Bagian Ketujuh
Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Pasal 46 A
1) Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja
berhak mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan.
2) Jaminan kehilangan pekerjaan diselenggarakan oleh badan
penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan dan
Pemerintah.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan
jaminan kehilangan pekerjaan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
lanjutan
Pasal 46 B
1) Jaminan kehilangan pekerjaan diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
2) Jaminan kehilangan pekerjaan diselenggarakan untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada
saat pekerja/buruh kehilangan pekerjaan.
Pasal 46 C
3) Peserta Jaminan Kehilangan Pekerjaan adalah setiap
orang yang telah membayar iuran.
4) Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar oleh
Pemerintah Pusat.
Lanjutan Bagian Ketiga
Pasal 46 D
1) Manfaat jaminan kehilangan pekerjaan berupa uang
tunai, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan
kerja.
2) Jaminan kehilangan pekerjaan sebagimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan paling banyak 6
(enam) bulan upah.
3) Manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterima oleh peserta setelah mempunyai masa
kepesertaan tertentu.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai manfaat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan masa
kepesertaan tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
lanjutan
Pasal 46 E
1) Sumber pendanaan jaminan kehilangan pekerjaan
berasal dari:
a. modal awal pemerintah;
b. rekomposisi iuran program jaminan sosial;
dan/atau
c. dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.
Pasal 83
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 5256) diubah:
lanjutan
1. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 6
1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2) huruf a menyelenggarakan program jaminan
kesehatan.
2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf b menyelenggarakan program:
a.jaminan kecelakaan kerja;
b.jaminan hari tua;
c.jaminan pensiun;
d.jaminan kematian; dan
e.jaminan kehilangan pekerjaan.
Lanjutan Bagian Keempat
- 6 Bulan Pertama 100% Dari Upah; 6 Bulan Kedua 75% Ketiga Dst 50% Dari
Upah, Upah Dibayar Sampai Peserta Sembuh Total Atau Sembuh Dg Cacat Atau
Meninggal Dunia. ( PP No. 44 Tahun 2015 )
A. Dalam hal Iuran didasarkan atas Upah Peker ja, komponen Upah tercantum
dan diketahui, maka besarnya Iuran JKK bagi Peker ja har ian lepas, borongan,
dan per janjian ker ja waktu ter tentu yang beker ja pada Pember i Ker ja selain
penyelenggara negara pada sektor usaha jasa konst ruksi, Iuran ditetapkan
sebesar 1,74% (satu koma tujuh puluh empat persen) dari Upah sebulan.
B. Dalam hal komponen Upah Pekerja tidak diketahui atau t idak tercantum, maka
besarnya Iuran JKK dihitung berdasarkan nilai kont ak kerja konstruksi
dengan ketentuan sebagai berikut :
• Dalam hal komponen Upah Pekerja tidak diketahui atau tidak tercantum, maka
besarnya Iuran JKM dihitung berdasarkan nilai kontrak kerja konstruksi dengan
ketentuan sebagai berikut :
4. Janda atau Duda adalah istri atau suami yang sah menurut peraturan perundang-
undangan dari peserta yang meninggal dunia yang terdaftar sebagai ahli waris di
BPJS Ketenagakerjaan.
5. Anak adalah anak kandung, anak tiri, atau anak angkat yang sah menurut peraturan
perundang-undangan dari peserta yang meninggal dunia yang terdaftar sebagai ahli
waris di BPJS Ketenagakerjaan.
6. Orang Tua adalah ayah kandung, ibu kandung, ayah tiri, ibu tiri, ayah angkat atau
ibu angkat, yang sah sesuai peraturan perundang-undangan dan terdaftar di BPJS
Ketenagakerjaan.
7. Penerima Manfaat Pensiun adalah peserta atau ahli waris peserta yang berhak
menerima manfaat pensiun.
8. Masa Iur adalah jumlah bulan pelunasan
pembayaran iuran kepada BPJS
Ketenagakerjaan.
9. Cacat Total Tetap adalah cacat yang
mengakibatkan ketidakmampuan seseorang
untuk melakukan pekerjaan.
10.Usia Pensiun adalah usia saat peserta dapat
mulai menerima manfaat pensiun.
MANFAAT PENSIUN
Penerima Manfaat Pensiun
1. Penerima Manfaat Pensiun terdiri atas:
a. Peserta;
b. 1 (satu) orang istri atau suami yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. paling banyak 2 (dua) orang Anak; atau
d. 1 (satu) orang Orang Tua.
2. Anak Peserta yang lahir paling lama 300 (tiga ratus) hari setelah terputusnya
hubungan pernikahan istri atau suami yang telah terdaftar dinyatakan sah
atau setelah Peserta meninggal dunia dapat didaftarkan sebagai penerima
Manfaat Pensiun.
(Dalam hal terjadi perubahan susunan penerima Manfaat Pensiun, Peserta
harus menyampaikan perubahan daftar penerima Manfaat Pensiun paling
lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal perubahan susunan
penerima Manfaat Pensiun kepada Pemberi Kerja.
Usia Pensiun
1. Untuk pertama kali Usia Pensiun ditetapkan 56 (lima
puluh enam) tahun.
2. Mulai 1 Januari 2019, Usia Pensiun menjadi 57 (lima
puluh tujuh) tahun.
3. Usia Pensiun selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun
untuk setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai
Usia Pensiun 65 (enam puluh lima) tahun.
4. Dalam hal Peserta telah memasuki Usia Pensiun tetapi
yang bersangkutan tetap dipekerjakan, Peserta dapat
memilih untuk menerima Manfaat Pensiun pada saat
mencapai Usia Pensiun atau pada saat berhenti bekerja
dengan ketentuan paling lama 3 (tiga) tahun setelah
Usia Pensiun.
• Manfaat Pensiun berupa:
a. pensiun hari tua;
b. pensiun cacat;
c. pensiun Janda atau Duda;
d. pensiun Anak; atau
e. pensiun Orang Tua.
JHT JP
JKN JKK JKM JP JKP JKK Employment injury benefit
PP No. 46 Tahun
PP No. 82 PP No. 44 PP No. 44 2015 & PP PP No. 45 PP 37 Tahun JKM Survivors’ benefit
Tahun 2018 Tahun 2015 Tahun 2015 No.60 Tahun 20.21
Tahun 2015
2015 JKN Medical care
JKP Sickness benefit
S J S N Invalidity benefit
UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN dan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Unemployment benefit
Family benefit
U U D 1 9 4 5 Maternity benefit
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
(Undang-Undang No. 40 Tahun 2004)
KEMANUSIAAN
TUJUAN :
Memberikan jaminan
SUSTAINABILITAS terpenuhinya kebutuhan
dan dasar hidup yang layak
PERLINDUNGAN bagi peserta dan atau
anggota keluarganya
KEADILAN
SOSIAL ASAS MANFAAT
ASURANSI TABUNGAN
SOSIAL WAJIB
PRINSIP PENYELENGGARAAN
2. Upah adalah hak Pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari Pengusaha atau pemberi kerja kepada Pekerja
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu PK, kesepakatan; atau
Per UUan, termasuk tunjangan bagi Pekerja dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/ atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
LANJUTAN
3. Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara Pekerja/Buruh dan Pengusaha.
MANFAAT:
1. Manfaat Uang Tunai diselenggarakan oleh BPJS
ketenagakerjaan;
2. Manfaat Akses Informasi pasar Kerja:
Diberikan dalam bentuk:
a. Layanan infrmasi pasar kerja tsb diberikan dalam bentuk
penyediaan lowongan pekerjaan, dilakukan sesuai
perundang-undangan.
Manfaat JKP bagi Peserta yg mengalami PHK dikecualikan untuk alasan PHK
karena:
c. Mengundurkan diri;
d. Cacat total tetap;
e. Pensiun;
f. Meninggal dunia.
lanjutan
e. Manfaat JKP bagi peserta yg hubungan kerjanya berdasarkan
PKWT diberikan apabila PHK oleh Pengusaha dilakukan
sebelum berakhirnya jangka waktu PKWT;
HAL LAIN YG PERLU DIKETAHUI