Anda di halaman 1dari 4

No.

: Jakarta, 27 Juli 2021


Lampiran :-

Kepada Yth.
Direktur Wahana
Di Tempat

Perihal : Syarat- Syarat dan Mekanisme Pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan……………………….

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pertanyaan dan permintaan Pendapat hukum dari Wahana tentang
Pendaftaran Karyawan Sebagai Peserta BPJS KESEHATAN DAN BPJS KETENAGAKERJAAN bersama
ini kami sampaikan jawaban dan advis hukum sebagaimana di bawah ini:

I. Dasar Hukum
BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
Menurut Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) , Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS) adalah badan
Hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial yang terdiri
atas : BPJS Kesehatan dan BPJS Keteagakerjaan,
Perusahaan, atau pemberi kerja, diwajibkan untuk mengikutsertakan seluruh
karyawannya ke dalam program pemerintah ini. Hal tersebut diatur dalam Pasal 14
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
yang berbunyi: “Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program
jaminan sosial (kesehatan maupun ketenagakerjaan).”
Ketentuan tersebut diperjelas oleh Pasal 15 Ayat 1 yang menyatakan bahwa:
“Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS (kesehatan maupun
ketenagakerjaan), sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti.”
II. Ketentuan Perusahaan Wajib Daftarkan Karyawan Di BPJS
Berdasarkan Ketentuan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) perusahaan diwajibkan untuk mendaftarkan para pekerja sebagai
peserta program kesehatan dan ketenagakerjaan milik pemerintah, Semua pekerja, mulai dari
karyawan tetap, pekerja lepas, dan pekerja asing yang telah bekerja selama minimal 6 bulan
di Indonesia juga termasuk sebagai pegawai yang wajib diberikan tunjangan .

III. Jenis Jenis Jaminan DI BPJS

 BPJS KESEHATAN
1. Layanan Kesehatan Dasar, Dengan Layanan ini peserta BPJS
Kesehatan dapat memilih dokter atau klinik jika peserta BPJS
kesehatan Membutuhkan Layanan Kesehatan
2. Layanan Kesehatan Lanjutan, Dengan layanan ini peserta BPJS
Kesetahatan dapat meminta rujukan untuk mendapatkan perwatan
khusus dengan dokter Spesialis
3. Layanan Rawat Inap, Jika tindak lanjut diperlukan, sehingga Peserta
BPJS Kesehatan harus dirawat inap, Anda bisa menggunakan layanan
ini.
 BPJS Ketenagakerjaan
1. JHT (Jaminan Hari Tua). Perlindungan ini akan memberikan bagi
peserta BPJS Ketenagakerjaan begitu meninggalkan perusahaan,
maksimum 10 tahun atau lebih diperusahaan yang sama
2. JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja). Jika peserta BPJS Ketenagakerjaan
mengalami kecelakaan saat bekerja di perusahaan, Anda akan
menerima kompensasi untuk luka atau perawatan medis.
3. JK (Jaminan Kematian). Sesuai namanya, peserta BPJS
Ketenagakerjaan akan mendapatkan manfaat ini jika Anda
meninggal saat bekerja di perusahaan.
4. JP (Jaminan Pensiun). Jika Peserta BPJS Ketenagakerjaan telah
mencapai usia pensiun, Anda akan menerima sejumlah kompensasi
dari perlindungan jenis ini.
IV. Syarat-Syarat Pendaftaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
 BPJS Kesetahan
1. Kartu Keluarga (KK)
2. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. NPWP.
4. Nomor handphone.
5. Buku rekening.
6. Pas foto ukuran 3x4 dengan ukuran digital maksimal 50 KB.
7. Alamat email.

 BPJS Ketenagakerjaan
1. Formulir Pendaftaraan Pemberi Kerja/Badan Usaha.
2. Formulir Pendaftaran/Perubahan Data Pekerja; dan/atau.
3. Formulir Laporan Rinci Iuran Pekerja.
4. NPWP Perusahaan.
5. KTP Pemilik Perusahaan.
6. KTP Tenaga Kerja.
7. Surat Izin Tempat Usaha/Surat Izin Usaha-Perdagangan/Nomor Induk
Berusaha.

V. Sanksi Apabila Perusahaan tidak Mendaftarkan BPJS

Dalam Pasal 17 UU No 24 Tahun 2011, diterangkan bahwa pemberi kerja selain penyelenggara
negara yang tidak mendaftarkan kepesertaan BPJS karyawan dikenai sanksi administratif berupa:

1. Teguran tertulis
2. Denda, dan/atau

3. Tidak mendapat pelayanan publik tertentu

Pemberian sanksi perusahaan berupa teguran dan denda dilakukan oleh BPJS, sedangkan sanksi
tidak mendapat pelayanan publik tertentu menyangkut perizinan, dilakukan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah atas permintaan BPJS.

Berikut ketentuan tata cara pemberian sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah No 86 Tahun 2013:
1. Sanksi teguran tertulis diberikan paling banyak 2 kali masing-masing untuk jangka waktu
paling lama 10 hari kerja.
2. Sanksi denda diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 hari sejak berakhirnya pemberian
sanksi teguran kedua. Denda dikenakan setiap bulan sebesar 0,1% dari iuran yang
seharusnya dibayarkan. Denda tersebut menjadi pendapatan lain dana jaminan sosial.

3. Sanksi tidak mendapat layanan publik tertentu meliputi: perizinan terkait usaha, izin yang
diperlukan dalam mengikuti tender proyek, izin mempekerjakan tenaga kerja asing, izin
perusahaan penyedia jasa pekerja, serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Anda mungkin juga menyukai