Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : KRISTOKA PERWIRA NEGARA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 022527872

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336/Hukum Ketenagakerjaan

Kode/Nama UPBJJ : 76/UPBJJ JEMBER

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Hubungan ketiga unsur dalam hubungan industrial yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah dalam
sistem Hubungan Industrial yang berazaskan Pancasila yang dibangun pada setelah kemerdekaan
hingga masa era Orde Baru dianggap telah gagal dalam membangun sistem hubungan industrial yang
harmonis. Sebagai contoh kasus tidak ada kebebasan berpendapat atau berserikat bagi buruh pada
masa orde baru.
Uraikan analisis anda disertai dasar hukum apakah pasca berakhirnya masa orde baru buruh dapat
melakukan serikat!
JAWAB :
Pasca runtuhnya Pemerintahan Orde Baru, masyarakat khususnya dalam hal ini buruh diberikan
kebebasan untuk melakukan serikat atau berkumpul. Hal ini di karenakan Pemerintah merubah atau
mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum negara, yang mana Negara
memberian jaminan kepada masyarakat untuk berkumpul, dan berserikat. Hal ini bertujuan untuk
menjamin HAM (Hak Asasi Manusia) yang mana dalam “Pasal 28E ayat 3 yang berbunyi Setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”.
Dasar hukum yang melandasi yaitu UU no. 21 tahun 200 tentang serikat pekerja buruh. Konstitusi
Negara yakni Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui hak setiap
orang buat bebas berserikat, berkumpul, berpendapat. Undang-undang No. 21 tahun 2000 mengenai
Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah galat satu perwujudan menurut hak tersebut. Pekerja dilindungi
buat membentuk, bergabung, memperjuangkan hak-hak kerjanya secara kolektif melalui Serikat
Pekerja/Serikat Buruh Pasal 1 nomor 17 Undang-undang No. 13 tahun 2003 (UU 13/2003) pasal 1
nomor 1 Undang-undang No. 21 tahun 2000 mengenai Serikat Pekerja/Serikat Buruh (UU 21/2000)
menyebut SP/SB menjadi organisasi yg dibuat menurut pekerja/buruh baik pada perusahaan juga
pada luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela dan melindungi hak kepentingan pekerja/buruh dan menaikkan
kesejahteraan pekerja/buruh & keluarganya.
Buruh dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai labor. Maka, bisa dikatakan bahwa buruh adalah
pekerja yang memproduksi barang atau jasa. Macam-macam buruh terklasifikasi menjadi menjadi
dua bagian diantaranya yaitu:
 Buruh Profesional, dalam hal ini merupakan buruh yang bekerja sesuai dengan tingkat
pendidikan tertentu dan dengan keahlian tertentu yang sudah terverifikasi.
 Buruh Kasar, dalam hal ini merupakan buruh atau pekerja yang tidak mementingkan
keahlian serta klasifikasi tertentu
2. Jakarta - Polisi mendalami kemungkinan PT Kiat Unggul, perusahaan induk 'pabrik' korek gas yang
terbakar di Binjai, Langkat, Sumatera Utara, mempekerjakan anak di bawah umur. Sejumlah saksi
diperiksa untuk mendalami dugaan tersebut.
Soal : Uraikan analisis anda berdasarkan berita diatas, apa sanksi hukum yang diperoleh Perusahaan
jika terbukti mempekerjakan anak tidak sesuai aturan!
JAWAB :
Pada dasarnya, anak di bawah umur dilarang untuk dipekerjakan. Hal ini diatur dalam UndangUndang
atau UU Nomor 13 Tahun 2003 pasal 68 tentang ketenagakerjaan. Berdasarkan ketentuan undang-
undang, batas usia minimal tenaga kerja di indonesia adalah 18 tahun. Pengusaha atau perusahaan
yang masih mempekerjakan anak yang belum berusia 18 tahun dapat dikenakan sanksi pidana. Sanksi
pidana tercantum dalam pasal 185 ayat 1 dan pasal 187 ayat 1 UU ketenagakerjaan yaitu pidana
penjara paling singkat satu tahun dan paling lama empat tahun atau denda minimal Rp 100 juta dan
maksimal Rp 400 juta.
Aturan Pengecualian terhadap Pekerja Anak Pekerja Ringan Pekerja ringan adalah anak yang berusia
13 - 15 tahun diperbolehkan melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu
perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosialnya. Hal ini diatur dalam pasal 69 ayat 2 UU
ketenagakerjaan. Pengusaha diharuskan memenuhi syarat dalam mempekerjakan anak di usia 13 - 15
tahun. Berikut syarat yang harus dipenuhi:
 Izin tertulis dari orang tua atau wali.
 Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali.
 Waktu kerja maksimal tiga jam.
 Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah.
 Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja.
 Adanya hubungan kerja yang jelas.
 Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Sanksi Mempekerjakan Anak di Bawah Umur Menurut UU Ketenagakerjaan.
Pada dasarnya, anak di bawah umur dilarang untuk dipekerjakan. Hal ini diatur dalam UndangUndang
atau UU Nomor 13 Tahun 2003 pasal 68 tentang ketenagakerjaan. Berdasarkan ketentuan undang-
undang, batas usia minimal tenaga kerja di indonesia adalah 18 tahun. Bila terjadi pelanggaran
terhadap ketentuan dalam hal mempekerjakan anak, maka ada sanksi yang dapat dikenakan
terhadap pengusaha. Sanksinya antara lain sebagai berikut:
1.Barangsiapa mempekerjakan anak dan melanggar Pasal 68 dan Pasal 69 ayat (2) UU
Ketenagakerjaan dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4
(empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp 400 juta.
2.Sedangkan pelanggaran terhadap Pasal 71 ayat (2) UU Ketenagakerjaan dikenakan sanksi pidana
kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp10 juta dan paling banyak Rp100 juta.
Sanksi Mempekerjakan Anak di Bawah Umur Menurut UU Perlindungan Anak.
Selain diatur dalam UU Ketenagakerjaan, larangan mempekerjakan anak juga diatur dalam Pasal 76I
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak (“UU 35/2014”) yang menyatakan bahwa setiap orang dilarang
menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan
eksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual terhadap Anak. Adapun sanksi atas pelanggaran pasal di
atas yaitu dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp
200 juta.
3. Robinho adalah mantan seorang karyawan kontrak salah satu pabrik di Jambi. Pada tahun 2018
Robinho mendapat kecelakaan kerja yang membuat satu ruas jari tengah kanannya diamputasi.
Namun, Pada Februari 2021 Robinho habis kontrak dan perusahaan seolah tak mau tahu dengan
situasi dan kondisi Robinho dan memberhentikan sesuai dengan kontrak kerja.
Berdasarkan kasus diatas, Uraikan analisis anda sanksi bagi perusahaan yang tidak memberikan
perlindungan kerja dan uraikan apa saja yang menjadi hak Robinho yang mengalami kecelakaan kerja,
disertai dasar hukumnya!
JAWAB :
Hak-Hak Pekerja yang Mengalami Kecelakaan Kerja
Setiap pekerja pada dasarnya berhak untuk menjadi peserta JKK yang wajib didaftarkan oleh pemberi
kerja selain penyelenggara negara kepada BPJS Ketenagakerjaan. Apakah tenaga harian lepas dapat
BPJS Ketenagakerjaan? Jawabannya adalah dapat, jika didaftarkan oleh pemberi kerja.
Hal ini juga dipertegas dalam UU SJSN bahwa prinsip sistem jaminan sosial nasional salah satunya
adalah kepesertaan bersifat wajib. Adapun, kepesertaan bersifat wajib ini dilaksanakan dengan cara
pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sesuai program jaminan yang diikuti. Adapun iuran JKK tersebut
wajib dibayar oleh pemberi kerja selain penyelenggara negara, berdasarkan jumlah upah sebulan dan
tingkat risiko pekerjaannya. Berdasarkan Pasal 25 ayat (1) PP 82/2019 peserta yang mengalami
kecelakaan kerja, berhak atas manfaat JKK.
Apa itu kecelakaan kerja? Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya,
dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Pada dasarnya, pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja berhak atas
manfaat JKK yang dibayarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Namun demikian, terhadap pemberi kerja
yang menunggak iuran JKK sampai dengan 3 bulan berturut-turut atau lebih, maka pemberi kerja
wajib membembayarkan manfaat JKK kepada pekerja atau ahli warisnya. Setelah tunggakan iuran
dan denda dilunasi, pemberi kerja dapat mengajukan permintaan penggantian manfaat JKK pada
BPJS Ketenagakerjaan.
a. Pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis meliputi:
1. pemeriksaan dasar dan penunjang;
2. perawatan tingkat pertama dan lanjutan;
3. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah, rumah sakit pemerintah daerah, atau rumah
sakit swasta yang setara;
4. perawatan intensif;
5. penunjang diagnostik;
6. pengobatan;
7. pelayanan khusus;
8. alat kesehatan dan implan;
9. jasa dokter/medis;
10. operasi;
11. transfusi darah; dan/atau
12. rehabilitasi medik.
13. perawatan di rumah bagi Peserta yang tidak memungkinkan melanjutkan pengobatan ke
rumah sakit; dan
14. pemeriksaan diagnostik dalam penyelesaian kasus penyakit akibat kerja;

b. Santunan berupa uang meliputi:


1. penggantian biaya pengangkutan peserta yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja, ke rumah sakit dan/atau ke rumahnya, biaya pertolongan pertama pada
kecelakaan dan rujukan ke rumah sakit lain, dan/atau biaya transportasi bagi yang mengikuti
program kembali kerja menuju dan pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan serta balai
latihan kerja;
2. santunan sementara tidak mampu bekerja;
3. santunan cacat sebagian anatomis, cacat sebagian fungsi, dan cacat total tetap;
4. santunan kematian dan biaya pemakaman;
5. santunan berkala yang dibayarkan sekaligus apabila peserta meninggal dunia atau cacat
total tetap akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja;
6. biaya rehabilitasi berupa penggantian alat bantu (orthose) dan/atau alat pengganti
(prothese);
7. penggantian biaya gigi tiruan; dan/atau
8. beasiswa pendidikan anak bagi setiap peserta yang meninggal dunia atau cacat total tetap
akibat kecelakaan kerja.
Perusahaan yang melanggar ketentuan dapat dikenakan sanksi yang diatur dalam Pasal 29 UU No. 3
Tahun 1992 yang berbunyi:
1. Barangsiapa tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1); Pasal 10
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3); Pasal 18 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal 19
ayat (2); Pasal 22 ayat (1); dan Pasal 26, diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6
(enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
2. Dalam hal pengulangan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk kedua kalinya
atau lebih setelah putusah akhir telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pelanggaran
tersebut dipidaha kurungan selama-lamanya 8 (delapan) bulan.
3. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.
Jika Perusahaan terbukti melakukan ketidakpatuhan maka dapat dikenakan sanksi. Mulai dari sanksi
administrasi bahkan hingga pidana. Sanksi administrasi dimulai dari yang paling rendah berupa
teguran tertulis, sanksi denda, hingga sanksi tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu atau TMP
2T. Sementara sanksi pidananya berupa penjara maksimal 8 tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar.

Sumber Referensi :
Modul Hukum Tenaga Kerjaan Universitas Terbuka
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrx._upHzFlAkESe.zLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZA
MEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1697746985/RO=10/RU=https%3a%2f%2fimo.or.id%2fhukum-pada-masa-
orde-baru%2f/RK=2/RS=.pN4nwJzyXFvOGdb3orn9CAjoNA- diakses pada tanggal 19/10/2023
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1QKMTIDFlOSgUHBzLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzQEdnRp
ZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1697747091/RO=10/RU=https%3a%2f%2fapayangdimaksud.com%2ffungsi
%2fberakhirnya-pemerintahan-orde-baru.html/RK=2/RS=gNlzcC3P1Y5X.KyZ5c0cG5z.mKY- diakses
pada tanggal 19/10/2023 https://r.search.yahoo.com/www.hukumonline.com%2fberita%2fa
%2fkebakaran-pabrik-korek-api--
pengawas-ketenagakerjaan-temukan-6-pelanggaran-
lt5d11c49ab9772/RK=2/RS=8QN2LQemY4Yec.8RrWwduzdlLBY- diakses pada tanggal 19/10/2023
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrKFs.bIDFlM4UTZejLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZ
AMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1697747228/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.hukumonline.com%2fklinik
%2fa%2fproblematika-ketentuan-phk-karena-kesalahan-berat-
lt5deddfb425d37/RK=2/RS=NtzJyYZcm84dAqDlEs48mlQ2yb8- diakses pada tanggal 19/10/2023
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58703/Denis%20Yudhian.pdf?sequence=
1&isAllowed=y diakses pada tanggal 19/10/2023
https://media.neliti.com/media/publications/324398-aspek-hukum-pidana-dalam-kecelakaan-kerj-
5e0cbc0e.pdf diakses pada tanggal 19/10/2023

Anda mungkin juga menyukai