Anggota kelompok :
Ancilla Yovita Devi Setiawan, S.Farm (218115133)
Petronela Meyliski Angelina Sambut, S.Farm (218115139)
Fernadya Yuniar Sari Wedu, S.Farm (218115141)
Stellamaris Aprilia Sota Nanga, S.Farm (218115150)
Nadya Apriskiani Malo, S.Farm (218115154)
Yudhy Gollu Wola, S.Farm (218115156)
Beatrix Woa Raga, S.Farm (218115158)
Laras Nahdif Ulvia, S.Farm (218115161)
Kelas/Kelompok : B/5
PENDAHULUAN
A. KASUS
50.00 Dimenhidrinat 50
Natrium kroskarmelosa
2.29 2.29
(Ac-Di-Sol, SD-711)
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEDIAAN TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, tablet dibagi menjadi tablet cetak dan
kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan dikempa dan merupakan sediaan yang
paling banyak digunakan (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pada kasus ini, tablet dibuat dengan metode kempa langsung dengan zat aktif
yang digunakan adalah Dimenhidrinat. Tablet kempa dibuat dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Metode ini membutuhkan eksipien yang memungkinkan
pengempaan langsung tanpa tahapan granulasi dan juga merupakan metode yang
dapat meminimalisir masalah yang timbul saat proses granulasi basah dan kering.
Meskipun demikian, pemilihan eksipien dan sifat fisik dari masing-masing eksipien
terutama bahan pengisi merupakan hal-hal kritis. Bahan pengisi yang sebaiknya
dipilih adalah yang memiliki sifat alir yang baik dan memiliki kemampuan kempa
yang sesuai spesifikasi. Sedikit perubahan pada formula dapat mengubah sifat alir dan
proses pengempaan menjadi tidak sesuai (Zaman dan Sopyan, 2020).
3. Laktosa
4. Natrium Kroskarmelosa
6. Asam Stearat
7. Magnesium stearat
Fungsi : Lubrican
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENENTUAN MASALAH
Masalah utama yang ditemui dalam kasus ini adalah tablet Dimenhidrinat 50
mg pada batch ke-5 didapatkan hasil produksi mengalami OOS (Out of Specification)
Pada proses produksi tablet dimenhidrinat pada batch ke-5, mesin yang
digunakan dalam proses mixing yaitu alat mixer tipe V. Salah satu desain
blender yang umum digunakan untuk memadukan bahan granul. Mesin
blender V melakukan proses pencampuran untuk pencampuran serbuk kering
secara homogen saat mixer berputar. Mesin ini bekerja dengan
menggabungkan pemisahan dan penggabungan antar partikel sehingga
memiliki pencampuran yang cepat. Perlu memahami mekanisme pencampuran
dari alat ini karena cara serbuk dimasukkan ke dalam blender dapat mengubah
waktu pencampuran. Volume blender biasanya menempati 60% dari volume
V-shell dimana 40% adalah volume udara untuk bercampur dan mengalir
(Adnan, et al., 2015).
Pada kasus ini, mesin tersebut mengalami kerusakan (mati) ketika
tahap akhir proses mixing telah berjalan selama 3 menit. Setelah mesin
diperbaiki oleh bagian teknisi, proses mixing dimulai kembali dari awal. Hal
ini mengakibatkan adanya perubahan waktu mixing menjadi lebih lama, yang
sebelumnya berdasarkan manufacturing direction dicampur selama 5 menit.
Namun, karena adanya restart maka lama pencampuran menjadi lebih dari 5
menit atau sekitar 8 menit. Proses mixing yang terlalu lama, terutama jika ada
bahan pelicin yaitu Mg stearat yang bersifat hidrofobik, akan menyebabkan
tablet yang dilapisi lubrikan akan semakin sempurna pelapisannya. Tablet
yang dilapisi sempurna oleh Mg stearat akan menyebabkan tablet tersebut sulit
untuk hancur/waktu hancur akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena Mg
stearat bersifat hidrofobik (takut akan air) sehingga untuk hancur di dalam
tubuh akan menjadi semakin lama dan ketika Mg stearat mengelupas dan
membentuk lapisan film di sekitar partikel substrat menyebabkan sulit untuk
dihancurkan (Li, 2014). Maka dari itu, perlunya memperhatikan dan
memahami mekanisme kerja dan pengecekan kembali sebelum alat ini
digunakan untuk proses mixing. Perusahaan memperbaiki program
pemeliharaan mesin, pemeliharaan mesin sebaiknya juga dilakukan pada
bagian internal mesin, sehingga kerusakan internal mesin dapat diketahui.
Mesin mengalami gangguan bisa dari faktor lain seperti mati listrik,
maka perlu memastikan tidak terjadinya pemadaman listrik saat proses
produksi. Pemadaman listrik tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Namun perusahaan dapat berkoordinasi dengan PLN untuk pemadaman listrik
bergilir sehingga sebelum listrik mati, perusahaan bisa mempersiapkan untuk
menyalakan genset.
2. Melakukan Pengecekan Spesifikasi Bahan Jika Terdapat Perubahan Bahan
Pada Proses Produksi
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus yang ada, setelah dikaji dan dianalisis kami menarik beberapa kesimpulan:
Adnan, M.A., et. al., 2015. Design and Development of V-Blender Machine, Part 5. 2nd
Integrated Design Project Conference (IDPC). 1-12.
Anonim, 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Eudralex, 2014. Good Manufacturing Practice Medicinal Products for Human and Veterinary
Use. European Commission. Vol (4). pp. 35.
Hariyanto, S., 2007. Penentuan Nilai Standar Persentase Produk Cacat Pada Pembuatan Peleg
Truck Di PT. X. TRANSMISI. Vol 3. Edisi 1. pp. 250
Jakubowska, E. and Ciepluch, N., 2021. Blend Segregation in Tablets Manufacturing and Its
Effect on Drug Content Uniformity—A Review. Pharmaceutics Journal. 13. 2-27
Kementerian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Kementerian Kesehatan
RI, Jakarta.
Li, J. and Wu, Y., 2014. Lubricants in Pharmaceutical Solid Dosage Forms. Lubricants, 2(1),
pp.21-43.
Zaman, N. N., Sopyan, I., 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet.
Majalah Farmasetika, 5(2), 82-93.
WHO, 2013. Deviation Handling and Quality Risk Management. World Health Organization,
Switzerland.
LAMPIRAN
Dokumen CAPA
Alamat : Jln Mantung, Dusun 3, Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa tengah
Tujuan Inspeksi : Menganalisis dan mengatasi permasalahan waktu hancur dan kekerasan yang dinyatakan OOS pada tablet Dimenhidrinat 50
mg pada produksi batch 5
Tanggal inspeksi : 17 Mei 2022
Nama inspektur : Apt. Seline, S.Farm
No Temuan Persyaratan Root cause analysis CAPA Status Batas waktu Penanggung
penyelesaian jawab
1. Waktu hancur dan - Waktu - Terjadi kerusakan CA: CA: PPIC, QC dan
Kekerasan tablet hancur alat mixer. - Tablet Dalam proses 22 Mei 2022 Divisi produksi
Dimenhidrinat 50 tablet Kerusakan terjadi Dimenhidrinat PA:
mg pada batch 5 Dimenhidr saat proses 50 mg pada Dalam proses
tidak memenuhi inat pencampuran akhir batch 5 yang
spesifikasi atau Waktu hancur sudah berjalan telah
OOS tablet tidak selama tiga menit. dinyatakan
bersalut adalah Setelah perbaikan OOS disimpan
kurang dari 15 alat, mesin di ruang
menit (Kemenkes di-restart yang karantina
RI,2020). menyebabkan terlebih dahulu
- Kekerasan tablet waktu dan kemudian
Dimenhidrinat pencampuran tidak dilakukan
yang diinginkan sesuai SOP (>5 re-work
adalah kurang dari menit) atau sekitar PA:
atau sama dengan 8 menit - Melakukan
6 Kpa - Saat produksi pengecekan
tablet alat secara
Dimenhidrinat 50 rutin, untuk
mg pada batch 5, menghindari
terdapat pergantian terjadinya
bahan dikarenakan kerusakan saat
stock out. Bahan proses
yang diganti produksi
adalah Avicel 101 sedang
menjadi Avicel berlangsung
102. - Memperbaiki
manajemen
penyediaan
bahan untuk
menghindari
stock out.
- Jika dilakukan
penggantian
bahan, maka
perlu
dipastikan
spesifikasi
bahan terkait
grade dan
kesesuain sifat
fisika dan
kimia.