BAB V : J AMSOSTEK

.SEJ ARAH JA MSOSTEK

*Sejarah Jaminan Sosial Tenaga Kerja dimulai dari dikeluarkannya

UU no.33 th 1947 jo UU no.2 tahun 1951 ttg Kecelakaan Kerja
* Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No 48 th 1952 jo PMP no.8
Th 1956 ttg Pengaturan Bantuan utk Usaha Penyelenggaraan
Kesehatan Buruh.
* PMP no.15 th 1957 ttg Pembentukan Yayasan Sosial Buruh
* PMP no.5 th 1964 ttg Pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial
(YDCS)
* PP no.33 tahun 1977 ttg Pelaksanaan Program ASTEK
* UU no. 3 tahun 1992 tentang JAMINAN SOSIAL TENAGA
KERJA (JAMSOSTEK)
* UU NO.24 tahun 2011 lahir BPJS -- Penjelasan lbh lanjut dalam
materi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan .
 PROGRAM JAMINAN SOSIAL
PADA BPJS KETENAGAKERJAAN DAN BPJS
KESEHATAN
(UU NO. 24 Tahun 2011 )
oleh : SUHARTOYO,SH.MH.
 LATAR BELAKANG
 SESUAI AMANAT PASAL 28 H AYAT (3) DAN PASAL 34 AYAT (2) UUD
1945, SETIAP ORANG BERHAK ATAS JAMINAN SOSIAL AGAR DAPAT
MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR HIDUP LAYAK MENUJU MASYARAKAT
YG SEJAHTERA, ADIL DAN MAKMUR DG MENGEMBANGKAN SISTEM
JAMINAN SOSIAL NASIONAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

 SEBAGAI WUJUD KOMITMEN PEMERINTAH UTK MELAKSANAKAN HAL

TSB DIKELUARKAN UU NO 40 TH 2004 TTG SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL, MERUPAKAN PROGRAM NEGARA YG BERTUJUAN
MEMBERI KEPASTIAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA .AGAR DAPAT MENJANGKAU
KEPESERTAAN YG LEBIH LUAS DAN MEMBERI MANFAAT YG LEBIH
BESAR BAGI SELURUH PESERTA.

 UNTUK MENYELENGGARAKAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL,

PERLU DIBENTUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
DGIKELUARKANNYA UNDANG-UNDANG NO.24 TH 2011 TENTANG
BPJS
 AZAS DAN PRINSIP SJSN

AZAS :
 KEMANUSIAAN : MERUPAKAN PENGHARGAAN TERHADAP MARTABAT
MANUSIA.
 MANFAAT : PENGELOLAANNYA DILAKUKAN SECARA EFEKTIF DAN
EFFISIEN.
 KEADILAN SOSIAL : DILAKSANAKAN SECARA ADIL

PRINSIP :
1. KEGOTONG-ROYONGAN
2. NIRLABA
3. KETERBUKAAN
4. KEHATI-HATIAN
5. AKUNTABILITAS
6. KEPESERTAAN BERSIFAT WAJIB
7. DANA AMANAT
8. HASIL PENGELOLAAN DANA DIGUNAKAN SEBESAR-BESARNYA BAGI
KEPENTINGAN PESERTA
 SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

TUJUAN :

 MEMBERIKAN JAMINAN TERPENUHINYA KEBUTUHAN

DASAR HIDUP LAYAK BAGI SETIAP PESERTA DAN
ANGGOTA KELUARGANYA.

 MEMBERI KEPASTIAN PERLINDUNGAN, BILA TERJADI

HAL-HAL YG MENGAKIBATKAN HILANG ATAU
BERKURANGNYA PENDAPATAN KARENA SAKIT,
KECELAKAAN, KEHILANGAN PEKERJAAN, MEMASUKI
USIA LANJUT/ PENSIUN.
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
DIBENTUK BERDASARKAN PASAL 5 AYAT (1) UU NO.40 TH 2004 TTG
SJSN DAN UU NO.24 TAHUN 2011 TTG BPJS, TERDIRI DARI :
A. BPJS KESEHATAN :
 BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN
DAN DIBENTUK UNTUK MENYELENGGARAKAN PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN)

 BPJS KESEHATAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT.ASKES

(PERSERO) , YANG TERBENTUK DAN MULAI BEROPERASI PADA 1
JANUARI 2014

 KEMENTERIAN KESEHATAN TDK MENJALANKAN LAGI PROGRAM

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

 PT. JAMSOSTEK (PERSERO) TIDAK LAGI MEMBERIKAN PELAYANAN

PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK)
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL.............

B. BPJS KETENAGAKERJAAN :
 BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA
PRESIDEN DAN DIBENTUK UNTUK MENYELENGGARAKAN
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA, JAMINAN HARI TUA,
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN KEMATIAN

 BPJS KETENAGAKERJAAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT.

JAMSOSTEK(PERSERO), TERBENTUK SEJAK 1 JANUARI 2014 DAN
MULAI BEROPERASI PADA 1 JULI 2015

 SAMBIL MENUNGGU BEROPERASINYA BPJS KETENAGAKERJAAN

1 JULI 2015, BPJS KETENAGAKERJAAN TETAP
MENYELENGGARAKAN PROGRAM JKK, JHT DAN JKM YG
SEBELUMNYA DISELENGGARAKAN PT. JAMSOSTEK (PERSERO),
TERMASUK MENERIMA PESERTA BARU SAMPAI TANGGAL 30
JUNI 2015, DG MENGACU PADA UU NO.3 TH 92 BESERTA
PERATURAN PELAKSANAANNYA.
 PROGRAM JAMINAN SOSIAL
PADA BPJS KETENAGAKERJAAN
 KEPESERTAAN

PESERTA PROGRAM JKK, JKM DAN JHT, TERDIRI :

I. PESERTA PENERIMA UPAH, MELIPUTI :
A. PEKERJA YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA
PENYELENGGARA NEGARA, MELIPUTI :
1. CALON PNS
2. PNS
3. ANGGOTA TNI
4. ANGGOTA POLRI
5. PRAJURIT SISWA TNI
6. PESERTA DIDIK POLRI
7. PEJABAT NEGARA
8. PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI
 KEPESERTAAN................

B. PEKERJA YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN

PENYELENGGARA NEGARA, MELIPUTI :
1. PEKERJA PADA PERUSAHAAN (DHK)
2. PEKERJA PADA ORANG PERSEORANGAN (INDUSTRI
RUMAHAN)
3. ORANG ASING YANG BEKERJA DI INDONESIA PALING
SINGKAT 6 (ENAM) BULAN

II. PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH, MELIPUTI :

A. PEMBERI KERJA (PEMILIK PERUSAHAAN)
B. PEKERJA DI LUAR HUBUNGAN KERJA (PEKERJA
MANDIRI)
C. PEKERJA YG TIDAK TERMASUK PEKERJA MANDIRI YG
BUKAN MENERIMA UPAH.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN
(PERPRES NO. 106 TH 2013)

PENAHAPAN PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA

PEMBERI KERJA PENYELENGGARA NEGARA :
 PEMBERI KERJA PENYELENGGARA NEGARA WAJIB
MENDAFTARKAN PEKERJANYA DALAM PROGRAM JKK DAN JKM
PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015, SEDANGKAN UNTUK
PROGRAM JHT DAN JP PALING LAMBAT TAHUN 2029.

PENAHAPAN PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA :
 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA
BESAR DAN USAHA MENENGAH WAJIB MENDAFTARKAN
PEKERJANYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM
PROGRAM JKK, JKM, JHT DAN JP.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN...................

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA

KECIL WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK, JKM DAN JHT

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA

MIKRO WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK DAN JKM.

KEWAJIBAN PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA

UNTUK MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN...................

 DALAM HAL SKALA USAHA (BESAR, MENENGAH, KECIL DAN

MIKRO ), BERGERAK DIBIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI YG
MEMPEKERJAKAN TENAGA HARIAN LEPAS, BORONGAN DAN
ATAU MUSIMAN, WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA DALAM
PROGRAM JKK DAN JKM.

PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH :

 PEMBERI KERJA : WAJIB MENGIKUTI PROGRAM JKK, JKM DAN
JHT PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015, JUGA DAPAT
MENGIKUTI PROGRAM JP SECARA SUKARELA.
 PEKERJA LHK ATAU PEKERJA MANDIRI DAN PEKERJA YG TIDAK
TERMASUK LHK DAN PEKERJA MANDIRI : WAJIB MENGIKUTI
PROGRAM JKK DAN JKM, PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015,
JUGA DAPAT MENGIKUTI PROGRAM JHT DAN JP SECARA SUKA
RELA.
 IURAN JKK, JKM, JHT
PESERTA PENERIMA UPAH

I. IURAN JKK :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA, DIDASARKAN PADA
5(LIMA) KELOMPOK TINGKAT RESIKO LINGKUNGAN KERJA,
MELIPUTI :
1.RESIKO SANGAT RENDAH 0,24% X UPAH SEBULAN
2.RESIKO RENDAH 0,54% X UPAH SEBULAN
3.RESIKO SEDANG 0,89% X UPAH SEBULAN
4.RESIKO TINGGI 1,27% X UPAH SEBULAN
5.RESIKO SANGAT TINGGI 1,74% X UPAH SEBULAN

IURAN JKK BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA

PEMBERI KERJA PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 0,24 % X
UPAH SEBULAN

IURAN DIBAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI

KERJA/PEMERINTAH
 IURAN PROGRAM................

II. IURAN JKM :

BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA
PENYELENGGARA NEGARA DAN SELAIN PENYELENGGARA
NEGARA SEBESAR 0,30% X UPAH SEBULAN
IURAN DI BAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI KERJA/
PEMERINTAH.

III. IURAN JHT :

BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 5,7 % X
UPAH SEBULAN
IURAN DIBAYAR PESERTA 2% DAN PEMBERI KERJA 3,7%.
 IURAN JKK, JKM DAN JHT
PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH

I. IURAN JKK :
1% X UPAH YG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH DAN DIPILIH
OLEH PESERTA SESUAI UPAH MASING MASING ( SESUAI TABEL
UPAH DAN IURAN TERLAMPIR), MINIMAL SEBESAR UPAH
MINIMUM (UM) SETEMPAT.

II. IURAN JKM :

0,30% X UPAH YG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH DAN DIPILIH
OLEH PESERTA SESUAI UPAH MASIING MASING ( SESUAI TABEL
UPAH DAN IURAN TERLAMPIR), MINIMAL SEBESAR UM
SETEMPAT.

III. IURAN JHT :

2 % X UPAH YG DITETAPKAN PEMERINTAH DAN DIPILIH OLEH
PESERTA SESUAI UPAH MASING MASING ( SESUAI TABEL UPAH
DAN IURAN TERLAMPIR), MINIMAL SEBESAR UM SETEMPAT.
IURAN JKK, JKM DAN JHT DIBAYAR OLEH PESERTA.
 MANFAAT JKK
MANFAAT JKK MELIPUTI :
A. PELAYANAN KESEHATAN YG SEMULA HANYA DITANGGUNG 20 JUTA
MENJADI DITANGGUNG SELURUHNYA SESUAI KEBUTUHAN MEDIS :
1. PEMERIKSAAN DASAR DAN PENUNJANG
2. PERAWATAN TINGKAT PERTAMA DAN LANJUTAN
3. RAWAT INAP RUANG KLS I RS PEMERINTAH ATAU RS SWASTA YG
SETARA
4. PERAWATAN INTENSIF
5. PENUNJANG DIAGNOSTIK
6. PENGOBATAN
7. PELAYANAN KHUSUS
8. ALAT KESEHATAN DAN IMPLANT
9. JASA DOKTER/ MEDIS
10. OPERASI
11. TRANSFUSI DARAH DAN
12. REHABILITASI MEDIK
 MANFAAT JKK...........

B. SANTUNAN BERUPA UANG, MELIPUTI :

1. BIAYA PENGANGKUTAN (ANGKUTAN DARAT, LAUT DAN UDARA).

2. SANTUNAN SEMENTARA TIDAK MAMPU BEKERJA (STMB) YG

SEMULA 4 BLN I 100%, 4 BLN II 75%, 4BLN III DST 50 % MENJADI
SEBESAR 100% DARI UPAH DAN DIBAYAR SELAMA PEKERJA TDK
MAMPU BEKERJA SAMPAI SEMBUH, CACAT SEBAGIAN, CACAT
FUNGSI, CACAT TOTAL ATAU MENINGGAL DUNIA BERDASARKAN
SURAT KETERANGAN DOKTER PEMERIKSA/ DOKTER PENASEHAT

3. SANTUNAN CACAT :
 CACAT SEBAGIAN = % CACAT TABEL X 80 X US
 CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X % TABEL X 80 X US
 CACAT TOTAL = 70% X 80 X US
 MANFAAT JKK...........

4. SANTUNAN KEMATIAN = 60% X 80 X US;

BIAYA PEMAKAMAN = Rp. 10.000.000.

5. PENGGANTIAN BIAYA REHABILITASI BERUPA ALAT

BANTU(ORTHESE) DAN ATAU ALAT GANTI( PROTHESE)
BAGI PESERTA YG ANGGOTA BADANNYA HILANG ATAU
TIDAK BERFUNGSI AKIBAT KECELAKAAN KERJA 140% X
STANDAR HARGA DI RS PEMERINTAH

5. PENGGANTIAN BIAYA GIGI TIRUAN Rp.2.000.000.

 MANFAAT JHT

 MANFAAT JHT :
ADALAH SELURUH AKUMULASI IURAN YG TELAH DISETOR
KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN BESERTA HASIL
PENGEMBANGANNYA YG TERCATAT DALAM REKENING
PERORANGAN PESERTA

 MANFAAT JHT DIBAYARKAN APABILA :

A. PESERTA MENCAPAI USIA PENSIUN
B. MENGALAMI CACAT TOTAL TETAP
C. MENINGGAL DUNIA
D. MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMA LAMANYA.

 PEMBAYARAN MANFAAT JHT :

DAPAT DIBERIKAN SEBAGIAN SAMPAI BATAS TERTENTU SETELAH
KEPESERTAAN MENCAPAI MINIMAL 10 TAHUN.
 MANFAAT JAMINAN KEMATIAN

SANTUNAN KEMATIAN DIBERIKAN KEPADA AHLI WARIS ,

APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA DALAM MASA AKTIF,
MELIPUTI :

 SANTUNAN KEMATIAN SEBESAR Rp. 21.000.000.

 BIAYA PEMAKAMAN SEBESAR Rp.3.000.000.

APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA SETELAH TIDAK AKTIF

BEKERJA, MENDAPAT BIAYA PEMAKAMAN SEBESAR
Rp.3.000.000.
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
PADA BPJS KESEHATAN
(PERATURAN PRESIDEN NO.111 TAHUN 2013)
 JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

TUJUAN :
MENJAMIN TERPENUHINYA KEBUTUHAN DASAR KESEHATAN
PESERTA, AGAR PESERTA MEMPEROLEH PERLINDUNGAN DAN
MANFAAT PEMELIHARAAN KESEHATAN.

KEPESERTAAN :
 PESERTA PENERIMA BANTUAN (PBI)
 PESERTA PENERIMA UPAH (PENYELENGGARA NEGARA DAN
SELAIN PENYELENGGARA NEGARA)
 PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI
 BUKAN PENERIMA UPAH
 BUKAN PEKERJA
 PENERIMA PENSIUN
 VETERAN
 PERINTIS KEMERDEKAAN
 PENAHAPAN KEPESERTAAN

KEPESERTAAN JKN BERSIFAT WAJIB DAN MENCAKUP

SELURUH PENDUDUK INDONESIA, BEROPERASI MULAI 1
JANUARI 2014, PALING SEDIKIT MELIPUTI :

 PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI )

 ANGGOTA TNI/PNS DILINGKUNGAN KEMENTERIAN
PERTAHANAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA.
 ANGGOTA POLRI/ PNS DILINGKUNGAN POLRI DAN
ANGGOTA KELUARGANYA.
 PESERTA ASURANSI (ASKES) DAN ANGGOTA
KELUARGANYA
 PESERTA JPK- JAMSOSTEK DAN ANGGOTA KELUARGANYA.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN

PEMBERI KERJA DAN PEKERJA (SELAIN PNS, TNI/ POLRI,

PESERTA ASKES, PESERTA JPK-JAMSOSTEK), WAJIB
MENDAFTARKAN SEBAGAI PESERTA SECARA BERTAHAP,
MELIPUTI :
 PEMBERI KERJA PADA BUMN, USAHA BESAR, USAHA MENENGAH
DAN USAHA KECIL PALING LAMBAT 1 JANUARI 2015.

 PEMBERI KERJA PADA USAHA MIKRO PALING LAMBAT 1 JANUARI

2016.

 PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH DAN BUKAN PEKERJA PALING

LAMBAT 1 JANUARI 2019.

 BPJS KESEHATAN MULAI 1 JANUARI 2014 TETAP BERKEWAJIBAN

MENERIMA PENDAFTARAN SECARA SUKARELA BAGI PESERTA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DIATAS.
 IURAN JKN BAGI PBI DAN PENERIMA UPAH
Berdasar PP no.64 tahun 2020

 IURAN JKN BAGI PESERTA PBI DAN PENDUDUK YG

DIDAFTARKAN dan dibayar OLEH PEMDA SEBESAR Rp. 42.000,- PER
ORANG/ BULAN

 IURAN PESERTA PENERIMA UPAH PENYELENGGARA NEGARA

SEBESAR 5% DARI GAJI PERBULAN (3% PEMERINTAH DAN 2%
PESERTA)

 IURAN PESERTA PENERIMA UPAH SELAIN PENYELENGGARA

NEGARA
 MULAI 1 JANUARI 2014 S/D 30 JUNI 2015 SEBESAR 4,5% DARI
UPAH PERBULAN (4% PEMBERI KERJA DAN 0,5% PESERTA)

 MULAI 1 JULI 2015 SEBESAR 5% DARI UPAH PERBULAN (4%

PEMBERI KERJA DAN 1% PESERTA)
 IURAN JKN...................

 UPAH TERTINGGI SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN IURAN JKN

BAGI PESERTA PENERIMA UPAH SELAIN PENYELENGGARA
NEGARA SEBESAR 2 X PTKP , STATUS KAWIN DG SATU ANAK,
KOMPONEN UPAH TERDIRI DARI UPAH POKOK + TUNJ.ANGAN
TETAP

 GAJI/ UPAH SEBAGAI DASAR IURAN JKN BAGI PESERTA

PENYELENGGARA NEGARA TERDIRI DARI GAJI POKOK
DITAMBAH TUNJANGAN KELUARGA.

 IURAN JKN BAGI PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI

BERDASARKAN PENGHASILAN TETAP.

 BESARNYA IURAN DITINJAU SETIAP 2 TAHUN SEKALI.

 IURAN JKN BAGI
BUKAN PENERIMA UPAH DAN BUKAN PEKERJA
Berdasar PP no.64 tahun 2020

 IURAN JKN SEBESAR Rp. 35.000. PERORANG/ BULAN BAGI

MANFAAT PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN KELAS III.

 IURAN SEBESAR Rp. 100.000. PERORANG/ BULAN BAGI

MANFAAT PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN KELAS II

 IURAN SEBESAR Rp. 150.000. PERORANG/ BULAN BAGI

MANFAAT PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN KELAS I
 SANKSI

I. SANKSI ADMINISTRATIF :
A. SANKSI ADMINISTRATIF DIBERIKAN KEPADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA , APABILA
MELANGGAR KETENTUAN PASAL 3 AYAT (1) HURUF a DAN
HURUF b PP NO.86 TAHUN 2013 :

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA

WAJIB MENDAFTARKAN DIRINYA DAN PEKERJANYA
SEBAGAI PESERTA KEPADA BPJS SECARA BERTAHAP SESUAI
PROGRAM JAMINAN SOSIAL YG DI IKUTINYA (PASAL 3 AYAT
(1) HURUF a)

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA

WAJIB MEMBERIKAN DATA DIRINYA DAN PEKERJANYA
BERIKUT ANGGOTA KELUARGANYA KEPADA BPJS SECARA
LENGKAP DAN BENAR (PASAL 3 AYAT (1) HURUF b)
 SANKSI ..........

B. SANKSI ADMINISTRATIF DIBERIKAN KEPADA SETIAP

ORANG SELAIN PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN PBI,
APABILA MELANGGAR KETENTUAN PASAL 4 AYAT (1) HURUF
a DAN HURUF b PP NO.86 TAHUN 2013 :

 SETIAP ORANG SELAIN PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN

PBI WAJIB MENDAFTARKAN DIRINYA DAN ANGGOTA
KELUARGANYA SEBAGAI PESERTA KEPADA BPJS (PASAL 4
AYAT (1) HURUF a)

 SETIAP ORANG SELAIN PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN

PBI WAJIB MEMBERIKAN DATA DIRINYA DAN ANGGOTA
KELUARGANYA SECARA LENGKAP DAN BENAR KEPADA
BPJS (PASAL 4 AYAT (1) HURUF b)
 SANKSI ............

BENTUK SANKSI ADMINISTRATIF :

1. TEGURAN TERTULIS
2. DENDA
3. TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU.

 SANKSI TEGURAN TERTULIS DAN DENDA DIBERIKAN

OLEH BPJS KEPADA PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA YG MELANGGAR KETENTUAN
PASAL 3 AYAT (1) HURUF a DAN HURUF b

 SANKSI TEGURAN TERTULIS DIBERIKAN KEPADA SETIAP

ORANG SELAIN PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN PBI YG
MELANGGAR KETENTUAN PASAL 4 AYAT (1) HURUF a DAN
HURUF b PP NO. 86 TAHUN 2013.
 SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV, PEMDA KAB/ KOTA
KEPADA :

A. PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG

MELANGGAR PASAL 3 AYAT (1) HURUF a PP NO.86 TH 2013 :
- TIDAK MENDAFTARKAN DIRINYA DAN PEKERJANYA SBG
PESERTA KPD BPJS SECARA BERTAHAP SESUAI PROGRAM YG DI
IKUTINYA.
B. SETIAP ORANG YG MELANGGAR PASAL 4 AYAT (1) HURUF a PP
NO.86 TH 2013 :
 TIDAK MENDAFTARKAN DIRINYA DAN ANGGOTA
KELUARGANYA SEBAGAI PESERTA KEPADA BPJS.

 DENGAN MENSYARATKAN PESERTA UTK MELENGKAPI

IDENTITAS KEPESERTAAN JAMSOS (KARTU PESERTA BPJS
ATAU BUKTI PEMBAYARAN IURAN TERAKHIR) DALAM
MENDAPATKAN PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
(DILAKUKAN TANPA ADA PERMINTAAN DARI BPJS)
 SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV, PEMDA
KAB/ KOTA KEPADA :
A. PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG
MELANGGAR PASAL 3 AYAT (1) HURUF b PP NO.86 TH
2013 :
- TIDAK MEMBERIKAN DATA DIRINYA , DATA PEKERJANYA DAN
DATA ANGGOTA KELUARGANYA SECARA LENGKAP DAN
BENAR KEPADA BPJS.
B. SETIAP ORANG YG MELANGGAR PASAL 4 AYAT (1)
HURUF b PP NO.86 TH 2013 :
 TIDAK MEMBERIKAN DATA DIRINYA DAN ANGGOTA
KELUARGANYA SECARA LENGKAP DAN BENAR KEPADA BPJS.

 DILAKUKAN SETELAH MENDAPAT SURAT PERMOHONAN

PENGENAAN SANKSI PENGHENTIAN PELAYANAN PUBLIK
TERTENTU DARI BPJS (ADA PERMINTAAN DARI BPJS)
 SANKSI ...........

SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU

DIBERIKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN
PEMDA KAB/ KOTA, KEPADA :

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA,

BERUPA :
 PERIZINAN TERKAIT USAHA
 IZIN YANG DIPERLUKAN DALAM MENGIKUTI TENDER
PROYEK
 IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA)
 IZIN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA/ BURUH
 IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
 SANKSI ...........

SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU

DIBERIKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN
PEMDA KAB/ KOTA, KEPADA :

SETIAP ORANG SELAIN PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN PBI

BERUPA :
 IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
 SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)
 SERTIFIKAT TANAH
 PASPOR
 SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK)
 TATA CARA
PENGENAAN SANKSIADMINISTRATIF

1. APABILA PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA

MELANGGAR PASAL 3 AYAT (1) HURUF a DAN HURUF b DAN
SETIAP ORANG MELANGGAR PASAL 4 AYAT (1) HURUF a DAN
HURUF b PP NO.86/ 2013, BPJS MEMBERIKAN TEGURAN TERTULIS
PERTAMA UTK JANGKA WAKTU PALING LAMA 10 HARI.

2. BILA SAMPAI BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YG DITETAPKAN,

PEMBERI KERJA TDK MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA, BPJS
MEMBERIKAN TEGURAN TERTULIS KEDUA. UNTUK JANGKA
WAKTU PALING LAMA 10 HARI.

3. BILA SAMPAI BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YG DITETAPKAN

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA TETAP TIDAK
MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA, MAKA BPJS MEMBERIKAN
SANKSI DENDA SEBESAR 0,1 % SETIAP BULAN DARI IURAN YG
HARUS DI BAYAR TERHITUNG SEJAK TEGURAN TERTULIS KEDUA
BERAKHIR.
 TATA CARA PENGENAAN SANKSI........................

4. SANKSI DENDA DIBERIKAN KEPADA PEMBERI KERJA SELAIN

PENYELENGGARA NEGARA, UNTUK JANGKA WAKTU PALING
LAMA 30 HARI SEJAK PENGENAAN SANKSI TEGURAN TERTULIS
KEDUA BERAKHIR.

5. DENDA DISETOR KEPADA BPJS BERSAMAAN DG PEMBAYARAN

IURAN BULAN BERIKUTNYA.

6. BILA DENDA TIDAK DISETOR LUNAS PEMBERI KERJA SELAIN

PENYELENGGARA NEGARA DIKENAKAN SANKSI TIDAK
MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU.

7. DALAM HAL TEGURAN TERTULIS KEDUA BERAKHIR, SETIAP

ORANG TETAP TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA,
DIKENAKAN SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK
TERTENTU.
 PENCABUTAN SANKSI

PENCABUTAN SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK

TERTENTU DILAKUKAN APABILA :

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA TELAH

MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PASAL 3 AYAT (1)HURUF a DAN ATAU HURUF b PP NO.86 TAHUN
2013, SERTA MENUNJUKKAN BUKTI LUNAS PEMBAYARAN IURAN
DAN DENDA, BUKTI PENDAFTARAN KEPESERTAAN DAN ATAU
BUKTI PEMBERIAN DATA KEPESERTAAN SECARA LENGKAP DAN
BENAR KEPADA BPJS.

 SETIAP ORANG SELAIN PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN PBI

TELAH MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PASAL 4 AYAT (1) HURUF a DAN HURUF b PP NO 86
TAHUN 2013 SERTA BUKTI LUNAS PEMBAYARAN IURAN, BUKTI
PENDAFTARAN KEPESERTAAN DAN ATAU BUKTI PEMBERIAN
DATA KEPESERTAAN SECARA LENGKAP DAN BENAR KEPADA
BPJS.
 PELAPORAN KETIDAKPATUHAN PEMBERI KERJA

 BPJS WAJIB MELAPORKAN KETIDAK PATUHAN PEMBERI KERJA SELAIN

PENYELENGGARA NEGARA KEPADA INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB
DIBIDANG KETENAGAKERJAAN SESUAI PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN

 BERDASARKAN LAPORAN BPJS, INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB

DIBIDANG KETENAGAKERJAAN (PENGAWAS KETENAGAKERJAAN),
MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA SESUAI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN.

 SELAIN BERDASARKAN LAPORAN BPJS, INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB

DIBIDANG KETENAGAKERJAAN (PENGAWAS KETENAGAKERJAAN) DAPAT
MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA , YG PELAKSANAANNYA DILAKUKAN SESUAI
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN.
II. SANKSI PIDANA

SANKSI PIDANA DIBERIKAN KEPADA PEMBERI KERJA

SELAIN PENYELENGGARA NEGARA, APABILA
MELANGGAR KETENTUAN PASAL 19 AYAT (1) ATAU AYAT (2)
UNDANG UNDANG NO. 24 TAHUN 2011 TENTANG BPJS :

 PEMBERI KERJA WAJIB MEMUNGUT IURAN YANG MENJADI

BEBAN PESERTA DARI PEKERJANYA DAN MENYETORKANNYA
KEPADA BPJS.
 PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR DAN MENYETOR IURAN
YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA KEPADA BPJS

 PENYIDIKAN DILAKUKAN OLEH PENGAWAS

KETENAGAKERJAAN SELAKU PPNS YG AKAN DIATUR DALAM
RPP TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK, JKM DAN
JHT.
Terima Kasih