja berhak =
( 1XU Pesangon + 1xUPMK + Uang Penggantian
Hak )
37
.
5. Ps 166 Pkj Meninggal, Ahli Waris berhak
2x U Pesangon, 1xUPMK, U Penggantian
Hak
6. Ps 167 Pensiun dpt ( 2xUP,1xUPMK&
UPH), jk diikutkan program pensiun iuran
dibayar Pengusaha  Pekeja tdk berhak
U Pesangon, UPMK, UPH,jika program
pensiun sama/ lbh besar dari yg
seharusnya, sebaliknya jk lbh kecil maka
selisihnya dibayarkan Persahaan.
7. Ps 168 Pkj Mangkir 5hr berturut tanpa
ket. tertulis & dipanggil 2x scr tertulis =
mengundurkan diri hanya berhak Uang
Penggantian hak

38
8. Ps 169 PHK Pekerja thd Pengusaha :
- menganiaya,menghina, mengancam
- Membujuk Pekerja mlkkn Perbuatan yg
bertentangan dg UU
- Tdk bayar Upah 3 bl berturut-turut
- Memberi Perintah Pekeja diluar Perj.Kerja
- Beri pkjaan bahayakan jiwa, K3 dan
kesusilaan diluar Perjanjian Kerja
Pekerja berhak =( 2x U Pesangon +
1xUPMK + Uang Penggantian hak)

9. Ps 172 Pkj sakit berkepanjangan (>12bl),


cacat akibat kec kerja ajukan PHK
(2x UP + 2xUPMK + U. Penggantian Hak)
39
D.2. PHK Massal
PHK Massal Tdk diatur dalam UU n0.13/2003
Pengaturannya ada dlm beberapa Kepmenakertrans ,
salah satunya Adlh :
Kepmenakertrans no. 150 tahun 2000
**Definisi PHK
MASSAL Adl. PHK yang terjadi dlm satu Perusahaan
dimana dalam waktu sebulan melakukan PHK 10
orang pekerja/buruh atau lebih, atau Mengadakan
rentetan PHK yang menggambarkan iktikat untuk
mengadakan PHK secara Besar-Besaran.

40
Menteri Nakertrans mengeluarkan SE
Nomor SE-907/MEN/PHI/X/2004 Tentang
Pencegahan PHK Massal yang ditujukan
kepada Pimpinan Perusahaan di seluruh
Indonesia, yang isinya sebagai berikut:

• Pekerja / buruh di dalam proses produksi


barang dan jasa, tidak saja sumber daya
tapi juga sekaligus asset yang dapat dari
upaya untuk kelangsungan usaha.
Oleh karena itu hubungan kerja yang telah
terjadi perlu dipelihara secara
berkelanjutan dalam suasana hubungan
industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan dan bermartabat;
• 41
.
• Apabila perusahaan mengalami kesulitan
yang dapat membawa pengaruh terhadap
ketenagakerjaan, maka PHK haruslah
merupakan upaya terakhir, setelah
dilakukan upaya sebagai berikut :

• mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat


atas, misalnya : tingkat manajer dan direktur;
• mengurangi shift;
• membatasi / menghapuskan kerja lembur;
• mengurangi jam kerja;
• mengurangi hari kerja;
. • meliburkan atau merumahkan pekerja / buruh
secara bergilir untuk sementara waktu;
• tidak memperpanjang kontrak bagi pekerja
yang sudah habis masa kontraknya;
• memberikan pensiun bagi yang sudah
memenuhi syarat ;
• Pemilihan alternatif dari hal-hal sebagaimana
tersebut di atas perlu dibahas terlebih dahulu
dengan serikat pekerja / serikat buruh atau
dengan wakil pekerja / buruh dalam hal di
perusahaan tersebut tidak ada serikat pekerja /
serikat buruh untuk mendapatkan kesepakatan
secara bipartit sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya PHK.
• 43
. Tambahan PHK :
Apabila Pekerja/buruh ditahan krn aduan bukan dari
pengusaha maka ditunggu s/d 6 bulan.
Jika ditahan -> tdk Wajib dpt Upah,TAPI s.d 6 bulan
WAJIB DAPAT BANTUAN utuk keluarganya :
.1 orang tanggungan dapat 25 % upah,
.2 orang tanggungan dapat 35 % upah ,
.3 orang tanggungan dapat 45 upah% dan
.4 orang/lebih tanggungan dapat 50%
Jika lebih 6 bln maka di PHK
Sebelum 6 bln diputus :
- Jika diputus bebas -> diterima kembali
- Diputus pidana -> di PHK
Hak jika di PHK hanya (1xUPMK + 1xUPH)
.
Tugas ttg Uang PHK
Diketahui seorang pekerja mempunyai masa kerja
7 tahun dengan :
Upah Pokok Rp 3.000.000,
tunjangan Jabatan Rp1.500.000 dan tunjangan
Tansport Rp 500.000,-.
THR Rp 5.000.000,-
Dan Uang cuti dan Tunjangan Perumahan &
kesehatan yang belum dibayar. HITUNGLAH
Hak-hak buruh tersebut apabila dia Di PHK
karena
1. Mengundurkan diri
2. .Perusahaan Melakukan Efisiensi
3. Pekerja /Buruh Mengalam Pensiunn
!

Anda mungkin juga menyukai