Anda di halaman 1dari 2

Adakah Sanksi Jika Perusahaan Meniadakan Program Jaminan Pensiun?

Apakah hukumnya bila perusahaan menolak atau meniadakan jaminan pensiun?


Punya pertanyaan lain ?
Silakan Login, atau Daftar ID anda.

Butuh Jawaban Langsung ?


Segera dapatkan langkah terbaik, langsung dari ahlinya.

Jawaban :
Terima kasih untuk pertanyaan Anda.

Kami berasumsi bahwa menolak atau meniadakan jaminan pensiun yang Anda maksud adalah
perusahaan yang bersangkutan tidak mengikutsertakan pekerjanya atau tidak mendaftarkan pekerjanya
pada program jaminan pensiun.

Pada dasarnya, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena
memasuki usia pensiun dan apabila pengusaha telah mengikutkan pekerja/buruh pada program pensiun
yang iurannya dibayar penuh oleh pengusaha, maka pekerja/buruh tidak berhak mendapatkan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, tetapi tetap berhak atas uang penggantian hak,demikian yang
disebut dalam Pasal 167 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”).

Mengacu pada hal di atas, secara implisit pasal itu mengatakan bahwa diikutsertakannya pekerja/buruh
pada program pensiun bukanlah suatu kewajiban perusahaan. Jadi, menjawab pertanyaan Anda,
perusahaan tidak wajib mengikutsertakan pekerjanya untuk program jaminan pensiun sehingga tidak ada
sanksi bagi perusahaan yang tidak mengikutsertakan pekerjanya atau dengan kata lain meniadakan
program jaminan pensiun.

Pengaturan lain yang secara implisit juga mengatakan bahwa program jaminan pensiun sifatnya tidak
wajib bagi perusahaan adalah pengaturan dalam Pasal 167 ayat (3) UU Ketenagakerjaan, yakni dalam
hal pengusaha telah mengikutsertakan pekerja/buruh dalam program pensiun yang iurannya/preminya
dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh, maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon yaitu
uang pensiun yang premi/iurannya dibayar oleh pengusaha.

Kemudian, apa hak bagi pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena usia pensiun
namun pengusaha tidak mengikutsertakannya dalam program jaminan pensiun? Untuk menjawabnya,
kita mengacu pada Pasal 167 ayat (5) UU Ketenagakerjaan:

Dalam hal pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja/buruh yang mengalami pemutusan


hubungan kerja karena usia pensiun pada program pensiun maka pengusaha wajib
memberikan kepada pekerja/buruh uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

Perlu Anda ketahui, saat ini telah berlaku Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (“UU BPJS”). Dengan UU ini dibentuk 2 (dua) BPJS, yaitu BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan
kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian (Pasal 6 ayat (1) dan (2) UU BPJS).

Jika perusahaan yang Anda maksud telah mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan pensiun,
maka berdasarkan Pasal 15 ayat (1) UU BPJS, pemberi kerja wajib mendaftarkan pekerjanya kepada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti.
Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan tersebut bisa
mendapatkan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (1) dan (2) UU BPJS serta Pasal 5 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja,
Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial, yaitu:
a. teguran tertulis;
b. denda; dan/atau
c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja,
Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial.

Anda mungkin juga menyukai