Anda di halaman 1dari 24

Pasal 11

izin Tidak masuk kerja Dengan Upah Penuh

L Seorang karyawan menurut kebutuhannya diberikan izin dengan tetap mendapatkan upah untuk
keperluan-keperluan pribadi atau keluarganya
Izin sebagaimana dimaksud dalam point 1 tersebut diatas (UUTK No.13 Th 2003 pasal 93 ayat 4)
sebagai berikut :

a_ Karyawan sendiri kawin selama


b. Menyunat, membaptiskan anak selama c_ Mengawinkan anak selama
d_ Istri karyawan melahirkan/keguguran selama Suami/istri, prang tua/mertua, anak/menanru meninggal
dunia dibayar
Anggota keluarga dalam satu rumah , dibayar 3 (tiga) hari 2 (dua) hari 2 (dua) hari 2 (dua) hari

2 (dua) hari 1 (satu) hari

.amana perjstiwa khusus tersebut ayat 2 (dua) pasal ini terjadi pada waktu hari libur/ massal, maka
hak cuti khusus ini tidak hangus dan tetap diperhitungkan sebagai hak diluar cuti tahunannya.

keperluan yang tercantum dalam ayat 11 (2) diatas terjadi di luar 4 _ayah
-

tempat kerja maka izin tersebut ditambah 2 ( dua ) hari kerja.


-
-Tenerluan karyawan untuk tugas sebagai saksi dipengadilan atau dalam pengusutan hukum :_oerikan
izin sebanyak hari yang diperlukan oleh instansi yang terkait
Anabila karyawan akan menggunakan izin tersebut dalam Pasal ini, maka wajib -
rnberitahukan kepada Atasan Langsung dan mengisi formuiir yang disediakan di Bagian = dengan
melampirkan surat bukti seperlunya.
7 alasan-aiasan tersebut pada ayat tersebut diatas, izin meninggalkan Paerjaan dapat kar pada
karyawan sesuai dengan pertimbangan Perusahaan imegu z i

"
.64 17 1/411 542


9
X
BAB V
PENGUPAHAN
Pasal 12
System Pengupahan

Dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang Pengupahan , aka system
--

pengupahan ditetapkan sebagai berikut :

Hak untuk menerima upah timbal saat adanya hubungan kerja dan berakhir saat hubungan kerja putus,
untuk pertama kah besarnya upah ditetapkan oleh Perusahaan berdasarkan
pendidikan, pengalaman, dan jabatan yang akan didudukinya dengan ketentuan tidak lebih rendah dari
ketentuan Upah Minimum Kota/Kabupaten yang berlaku
Upah karyawan dibayar 1 (satu) kali sebulan, selambat-lambatnya dibayarkan dalam minggu pertama
bulan berikutny-a.
Peninjauan upah karyawan dilakukan paling sedikitnva setahun sekali pada bulan Januari atau
selambat-lambatnya bulan April dengan memperhatikan prestasi kerja karyawan,
masa kerja dan kemampuan perusahaan. Untuk karyawan yang telah memilik masa kerja lebih dari satu
tahun maka dengan adanya penyesuaian UMK dilakukan upah sundulan
sehingga karyawan yang masa kerjanya lebih dari satu tahun upahnya tidak sama dengan karyawan yang
masa kerjanya dibawah satu tahun sebagaimana yang diatur dalam PP ini JO Deraturan Gubernur Riau
tentang Upah Minimum (UMK) yang berlaku
Perusahaan berhak melakukan pemotongan gaji/upah Pekerja, atas hutang, pinjaman, Benda dan atas
kewajiban yang wajib dibayar oleh pekerja kepada perusahaan dengan mengindahkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sedikit-dildtnya sebesar 20 % dari Upah yang diterimanya
Pasal 13
Tunjangan-Tunjangan
5etiap tahun perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada karyawan yang dibayar
sesuai dengan saat hari raya keagamaan masing-masing karyawan tiba, diberikan dalam bentuk uang
dengan ketentuan menggunakan mata uang rupiah Negara Republik Indonesia.

Pembayarar. THR Keagamaan dibayarkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum mnggal Hari Raya
yang bersangkutan.

Pekerja/buruh yang hubungan kerjanya berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu dan
mengalami pernutusan hubungai_therja terhitung sejak 30 Riga puluh) hari sedum Hari Raya Keagamaan,
berhak atas THR Keagamaan, tidak berlaku bagi Pekerja/Buruh yang hubungan kerjanya berdasarkan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, png berakhir sebelum Hari Raya Keagamaan. 04t,

Ketentuan pembayaran THR Keagamaan berdasasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja


No.Per.06/MEN/2016 tanggal 08 Maret 2016 tentang Tunjangan Hari Raya keagamaan bagi tenaga
kerja, yang besarnya sebagai berikut :
a. Untuk masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih,
besarnya THR/THN adalah 1 (satu) bulan upah.

b.Untuk masa kerja 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan,
besarnya THR keagamaan adalah proporsional.
Pa sal 14
Tunjangan untuk keluarga karyawan Yang ditahan.
Karyawan yang ditahan oleh pihak yang berwajib , maka permohonan izin Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) dapat diajukan setelah pekerja ditahan paling lama 6 (enam) bulan takwim dan tidak
mendapatkan upah, dan pihak keluarga yang ditinggalkan diberi bantuan dimana bantuan tersebut
diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan, sesuai dengan nasal 160 UUK No. 13 tahun 2003.
a_ Untuk satu ()rang tanggungan =25 % dad upah
b. Untuk dua orang tanggungan = 35 % dari upah
c Untuk tiga orang tanggungan = 45 % dari upah
a. Untuk empat orang tanggungan = 50 % dari upah.

jika terhadap pengaduan tersebut pekerja dinyatakan ticlak bersalah sebelum waktu 6 (enarn) bulan
maka peng usaha wajib mernpekerjakan pekerja kembali clan membayarkan kekurangan upah karyawan.
-

Dan jika pekerja dinyatakan bersalah sebelum 6 (enarn) bulan maka pengusaha dapat melakukan PHK
terhadap pekerja tersebut dan bantuan dengan sendiri berakhir, sedangkan jika setelah 6 (enam)
bulan belum ada putusan maka Dengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja, PHK
tersebut dapat dilakukan tanpa penetapan Lernbaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan industrial
(LPPHI).

Dalam hal pekerja di PHK karena terbukti kesalahannya tersebut, maka pengusaha membayarkan
Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) sebesar 1 (satu) kali sesuai ketentuan pasal 160 ayat (7)
UU No. 13 Tabun 2003.
Besamya uang penghargaan masa kerja tersebut diatas diberikan sesuai dengan ketentuan pasal 29
ayat [B) dan uang penggantian hak ses9i.pasal 29.ayat (C) Peraturan perusahaan
i c e . ; `

WAIMPAII

11
1
Pasal 15
Pembayaran Upah selama sakit Berkepanjangan
L Perusahaan tetap membayarkan upah kepada karyawan yang tidak masuk bekerja karena sakit
berdasarkan surat keterangan dokter.
Dalam hal karyawan menderita sakit terus menerus yang dibuktikan dengan keterangan Dokter sehingga
karyawan yang bersangkutan berhalangan masuk kerja, maka upah dibayar sesuai ketentuan UU No.13
Th 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 93 ayat (3) :
Untuk 4 (empat) bulan pertama dibayar upah 100 %
b. Untuk 4 (empat) bulan kedua dibayar upah 75 /0 0

c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga dibayar upah 50 %

d. Untuk bulan ke 13 (tiga belas) dan seterusnya dibayar upah 25 % sebelum Pemutusan Hubungan Kerja
dilakukan oleh pengusaha
Pekerja yang dinyatakan tidak dapat bekerla oleh Dokter, meski telah diberikan perawatan selama 12 (dua
belas) bulan terus merierus, kepadanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja, diproses sesuai
dengan pasal 28 point 7 Peraturan Perusahaan ini.

Pasal 16
Pajak Penghasilan
Pajak atas upah/penghasilan karyawan adalah meniadi tanggungan karyawan dan besarnya
Pajak Penghasilan tersebut disesuaikan menurut ketentuan dalam UU Perpajakan yang berlaku.
karyawan diwajibkan selalu melaporkan perubahan status perkawinan/keluarga yang terkini
kepada perusahaan untuk keperluan perhitungan Pajak Penghasilan. Kelalaian dalam tidak atau
terlambat melaporkan akan dikenakan sanksi disiplin
BAB VI

jAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Pasal 17
jaminan Sosial Tenaga Kerja

Perusahaan mengikut sertakan seluruh karyawan ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan


kepada penyelenggara [BPJS) untuk :
a. jaminian Kecelakaan Kerja (IKK)
b. Jaminan Asuransi Kematian OAK)
iaminan Hari Tua (JHT)
d.jaminan Pensiun (JP). 14 A
Premi BPJS tersebut dibayar oleh Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku khususnya mem& jamb:tan Hari Tua UHT) sebesar 2%, untuk IP sebesar 1 0

dipotong dari gaji bran dan sisanya ditanggung oleh Pengusaha. b 011'
12
1st

2. Untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan premi sebesar 4 % dari upah


ditanggung oleh perusahaan dan premi 1 % dibayar oleh pekerja melalui pemotongan
gaji pekerja.
Pasal 18
Sumbangan Kedukaan
1. Dalam hal seorang anggota keluarga meninggal dunia (suami, istri, anak) perusahaan memberikan
sumbangan kedukaan berdasarkan kemampuan dan kebijaksanaan Perusahaan.
1. Pekerja/Karyawan meninggal dunia , maka penyelesaian haknya rnengacu pada pasal 28 ayat (9)
peraturan Perusahaan ini.
Pasal 19
Produktivitas Kerja
1. Perusahaan dan karyawan bersama-sama mewujudkan peningkatan produktivitas dan efisiensi
di segala bidang dengan cara professional .

2. Meningkatkan kualitas kerja dan basil kerja dengan mempergunakan waktu kerja secara optimal
untuk menghasilkan pekerjaan tepat waktu.

3. Meningkatkan kualitas diri dan kualitas kerja dengan mentaati standard kerja, disiplin kerja yang
tinggi serta selalu berusaha untuk belajar memperbaharui metode kerja.
4. Menekan dan membiasakan diri bekerja secara efektif dan efisiensi untuk menghindari terjadi
pemborosan waktu, biaya, tenaga serta pemikiran.
1. Bekerja dengan penuh semangat dengan tidak menunda suatu pekerjaan, menghabiskan
waktu untuk berrnalas-maiasan yang bisa merusak motivasi pekerja lain.

1. Saling memberikan dukungan baik_moril antara satu sama lain dan berlomba-lomba
• .4
Tnemperlihatkan karya
--DiNkS'MAGAISLAz roaeTRANSWGRASI
-
011

13
BAB VII
PERATURAN TATA TERTIB
Pasal 20 U m u m

Demi terciptanya tata tertib dan disiplin dalam lingkungan Perusahaan, Perusahaan mengatur dan
menetapkan ketentuan tata tertib dan disiplin kerja dalam Peraturan Perusahaan ini agar karyawan
mengetahuinya dan olen karena itu setiap kesalahan / pelanggaran terhadap ketentuan tata tertib
dikenakan sanksi.
Pasal 21
Tata Tertib & Keamanan Dalam Hubungan Kerja

A. Tata tertib Kesehatan dan Kebersihan


1. Karyawan wajib mentaati peraturan kesehatan dan kebersihan dalam Perusahaan
1. Demi terciptanya kesehatan dan kebersihan dilingkungan Perusahaan, karyawan dilarang
a. Membuang sampah, sisa makanan atau barang-barang lain yang tidak terpakai
ditempat yang bukan semestinva
b. Membawa masuk minuman keras kedalam lingkungan Perusahaan tanpa izin Atasan

B. Keamanan Dalam Hubungan Kerja

L Setiap karyawan dilarang menempatkan barang atau alat secara serampangan atau tidak pada
tempat yang sudah ditentukan sehingga membahayakan keselamatan dirinya atau orang lain yang
mengakibatkan kerugian perusahaan.
·Setiap karyawan wajib untuk mentaati/melaksanakan petunjuk-petunjuk mengenai
keselamatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Setiap pekerja wajib menjaga Keselamatan dan Kebersihan lingkungan tempat bekerja.

4 Setiap karyawan sebelum pulang harus membersihkan lingkungan dan atau ruangan :empat
kerja, apabila lingkungan kerja tidak dibersihkan maka akan dikenakan sanksi oleh pihak pimpinan.
Pasal 22
Tata Tertib Administrasi

L Setiap karyawan diwajibkan mentaati dan mengikuti semua ketentuan, sistem dan prosedur serta
peraturan administrative yang berlaku di Perusahaan.

2. Setiap icaryawan diwajibkan memberitahukan setiap perubahan personal data (antara lain perithAhan
nama, tempat tinggal, status perkawinan dan jumlah anak yang menjadi

sauggimgan penuh) ke perusahaan.

3.Pekerja dilarang meninggalkan pekerjaan sebelum walctunya serta meninggalkan pekerjaan tanpa izin
dari Perusahaan, tidak dibenarkan membuat keributan, kekacauan, perkelahian sesama teman
sekerja, dengan atasan atau dengan siapa saja dalam lingkungan Perusahaan dan wajib memelihara
tata tertib pada umumnya.

3. Setiap pekerja sebelum/sesudah melaksanakan pekerjaan diwajibkan melakukan absensi pada


tempat yang telah tersedia, serta tidak dibenarkan melakukan absensi orang lain.
5. Setiap pekerja wajib melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan, sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Setiap pekerja wajib menjaga serta memelihara dengan balk semua peralatan milik
perusahaan dan agar segera melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan, apabila mengetahui hal-hal
yang dapat menimbulkan kerugian/ membahayakan bagi Perusahaan.

Setiap pekerja wajib memeriksa semua alat-alat kerja dan sebagainya sebelum mulai bekerja,
atau akan meninggalkan pekerjaannya.
Pasal 23
Larangan-larangan bagi Karyawan

i Setiap pekerja tidak dibenarkan membawa segala sesuatu milik Perusahaan untuk dibawa pulang
(keivar dari lokasi) dengan maksud untuk memiliki sebagian atau seluruhnya kecuali ada surat
bukti dan atau diizinkan oleh Perusahaan yang berkuasa atau yang mewakilinya.

Bagi pekerja balk sengaja maupun tidak sengaja, tidak mengindahkan/melanggar Peraturan Tata
Tertib akan diambil tindakan sesuai dengan Peraturan yang berlaku.

3. Setiap pekerja dilarang meninggalkan lokasi pekerjaan pada waktu jam kerja, terkecuali adanya
masalah penting yang harus segera diselesaikan dan teriebih dahulu harus mendapat izin dan
Pimpinan Perusahaan atau yang berwenang.
4.. Setiap pekerja dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya, kecuali atas perintah atasannya,
dan merokok ditempat barang-barang makanan / tanda larangan.
Setiap pekerja dilarang menjual/memperdagangkan barang-barang berupa apapun,
mengedarkan daftar sokongan, dan menempelkan,poster-poster yang terlarang dan tidak aria
bubungannya dengan pekerjaan tanpa seizin dari Pimpinan Perusahaan.
fa. Setiap pekerja dilarang berkelahi/bertengkar, kerusuhan dengan teman sekerja, membawa senrata
api/benda tajam atau menyimpan dalam lingkungan Perusahaan, kecuali alat-alat untuk keperluan
bekerja sesuai dengan bidang pekerjaannya;

15
7. Seriap pekerja dilarang membangkang/membantah perintah Atasan atau Pimpinan Perusahaan
yang berhubungan dengan kepentingan Perusahaan dan yang tidak bertentangan dengan
norma-norma agarna.
8. Pelanggaran-pelanggaran terhadap larangan-larangan tersebut diatas, baik sengaja atau tidak
sengaja akan diambil tindakan sanksi pelanggarannya, baik secara lisan maupun tertulis.
BAB VIII
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN
Pasal 24
Tata Tertib

Kecuali Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), peringatan/sanksi yang diberikan kepada karyawan
merupakan tindakan korektif dan edukatif terhadap tingkah laku dan perbuatan yang menyimpang
dari karyawan
Dalam menerapkan suatu sanksi atau peringatan terhadap suatu pelanggaran, Perusahaan
memepertimbangkan :
a. Ketentuan atau peraturan yang dilanggar
b. Frekwensi pelanggaran
a. Akibat yang ditimbulkan oleh pelanggaran
c. Pelanggaran yang telah dilakukan sebelumnya e. Unsur kesengajaan atau kelalaian
£ Tingkat dedikasi dan loyalitas terhadap Perusahaan
Masa berlakunya suatu sanksi atau surat peringatan terhitung mulai tanggal dikeluarkan sanksi
atau peringatan tersebut.
Suatu sanksi atau peringatan tetap dinyatakan berlaku meskipun karyawan yang dikenakan sanksi
tersebut tidak mau menanda tangani surat peringatan yang dikeluarkan
Apabila dalam masa berlakunya suatu sanksi atau peringatan, karyawan kembali melakukan
pelanggaran yang sama atau pelanggaran lainnya, maka kepada karyawan yang bersangkutan
diberikan sanksi yang lebih berat.
Sanksi atau tindakan kedisiplinan yang diberikan terhadap suatu pelanggaran dapat berupa
a. Surat Teguran Yaitu untuk kesalahan atau pelanggaran yang bersifat
ringan atau administrative
b. Surat Peringatan (SP I, II, III) tidak harus diberikan secara berurutan, dan diberikan sesuai
dengan kelompok kesalahannya dan terakhir sanksi Pemutusan Hubungan Kerja.

Pasal 25
Kesalahan Atau Pelanggaran Yang Dikenakan
Surat Peringatan Pertama ( SP.I)

vawari dikenakan Surat Peringatan hanya tiga: kali (r,il dan III ) dengan masa berlaku 6 mama )
bulan berturut-turut. Pelanggaran yang dikenakan SP ( I ) :
Seiama ;am kerja meninggalkan tempat kerja tanpa sepengetahuan atasan Menerami
kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh sesama karyawan
low
RI
c. Mencatatkan kartu kehadiran karyawan lain atau menyuruh orang lain untuk
mencatatkan kartunya, mengambil, memindahkan atau membawa kartu hadir sehingga tidak
berada pada tempat yang sudah disediakan.
c. Tidak mencatatkan kartu hadir pada saat masuk kerja / saat keluar dan saat kembali dari
istirahat makan siang / saat pulang kerja, kecuali dinas diluar kantor
e Jumlah jam kerja sebagaimana tercatat dalam kartu hadir karyawan kurang dari 40 jam dalam
seminggu kerja (Senin sampai ), kecuali ada hari libur atau karena karyawan dinas
diluar kantor
f. Tidak memakai perlengkapan keselamatan, kesehatan dan perlindungan kerja yang telah
ditentukan untuk pekerjaannya pada waktu melakukan pekerjaan, meskipun telah diberikan peringatan
lisan oleh Atasan Langsung
f. Menolak pemeriksaan yang dijalankan petugas keamanan (Satpam) dalam menjalankan tugas
memelihara keamanan dan ketertiban lingkungan Perusahaan
h. Meletakkan benda berharga milik Perusahaan ditempat yang tidak terkunci atau tidak diawasi
1. Tidak menegur atau memberikan peringatan kepada bawahannya yang melanggar Peraturan
Perusahaan, tata tertib, maupun disiplin kerja
j. Membawa senjata dim lingkungan Perusahaan,
j. Tidak memperbaiki diri setelah mendapat Surat Teguran
Pasal 26
Kesalahan Atau Pelanggaran Yang Dikenakan SP (II )

Karyawan dikenakan Surat Peringatan II dengan masa berlaku 6 (enam) bulan apabila melakukan
pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
a. Bukan karena tugas kerja, karyawan pulang kerja lebih awal dari waktu yang telah ditentukan
tanpa izin atasan
a. Berbuat sembrono atau memain-mainkan mesin pencatat kartu hadir atau
alat/perlengkapan kerja yang dapat mengakibatkan kerusakan
c Tidak mematuhi atau tidak menjalankan sebagaimana mestinya pengarahan atau perintah atasan
at. Mempergunakan barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin Atasan
e. Mencoret-coret atau merobek pengumuman/pemberitahuan yang ditempel pada papan pengumuman
yang berada dilingkungan Perusahaan
£ Memindahkan/menyimpan alat/perlengkapan kerja dari tempat semula ketempat lain
flpa inn atasan

e_ Menempatkan barang atau alat secara serampangan *tau tidak pada tempat yang sudah Perusahaan
iitentukan sehingga membahayakan keselamatan:dirinya atau orang lain atau merugikan
015

Menvalakan api atau merokok ditempat dimana terdapat barang yang mudah terbakar atau
ditempat yang dilarang

i Membawa masuk kedalam lingkungan Perusahaan bahan bakar, bahan peledak, petasan, senjata
api atau benda lain yang mudah menimbulkan percikan api, kecuali yang ada kaitannya dengan
tugas Karyawan
Memainkan alat pemadam kebakaran, memindahkan dari tempat yang seharusnya atau
memperlakukan secara ceroboh sehingga menimbulkan kerusakan
Tidak memperbaiki diri atau melakukan pelanggaran lagi, baik pelanggaran serupa ataupun
pelanggaran lainnya selama berlakunya Surat Peringatan I.
Pasal 27
Kesalahan Atau Pelanggaran Yang Dikenakan SP ( III )
Karyawan dikenakan Surat Peringatan III dengan masa berlaku 6 (enam) bulan apabila melakukan
pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
a Tidur dalam jam kerja
b. Mengoperasikan peralatan atati menggunakan bahan-bahan atau peralatan tidak sesuai dengan
perintah atasan atau atasan langsung
Tidak cakap melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya meskipun telah dicoba
ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
·Mengadakan rapat, pidato, propaganda atau menempelkan pamflet/selebaran yang dilarang Pemerintah
atau yang mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan Perusahaan Menjalankan usaha rentenir
(meminjamkan uang) dengan bunga tinggi dalam lingkungan Perusahaan
§Menjual atu menyebarkan kupon berhadiah dilingkungan Perusahaan tanpa izin Perusahaan
g. Terlibat dalam perkelahian dalam lingkungan Perusahaan dibawah ancaman atau perintah atasan
atau teman sekerja
Setelah 2 (dua) kali berturut-turut Karyawan menolak perintah atau penugasan yang layak dari
Atasan
Dengan sengaja atau ceroboh membiarkan diri karyawan atau teman sekerja atau Pimpinan Perusahaan
dalam keadaan bahaya ditempat kerja
· Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan diri karyawan dalam keadaan tidak dapat melakukan
pekerjaan yang diberikan kepadanya
k_ Menaa unakan fasilitas perusahaan tanpa izin Pimpinan untuk kepentingan pribadi
-

7idak berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan Surat Peringatan II atau selama rnasih
berlaku Surat Pereingatan II melakukan pelanggaran lagi, baik pelanggaran serupa ataupun
pelanggaran lainnya C A N
B A B IX
PEMUTUSAH HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pasal 28
Umum

Bentuk-bentuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terdiri dari :


1. PHK atac kehendak karyawan sendiri (pengunduran diri)
2. PHK karena mangkir
3. PHK karena alasan mendesak
4. PHK Karena karyawan tidak disiplin dan prestasi kerja kurang
5. PHK karena perusahaan tutup atau pailit atau karena rasionalisasi
6. PHK karena penggabungan atau perubahan status perusahaan
7. PHK karena sakit atau cacat jasmani/rohani
8. PHK karena usia lanjut (pensiun)
9. PHK karena karyawan meninggal dunia

1. Mengundurkan Diri

c. Bagi karyawan yang masa kerjanya lebih dari 3(tiga) tahun akan mengundurkan diri dapat
mengajukan surat penguduran diri kepada Pimpinan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang
diatur dalam pasal 162 UU Nomor 13 Tabun 2003 tentang Ketenagakerjaan selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri, tidak terikat dalam
ikatan divas dan tetap melaksanakan kewajiban nya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
c. Dan bagi karyawan yang memenuhi persyaratan pengunduran diri tersebut diatas, maka pekerja
mendapatkan uang penggantian hak sesuai pasal 29 ayat T3) dan uang pisah yang besarnya
diatur sebagai berikut

Masa Kerja (dalam tahun) Besarnya Uang


Pisah/Kebijaksanaan
3 th atau I ebih, kurang dari 6 th 1 (sat.") bulan upah
6 th atau lebih, kurang dari 9 th 2 (dua) bulan upah
9 th atau lebih, kurang dari 12 th 3 (tiga) bulan upah
12 th atau lebih, kurang dari 15 th 4 (empat) bulan upah
15 th atau lebih 5 (lima) bulan upah

e. Dan bagi karyawan yang mengundurkan diri dan masa kerja kurang dari 3 (tiga) tahun, maka pihak
perusahaan akan memberikan sisa upah yang berjalan/upah terakhir pada bulan tersebut.
Jika dalam masa tenggang waktu pengunduran diri tersebut, pekerja melakukan tindakan
indisipliner, maka yang diproses tetap pengunduran diri pekerja kecuali PHK karena alasan mendesak,
maka penyelesaiannya tetap mengacu pada pasal 28 ayat (3) , Jika mangkir tetap mengacu pada
pasal 28 ayat (2) Peraturan Perusahaan Mi.

2. PHK karena Mangkir

a Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa memberi tahukan atau alasan yang tidak dapat
diterima oleh perusahaan maka karyawan tersebut dianggap mangkir dan kepadanya pada
hari tidak masuk kerja upahnya tidak dibayarkan.
b. Apabila karyawan mangkir/tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari berturut-turut atau lebih, tanpa
alasan yang syah dan pengusaha telah memanggil secara patut dan layak sebanyak 2 (dua) kali,
maka pengusaha dapat memutuskan Hubungan Kérja (PHK) terhadap karyawan karena
dikualifikasikan mengundurkan din sebagaimana yang diatur dalam pasal 168 UU No.13 Tabun
2003 tentang Ketenagakerjaan, maka karyawan yang bersangkutan tidak berhak atas uang
pesangon & uang penghargaan masa kerja, akan tetapi hanya mendapatkan uang penggantian hak
sebagaimana yang diatur pasal 29 ayat( C) PP ini, dan uang pisah sebagai berikut
MasaKerja tahun) Besarnya Uang
(dalam Pisah/Kebijaksanaan
3 th atau lebih, kurang dan 6 th 75 942, X 1 (sate) bulan upah
6 th atau lebih, kurang dari 9 th 75 % X 2 (dua) bulan upah
9 th atau lebih, kurang dari 12 th 75 % X 3 (tiga) bulan upah
12 th atau lebih, kurang dari 15 th 75 % X 4 (empat) bulan upah
15 th atau lebih, 75 % X 5 (lima) bulan upah

3. PHK karena alasan Mendesak

a. Dalam hal keadaan mendesak yang mengakibatkan tidak memungkinkan


hubungan kerja dilanjutkan, maka pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) kepada karyawan langsung dengan kategori kesalahan/ pelanggaran berat sesuai pasal 1603
huruf 0 KUH Perdata sebagai berikut :
* ktkatv, cA.A5.4506wL eozkn Arvv.tr,- fY.anctrN,)

1. Melakukan tindakan kejahatan antara lain korupsi, penipuan, pen curian, penggelapan
uang/barang milik Perusahaan atau milik sesama karyawan atau
milik pihak luar, melakukan pungutuan liar, rnemperdagangkan barang terlarang balk dalam
lingkungan Perusahaan maupun diluar linkungan perusahaan, atau tindak pidana lainnya
1. Mengambil/membawa barang milik perusahaan tanpa izin perusahaan yang dapat merugikan
perusahaan.

2. Melakukan penukaran barang dan atau merubah kwitansi atau faktur yang dapat merugikan
atau mencemarkan nama balk perusahaan.
3. Memberikan keterangan yang tidak benar dan atau direkayasa serta pencemaran nama baik
perusahaan sehingga merugikan perusahaan.
5. Mabok, minuet minuman kerns yang memabokan, memak.ai dan atau mengedarkan narkoba,
psikotropika, dan zat of lainnya di lingkungan perusahaan.

A
Aar-

6. Melakukan perbuatan cabul atau perkataan cabul terhadap teman kerja atau pihak management
perusahaan di lingkungan kerja dan atau bermain kartu/domino atau permainan lain yang
menggunakan taruhan.

6. Melakukan/menakut-nakuti dengan perkataan/memfitnah dan tindakan dan atau menggertak


terhadap pengusaha dan atau teman sekerja dan atau dilingkungan kerja yang dapat
mencemarkan nama balk perusahaan.

7. Mengajak dan atau merayu teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan norma-norma agama dan atau peraturan perundangan-undangan
yang bet 1,31m.
-

8. Membeberkan atau memberitahukan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan


kecuali untuk kepentingan Negara atau memebeberkan rahasia rumah tangga perusahaan.

6. Membuat kekacauan didalam lingkungan perusahaan yang dapat merusak ketentraman


kerja dan menghambat kelancaran untuk bekerja/berusaha
7. Melakukan perbuatan lainnya dilingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
b. Karyawan yang diputuskan hubungan kerjanya karena melakukan kesalahan atau pelanggaran
sebagaimana yang disebutkan diatas, maka pengusaha dapat melakukan PHK dengan alasan
mendesak, pekerja tidak berhak atas uang pesangon maupun uang penghargaan masa kerja, hanya
berhak atas uang penggantian hak sebagaimana yang diatur daiam pasal 29 ayat ( C )PP ini, dan
uang pisah sebesar

Masa Kerja (dalam tahun) Besarnya Uang


Pisah/Kebijaksanaan
3 th atau lebih, kurang dari 6 th 40 % X 1 (satu) bulan upah
6 th atau iebih, kurang dari 9 th 40 % X 2 (dna) bulan upah
9 th atau lebih, kurangdari 12 th 40 % X 3 (tiga) bulan upah
12 th atau lebih, kurang dari 15 th 40 % X 4 (empat) bulan upah
.15 th atau lebih 409/0 X 5 (lima) bulan upah

4. PHK Karena Karyawan Tidak Disiplin dan Prestasi Kerja Kurang


a PHK dapat dilakukan karena karyawan tidak disiplin, atau karena karyawan tidak cakap
melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya setelah dicoba ditempatkan pada beberapa
jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, meskipun karyawan yang bersangkutan telah
~

diberi k mpatan memperbaikinya melalui Surat Peringatan I


sjd HI (terakhir). X WV
-

isvp
b. Dalam hal terjadi PHK sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) diatas, maka karyawan diberikan
Uang Pesangon dan uang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan ( pasal 29 A + B)
dan uang penggantian hak pasal 29 (C) PP ini.
5. PHK Karena Perusahaan Tutup atau Pailit atau Karena Rasionalisasi

a. Perusahaan pailit dan atau rugi secara terus menerus selama 2 (dua) tahun yang dibuktikan
dengan laporan keuangan selama 2 (dua) th terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik, atau
dalam keadaan memaksa (force majeur) maka pekerja berhak atas uang pesangon , uang
penghargaan masa kerja masing-masing sebesar 1 (satu) kali pasal 29 ayat( A) dan ayat ( B ) PP
ini dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 29 ayat ( C) PP ini.
b. Perusahaan melakukan effesiensi atau rasionalisasi, maka karyawan berhak atas uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali pasal 29 ayat ( A ) PP ini, uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali
pasal 29 ayat ( B ) PP ini dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 29 ayat ( C ) PP
ini.

6. PHK karena penggabungan atau perubahan status perusahaan

Pengusaha dapat mem PHK pekerja karena perubahan status, penggabungan, peleburan atau
perubahan kepemilikan perusahaan :

a. jika karyawan yg tidak bersedia melanjutkan hubungan kerjanya, maka is berhak atas uang
pesangon & uang penghargaan masa kerja sebesar satu (kali) pasal 29 ayat ( A) dan (B) dan
uang penggantian hak sesuai ketentuanpasal 29 ayat ( C ) PP int
a. jika pengusaha yang tidak bersedia menerima karyawan di perusahaannya maka pekerja
berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali pasal 29 ayat ( A ), uang penghargaan masa
kerja sebesar satu kali pasal 29 ayat( B) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 29 ayat (
C) PP ini
PHK Karena Sakit Atau Cacat Jasmani/Rohani
Dalam hal karyawan tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan baik jasmani maupun rohani
setelah melampaui batas waktu 12 bulan, karyawan dapat rnengajukan PHK dan diberikan dua kali
uang pesangon pasal 29 ayat ( A ), dua kali uang penghargaan masa kerja pasal 29 ayat (B) , dan 1 kali
uang penggantian hak pasal 29 ayat (C) PP ini.

& PHK karena Usia Pensiun


Bag: karyawan yang Pengakhiran Hubungan Kerjanya karena usia lanjut (55 tahun atau rnaksimal 60
tahun) maka kepadanya diberikan sejumlah pembayaran dengan ketentuan sebagai berikut
Disamping karyawan memperoleh JHT dari bpjs Ketenagakerjaan karyawan juga —
emperoleh uang pesangon sebesar dua kali Pasal 29 ayat ( A) dan uang penghargaan masa
AA id'

kerja sebesar satu kali Pasal 29 ayat ( B ) dan uang ganti kerugian lainnya sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 29 ayat( C) PP ini.
9
- PHK Karena Karyawan Meninggal Dunia

Hubungan kerja berakhir dengan sendirinya manakala karyawan meninggal dunia,


pekerja/karyawan meninggal dunia disamping mendapatkan santunan serta hak-hak lainnya
yang timbul karena kepesertaan pekerja dalam program jamsostek, maka perusahaan akan
memberikan sumbangan kedukaan kepada pihak-pihak yang secara hukum menjadi ahli waris
pekerja dengan ketentuannya sebagai berikut :

a. Pekerja meninggal dunia, maka perusahaan wajib memberikan sumbangan kedukaan berupa
uang pesangon yang besarnya dua kali pasal 29 ayat ( A) uang penghargaan masa kerja sebesar
satu kali pasal 29 ayat ( B) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan pasal 29 ayat ( C )
PP ini, dimana perhitungan tersebut berpedoman pada pasal 166 UU No. 13 Th 2003 tentang
Ketenagakerjaan
b. Pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja, maka Perusahaan akan memberikan santunan
yang diterima dari BPjS Ketenagakerjaan, juga uang pesangon yang besarnya sama dengan
perhitungan dua kali pasal 29 ayat ( A ), uang penghargaan masa kerja sebesar satu)kali pasal 29
ayat ( B) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan pasal 29 ayat ( C) PP ini.
c. Dalam pasal 28 ayat ( 9) a dan b diatas terjadi pada karyawan yang belum melewati masa
percobaan, maka perusahaan memberikan sumbangan kedukaan sesuai dengan kebijakan
perusahaan dan gaji bulan berjalan.
Pasal 29
Pesangon (P), Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) ,
Uang Penggantian Hak (UPH) & Uang Pisah (UP)

Besarnya Pesangon UPMK dan UPH ditetapkan menurut UU No.13 Th 2003 tentang

.enagakerjaan pasal 156, sedangkan Uang Pisah (UP) bersarnya diatur sendiri oleh sesuai
dengan kemampuan Perusahaan,
B es ar ny a P es ango n

Z Masa kerja kurang dari 1 (satu) th


Masa kerja 1 (satu) atau lebih tetapi kurang dari 2 th
-
1 (satu) bin upah.
. 2 (dua) bin upah.
Masa kerja 2 (dua) atau lebih tetapi kurang dari 3 th . 3 (tiga) bin upah.
Masa kerja 3 atau lebih tetapi kurang dari 4 th ........ 4 (empat) bin upah.
kerja atau lebih tetapi kurang dari 5 th .......
• Masa 5 (lima) bin upah.
4

Masa kerja 5 atau lebih tetapi kurang dari 6 th ...... 6 (enam) bin upah.
keria 6 atau lebih tetapi kurang dari 7 th
• Masa . 7 (tujuh) bin upah.

• Masa kerja 7 atau lebih tetapi kurang dari 8th 8 (delapan) bin upah.

• Masa kerja 8 (deiaran) atau lebih.................. 9 (sembilan) bl upah.

• i
'I"'

N . . . . . . . . . . . . . . . „ 4

14_6, 3

B. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja : 2 (dua) bin upah.
Masa kerja 3 atau lebih tetapi kurang dari 6) th 3 (tiga) bin upah.
· Masa kerja 6 atau lebih tetapi kurang dari 9 th.......
' Masa kerja 9 atau lebih tetapi kurang dari 12 th...... 4 (empat) bin upah.
· Masa keja 12 atau Iebih tetapi kurang dari 15 th 5 (lima) bin upah.
· Masa keja 15 atau lebih tetapi kurang dari 18 th
Masa keja 18 atau lebih tetapi kurang dari 21 th 6 (enam) bin upah.
Masa keja 21 atau lebih tetapi kurang dari 24 7 (tujuh) bin upah.
th.... Masa keja 24 thn atau lebih ......... 8 (delapan) bin
upah.
10 (sepuluh) bin upah.
C. Uang PengEantian Hak, meliputi :
§ Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur
· Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja dan keluarganya ketempat dimana pekerja
diterima bekerja.
ti Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 % dari uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi sarat.
Pasal 30
Penyelesaian Keluh Kesah
1. Bilamana karyawan merasa bahwa perlakuan yang diperoleh dari Pengusaha bertentangan dengan
Peraturan Perusahaan yang ada, maka is dapat mengemukakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
kepada Pimpinan atau wakil Perusahaan dengan cara lisan untuk diselesaikan secara musyawarah
oleh kedua belah pihak.
2. Apabila dengan langkah-langkah tersebut dalam batas 7 (tujuh) hari persoalannya belum dapat
penyelesaian, setelah disampaikan kepada atasan ybs maka persoalan tersebut dapat diajukan kepada
Pimpinan guna penyelesaiannya.
3. Apabila penyelesaian tidak juga tercapai dalam jangka waktu 14 (empat betas) hari maka
persoalannya dapat ditingkatkan lagi secara tertulis kepada Pemilik Perusahaan yang selanjutnya
akan mengatur diadakan musyawarah diantara kedua belah pihak.
Apabila penyelesaikan secara (Bipartit) dalam tempo 21 (dua puluh satu) hari belum dapat
diselesaikan, maka salah satu pihak dapat mengajukan permohonan Pemutusan Hubungan Kerja
tersebut melalui prosedur sesuai dengan UU No. 13 th 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo UU No. 2
Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial kepada kantor Dinas Tenaga
Kerja untuk di mediasi sesuai
dengan ketentuan yang beriaku.
Setiap hak karyawan yang telah ditentukan oleh Perusahaan berdasarkan Peraturan yang berlaku
dianggap seiesai/gugur seteiah karyawan tersebut berhenti dari Perusahaan

AS
BAB. IX
PENUTUP
Pasal 31
Hutang Pekerja

1. Bilamana ada pinjaman / hutang adalah sepenuhnya merupakan kebijaksanaan dan wewenang
pimpinan, dengan adanya pemutusan hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan, maka hutang
karyawan kepada perusahaan dengan bukti yang sah akan diperhitungkan sekaligus dari uang pesangon dan
uang penghargaan atau clan sumber dana lain atas nama karyawan.
2. Rita ternyata hutangnya tidak cukup diperhitungkan dengan uang pesangon dan atau
dengan sumber dana lainnya milik karyawan, pemutusan hubungan kerja ini tidak secara
otomatis membebaskan karyawan tersebut dari sisa hutangnya kepada perusahaan, kecuali
ada kebijaksanaan lain dari Pimpinan Perusahaan.

Pasal 32
Peraturan Peraturan

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur kemudian dengan surat keputusan
atau surat edaran dari Pimpinan Perusahaan dengan selalu berpijak dan tidak bertentangan dengan Peraturan
Perundangan Ketenagakerjaan yang berlaku. Peraturan perusahaan ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani dan disyahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Prov.Riau
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam Peraturan Perusahaan
maka akan diadakan perubahan/perbaikan sebagaimana mestinya.
4. Peraturan Perusahaan ini setalah disahkan akan ditempelkan ditempat yang mudah dibaca oleh
seluruh karyawan.
Detilikian Peraturan Perusahaan (PP) ini dibuat untuk menegaskan hak / kewajiban hartwwian dan
perusahaan, dan dijelaskan kepada segenap karyawan untuk ditaati dan sebagaimana mestinya.
Pekanbaru , Juli 2020
Wakil. Pekerja Pimpinan

ELISOKHI ZEBUA

Peratur. Perusahan ini :


,c1/41-7;:.' ahkan oleh
4
‘.

DIN AGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


SASTEliAGA
DANTRANSMIGRASI
LI,S. M. Si
N Dem4ina Utam Muda
)

196730 198 03 1 004


25

Anda mungkin juga menyukai