Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI

PROBLEM BASED LEARNING (PBL 1)

MPK KOMUNITAS

Oleh:

Yudhy Gollu Wola, S. Farm (218115156)

Kelas /Kelompok: B/5

Dosen Pengampu:

Dr. apt. Yosef Wijoyo, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
Aturan Penggunaan BPJS dan Terapi Pasien yang Masuk dalam BPJS

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia (2011), Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan sebuah badan hukum untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak
bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.
Pendaftaran BPJS dapat dilakukan sesuai dengan jenis kepesertaan dari pasien,
sebagai berikut:
1. Penerima Bantuan Iuran-Jaminan Kesehatan (PBI-JK), merupakan program
Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya
dibayar oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan Pemerintah Daerah melalui
APBD.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)
a. Pekerja Penerima Upah (PPU)
i. PPU Penyelenggara Negara terdiri dari Pejabat Negara, Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Pusat/ Daerah, PNS yang diperbantukan pada
BUMN/BUMD, TNI/PNS TNI, POLRI/PNS POLRI, Pimpinan n
anggota DPRD, Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pegawai
Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja.
ii. PPU Non Penyelenggara Negara terdiri dari pegawai pada Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan Badan Usaha Swasta
b. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) adalah setiap orang yang bekerja
atau berusaha atas risiko sendiri dan pekerja di luar hubungan kerja atau
pekerja mandiri yang mampu membayar iuran.
c. Bukan Pekerja (BP) adalah setiap orang yang bukan termasuk masyarakat
yang didaftarkan dan iurannya dibayar oleh Pemerintah Pusat/ Daerah,
PPU serta PBPU, yang terdiri dari: BP Penyelenggara Negara dan BP Non
Penyelenggara Negara
i. BP Penyelenggara Negara terdiri dari Penerima Pensiun (PP)
Pejabat Negara, PP PNS Pusat/ Daerah, PP TNI, PP POLRI,
Veteran dan Perintis Kemerdekaan.
ii. BP Non Penyelenggara Negara terdiri dari Investor, Pemberi Kerja
dan BP lain yang mampu membayar iuran.

Pendaftaran bagi peserta JKN-KIS, dapat dilakukan secara online dan manual,
sebagai berikut:
1. Pendaftaran online
a. Aplikasi Mobile JKN
 Unduh aplikasi Mobile JKN di Appstore atau Google Play Store.
Pilih menu Pendaftaran Peserta Baru dan pilih persetujuan untuk
mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
 Siapkan kelengkapan data: Nomor Induk Kependudukan (NIK),
Kartu Keluarga dan Nomor Rekening Bank.
 Isi data sesuai dengan ketentuan dalam Aplikasi Mobile JKN
diantaranya nama lengkap, tempat lahir, tanggal lahir, status
pernikahan, alamat/domisili, pilih Kelas Perawatan (I, II atau III),
pilih FKTP terdekat, nomor handphone dan email yang aktif dan
nomor rekening Bank.
 Setelah semua data lengkap, konfirmasi pendaftaran dan nomor
virtual account yang digunakan untuk melakukan pembayaran iuran
secara autodebit dan akan dikirim melalui email.
 Calon peserta melakukan pembayaran iuran pertama melalui
Autodebet dalam waktu paling cepat 14 (empat belas) hari atau
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pendaftaran.
 Kartu JKN-KIS dikirimkan paling lambat 6 (enam) hari setelah
pembayaran atau dapat di download pada Mobile JKN.
b. BPJS Kesehatan Care Center 1500 400
 Hubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500 400, ikuti petunjuknya
sesuai dengan instruksi operator Care Center. Lengkapi persyaratan
dan data yang dibutuhkan, diantaranya nama lengkap, tempat lahir,
tanggal lahir, status pernikahan, alamat/domisili, pilih kelas
perawatan (I, II atau pilih FKTP terdekat, nomor handphone dan
email yang aktif serta nomor rekening bank.
 Setelah semua data lengkap, konfirmasi pendaftaran dan nomor
virtual account yang digunakan untuk melakukan pembayaran iuran
dan akan dikirim melalui email.
 Calon peserta melakukan pembayaran iuran pertama melalui
Autodebet dalam waktu paling cepat 14 (empat belas) hari atau
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pendaftaran.
 Kartu JKN-KIS dikirimkan paling lambat 6 (enam) hari setelah
pembayaran atau dapat di download pada Mobile JKN
2. Pendaftaran Manual
Kantor Cabang atau Kantor Kabupaten/ Kota (Perorangan dan Kolektif)
 Calon peserta mengunjungi BPJS Kesehatan Kantor Cabang atau
Kantor Kabupaten/ Kota, mengisi Formulir Daftar Isian Peserta
(FDIP) melengkapi persyaratan dan data yang dibutuhkan
diantaranya nama lengkap, tempat lahir, tanggal lahir, status
pernikahan, alamat/domisili, pilih kelas perawatan (I, II atau III),
pilih FKTP terdekat, nomor handphone dan email yang aktif serta
nomor rekening bank, mengambil nomor antrian administrasi, dan
menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan.
 Setelah data lengkap, calon peserta akan menerima nomor virtual
account yang digunakan untuk pembayaran iuran pertama.
 Calon peserta melakukan pembayaran iuran pertama melalui
Autodebet dalam waktu paling cepat 14 (empat belas) hari atau
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pendaftaran.
 Setelah melakukan pembayaran Kartu JKN-KIS dikirimkan paling
lambat 6 (enam) hari setelah melakukan pembayaran.
(BPJS Kesehatan, 2020)

Pada kasus pasien ingin mengganti obat yang diberikan menjadi obat generik
karena pasien tidak merasa yakin apakah penghasilannya akan tetap seperti saat ini.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah Pasal 7 yang menyatakan bahwa apoteker
dapat mengganti obat merek dagang/obat paten dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka pada kasus ini apoteker dapat
menyarankan penggantian obat yang diperoleh pasien sebelumnya diganti menjadi
obat generik. Obat tersebut yaitu:
1. Metformin tablet 500 mg tetap dapat diberikan karena termasuk dalam
Formularium Nasional, metformin 500 mg merupakan obat yang harus
tersedia untuk pasien BPJS di tingkat Faskes 1-3 dengan maksimal peresepan
90 tab/bulan
2. Obat merek dagang Actos tablet 15 mg dengan kandungan Pioglitazone tidak
termasuk dalam daftar obat Formularium Nasional, sehingga tidak ditanggung
oleh BPJS.
3. Atorvastatin tablet 40 mg dapat tetap diberikan karena termasuk dalam
Formularium Nasional dan merupakan obat yang masuk dalam daftar
tanggungan BPJS.
4. Obat merek dagang Ezetrol tablet 10 mg dengan kandungan Ezetimibe tidak
termasuk dalam daftar obat Formularium Nasional, sehingga tidak ditanggung
oleh BPJS.
5. Furosemida 40 mg dapat tetap diberikan karena termasuk dalam Formularium
Nasional dan merupakan obat yang harus tersedia untuk pasien BPJS di
tingkat Faskes 1-3 dengan peresepan maksimal 30 tab/bulan
6. Obat merek dagang Aspilet tablet dengan kandungan asam asetilsalisilat
diganti menjadi asam asetilsalisilat 80 mg generik. Dalam Formularium
Nasional, asam asetilsalisilat 80 mg termasuk dalam daftar obat yang harus
tersedia untuk pasien BPJS di tingkat Faskes 1-3 dengan peresepan maksimal
30 tab/bulan
7. Obat merek dengan Coveram memiliki kandungan kombinasi zat aktif
Perindopril arginine dan Amlodipine besylate. Obat perindopril arginine 5 mg
generik tidak tersedia pada Faskes tingkat 1, tetapi tersedia untuk pasien BPJS
di tingkat 2 dan 3. Kemudian untuk obat amlodipine 5 mg generik tersedia
untuk pasien BPJS di tingkat Faskes 1-3.
8. Obat merek dagang Cardismo 20 mg dengan kandungan isosorbid dinitrat 20
mg tidak termasuk dalam daftar obat Formularium Nasional, sehingga tidak
ditanggung oleh BPJS. Meski demikian pasien masih dapat membeli karena
harganya masih terjangkau.
(Kemenkes, 2019)
Daftar Pustaka

Undang-Undang Republik Indonesia, 2011. Undang-Undang RI No 24


Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Jakarta.

Kemenkes, 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 Tentang Formularium Nasional, Jakarta.

BPJS Kesehatan, 2020. Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan


Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat Edisi I.

A. Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan


UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai
sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
B. Fungsi BPJS Kesehatan diatur dalam Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS yaitu menyelenggarakan
Program Jaminan Kesehatan. 
C. Tugas BPJS diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang BPJS yang menegaskan bahwa Dalam melaksanakan
fungsi sebagaimana dimaksdud dalam Pasal 9
D. Wewenang yang dimiliki BPJS dalam menyelenggarakan program
jaminan kesehatan dilakukan agar pelaksanaan penyelenggaraan
program jaminan kesehatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan dibentuknya BPJS yang ditegaskan dalam Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS. 
E. Hak dan Kewajiban BPJS Kesehatan. Jaminan social merupakan salah
satu bentuk pelayanan public yang menjadi misi Negara untuk
melaksanakannya5 . Hak BPJS diatur dalam pasal 12 Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS. sebagai berikut :
1. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program
yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan 
2. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
program Jaminan Sosial dari DJSN setiap 6 (enam) bulan.
Dana operasional yang dimaksud diatas adalah bagian dari
akumulasi Iuran Jaminan Sosial dan hasil pengembangannya
yang dapat digunakan BPJS untuk membiayai kegiatan
operasional penyelenggaraan program Jaminan Sosial. 
F. Pasal 13 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 mengatur tentang
kewajiban BPJS. sebagai berikut :
1. Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta
2. mengembangkan asset Dana Jaminan Sosial dan asset BPJS
untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta
3. memberikan informasi melalui media masa cetak dan
elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan
dan hasil pengembangan
4. memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta dengan Undang-
Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
G. Manfaat Jaminan Kesehatan. Manfaat jaminan kesehatan diatur dalam
Pasal 20 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan yaitu:
1. Setiap peserta berhak memperoleh Manfaat Jaminan Kesehatan
yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis yang diperlukan
2. Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas Manfaat Medis dan Manfaat Non Medis.
3. Manfaat medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan.
4. Manfaat non medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi manfaat akomodasi dan ambulans.
5. Manfaat akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan.
6. Ambulans seabagaimana dimana dimaksud pada ayat (4) hanya
diberikan untuk pasien rujukan dari Faslitas Kesehatan dengan
kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
G. Peserta Jaminan Kesehatan
Peserta dalam Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan adalah setiap orang,
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Indonesia, yang telah membayar iuran. Iuran Jaminan Kesehatan adalah
sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja
dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai