Kepada Yth.
Direktur Wahana
Di Tempat
Perihal : Syarat- Syarat dan Ketentuan Pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan bagi Karyawan dalam Perusahaan di Indonesia
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pertanyaan dan permintaan Pendapat hukum dari Wahana tentang Syarat-
Syarat dan Ketentuan Pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bagi
Karyawan dalam Perusahaan di Indonesia, bersama ini kami sampaikan advis hukum
sebagaimana di bawah ini:
I. Dasar Hukum
Hingga saat ini, ada lima peraturan pemerintah tentang sistem jaminan kesehatan yang
masih berlaku, yaitu:
f. Peratuan Presiden No 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
No 82 Tahun 2018
BPJS KESEHATAN
1. Layanan Kesehatan Dasar, Dengan Layanan ini peserta BPJS Kesehatan dapat
memilih dokter atau klinik jika peserta BPJS kesehatan Membutuhkan Layanan
Kesehatan
2. Layanan Kesehatan Lanjutan, Dengan layanan ini peserta BPJS Kesetahatan dapat
meminta rujukan untuk mendapatkan perwatan khusus dengan dokter Spesialis
3. Layanan Rawat Inap, Jika tindak lanjut diperlukan, sehingga Peserta BPJS Kesehatan
harus dirawat inap, Anda bisa menggunakan layanan ini.
BPJS Ketenagakerjaan
1. JHT (Jaminan Hari Tua). Perlindungan ini akan memberikan bagi peserta BPJS
Ketenagakerjaan begitu meninggalkan perusahaan, maksimum 10 tahun atau lebih
diperusahaan yang sama
2. JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja). Jika peserta BPJS Ketenagakerjaan mengalami
kecelakaan saat bekerja di perusahaan, Anda akan menerima kompensasi untuk luka
atau perawatan medis.
3. JK (Jaminan Kematian). Sesuai namanya, peserta BPJS Ketenagakerjaan akan
mendapatkan manfaat ini jika Anda meninggal saat bekerja di perusahaan.
4. JP (Jaminan Pensiun). Jika Peserta BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai usia
pensiun, Anda akan menerima sejumlah kompensasi dari perlindungan jenis ini.
IV. Syarat-Syarat Pendaftaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
BPJS Kesetahan
1. Kartu Keluarga (KK)
3. NPWP.
4. Nomor handphone.
5. Buku rekening.
7. Alamat email.
BPJS Ketenagakerjaan
1. Formulir Pendaftaraan Pemberi Kerja/Badan Usaha.
4. NPWP Perusahaan.
6. KTP Tenaga Kerja.
Sesuai ketentuan Dalam Peraturan Presiden No 84 tahun 2013 disebutkan bahwa pengusaha
atau pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih wajib
mengikutsertakan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja
Dalam Pasal 17 UU No 24 Tahun 2011, diterangkan bahwa pemberi kerja selain penyelenggara
negara yang tidak mendaftarkan kepesertaan BPJS karyawan dikenai sanksi administratif berupa:
1. Teguran tertulis
2. Denda, dan/atau
Berikut ketentuan tata cara pemberian sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah No 86 Tahun 2013:
1. Sanksi teguran tertulis diberikan paling banyak 2 kali masing-masing untuk jangka waktu
paling lama 10 hari kerja.
2. Sanksi denda diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 hari sejak berakhirnya pemberian
sanksi teguran kedua. Denda dikenakan setiap bulan sebesar 0,1% dari iuran yang
seharusnya dibayarkan. Denda tersebut menjadi pendapatan lain dana jaminan sosial.
3. Sanksi tidak mendapat layanan publik tertentu meliputi: perizinan terkait usaha, izin yang
diperlukan dalam mengikuti tender proyek, izin mempekerjakan tenaga kerja asing, izin
perusahaan penyedia jasa pekerja, serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Wahana selaku pengusaha atau pemberi kerja yang telah mempekerjakan tenaga
kerja sebanyak 10 orang atau lebih wajib mengikutsertakan tenaga kerja dalam program
jaminan sosial tenaga kerja baik BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Karyawan
Wahana yang berhak didaftarkan dalam program BPJS adalah karyawan yang telah
memenuhi masa kerja selama 6 bulan. Pendaftaran karyawan dalam program BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan disesuaikan dengan syarat dan ketentuan administratif
yang saat ini berlaku sebagaimana dijelaskan pada Romawi IV Advis Hukum ini.
Dalam hal Wahana tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan karyawan dalam
program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan maka akan dikenakan sanksi
administrative sebagaimana dijelaskan pada Romawi V Advis Hukum ini.
Demikian Pendapat Hukum yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya terima kasih.
Hormat kami,
Hizkia Trifirmanto, S.H. Adiel Paris Sianturi, S.H