Anda di halaman 1dari 5

No.

: Jakarta, 15 Agustus 2022


Lampiran :-

Kepada Yth.
Direktur Wahana
Di Tempat

Perihal : Syarat- Syarat dan Ketentuan Pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan bagi Karyawan dalam Perusahaan di Indonesia

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pertanyaan dan permintaan Pendapat hukum dari Wahana tentang Syarat-
Syarat dan Ketentuan Pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bagi
Karyawan dalam Perusahaan di Indonesia, bersama ini kami sampaikan advis hukum
sebagaimana di bawah ini:

I. Dasar Hukum
Hingga saat ini, ada lima peraturan pemerintah tentang sistem jaminan kesehatan yang
masih berlaku, yaitu:

a. UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional


b. UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

c. Peraturan Presiden No 84 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

d. Peraturan Presiden No 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan

e. Peraturan Presiden No 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No


82 Tahun 2018

f. Peratuan Presiden No 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
No 82 Tahun 2018

II. Ketentuan Perusahaan Wajib Daftarkan Karyawan Di BPJS

Menurut Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (BPJS), Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS) adalah badan Hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial yang terdiri atas :
BPJS Kesehatan dan BPJS Keteagakerjaan,
Perusahaan, atau pemberi kerja, diwajibkan untuk mengikutsertakan seluruh karyawannya
ke dalam program pemerintah ini. Hal tersebut diatur dalam Pasal 14 Undang-undang Nomor
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang berbunyi:
“Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program jaminan sosial
(kesehatan maupun ketenagakerjaan).”
Ketentuan tersebut diperjelas oleh Pasal 15 Ayat 1 yang menyatakan bahwa:
“Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS (kesehatan maupun
ketenagakerjaan), sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti.”

III. Jenis Jenis Jaminan DI BPJS

 BPJS KESEHATAN
1. Layanan Kesehatan Dasar, Dengan Layanan ini peserta BPJS Kesehatan dapat
memilih dokter atau klinik jika peserta BPJS kesehatan Membutuhkan Layanan
Kesehatan
2. Layanan Kesehatan Lanjutan, Dengan layanan ini peserta BPJS Kesetahatan dapat
meminta rujukan untuk mendapatkan perwatan khusus dengan dokter Spesialis
3. Layanan Rawat Inap, Jika tindak lanjut diperlukan, sehingga Peserta BPJS Kesehatan
harus dirawat inap, Anda bisa menggunakan layanan ini.

 BPJS Ketenagakerjaan
1. JHT (Jaminan Hari Tua). Perlindungan ini akan memberikan bagi peserta BPJS
Ketenagakerjaan begitu meninggalkan perusahaan, maksimum 10 tahun atau lebih
diperusahaan yang sama
2. JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja). Jika peserta BPJS Ketenagakerjaan mengalami
kecelakaan saat bekerja di perusahaan, Anda akan menerima kompensasi untuk luka
atau perawatan medis.
3. JK (Jaminan Kematian). Sesuai namanya, peserta BPJS Ketenagakerjaan akan
mendapatkan manfaat ini jika Anda meninggal saat bekerja di perusahaan.
4. JP (Jaminan Pensiun). Jika Peserta BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai usia
pensiun, Anda akan menerima sejumlah kompensasi dari perlindungan jenis ini.
IV. Syarat-Syarat Pendaftaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
 BPJS Kesetahan
1. Kartu Keluarga (KK)

2. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

3. NPWP.

4. Nomor handphone.

5. Buku rekening.

6. Pas foto ukuran 3x4 dengan ukuran digital maksimal 50 KB.

7. Alamat email.

 BPJS Ketenagakerjaan
1. Formulir Pendaftaraan Pemberi Kerja/Badan Usaha.

2. Formulir Pendaftaran/Perubahan Data Pekerja; dan/atau.

3. Formulir Laporan Rinci Iuran Pekerja.

4. NPWP Perusahaan.

5. KTP Pemilik Perusahaan.

6. KTP Tenaga Kerja.

7. Surat Izin Tempat Usaha/Surat Izin Usaha-Perdagangan/Nomor Induk Berusaha.

Sesuai ketentuan Dalam Peraturan Presiden No 84 tahun 2013 disebutkan bahwa pengusaha
atau pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih wajib
mengikutsertakan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja

V. Sanksi Apabila Perusahaan tidak Mendaftarkan Karyawan pada program BPJS

Dalam Pasal 17 UU No 24 Tahun 2011, diterangkan bahwa pemberi kerja selain penyelenggara
negara yang tidak mendaftarkan kepesertaan BPJS karyawan dikenai sanksi administratif berupa:

1. Teguran tertulis
2. Denda, dan/atau

3. Tidak mendapat pelayanan publik tertentu


Pemberian sanksi perusahaan berupa teguran dan denda dilakukan oleh BPJS, sedangkan sanksi
tidak mendapat pelayanan publik tertentu menyangkut perizinan, dilakukan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah atas permintaan BPJS.

Berikut ketentuan tata cara pemberian sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah No 86 Tahun 2013:

1. Sanksi teguran tertulis diberikan paling banyak 2 kali masing-masing untuk jangka waktu
paling lama 10 hari kerja.
2. Sanksi denda diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 hari sejak berakhirnya pemberian
sanksi teguran kedua. Denda dikenakan setiap bulan sebesar 0,1% dari iuran yang
seharusnya dibayarkan. Denda tersebut menjadi pendapatan lain dana jaminan sosial.

3. Sanksi tidak mendapat layanan publik tertentu meliputi: perizinan terkait usaha, izin yang
diperlukan dalam mengikuti tender proyek, izin mempekerjakan tenaga kerja asing, izin
perusahaan penyedia jasa pekerja, serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

VI. Saran dan Kesimpulan

Wahana selaku pengusaha atau pemberi kerja yang telah mempekerjakan tenaga
kerja sebanyak 10 orang atau lebih wajib mengikutsertakan tenaga kerja dalam program
jaminan sosial tenaga kerja baik BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Karyawan
Wahana yang berhak didaftarkan dalam program BPJS adalah karyawan yang telah
memenuhi masa kerja selama 6 bulan. Pendaftaran karyawan dalam program BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan disesuaikan dengan syarat dan ketentuan administratif
yang saat ini berlaku sebagaimana dijelaskan pada Romawi IV Advis Hukum ini.
Dalam hal Wahana tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan karyawan dalam
program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan maka akan dikenakan sanksi
administrative sebagaimana dijelaskan pada Romawi V Advis Hukum ini.

Demikian Pendapat Hukum yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya terima kasih.

Hormat kami,
Hizkia Trifirmanto, S.H. Adiel Paris Sianturi, S.H

Anda mungkin juga menyukai