Anggota kelompok :
Ancilla Yovita Devi Setiawan, S.Farm (218115133)
Petronela Meyliski Angelina Sambut, S.Farm (218115139)
Fernadya Yuniar Sari Wedu, S.Farm (218115141)
Stellamaris Aprilia Sota Nanga, S.Farm (218115150)
Nadya Apriskiani Malo, S.Farm (218115154)
Yudhy Gollu Wola, S.Farm (218115156)
Beatrix Woa Raga, S.Farm (218115158)
Laras Nahdif Ulvia, S.Farm (218115161)
Kelas/Kelompok : B/5
25-03-2022
(apt. Ancilla)
Diperiksa oleh:
25-03-2022
(apt. Stellamaris)
Disetujui :
25-03-2022
(apt. Rani)
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
A. LATAR BELAKANG
Industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk
melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat merupakan seluruh tahapan
kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas,
produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk
didistribusikan. Dalam melakukan kegiatan proses pembuatan dan/ bahan obat harus berdasarkan
penelitian dan pengembangan yang menyangkut produk sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sebuah industri farmasi wajib memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) yang dibuktikan dengan sertifikat. Sertifikat CPOB merupakan cara pembuatan obat yang
bertujuan untuk memastikan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan
penggunaannya (Permenkes, 2010).
Menjamin mutu suatu produk hendaklah dibangun sejak awal dalam produk tersebut. Mutu
obat sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan, pengawasan mutu, bangunan, peralatan, serta semua
personil yang terlibat dan dilaksanakan dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat.
Salah satu penerapan aspek manajemen mutu yang diatur dalam CPOB 2013 adalah Pengkajian Mutu
Produk (PMP). Personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PMP adalah bagian pemastian
mutu yang dibantu oleh bagian pengawasan mutu dan bagian produksi. Proses PMP mencakup
pengkajian data dan penilaian terhadap beberapa aspek seperti jumlah semua bets yang dibuat, bahan
awal dan bahan pengemas yang akan digunakan untuk produk, jumlah bets yang ditolak, dan lain-
lain. Hasil pengkajian tersebut hendaklah dievaluasi dan dibuat penilaian apakah tindakan perbaikan
atau validasi ulang perlu dilakukan. Alasan untuk tindakan perbaikan tersebut hendaklah
didokumentasikan. Tindakan perbaikan yang disetujui hendaklah diselesaikan secara tepat waktu dan
efektif.
Berdasarkan penjelasan diatas, proses pengkajian mutu produk/PMP menjadi sangat penting
untuk dilaksanakan sesuai peraturan, sehingga dapat membuktikan konsistensi proses, kesesuaian
spesifikasi, dan dapat mengidentifikasi masalah dan perbaikan yang diperlukan untuk proses dan
produk. Laporan PMP hendaklah dilakukan secara berkala, umumnya dilakukan tiap tahun dan
dituangkan dalam dokumen PMP.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
B. KETERANGAN PRODUK
1. Formula
8. Keseragaman bobot
Persyaratan :120 mg ± 5% (116-128 mg)
Hasil : Diterima
Catatan : min : 118 mg
maks : 125 mg
rata-rata : 121,9 mg
SD : 1,92
9. Disolusi
Persyaratan : Q20 tidak kurang dari 82%
Hasil : Diterima
Catatan : min : 80,1%
maks : 89,2%
rata-rata : 89,5%
SD : 3,38
10. Kekerasan
Persyaratan : 4-5 kgN
Hasil : Diterima
Catatan : min : 4 kgN
maks : 5 kgN
rata-rata : 4,48 kgN
SD : 0,24
11. Waktu hancur
Persyaratan : Tidak lebih dari 10 menit
Hasil : Diterima
Catatan : min : 4,3 menit
maks : 7,9 menit
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
No. Batch Bobot Kekerasan Kerapuhan Kadar Waktu hancur Diss. Rate
(x̄,mg) (x̄,kgN) (x̄, %) (x̄, %) (maks, menit) (x̄, %)
2021-1-01 120 4,5 0,55 100,5 6,0 88,1
Spesifikasi rata-rata bobot tablet captopril 25 mg yang diharapkan industri adalah 120 mg ± 5%
(114-126 mg). Hasil produk di setiap batch sudah memenuhi persyaratan. Berdasarkan kurva tren
hasil keseragaman bobot tablet menunjukkan adanya trend up and down, namun hasilnya masih
berada pada range USL dan LSL.
b. Tren kekerasan rata-rata
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Spesifikasi kekerasan tablet captopril 25 mg yang diharapkan industri adalah 4-5 kgN. Hasil produk
di setiap batch sudah memenuhi persyaratan. Berdasarkan kurva tren hasil kekerasan tablet menunjukkan
adanya trend up and down, namun hasilnya masih berada pada range USL dan LSL. Pada tanggal 1
Agustus dan 1 September 2021 hasil yang didapat berada tepat pada batas atas.
c. Tren kerapuhan rata-rata
Spesifikasi kerapuhan tablet captopril 25 mg yang diharapkan industri adalah < 0,8%. Hasil
produk di setiap batch sudah memenuhi persyaratan. Berdasarkan kurva tren hasil kerapuhan tablet
menunjukkan adanya trend up and down, namun hasilnya masih berada pada range UCL dan LCL.
Pada tanggal 1 Agustus mengalami penurunan kurva trend yang kemudian berangsur-angsur
mengalami kenaikan di bulan Oktober.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Spesifikasi kadar-kadar rata tablet captopril 25 mg yang diharapkan industri adalah 90-110%.
Hasil produk di setiap batch sudah memenuhi persyaratan. Berdasarkan kurva tren hasil penetapan
kadar tablet menunjukkan adanya trend up and down, namun hasilnya masih berada pada range UCL
dan LCL.
e. Tren waktu hancur rata-rata
Spesifikasi waktu hancur tablet Captopril 25 mg dikatakan lulus persyaratan apabila memiliki
waktu hancur tidak lebih dari 10 menit. Seluruh produk pada setiap batch sudah memenuhi
persyaratan. Berdasarkan kurva tren waktu hancur tablet Captopril 25 mg, menunjukkan adanya trend
up and down namun kenaikan dan penurunannya masih masuk ke dalam rentang UCL dan LCL yang
ditetapkan.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Spesifikasi dissolution rate tablet Captopril 25 mg dikatakan lulus persyaratan apabila memiliki
hasil Q20 tidak kurang dari 82%. Seluruh produk pada setiap batch sudah memenuhi persyaratan.
Berdasarkan kurva tren dissolution rate tablet Captopril 25 mg, menunjukkan adanya trend up and
down dan terdapat tablet OOS pada bulan 1 Agustus sampai 1 Desember 2022.
E. Perubahan
Permintaan Perubahan
2021-8-01 - 2021-9-01 Perubahan seri mesin dari Kambert Setelah penggantian mesin
36 menjadi Kambert 32 menjadi Kambert 32 terjadi
penurunan nilai disolusi dan
peningkatan nilai kekerasan
sehingga perlu dilakukan validasi
proses ulang
F. PENGENDALIAN PERUBAHAN
Tabel Pengendalian Perubahan
Bulan Agustus-Oktober
Nilai Cpk = Cp ketika rata-rata proses berada tepat di tengah interval spesifikasi
- Target Focus Capability Index (Cpm)
Index yang digunakan untuk membandingkan persebaran spesifikasi dengan persebaran data yang
dimiliki. Dalam metode analisis untuk peningkatan kualitas, biasanya dipergunakan kriteria
kapabilitas proses untuk nilai Cp dan Cpk sebagai berikut :
● Cpk > 2,00 : super excellent “kecil kemungkinannya menyimpang dari spesifikasi atau
mengalami defect”
● 1.33 ≤ Cpk ≤ 167 : Kondisi ideal, kapabilitas proses memuaskan
● 1.00 ≤ Cpk < 133 : Perubahan sedikit dalam proses produksi mengakibatkan munculnya
penyimpangan.
● 0.67 ≤ Cpk ≤1.0 : Produk cacat (penyimpangan produk) kadang kala muncul, proses harus
diperiksa lebih ketat untuk mengeliminasi produk cacat.
● Cpk < 0.67 : Produk cacat atau penyimpangan produk terjadi secara teratur, proses tidak
terkontrol, harus diperiksa bagaimana proses kerja, atau design spesifikasi perlu ditinjau
ulang
(Chen dan Tsai, 2006).
Parameter Cp Cpk
Bobot (rata- 1,04 Kapabilitas Proses Baik 1,02 Perubahan sedikit dalam
rata,mg) proses produksi
mengakibatkan munculnya
penyimpangan
Kekerasan (rata- 0,69 Kapabilitas Proses Rendah 0,65 Penyimpangan produk terjadi
rata,kgN) secara terus menerus
Kadar (rata- 3,02 Kapabilitas Proses Sangat Baik 3,00 Kapabilitas proses sangat baik
rata,%)
M. PEMBAHASAN
Identifikasi Masalah dan Solusi
Tablet captopril merupakan merupakan sediaan padat berbentuk tablet serta analog prolin
yang mengandung sulfhidril dengan aktivitas antihipertensi (Drugbank., 2022). Pada bulan Januari
hanya 1 batch yang diproduksi dan masih menggunakan sisa bahan baku bulan desember 2020.
Pada bulan April diproduksi 4 batch dengan pertimbangan bulan Mei ada hari raya Idul Fitri.
Metode IPC dilakukan sesuai SOP dan telah memenuhi syarat. Semua bahan baku dan
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
bahan pengemas memenuhi spesifikasi dan lulus QC, sampling bahan sudah dilakukan
sesuai prosedur.
Adanya pergantian mesin kempa pada bulan agustus-september dari mesin kempa rotary
36 diganti menjadi mesin kempa rotary 32. Pada saat pergantian mesin kempa rotary 32 langsung
digunakan tanpa melalui proses validasi, Menurut CPOB 2018 untuk menggunakan alat atau mesin
perlu dilakukan validasi terlebih dahulu. Selain itu, pada kasus diketahui bahwa analis yang
melakukan uji disolusi merupakan analis baru yang belum mengikuti pelatihan dan saat pengujian
tidak didampingi oleh analis lama. Berdasarkan hasil perhitungan Cp, CpK, dan data hasil
pengujian, parameter yang berpotensi mengalami penyimpangan adalah sebagai berikut:
1. Keseragaman bobot
Tablet Captopril 25 mg memiliki spesifikasi keseragaman bobot yaitu yaitu 121,90 mg ±
5% (116-128 mg). Berdasarkan perhitungan nilai CpK 1,02 mengartikan proses membutuhkan
pengawasan yang cermat untuk menghindari penyimpangan.
2. Kekerasan
Tablet Captopril 25 mg memiliki spesifikasi kekerasan yang diharapkan industri yaitu 4-
5 kgN. Berdasarkan perhitungan nilai kapabilitas proses, didapatkan data nilai Cp (0,69) yang
menunjukan kapabilitas proses yang rendah. Untuk nilai CpK (0,65) menunjukan proses perlu
untuk dikaji dan didesain ulang, hal ini dikarenakan berdasarkan nilai CpK, proses yang
dilaksanakan dapat menyebabkan penyimpangan produk terus menerus.
3. Dissolution rate
Tablet Captopril 25 mg memiliki spesifikasi dissolution rate yang diharapkan industri
yaitu Q20 > 82%. Pada bulan Agustus-September terjadi penggantian mesin dari Kambert 36
menjadi Kambert 32. Penggantian ini mempengaruhi nilai dissolution rate dimana pada bulan
tersebut, nilai uji disolusi didapatkan di bawah ketentuan. Penilaian kapabilitas proses yaitu
kemampuan proses untuk memenuhi spesifikasi kualitas, dievaluasi dari indeks kemampuan
untuk variabel kontinu (Alvarez., 2022). Pada data uji analisis disolusi tablet bulan Agustus-
awal desember didapatkan hasil tidak sesuai spesifikasi (dibawah 82%) sehingga tidak
dilakukan analisis kapabilitas proses,
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Diagram Ishikawa
Berdasarkan hasil analisis diagram diatas, terdapat beberapa hal yang berpotensi menjadi
penyebab beberapa parameter diatas mengalami penyimpangan yaitu:
1. Adanya penggantian alat
Prinsip kerja mesin kempa tablet adalah adanya tekanan dari upper dan lower punch pada
granul di dalam rongga die station. Tekanan tersebut dapat diatur pada mesin cetak tablet
sehingga akan menghasilkan tablet yang keras/lunak. Semakin besar tekanan pada lower/upper
punch maka tablet yang dihasilkan akan semakin keras. Untuk ukuran besar dan kecilnya tablet
diatur dengan pemilihan besar lubang pada die station, semakin besar lubangnya maka akan
menghasilkan tablet dengan ukuran yang besar.
Pada kasus terdapat perubahan mesin dari mesin kempa rotary 32 ke mesin kempa rotary
36. Beberapa perbedaan mendasar dari kedua mesin ini adalah jumlah die station, higher fill
depth dan kekuatan punch. Beberapa perbedaan tersebut dapat berpengaruh terhadap bobot dan
kekerasan tablet yang dihasilkan oleh mesin kempa. Kekerasan tablet akan mempengaruhi
waktu hancur. Disolusi obat biasanya berkaitan dengan waktu hancur tablet yang nantinya akan
mempengaruhi ketersediaan obat dalam cairan tubuh. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil
pengujian batch. Misalnya pada No. Batch 2021-8-01 yang mengalami peningkatan kekerasan
sampai batas atas (5kgN), berpengaruh pada penurunan
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
kerapuhan tablet (0,39%). Keadaan tersebut menyebabkan waktu hancur menjadi lebih lama
(7,9 menit) dan penurunan Dissolution rate (80,1%) melewati LSL. Namun, pada kasus
diinformasikan bahwa tidak terdapat validasi ulang proses saat pergantian mesin kempa
dengan merk Kambert.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka diperlukan tindakan preventif untuk menghindari
keterulangan. Preventif yang dapat ditawarkan adalah: Melakukan revalidasi proses setiap ada
perubahan, misalnya revalidasi jumlah bahan.
(Kambert, 2022; Ulfa, dkk.,2018; Schomberg, dkk.,2020).
2. Adanya rotasi analis QC, namun analis baru belum mengikuti pelatihan dan proses
analisis tidak ditemani oleh analis yang lama.
Program dan materi pelatihan bagi personil hendaklah disiapkan oleh masing-masing
kepala bagian yang dikoordinasi oleh kepala bagian manajemen/pemastian mutu. Program
yang dibuat harus telah melalui persetujuan bersama oleh masing-masing kepala bagian
manajemen/pemastian mutu. Program pelatihan tersebut setidaknya mencakup:
- materi umum yang harus diberikan kepada semua personil pada hari pertama
kerjanya;
- CPOB dasar (termasuk mikrobiologi dan higiene perorangan) kepada semua
personil;
- CPOB spesifik kepada personil berkaitan seperti bagi yang menangani pembuatan
produk steril, menangani pembuatan produk toksis atau berpotensi tinggi dan/atau
bersifat sensitisasi;
- pemahaman semua Protap, metode analisis, dan prosedur lain bagi personil
berkaitan; dan
- pengetahuan mengenai sifat bahan/produk, cara pengolahan, dan pengemasan.
Selain yang telah disebutkan sebelumnya, suatu program pelatihan hendaknya dibuat
secara spesifik untuk masing-masing tugas atau divisi. Tidak hanya membutuhkan pelatihan
namun pergantian personil juga adanya pendampingan dari supervisor lama atau asisten atau
personil yang sebelumnya mengisi posisi tersebut.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan Diagram Ishikawa pergantian personil yang
sebelumnya belum pernah melakukan pengujian, tidak didampingi personil lama, dan tidak
melalui proses pelatihan bisa menjadi akar dari permasalahan utama. Oleh sebab itu,
kedepannya supervisor produksi maupun divisi QC dapat membuat sistem pergantian personil
yang lebih baik serta mewajibkan adanya pelatihan dan pendampingan saat ada pergantian
personil.
(Badan POM RI, 2013; Badan POM RI, 2018)
3. Adanya kemungkinan beban kerja berlebih pada produksi di bulan April
Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi, berpengalaman dan
praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil hendaklah tidak dibebani tanggung jawab
yang berlebihan untuk menghindarkan risiko terhadap mutu obat. Kekurangan jumlah personil
cenderung mempengaruhi kualitas obat, karena mengakibatkan tugas akan dilakukan secara
tergesa-gesa dengan segala resikonya. Di samping itu kekurangan jumlah personil biasanya
mengakibatkan kerja lembur sering dilakukan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dan
mental baik bagi operator maupun supervisor atau malahan bagi personel pada tingkat lebih
tinggi, yaitu antara lain yang melakukan evaluasi dan / atau mengambil keputusan. Proses
penentuannya dapat dimulai dengan melakukan analisis tugas (job analysis) dan kemudian
mengalokasikan waktu dalam seminggu untuk tiap tugas yang harus diselesaikan. Pada kasus,
tidak diinformasikan terkait rotasi atau penambahan personil. Oleh karena itu, penambahan
jumlah batch pada bulan April dapat menjadi penyebab dari hasil uji parameter disolusi yang
mengalami penurunan. Selain itu, pada batch 2021-4-03 nilai disolusi hampir mendekati LSL.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
4. Ditemukan parameter OOS pada beberapa batch
Pada bulan Agustus-awal November ditemukan batch dengan parameter disolusi yang
tidak sesuai persyaratan. Menurut PerBPOM., 2018 Bets HULS (hasil uji diluar spesifikasi)
hendaklah tidak digabungkan dengan bets lain untuk tujuan memenuhi spesifikasi. Sebelum
melalui proses blending, tiap bets yang disatukan ke dalam gabungan bets hendaklah telah
dibuat dengan menggunakan suatu proses yang telah ditentukan dan hendaklah telah diuji
secara individu dan dibuktikan memenuhi spesifikasi yang sesuai. HULS atau tren atipikal
yang signifikan hendaklah diselidiki. Semua hasil HULS yang dikonfirmasi, atau tren negatif
yang signifikan, hendaklah dilaporkan kepada Badan POM. Dampak yang mungkin ada
terhadap bets yang telah berada di pasaran hendaklah dipertimbangkan sesuai Bab 9 PerBPOM
tentang Penanganan Keluhan terhadap Produk dan Penarikan Kembali Produk, dan
dikonsultasikan dengan Badan POM.
Seluruh laporan penyimpangan, investigasi dan HULS hendaklah dikaji sebagai bagian
dari pengkajian catatan bets sebelum bets diluluskan. Investigasi terhadap HULS lazimnya
tidak diperlukan untuk pengujian selama proses, yang bertujuan untuk memantau dan/atau
menyesuaikan proses. Tiap HULS yang diperoleh hendaklah diinvestigasi dan
didokumentasikan berdasarkan suatu prosedur. Prosedur ini hendaklah mensyaratkan analisis
data, penilaian apakah ada suatu masalah yang signifikan, alokasi tugas untuk tindakan
perbaikan dan kesimpulan. Pengambilan sampel ulang dan/atau pengujian ulang setelah
HULS hendaklah dilakukan berdasarkan prosedur terdokumentasi.
N. KESIMPULAN
Kapabilitas proses tablet Captopril 25 mg belum dapat dikategorikan baik, hal ini dapat dilihat
dari nilai Cp dan Cpk pada parameter keseragaman bobot dan kekerasan tablet. Industri Maju
Pharmaceutical perlu melakukan pelatihan pada analis pengujian disolusi dan melakukan
pendampingan kepada analis baru. Industri Maju Pharmaceutical juga Perlu melakukan
validasi ulang terhadap setiap pergantian atau perubahan yang dilakukan, terutama dalam
penggantian mesin.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
O. Daftar Pustaka
Alvarez dkk., 2022. Stability Assessment And Process Capability Analysis In A Food Pasta
Company.
Badan POM RI, 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
2021 Jilid I. Badan POM RI, Jakarta.
Badan POM RI, 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Badan POM RI, Jakarta.
Chen, C and Tsai, C.,2006. Measuring process capability index Cpk with fuzzy data. 27 (3). 733-
746.
Karo, Gidion Karo dan Makapedua, Jessie Deborah R., 2016. Analisis Masalah Kualitas Pada M/C
Crank Shaft M2 Dengan Menggunakan Tool Capability Process Di Pt Xyz, Pegangsaan Dua,
Jakarta. Journal Of Industrial Engineering & Management Systems.Vol. 9(8).
Kementerian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia, edisi VI. Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
Niazi, S. K., 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Over-the-Counter
Products, Volume 5. CRC Press, London.
Novitasari,, 2015. Analisis Kapabilitas Proses Untuk Pengendalian Kualitas Produk Pembatas
Buku Industri Rumahan. Jurnal Ekbis. Vol. Xiv (2).
Nugroho F. A., 2015. Analisa Statistik Melt Index Dan Density Pada Produk Uf – 1810 Series
Dengan Metode Statistical Process Control Pada Lldpe Plant Pt. Chandra Asri Petrochemical.
Jurnal Teknik Industri, Vol 4 (2).
PerBPOM., 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 13 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat
Yang Baik.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Ratnaningsih, D.J., 2020. Kapabilitas Proses Kinerja Layanan Pelayanan Publik Kota Bogor,
Jurnal Matematika, Sains dan Teknologi, 21(2), 99-110.
Rimantho. D., Athiyah., 2019. Analisis Kapabilitas Proses Untuk Pengendalian Kualitas Air
Limbah Di Industri Farmasi. Jurnal Teknologi. Vol. 11 (1).
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth
Edition. Pharmaceutical Press, London.
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
P. LAMPIRAN
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Lampiran 1.
Alur Proses
Tujuan: Memberikan informasi prosedur pengujian dissolution rate yang telah terstandar, agar dapat
menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi
Ruang lingkup: SOP hendaklah pada diterapkan saat melakukan pengujian disolusi tablet captopril 25
mg dengan menggunakan alat dissolution apparatus di Industri Maju Pharmaceutical
Tanggung Jawab
- Personil atau operator wajib mematuhi SOP ini
- Program pelatihan mengenai tata cara pelaksanaan SOP dilakukan oleh supervisor
- SOP dissolution rate wajib dipatuhi oleh semua personil yang melakukan uji disolusi
menggunakan alat dissolution apparatus
Prosedur:
1. Personil harus melakukan pengujian disolusi tablet dengan benar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan sesuai SOP pengujian disolusi tablet Captopril 25 mg
2. Uji Disolusi Tablet Captopril 25 mg dilakukan dengan membuat media disolusi 900 mL asam
klorida 0,01 N
3. Masukkan sejumlah volume media disolusi ke dalam 6 labu, dipasang termometer, dan alat
disolusi. Suhu diatur sebesar 37°C ± 0,5°C (sesuai suhu tubuh), sudah mencapai suhu tersebut
termometer dikeluarkan
4. Masukkan tablet yang akan diuji ke dalam enam labu masing-masing 1 tablet (jangan sampai
muncul gelembung pada permukaan tablet), jika muncul gelembung dapat mempengaruhi hasil
pengujian
5. Ketika semua sudah siap, alat siap dijalankan
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
Lampiran 3
Studi Preformulasi
Studi Preformulasi Tablet Captopril 25 mg
a. Captopril
Struktur
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; bau khas seperti sulfida; melebur
pada suhu 104-110℃
Kemurnian
a. Susut pengeringan Tidak lebih dari 1,0%
b. Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2%
c. Logam berat Tidak lebih dari 30 bpj
Batas kadar/potensi Tidak kurang dari 97,5 % dan tidak lebih dari 102,0 % C9H15NO3S,
dihitung terhadap zat kering.
b. Ludipress®
Pemerian Serbuk butiran berwarna putih; dapat mengalir bebas; tidak berbau
dan tidak berasa.
Pemerian Berwarna putih hingga putih krem, halus, mampu mengalir bebas,
praktis tidak berasa, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
d. Magnesium stearat
Pemerian Bubuk halus berwarna putih muda, bebas dari butiran, voluminous,
dan berbau samar khas asam stearat. Serbuknya sedikit berminyak
saat disentuh dan mudah menempel di kulit.
Lampiran 3.
1. Formulir Spesifikasi Tablet
FORMULIR SPESIFIKASI TABLET
Bahan aktif obat tiap tablet Captopril 25 mg dengan persyaratan kadar 90-110% dari jumlah 25 mg
Spesifikasi kemasan dan Kemasan blister alu-alu, 10 blister per box sekunder
penandaan
Penyimpanan Simpan di tempat sejuk, kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung, dan
dalam wadah tertutup rapat
1. PT Raw Materialindo
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; bau khas seperti sulfida; melebur pada 104-110℃
Identifikasi Telah memenuhi identifikasi seperti tertera pada metode identifikasi bahan awal Captopril
nomor 001
Batas kadar/potensi ≥ dari 97,5 % dan tidak lebih dari 102,0 % C9H15NO3S, dihitung terhadap zat kering.
Kondisi penyimpanan Tempat sejuk, kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung, dan dalam wadah
tertutup rapat yang kedap air dan udara
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
SPESIFIKASI BAHAN AWAL
1. PT Kimiatama
Pemerian Serbuk butiran berwarna putih; dapat mengalir bebas; tidak berbau; tidak berasa.
Identifikasi Telah memenuhi identifikasi seperti tertera pada metode identifikasi bahan awal
Ludipress nomor 002
Kondisi penyimpanan Simpan di tempat sejuk, kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung, dan
dalam wadah tertutup rapat yang kedap air dan udara
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
1. PT Indo Acidatama
Pemerian Berwarna putih hingga putih krem, halus, praktis tidak berasa, tidak berbau
Identifikasi Telah memenuhi identifikasi seperti tertera pada metode identifikasi bahan awal
Kollidon CL nomor 005
Kondisi penyimpanan Simpan di tempat sejuk, kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung, dan
dalam wadah tertutup rapat yang kedap air dan udara
LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK
(PMP)
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
PT MAJU PHARMACEUTICAL
0274 112233 home@majumail.com
1. PT Indo Acidatama
Pemerian Bubuk halus; putih muda; bebas dari butiran; volumeinus; berbau samar khas asam
stearat; sedikit berminyak saat disentuh; mudah menempel di kulit.
Identifikasi Telah memenuhi identifikasi seperti tertera pada metode identifikasi bahan awal
Magnesium stearat nomor 065
Kondisi penyimpanan Simpan di tempat sejuk, kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung, dan dalam wadah
tertutup rapat yang kedap air dan udara
Lampiran 4.
3. Dokumentasi CAPA
TABEL EVALUASI CAPA
PRODUKSI TABLET CAPTOPRIL 25 mg SEPANJANG TAHUN 2021
- Nama Industri : PT MAJU PHARMACEUTICAL
- Alamat : Jalan Merdeka No.17 Paingan Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
- Tujuan inspeksi : Mengetahui penyebab ketidakstabilan dan tren analisis keseragaman bobot, kekerasan, dan dissolution rate
pada produksi tablet Captopril 25 mg sepanjang tahun 2021; serta menentukan tindakan preventif yang tepat
- Tanggal inspeksi : 24 Maret 2022
Temuan Persyaratan Root Cause Analysis CAPA Status Batas Waktu Penanggung jawab
Nilai Cp kekerasan (0,69) - Nilai Cp > 1 dan - Adanya perubahan mesin PA: Dalam proses 1 minggu -Produksi
dan CpK dari parameter nilai CpK ideal kempa pada produksi tablet 1. Jika terjadi perubahan jenis mesin (apt. Darariri, S.Farm.)
keseragaman bobot (1,02) lebih besar atau captopril 25 mg di bulan maka perlu dilakukan divalidasi -PPIC
dan kekerasan (0,65) sama dengan 1,33 Agustus 2021, namun tidak ulang (apt. Nasya, S.Far)
menunjukkan proses yang - Disolusi tablet dilakukan validasi ulang 2. Melakukan evaluasi kinerja -QC
dilakukan dapat yang diharapkan - Adanya penambahan batch personel dan memastikan (apt. Rino, S.Far)
menyebabkan industri Q20 produk dalam satu bulan (di kemampuan personil dalam 1 minggu
penyimpangan produk >82% bulan April), namun tidak menjalankan SOP produksi yang
secara terus menerus. Selain diinformasikan terkait adanya telah ditetapkan
itu didapatkan data disolusi penggantian atau penambahan 3. Menyusun agenda dan
yang OOS pada bulan jumlah personil. melaksanakan pelatihan untuk
Agustus-Desember - Adanya rotasi analis QC, setiap personel
namun analis tersebut belum
pernah menguji disolusi tablet
sebelumnya dan tidak ada
pelatihan khusus maupun
pendampingan dari analis
lama. analis tersebut menguji
di bulan November dan
Desember 2021
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
Lampiran 4.
Pengendalian Perubahan
Departemen: Seksi:
Pengawasan Mutu Pembuat Prosedur Tetap
1. Tujuan
1.1. Menetapkan prosedur untuk menghindarkan perubahan yang tak terkendali terhadap sistem
dan prosedur, peralatan dan proses yang sudah divalidasi, sehingga memperkecil risiko
dampak yang merugikan terhadap mutu produk dalam proses.
1.2. Menganalisis dan menanggulangi dampak perubahan yang akan dilakukan terhadap kualitas
obat baik secara langsung maupun tidak langsung.
1.3. Mengelola perubahan yang berkaitan dengan persyaratan Izin Edar Obat hendaklah merujuk
ke Pedoman Tata Laksana Registrasi Obat Direktorat Penilaian Obat dan Produk Biologi
Badan POM yang berlaku.
2. Ruang lingkup
Protap ini meliputi semua perubahan yang berhubungan dengan mutu produk.
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
3. Tanggung Jawab
3.1. Semua Kepala Departemen terkait bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur ini
untuk perubahan yang berlaku di Departemen masing-masing.
3.2. Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengevaluasi usulan perubahan,
memberikan persetujuan terhadap usulan perubahan, mengkoordinasi dan memantau
pelaksanaan perubahan.
4. Jenis Perubahan yang Ditangani Melalui Pengendalian Perubahan
4.1. Perubahan pada fasilitas dan sarana antara lain:
4.1.1. Gudang bahan awal, bahan pengemas, dan produk jadi
4.1.2. Denah/tata letak ruang pabrik
4.1.3. Lokasi atau ruangan produksi dan laboratorium
4.1.4. Sistem penunjang misalnya Sistem Tata Udara, Sistem Pengolahan Air, dan Sistem
Udara Bertekanan.
4.2. Perubahan pada peralatan antara lain:
4.2.1. Peralatan/mesin produksi, termasuk bagian alat/mesin (suku cadang, peralatan ganti,
perangkat lunak) yang dapat menimbulkan dampak pada mutu produk
4.2.2. Peralatan untuk analisis
4.3. Perubahan pada proses produksi:
4.3.1. Formula atau komposisi produk baik secara kualitatif maupun kuantitatif
4.3.2. Proses produksi termasuk parameter proses; dan
4.3.3. Ukuran bets lebih dari 25%
4.4. Proses pembersihan peralatan
4.5. Perubahan pada stabilitas:
4.5.1. Masa edar atau “shelf life”
4.5.2. Parameter pengujian, interval pengujian, dan interval sampling
4.6. Perubahan pada pabrik pembuat bahan awal termasuk menambahkan, mengganti, maupun
memindahkan lokasi pabrik
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
5.7. Bila semua Bagian terkait memberikan tanggapan terhadap usul perubahan, maka Kepala
Bagian Pemastian Mutu menyetujui atau menolak usulan perubahan dan diotorisasi Kepala
Pabrik, bila perubahan memerlukan biaya dan investasi
5.8. Mulailah mempersiapkan perubahan dengan mengikuti petunjuk dan mengisikan Formulir
II Checklist Persiapan Perubahan (Lampiran 2)
5.9. Siapkan dokumen/proses yang diperlukan untuk menunjang ataupun terimbas oleh
perubahan
5.10. Bila semua sudah dipersiapkan, laksanakan perubahan dan lakukan semua tindakan yang
diperlukan, misalnya pelatihan karyawan, kualifikasi/validasi, uji stabilitas
5.11. Setelah semua perubahan dan semua dokumen/proses pendukung selesai, isi formulir III
Otorisasi Pemberlakuan Perubahan (Lampiran 3). Serahkan formulir yang telah diisi dan
ditandatangani Kepala Bagian Pemastian Mutu beserta semua dokumentasinya
5.12. Bagian Pemastian Mutu akan memeriksa kelengkapan dokumen dan memberikan otorisasi
yang menandakan bahwa perubahan telah selesai dilakukan
5.13. Secara berkala (tiap bulan atau tergantung keperluan), Kepala Bagian Pemastian Mutu
dan/atau petugas yang ditunjuk akan mengundang Departemen terkait untuk memantau
progres tindakan yang harus diselesaikan sehubungan dengan usulan perubahan terkait.
6. Lampiran
6.1. Formulir I Formulir Usulan Perubahan
6.2. Formulir II Checklist Persiapan Perubahan
6.3. Formulir III Otorisasi Pemberlakuan Perubahan
7. Dokumentasi
Semua kertas kerja yang terkait dengan pengendalian perubahan didokumentasikan di Bagian
Pemastian Mutu dan bila perlu di Bagian lain terkait.
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
8. Riwayat
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi
No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Kepala Bagian Produksi
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
Lampiran 6
Protap Penanganan Penyimpangan
1. Pendahuluan
Yang dimaksud penyimpangan dalam Protap ini adalah semua kejadian yang tidak direncanakan
ataupun pada kondisi tertentu akan terjadi potensi penyimpangan selama dan / atau sesudah proses
pembuatan obat. Protap ini berlaku untuk:
Bets antara lain:
● Penyimpangan dari Prosedur Pengolahan Induk;
● Penyimpangan terhadap Prosedur Pengemasan Induk;
● Memenuhi spesifikasi dalam proses, produk antara, produk ruahan maupun produk jadi.
Nonbets antara lain:
● Sarana penunjang misalnya Sistem Tata Udara, Sistem Pengolahan Air, listrik, uap air, dll;
● Penyimpangan hasil pemantauan lingkungan;
● Penyimpangan terhadap Protap.
2. Ruang Lingkup
Protap ini hanya berlaku untuk proses dan sistem, tidak mencakup uji di laboratorium yang ditangani
tersendiri melalui Hasil Uji diLuar Spesifikasi (HULS).
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
3. Tujuan
Sasaran utama dari Protap ini adalah untuk: menjamin bahwa semua penyimpangan yang ditemukan
pada saat proses pembuatan berlangsung selalu diselidiki, diperbaiki dan didokumentasikan,
menilai tingkat risiko penyimpangan yang terjadi dan dampaknya terhadap kualitas, keamanan dan
efektivitas produk, mengatur cara penanggulangannya, menganalisis masalah dan risiko,
menentukan langkah perbaikan yang harus diambil, melakukan analisis masalah sampai pada akar
permasalahan untuk menghindarkan keberulangan penyimpangan yang sama.
4. Tanggung jawab
4.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengendalikan semua penyelidikan
penyimpangan serta memastikan agar :
● Semua penyimpangan harus diidentifikasi, dilaporkan, diselidiki, dan didokumentasi
sedemikian rupa sehingga kemungkinan dampak terhadap mutu, keamanan, dan khasiat
sepenuhnya dapat dievaluasi;
● Dilakukan evaluasi yang tepat terhadap semua tindakan yang akan dilaksanakan pada bets
terkait dan dapat diambil langkah yang tepat, efisien dan efektif untuk mencegah
terulangnya penyimpangan;
● Diambil keputusan akhir terhadap status suatu bets yang terkait dengan penyimpangan;
● Memutuskan perlu / tidak dilakukan pengamatan lanjutan terhadap bets terkait, misalnya
uji stabilitas
4.2 Siapa pun yang mendeteksi suatu penyimpangan selama pembuatan, dan kegiatan lain manapun
bertanggung jawab untuk segera melaporkan penyimpangan tersebut sesuai dengan sistem yang
ditetapkan.
4.3 Unit terkait dengan jenis penyimpangan melakukan investigasi baik per bagian maupun bersama.
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
5. Prosedur
5.1 Segera hentikan proses yang sedang berlangsung.
5.2 Ambil tindakan setempat misalnya melindungi produk dengan cara menutupnya.
5.3 Pisahkan produk dan beri tanda status yang jelas.
5.4 Supervisor yang bersangkutan harus segera melaporkan pada Kepala Bagian Produksi.
5.5 Semua penyimpangan yang ditemukan baik oleh Departemen terkait maupun Departemen lain
misalnya :
● Suhu, selisih tekanan antar ruang produksi oleh Inspektur Pemastian Mutu atau Teknik;
● Mutu Air Murni oleh Laboratorium Mikrobiologi;
● Kadar zat aktif tidak memenuhi syarat oleh Pengawasan Mutu harus dilaporkan oleh
Departemen tersebut.
5.6 Isi Formulir I Lampiran Protap Penanganan Penyimpangan :
5.6.1 Nomor Penyimpangan diisi oleh Bagian Pemastian Mutu saat melakukan pengkajian
laporan.
5.6.2 Jabarkan bentuk penyimpangan yang ditemukan dan tindakan sementara yang telah
diambil serta kemungkinan dampaknya terhadap mutu produk.
5.6.3 Kirimkan laporan tersebut kepada Kepala Bagian Departemen terkait untuk diperiksa dan
ditandatangani dan selanjutnya kirim ke Kepala Bagian Pemastian Mutu.
5.6.4 Pemastian Mutu melakukan kajian dan menyetujui jenis dan risikonya.
5.6.5 Gunakan Formulir II untuk melakukan evaluasi dan penelusuran penyebab penyimpangan
dengan berbagai cara untuk mendapatkan akar masalah dari penyimpangan. 5.6.6 Dari
hasil penyelidikan berikan usul tindak lanjut perbaikan dan pencegahan serta penanggung
jawab pelaksana dan batas waktu tindakan tersebut
5.6.7 Kepala Bagian Departemen terkait memeriksa dan menandatangani penyelidikan dan usul
tindak perbaikan dan pencegahan.
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
5.6.8 Kirimkan Formulir II kepada Kepala Bagian Pemastian Mutu, yang akan melakukan
pengkajian terhadap hasil penyelidikan dan usul tindak perbaikan dan pencegahan. Bila
Kepala Bagian Pemastian Mutu belum puas dengan hasil penyelidikan maupun usulan
yang diajukan, ia dapat mengembalikan dan / atau bersama bagian lain melakukan
pengkajian ulang.
5.6.9 Setelah disetujui, lakukan tindakan perbaikan dan pencegahan dan isi Formulir III.
5.6.10 Setelah semua tindakan dilaksanakan, kirimkan kepada Kepala Bagian terkait untuk
diperiksa dan ditandatangani.
5.6.11 Kirimkan kepada Kepala Bagian Pemastian Mutu yang akan melakukan verifikasi
terhadap tindakan perbaikan dan menutup kasus Penyimpangan.
6. Lampiran
6.1 Formulir 1: Laporan Penyimpangan dan Tindakan yang Telah Diambil
6.2. Formulir II: Penyelidikan Penyimpangan
6.3. Formulir III: Penanganan Tindakan Perbaikan dari Penyimpangan
7. Riwayat
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Kepala Bagian Produksi
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
PT MAJU PHARMACEUTICALS
Jalan Merdeka No.17 Paingan
Kec. Depok Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 551122
0274 112233
PT MAJU PHARMACEUTICAL home@majumail.com
Formulir 1
Laporan Penyimpangan dan Tindakan yang telah Diambil
Penyimpangan No 1
Catatan:
Proses validasi harus dilakukan jika ada penggantian alat dengan jenis yang berbeda
Apakah ada bets atau produk lain yang terkena imbas: Tidak
Jelaskan bilaya:-
Formulir 2
Penyelidikan Penyimpangan
Penyimpangan No :1
Penyelidikan
Usulan Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective Action and Preventive Action/CAPA) yang akan dilakukan:
Tindakan Penanggung jawab Batas waktu Paraf dan tanggal
- Produksi:
Jika terjadi perubahan jenis mesin maka perlu (apt. Darariri,
Kepala Bagian Produksi
didokumentasikan dan divalidasi ulang S.Farm.)
(apt. Calista, S. Farm.)
- PPIC 1 minggu
(apt. Nasya, S.Far) Tanda Tangan : Calista
Melakukan evaluasi kinerja personel dan - QC 01/02/2021
memastikan kemampuan personil dalam (apt. Rino, S.Far)
menjalankan SOP produksi yang telah Kepala Bagian Pemastian
ditetapkan Mutu
(apt. Pachinko, S. Farm.)
Menyusun agenda dan melaksanakan pelatihan Tanda Tangan : Pachinko
untuk setiap personel 01/02/2021
- Tidak diperlukan
Formulir III
Otorisasi Penanganan Tindakan Perbaikan dari Penyimpanan
Penyimpangan No 1
Tanggal 2021-9-01
Kesimpulan
Tindakan pencegahan menjadi poin penting yang perlu diinformasikan kepada seluruh personil yang terlibat dalam
produksi tablet captopril 25 mg
Penyimpangan telah didokumentasikan oleh personel produksi dan dilaporkan kepada bagian produksi dan tindakan
pencegahan sedang dalam proses pelaksanaan
Yogyakarta, 01-09-2021
Cindy
Lampiran 7
Program pelatihan personil
Uji Stabilitas tablet Analis baru Atasan yang Ceramah, slide, Saat mulai Tertulis dan peragaan
Captopril 25 mg bersangkutan film, dan bekerja ditempat
peragaan yang
bersangkutan