1. TUJUAN :
Untuk menjelaskan tata cara pemutusan hubungan kerja perusahaan agar sesuai
kepatuhan perundang-undangan yang berlaku.
Ada kepastian hukum penyelesaian Hak dan kewajiban sebelum pemutusan
hubungan kerja.
2. RUANG LINGKUNG :
Seluruh pekerja di PT Ichiko Agro Lestari.
3. DEFINISI :
Surat Peringatan
Surat yang dikeluarkan oleh perusahaan dikarenakan Pekerja/buruh melakukan
pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan
kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga.
Surat panggilan
Surat yang dikeluarkan oleh perusahaan dikarenakan Pekerja/buruh melakukan
pelanggaran tidak masuk kerja dikarenakan mangkir kurang dari 3 dan atau 5 hari
berturut-turut maka pengusaha dapat melakukan pemanggilan 1, 2 secara tertulis 2
kali dan patut sehingga dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja setelah kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat panggilan pertama, kedua.
Perjanjian Kerja
Perjanjian antara Pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-
syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Pekerja Tetap
Karyawan yang bekerja di suatu perusahaan secara tetap berdasarkan surat
keputusan pengangkatan menjadi karyawan tetap.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
Pekerja yang bekerja untuk suatu pekerjaan tertentu, yang menurut jenis dan sifat
atau kegiatan pekerjaannya atau masa kerja yang akan selesai dalam waktu tertentu
sebagaimana yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja dan berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT).
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu PKWTT
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang selanjutnya disebut PKWTT
adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk m engadakan
hubungan kerja yang bersifat tetap.
4. PENANGGUNG JAWAB
Direktur Operasional memberikan persetujuan dan atau kebijakan di terimanya
usulan Pemutusan Hubungan Kerja atau tidak.
General Manager ( GM ) memberikan persetujuan pemutusan hubungan kerja
disemua level.
Manager HRGA melakukan koreksi ulang perhitungan usulan PHK.
Estate Manajer mengetahui dan memastikan pemutusan hubungan kerja sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
KTU melakukan proses pembayaran PPL setelah semua data lengkap dan disetujui
oleh Direktur Operasional.
Manager HRGA memastikan :
Dokumen pengajuan PHK sesuai regulasi dan kebutuhan perdepartemen/divisi
Perusahaan.
Mengoreksi & Memberikan paraf pengajuan PHK.
Melakukan evaluasi efektivitas PHK terhadap organisasi perusahaan.
Merevisi SOP PHK disesuaiakan regulasi.
Estate Manager mengetahui usulan dan menandatangani surat pemberian Hak
PHK dan menyetujui adanya NREA dan permintaan pembayaran langsung (PPL).
Staf GM bidang tugas operasional memberikan NREA ke KTU untuk dimintakan
tandatangan persetujuan ke dir Ops.
Staf GM bidang tugas operasional perihal keuangan memberikan PPL ke Dir Ops
untuk dimintakan tandatangan persetujuan dan menyerahkan ke keuangan.
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab atas :
Administrasi PHK sampai dengan pemberian Hak PHK.
Apabila PPL disetujui maka membuat dan mengirimkan PPL sampai selesai.
Apabila karyawan keluar wajib mengirimkan Softcopy dokumen persyaratan
(lampiran 3 atau 4) untuk dikeluarkannya kepesertaan dari BPJS
Kesehatan sesuai format untuk dilampiran ke RO /HO sesuai P.I.C Masing-
masing.
HRGA bertanggung jawab atas :
PHK sesuai aturan peraturan perundangan.
Melakukan Perjanjian Bersama.
Mengirimkan perjanjian Bersama Ke RO Pontianak.
Mengajukan kepada KTU & memonitoring NREA PHK sampai diterimanya hak
karyawan.
Mengisi/Update Form 08 Biodata Karyawan karyawan di berikan surat
peringatan, surat panggilan atau PHK.
Mengeluarkan kepesertaan BPJS Kesehatan Karyawan sesuai format
lampiran 3,4.
Regional Officer mengirimkan dokumen NREA ke HO Jakarta.
RO Pontianak berkoordinasi dengan HRGA/KTU untuk memastikan dan
mengeluarkan Kepesertaan karyawan dari BPJS Kesehatan yang sudah
mengalami pemutusan hubungan kerja sesuai persyaratan BPJS Kesehatan.
Assisten/atasan langsung yang berwenang mempunyai tanggung jawab perintah
kerja, pembinaan dan pengawasan langsung terhadap Pekerja di bawahnya.
Karyawan bertanggung jawab menyetujui atau menolak pemutusan hubungan
kerja sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
A. Tahapan PHK.
Tahap Pertama.
Menyiapkan Dokumen berisi tentang faktor alasan atau penyebab
perlunya melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan
Dokumen pembinaan, Surat Peringatan 1,2,3, Jika diperlukan surat skorsing,
SK PHK atau panggilan 1,2 ,SK PHK (Dok SE GM HRD Standar surat PHK)
Tahap Kedua.
Pemberitahuan kepada karyawan yang bersangkutan dalam bentuk surat
pemberitahuan (Form 01 Pemberitahuan PHK) dan disampaikan secara sah
dan patut oleh Pengusaha kepada pekerja dan/atau Serikat Pekerja paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum Pemutusan Hubungan Kerja.
Pekerja/Buruh yang telah mendapatkan surat pemberitahuan Pemutusan
Hubungan Kerja dan menyatakan menolak harus membuat surat penolakan
disertai alasan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
pemberitahuan dilanjutkan ke tahap ketiga dan seterusnya.
Apabila pekerja tidak memberitahukan dengan surat
tertulis/mengabaikannya maka dianggap menyetujui pemutusan
hubungan kerja dilanjutkan dengan mengeluarkan karyawan dari kepesertaan
BPJS Kesehatan sesuai persayaratan yang berlaku. Untuk tembusan ke
Disnaker disampaikan ke RO Pontianak dan dikembalikan ke kebun/PKS.
Untuk masa percobaan surat pemberitahuan disampaikan paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum Pemutusan Hubungan Kerja.
Khusus pelanggaran Keadaan mendesak tidak perlu adanya surat
pemberitahuan ke pekerja bisa langsung diberikan surat PHK.
Tahap Ketiga.
Bipartit/Musyawarah dan Mufakat.
Adapun output Bipartit berupa Risalah perundingan (Form-02
Risalah Bipartit).
Perjanjian Bersama jika kedua belah pihak sepakat (Form-03 PB)
PB dikirimkan ke HRGA (Form-03.1. Pencatatan Pengadilan HI).
Diajukan pesangon oleh KTU/HRGA ( Form-04 Perhitungan pesangon)
Tahap Empat.
Mediasi dengan Disnaker.
Jika setuju/sepakat dibuatkan PB dan dikirim ke RO (Form 04-Perjanjian
Bersama (PB).
Diajukan pesangon oleh KTU/HRGA.
Jika gagal adanya kesepakatan bersama mediator akan mengeluarkan
Anjuran sehingga KTU/HRGA tidak mengeluarkan pesangon sampai PPHI.
Tahap Lima.
Mediasi Hukum Pengadilan perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).
Permohonan secara tertulis kepada Pengadilan Hubungan Industrial
(PHI), disertai dengan alasan kenapa PHK dilakukan (Form 05 PPHI).
Jika hakim memutusakan hak pekerja keluar maka pesangon dikeluarkan
B. Untuk pekerja PKWT hak yang diberikan berupa kompensasi ada pada panduan (SOP
PKWT).
C. Perusahaan menetapkan PHK pekerja dan penyelesaiannya hak dalam waktu yang
tidak terlalu lama dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan.
UPH
D
Tabel masa kerja Uang Pesangon (UP), dan Uang Penghargaan masa kerja (UPMK sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021).
Masa Kerja Uang Pesangon Masa Kerja Uang Penghargaan
(Pasal 40, Ayat 2) Masa Kerja Pasal
40, Ayat 3
< 1 Tahun 1 Bulan Upah
1 Tahun sampai < 2 2 Bulan Upah Nihil
Tahun
2 Tahun sampai < 3 3 Bulan Upah
Tahun
3 Tahun sampai < 4 4 Bulan Upah 3 Tahun sampai < 6 2 Bulan Upah
Tahun Tahun
4 Tahun sampai < 5 5 Bulan Upah
Tahun
5 Tahun sampai < 6 6 Bulan Upah
Tahun
6 Tahun sampai < 7 7 Bulan Upah 6 Tahun sampai < 9 3 Bulan Upah
Tahun Tahun
7 Tahun sampai < 8 8 Bulan Upah
Tahun
8 Tahun sampai < 9 9 Bulan Upah
Tahun
Masa kerja 9 Tahun 9 Bulan Upah 9 Tahun sampai < 12 4 Bulan Upah
atau lebih Tahun
12 Tahun sampai < 15 5 Bulan Upah
Tahun
15 Tahun sampai < 18 6 Bulan Upah
Tahun
18 Tahun sampai < 21 7 Bulan Upah
Tahun
21 Tahun sampai < 24 8 Bulan Upah
Tahun
24 Tahun 10Bulan Upah
7. REFERENSI
Pasal Berbunyi
61 Ayat 5 Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli waris pekerja/buruh berhak
mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
hak-hak yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.
156 Ayat 1 Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha wajib membayar
uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak yang seharusnya diterima.
151 Ayat 2 Dalam hal pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari maka maksud
dan alasan pemutusan hubungan kerja diberitahukan oleh pengusaha kepada
pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
151 A Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat2) tidak perlu
dilakukan oleh Pengusaha dalam hal meninggal, berakhir Perjanjian kerja,
Pensiun yang diatur di Peraturan perusahaan, Meninggal dunia.
157 A Ayat 2 Pengusaha dapat melakukan tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang
sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap membayar
upah beserta hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh.
156 Ayat 2 Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Diberikan paling banyak
sesuai ketentuan sebagai berikut:
156 Ayat 3
Uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud Pada ayat
(1) diberikan paling banyak sesuai ketentuan sebagai berikut
Peraturan pemerintah No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat Dan Pemutusan Hubungan Kerja.
Pasal Berbunyi
16 Ayat 1 Besaran uang kompensasi diberikan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut.
17 Ayat 1 Dalam hal salah satu pihak mengakhiri Hubungan Kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT, Pengusaha wajib memberikan
uang kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) yang
besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah
dilaksanakan oleh Pekerja/Buruh.
36 Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena alasan huruf a s/d 0 (tabel
1.1).
36 huruf 1 Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut
tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan
telah dipanggil oleh Pengusaha 2 (dua)
kali secara patut dan tertulis.
Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
No : _ _/IAL/HRGA/bulan/tahun.
Kepada Yth.
Sdr. : .........................
NIK : .........................
Jabatan :
Dengan adanya surat ini kami mengharapkan kehadiran saudara / saudari pada:
TTD
INDRA WAHYUDI
From 1.1
Rencana kerja pemanggilan Indisipliner
Dengan ditandatanganinya bimbingan dan Konseling serta surat pernyataan tersebut diatas,
maka atasan tetah melaksanakan kewajibannya dan pekerja berkomitmen tidak mengulangi
perbuatannya dan mengerti dengan segala konsekuensinya.
Form 1.2.
Surat Penyataan Kesalahan Kerja
SURAT PERNYATAAN KESALAHAN KERJA
No surat: 001/IAL/SPKS/XI/2023
Nama : _____________________________
Jabatan : _____________________________
Pondok : _____________________________
Setelah saya mendapatkan Bimbingan dan konseling saya menyadari sikap saya yang keliru
maka dengan sadar dan mengerti saya tidak akan mengulangi perbuatan yang sama dan jika
selanjutnya saya masih melakukan tindakan pelangaran lagi maka saya siap/bersedia
menerima sanksi atas perbuatan yang dimaksud.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan jujur dan sadar tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Yang menyatakan,
TTD
Nama:……………………….
I. Dasar Pembinaan :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Undang-undang Cipta kerja.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Peraturan pemerintah No 35 tahun 2021.
4. PP Nomor 50 Tahun 2012
II. Identitas Pekerja :
Nama :
NIK :
Departemen :
Jabatan :
1. Hari/tanggal :............/……/Th….
2. Jam : 00.00 wib
3. Tempat : Ruang Rapat PT. IAL.
4. Materi Pembinaan : Norma Kerja /Norma Kelembagaan K3 (Coret).
5. Obyek pembinaan : Pelanggaran Peraturan perusahaan (Disiplin kerja).
IV. Dokumen pendukung :
a. Peraturan perusahaan
b. SOP Agronomi
c. Uraian Tugas jabatan
d. SOP K3
Pilihah poin a sampai dengan poin d
Pada kegiatan pembinaan tersebut dijelaskan antara lain tentang :
Kepada Yth :
Berikut kami sampaikan permohonan penerbitan surat indisipliner karyawan sebagai berikut :
Surat Teguran SP I SP II PHK
SP I SP II PHK
TTD
Estate Manager/KTU/ASKEP/HRD
Form 3. Teguran Tertulis
TEGURAN TERTULIS
Pada hari ini Tanggal ............... di ruangan ............... telah diberikan teguran kepada :
Saudara : ......................
NIK : ......................
Jabatan : ......................
Berdasarkan Peraturan Perusahaan PT Ichiko Agro Lestari Pasal ..... Ayat .....dan Saudara
telah melakukan kesalahan yaitu ..........................................................................
..............................................................................................................................................
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku, maka Perusahaan memberikan teguran
kepada Saudara pada tanggal ...................
Teguran ini adalah sebagai bentuk upaya pembinaan yang dilakukan perusahaan terhadap
Saudara. Oleh karena itu, Saudara diharapkan dapat memberbaiki diri dan di kemudian hari
tidak mengulanginya kembali.
(..............................) (...........................)
CATATAN : SURAT TEGURAN INI TETAP BERLAKU SAH SEKALIPUN TIDAK DITANDATANGANI OLEH
KARYAWAN
Form 4. SP1
Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
No. : ........................
Kepada Yth.
Sdr. : .........................
NIK : .........................
Jabatan : ........................
Dengan hormat,
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku, maka Perusahaan memberikan Sanksi kepada
Saudara berupa Peringatan I (Pertama) yang berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
tanggal dikeluarkannya surat ini.
Peringatan I (Pertama) ini adalah sebagai bentuk upaya pembinaan yang dilakukan Perusahaan
terhadap Saudara. Oleh karena itu, Saudara diharapkan dapat memperbaiki diri dan di kemudian
hari tidak mengulanginya kembali.
Apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan ini Saudara mengulangi tindakan
pelanggaran yang sama dan atau melanggar ketentuan / aturan lainnya, maka Saudara dapat
dikenakan sanksi Peringatan II (kedua) sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Surat
Peringatan ini akan mempengaruhui penilaian akhir performa kerja Saudara.
Demikian hal ini disampaikan untuk dapat diperhatikan dengan sebagaimana mestinya.
(..............................) (...........................)
CATATAN : SURAT PERINGATAN INI TETAP BERLAKU SAH SEKALIPUN TIDAK DITANDATANGANI OLEH
KARYAWAN
Form 4.1
SURAT PERINGATAN KEDUA
Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
No. : ........................
Kepada Yth.
Sdr. : .........................
NIK : .........................
Jabatan : ........................
Dengan hormat,
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku, maka Perusahaan memberikan Sanksi kepada
Saudara berupa Peringatan II (Kedua) yang berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
dikeluarkannya surat ini.
Peringatan 2 (Kedua) ini adalah sebagai bentuk upaya Perusahaan terhadap Saudara. Oleh
karena itu, Saudara diharapkan dapat memperbaiki diri dan di kemudian hari tidak mengulanginya
kembali.
Apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan ini Saudara mengulangi tindakan
pelanggaran yang sama dan atau melanggar ketentuan / aturan lainnya, maka Saudara dapat
dikenakan sanksi sanksi Peringatan III (tiga) sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Surat
Peringatan ini akan mempengaruhui penilaian akhir performa kerja Saudara.
Demikian hal ini disampaikan untuk dapat diperhatikan dengan sebagaimana mestinya.
(..............................) (...........................)
CATATAN : SURAT PERINGATAN INI TETAP BERLAKU SAH SEKALIPUN TIDAK DITANDATANGANI OLEH
KARYAWAN
Form 4.2
SURAT PERINGATAN KETIGA
Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
No. : ........................
Kepada Yth.
Sdr. : .........................
NIK : .........................
Jabatan : ........................
Dengan hormat,
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku, maka Perusahaan memberikan Sanksi kepada
Saudara berupa Peringatan III (Ketiga) yang berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
tanggal dikeluarkannya surat ini.
Peringatan III (Ketiga) ini adalah sebagai bentuk upaya Perusahaan terhadap Saudara. Oleh
karena itu, Saudara diharapkan dapat memperbaiki diri dan di kemudian hari tidak mengulanginya
kembali.
Apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan ini Saudara mengulangi tindakan
pelanggaran yang sama dan atau melanggar ketentuan / aturan lainnya, maka Saudara dapat
dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Surat
Peringatan ini adalah surat terakhir sebagai bentuk penyadaran.
Demikian hal ini disampaikan untuk dapat diperhatikan dengan sebagaimana mestinya.
(..............................) (...........................)
CATATAN : SURAT PERINGATAN INI TETAP BERLAKU SAH SEKALIPUN TIDAK DITANDATANGANI OLEH
KARYAWAN
Form-4.3 Pemberitahuan PHK.
Nomor : _ _/IAL/HRGA/bulan/tahun
Perihal :PEMBERITAHUAN
Yang bertandatangan dibawah ini,
Nama :
Jabatan :
Nama perusahaan :
Dengan ini memberitahukan kepada
Nama :
NIK :
Jabatan :
Departemen/Bagian :
Dokumen yang diberikan
Dokumen SP1,2,3 : Ada/ Tidak
Dokumen Surat Pangilan1,2 : Ada/ Tidak
Tanggal Berakhir PKWT : Ada/ Tidak
Sehubungan hal tersebut di atas dan sesuai ketentuan sebagaimana diatur maka kami telah
menyampaikan dan memberikan dokumen secara sah, tertulis dan patut kepada saudara
perihal Pemberitahuan Pemutusan Hubungan kerja, maka hubungan kerja saudara telah
berakhir pada tanggal…………- Bulan …….Tahun 20………..
TTD
Nama:………………………
Jabatan:……………………
TTD
Nama pekerja
Nomor :……………………..
Perihal : …………………….
Yth. Dinas Ketenagakerjaan……………
Provinsi/Kabupaten/Kota
Di
……………………….
Berikut kami sampaikan berdasarkan surat perusahaan nomor ………..... tanggal………….- Bulan
…….Tahun Perihal …………………………….. yang saya terima oleh saudara :
a. Nama
b. NIK
c. Jabatan
d. Departemen/Bagian :
Dan pekerja berkewajiban mebalasa surat kami pada tanggal .....-Bulan……….Tahun ….,
namun pekerja tidak memberikan surat balasan seperti yang diatur didalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka dengan ini peruhasaan menyampaikan bahwa
karyawan menerima pemutusan hubungan kerja tersebut.
TTD
Nama:………………………
Jabatan:……………………
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan hormat,
Kami menyesal untuk memberitahu Anda bahwa kami akan menghentikan pekerjaan Anda
dengan segera. Keputusan ini kami ambil setelah menyelesaikan semua rangkaian dari proses
disipliner perusahaan. Keputusan ini diperlukan karena Anda telah berulang kali melanggar
kebijakan perusahaan.
kami terus memantau dan memberikan kesempatan agar Saudara memperbaiki kinerja
dan kedisiplinan sesuai dengan yang telah diterapkan oleh perusahaan.
Namun, peringatan yang telah kami berikan tidak dihiraukan dan Saudara tetap
melakukan tersebut. Semua aturan dan kebijakan yang mengatur kegitanan operasional
sangat penting harus ditaati oleh seluruh karyawan demi keberlangusngan perusahaan.
Atas dasar di atas dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku maka
dilakukan pemutusan hubungan kerja.
Demikian disampaikan. Terima kasih.
TTD/Stempel
Nama
Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Tanggal……………Bulan………..Tahun 202
Stempel/TTD
Nama …………………………………………….
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan hormat,
Sehubungan Saudara telah tidak masuk kerja selama 3 hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis/tanpa pemberitahuan yang jelas pada hari........., .........., dan
………,tanggal ........., .............., ........, sehingga Saudara dinyatakan mangkir.
Maka dengan ini kepada Saudara kami terbitkan Surat Panggilan Kerja I (Pertama), dan dimohon
kepada Saudara agar dapat kembali masuk bekerja.
Apabila Saudara tidak mengindahkan Surat Panggilan Kerja I (Pertama) ini, maka dengan sangat
terpaksa kami akan menerbitkan Surat Panggilan Kerja II (Kedua) sebagai panggilan kerja
terakhir.
Demikian disampaikan untuk dimaklumi dan kami mohon dapat dipatuhi. Terima kasih.
............................
Manager
.............................. ............................
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan hormat,
Sehubungan Saudara telah tidak masuk kerja selama 5 hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis/tanpa pemberitahuan yang jelas pada
hari........., .........., ..........., ............. dan .........tanggal ........., .............., ........, ..........dan .......
sehingga Saudara dinyatakan mangkir.
Dan sebelum ini pada tanggal ................., kami juga sudah menerbitkan Surat Panggilan Kerja I
(Pertama) Nomor ; .............. kepada Saudara, tetapi Saudarat idak juga hadir untuk masuk
bekerja sebagaimana mestinya.
Maka dengan ini kepada Saudara kami terbitkan Surat Panggilan Kerja II (Kedua) sebagai Surat
Panggilan Kerja terakhir dan dimohon kepada Saudara agar dapat segera kembali masuk
bekerja.
Apabila Saudara tidak mengindahkan Surat Panggilan Kerja II (Kedua) ini, maka sesuai
ketentuan Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja serta
peraturan perusahaan pasal…………….,maka dengan sangat terpaksa kami akan menerbitkan
Surat Pemutusan Hubungan Kerja karena dikualifikasikan mengundurkan diri.
Demikian disampaikan untuk dimaklumi dan kami mohon dapat dipatuhi. Terima kasih.
............................
Estate/Factory Manager
.............................. ............................
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan hormat,
Bersama ini disampaikan kepada Saudara surat pemutusan hubungan kerja karena
dikualifikasikan mengundurkan diri, sehubungan dengan Saudara tidak masuk kerja pada
hari .................., ..............., ................, ............... dan ..............,
tanggal ................, ..............,.................., ................, .............. dan ................. sehingga Saudara
dinyatakan mangkir selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis /
tanpa pemberitahuan yang jelas.
Sebelum ini kami telah berikan surat panggilan kerja kepada Saudara sebagai berikut :
1. Surat Panggilan Kerja I (Pertama) Nomor ;.................... tanggal ........
2. Surat Panggilan Kerja II (Kedua) Nomor : .................... tanggal .......
tetapi Saudara tetap tidak mengindahkan surat panggilan kerja tersebut serta tidak
menggunakan kesempatan yang telah diberikan.
Atas dasar di atas dan sesuai dengan ketentuan Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 35
Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu
Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja berbunyi karyawan / buruh yang mangkir selama 5
(lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan
bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat
diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri”.
PT ........................
Estate / Factory
............................
Estate/Factory Manager
Alamat Perusahaan :
TTD TTD
Tanggal :
Tempat :
Ageda/Acara :
KOP SURAT
Tempat), Tgl/Bln/Th
Jenis Usaha :
Alamat perusahaan :
Dengan
Nama Pekerja/Buruh/SP/ :
Alamat Pekerja/Buruh/SP :
Pokok perselisihan :
.....................................................................................................................................
………………………………………………………………….……………………………………………
Dari upaya yang dilakukan tersebut, pihak :
Sehubungan dengan hal tersebut dan berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1)
Undang – undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan
industrial, kami mohon perselisihan tersebut dicatat dan mohon bantuan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Pemohon
TTD
Nama:………………………
KTU/HRD
Form 8 Perjanjian Bersama (PB).
PERJANJIAN BERSAMA
Pada hari ini................ tanggal ....... bulan ......... tahun....... kam yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat perusahaan :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat perusahaan :
TTD
TTD
Nama :…………………………………….. Nama :……………………………………..
Jabatan Jabatan
Form 9- Surat Skorsing.
Terentang Estate,
Tanggal.........Bulan....................202......
Nomor : 00/IAL/HRGA/bulan/Th
Prihal : Pemberian Skorsing Lamp : -
NIK :
Jabatan :
NIK :
Jabatan :
Untuk tidak masuk kerja selama …………………… Minggu terhitung sejak tanggal
…………- bulan………..tahun sampai dengan anggal …………- bulan………..tahun dan
dilakukan pemotongan gaji sesuai dengan perhitungan hari kerja yang tidak diikutinya.
Sanksi ini diberikan kepada yang bersangkutan karena dianggap telah melakukan
………………………………………………………………………………………….sesuai surat
peringatan Nomor………………………/surat panggilan Nomor…………………………dan
kepada yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatan dan kesalahan seperti ini
lagi.
Demikian Surat Skorsing ini kami buat dan kami berikan kepada yang bersangkutan
agar dipatuhi dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Hormat
kami.
Dibut Oleh
TTD
Nama:………………………
EM/FM:……………………
Nomor : 00/IAL/HRGA/bulan/Th
Lampiran : .........................................................
Hal : Pemberitahuan Pemutusan hubungan
kerja
Yth. Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi
Kaltim/Papua/Kalbar
Up Kabid Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi
di-
.................................................
Dengan Hormat
Disampaikan bahwa PT. Ichiko Agro Lestari telah melakukan upaya maksimal
untuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial antara pengusaha dengan
pekerja perihal :
A. PKH melanggar peraturan perusahaan.
B. PHK keadaan mendesak.
C. Mengundurkan diri.
D. Kualifikasi mengundurkan diri.
Dibuat Oleh
TTD
Nama:………………………
KTU/HRGA:………………..
Form 10.1. Pengajuan Persetujuan Pembayaran PHK.
CC : Bp….........................................(Dirut).
Bp............................................(GM).
Bp.............................................(Manager).
Dari :.................................................(__________).
Dengan Hormat,
TTD
TTD
Nama :…………………………………….. Nama :……………………………………..
Jabatan Koorem Regional…………………………..
Form10.2- Perhitungan Pesangon.
Jumlah
No Penyebab PHK
Pekerja
1 Meninggal dunia
2 Berakhir masa kerja berdasarkan perjanjian kerja
3 Mengundurkan diri
4 Penyebab lain selainpoin 1 sd 3 yang tidak mendapatkan
jaminan kesehatan paling lama 6 bulan
5 PHK yang sudah ada putusan Pengadilan Hubungan Industrial
6 PHK karena perubahan status, penggabungan atau peleburan
perusahaan, dan pengusaha tidak bersedia menerima
pekerja/buruh di perusahaannya
7 PHK karena perusahaan pailit atau mengalami kerugian
8 Pekerja yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat
akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (duabelas) bulan
Demikian informasi ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik
selama ini
diucapkan terimakasih.
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat perusahaan :
Melalui surat ini kami sampaikan Kepada Bapak Ketua Bidang Hubungan
Industrial Pengadilan Negeri Pontianak tentang permohonan pencatatan
terhadap perjanjian bersama PT Ichiko Agro Lestari yang di laksanakan pada
tanggal……….- bulan ……….tahun 2024 di lokasi …………………………...
Bedasarkan kesepakatan bersama (PB).
Adapun persayratan administrasi dan prosedur yang berlaku telah kami
laksanakan (terlampirkan.
Maka kami mohon agar dapat mengabulkan
permohonan kami Demikian kami ucapkan
terimakasih.
Dibu
at
Oleh
TTD
Nama:………………………
………………..,……….,…………….20…
Jabatan
Tandatangan, materai, dan
stempel Perusahaan
5
………………..,……….,…………….20…
Perwakilan Pekerja Yang Diberhentikan
Tanda tangan
Nama perwakilan
Nomor:……………………..
Perihal : …………………….
Yang Bertandatangandibawahinibahwa:
Nama : ..................
Jabatan : Pimpinan Unit KerjaBadan Usaha
…………,……….,…………….20…
Jabatan
Form 13.3 Surat Pemberhentian dari Badan Usaha Kepada Pekerja untuk Pekerja
Yang Mangkir/pensiun/pemecatan yang sudah sepakat.
PT :
Unit :
Nomor:……………………..
Perihal : …………………….
Yang Bertandatangandibawahinibahwa:
Nama : ..................
Jabatan : Pimpinan Unit KerjaBadan Usaha
Dengan ini menerangkan bahwa Data Pekerja sebagaimana tercantum pada lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SuratIni, berdasarkan penetapan
Direksi/ Pejabat yang ditunjuk Nomor .............., Pekerja dinyatakan PHK karena
mangkir/pensiun/pemecatan yang sudah sepakat *), sehingga telah berakhir
hubungan kerja dengan Perusahaan sesuai dengan Peraturan Perusahaan
Nomor .......
Perusahaan telah melaksanakan ketentuan perundang-undangan terkait mekanisme
dan tata cara terhadap pemutusanhubungan kerja.
………………..,……….,…………….20…
Jabatan
1 Softcopy Parlaring.
2 Softcopy SPK halaman yang
mencantumkan masa kontrak
berlaku kontrak,halaman yang
mencantumkan
tandatanganKedua belah
pihak.
3 Softcopy surat kematian Dari
pejabat berwenang
kelurahanatau rumah sakit.