Anda di halaman 1dari 4

Perubahan Aturan Mengenai Pemutusan Hubungan

Kerja (PHK)
gajimu.com/garmen/hak-pekerja-garmen/omnibus-law/perubahan-aturan-mengenai-pemutusan-hubungan-kerja-
phk

Beberapa aturan baru mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berdasarkan PP No.
35 Tahun 2021

Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun
2003 mengalami beberapa perubahan dan tambahan dan diatur dalam PP No. 35 Tahun
2021. Berikut adalah perubahan tersebut.

Mekanisme PHK

Peraturan LAma PEraturan Baru

Pasal 151 Pasal 37 (PERATURAN BARU)

1. Pengusaha, pekerja/buruh, 1. Pengusaha, Pekerja/Buruh, Serikat


serikat pekerja/serikat buruh, Pekerja/Serikat Buruh, dan Pemerintah
dan pemerintah, dengan segala harus mengupayakan agar tidak terjadi
upaya harus mengusahakan Pemutusan Hubungan Kerja.
agar jangan terjadi pemutusan 2. Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja
hubungankerja. tidak dapat dihindari, maksud dan alasan
2. Dalam hal segala upaya telah Pemutusan Hubungan Kerja
dilakukan, tetapi pemutusan diberitahukan oleh Pengusaha kepada
hubungan kerja tidak dapat Pekerja/Buruh dan/atau Serikat
dihindari, maka maksud Pekerja/Serikat Buruh di dalam
pemutusan hubungan kerja Perusahaan apabila Pekerja/Buruh yang
wajib dirundingkan oleh bersangkutan merupakan anggota dari
pengusaha dan serikat Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
pekerja/serikat buruh atau 3. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan
dengan pekerja/buruh apabila Kerja dibuat dalam bentuk surat
pekerja/buruh yang pemberitahuan dan disampaikan secara
bersangkutan tidak menjadi sah dan patut oleh Pengusaha kepada
anggota serikat Pekerja/Buruh dan/atau Serikat
pekerja/serikatburuh. Pekerja/Serikat Buruh paling lama 14
3. Dalam hal perundingan (empat belas) hari kerja sebelum
sebagaimana dimaksud dalam Pemutusan Hubungan Kerja.
ayat (2) benar-benar tidak 4. Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja
menghasilkan persetujuan, dilakukan dalam masa percobaan, surat
pengusaha hanya dapat pemberitahuan disampaikan paling lama
memutuskan hubungan kerja 7 (tujuh) hari kerja sebelum Pemutusan
dengan pekerja/buruh setelah Hubungan Kerja.
memperoleh penetapan dari
lembaga penyelesaian
perselisihan
hubunganindustrial.

1/4
Pasal 152

1. Permohonan penetapan
pemutusan hubungan kerja
diajukan secara tertulis kepada
lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan
industrial disertai alasan yang
menjadi dasarnya.
2. Permohonan penetapan
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dapat diterima oleh
lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan
industrial apabila telah
dirundangkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 151
ayat(2).
3. Penetapan atas permohonan
pemutusan hubungan kerja
hanya dapat diberikan oleh
lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan
industrial jika ternyata maksud
untuk memutuskan hubungan
kerja telah dirundingkan, tetapi
perundingan tersebut tidak
menghasilkan kesepakatan.

Pasal 38 (PERATURAN BARU)

Dalam hal Pekerja/Buruh telah mendapatkan


surat pemberitahuan dan tidak menolak
Pemutusan Hubungan Kerja, Pengusaha
harus melaporkan Pemutusan Hubungan
Kerja kepada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan dan/atau dinas
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
provinsi dan kabupaten/kota.

Pasal 39 (PERATURAN BARU)

1. Pekerja/Buruh yang telah mendapatkan


surat pemberitahuan Pemutusan
Hubungan Kerja dan menyatakan
menolak, harus membuat surat
penolakan disertai alasan paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah diterimanya
surat pemberitahuan.

2/4
Besaran Kompensasi PHK

Peraturan Lama PEraturan Baru

Pasal 156 Pasal 40

1. Dalam hal terjadi pemutusan 1. Dalam hal terjadi pemutusan


hubungan kerja, pengusaha hubungan kerja, pengusaha wajib
diwajibkan membayar uang membayar uang pesangon dan/atau
pesangon dan atau uang uang penghargaan masa kerja dan
penghargaan masa kerja dan uang uang penggantian hak yang
penggantian hak yang seharusnya seharusnya diterima.
diterima. 2. Uang pesangon sebagaimana
2. Perhitungan uang pesangon dimaksud pada ayat (1) diberikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) paling sedikit sebagai berikut: SAMA
SAMA 3. Uang penghargaan masa kerja
3. Uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan ketentuan
(1) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
sebagai berikut: SAMA
SAMA 4. (4) Uang penggantian hak yang
4. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana
seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
dimaksud dalam ayat (1) meliputi: 1. cuti tahunan yang belum
1. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
diambil dan belumgugur; 2. biaya atau ongkos pulang
2. biaya atau ongkos pulang untuk Pekerja/Buruh dan
untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana
keluarganya ketempatdimana Pekerja/Buruh diterima
pekerja/buruh diterimabekerja; bekerja; dan
3. penggantian perumahan 3. hal-hal lain yang ditetapkan
serta pengobatan dan dalam Perjanjian Kerja,
perawatan ditetapkan 15% Peraturan Perusahaan, atau
(lima belas perseratus) dari Perjanjian Kerja Bersama.
uang pesangon dan/atau 5. Perubahan perhitungan uang
uang penghargaan masa pesangon, perhitungan uang
kerja bagi yang memenuhi penghargaan masa kerja, dan uang
syarat; penggantian hak sebagaimana
4. hal-hal lain yang ditetapkan dimaksud dalam ayat (2), ayat (3),
dalam perjanjian kerja, dan ayat (4) ditetapkan dengan
peraturan perusahaan atau Peraturan Pemerintah.
perjanjian kerja bersama.
5. Perubahan perhitungan uang
pesangon, perhitungan uang
penghargaan masa kerja, dan uang
penggantian hak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

Artikel Terkait:

3/4
Sumber:

Indonesia. UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

Indonesia. PP No. 35 Tahun 2021

4/4

Anda mungkin juga menyukai