Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MPK INDUSTRI

PROBLEM BASED LEARNING (PBL 1)


ANALISIS PERMASALAHAN PRODUKSI FARMASI

Anggota kelompok :
Ancilla Yovita Devi Setiawan, S.Farm (218115133)
Petronela Meyliski Angelina Sambut, S.Farm (218115139)
Fernadya Yuniar Sari Wedu, S.Farm (218115141)
Stellamaris Aprilia Sota Nanga, S.Farm (218115150)
Nadya Apriskiani Malo, S.Farm (218115154)
Yudhy Gollu Wola, S.Farm (218115156)
Beatrix Woa Raga, S.Farm (218115158)
Laras Nahdif Ulvia, S.Farm (218115161)

Kelas/Kelompok : B/5

Dosen Pengampu : Dr. apt. Agatha Budi Susiana Lestari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. KASUS

Setiap tahun, suatu industri farmasi rutin memproduksi tablet dimenhidrinat 50 mg


yang dibagi dalam 1 batch pembuatan setiap bulan. waktu penyelesaian setiap batch
adalah 3 hari sampai terbentuk produk jadi. pada saat siklus pembuatan batch ke-5 di
tahun 2021, sebelum tahap pengemasan, ternyata kekerasan dan waktu hancur tablet
dimenhidrinat dinyatakan Out of Specification (OOS) oleh bagian pengawasan mutu.

B. HASIL PENGGALIAN INFORMASI


1. Pada batch lima, sebelum tahap pengemasan produk tablet dimenhidrinat
dinyatakan OOS dari parameter waktu hancur dan kekerasan tablet.
2. Personalia untuk semua tahap produksi sudah terkualifikasi dan melalui proses
training. Pada awal bulan mei terjadi rotasi staf pada metode mixing, dan staff
baru sudah menerima training CPOB.
3. Formula tablet Dimenhidrinat 50 mg adalah sebagai berikut:

Scale Jumlah per 1000 tab


Nama bahan
(mg/tab) (g)

50.00 Dimenhidrinat 50

50.00 Selulosa mikrokristal (AvicelTM PH 101) 50

125.00 Laktosa 125

Natrium kroskarmelosa
2.29 2.29
(Ac-Di-Sol, SD-711)

1.00 Fumed silicon dioxide 1.00

0.50 Asam stearat 0.50

0.50 Magnesium stearat 0.50


Sedangkan untuk petunjuk pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Dimenhidrinat, fumed silicon dioxide, dan asam stearat diayak secara
terpisah menggunakan saringan ukuran 40 mesh
- Selulosa mikrokristal dan natrium kroskarmelosa serta dimenhidrinat dan
fumed silicon dioxide yang telah diayak kemudian dicampur bersama
menggunakan V-Mixer selama 3 menit.
- Pada V-Mixer, ditambahkan laktosa kemudian dicampur selama 17 menit.
- Asam stearat ditambahkan kedalam V-Mixer kemudian dicampur selama 3
menit.
- Magnesium stearat ditambahkan kedalam V-Mixer kemudian campur
selama 5 menit.
- Campuran bahan kemudian dikempa menggunakan 3/8 flat, beveled-edge
punches hingga mencapai kekerasan 6 kp dan berat rata-rata tablet 228 mg.
4. Semua prosedur sudah mengikuti SOP.
5. Pada pertengahan bulan maret 2021 PPIC melaporkan persediaan bahan awal
di gudang, dan ditemukan terdapat 1 bahan yang hampir habis (stock out)
yaitu Avicel PH 101 (MCC/Microcrystalline cellulose). Persediaan di gudang
tidak cukup untuk produksi bulan Mei, hanya cukup untuk produksi bulan
April. PPIC telah melakukan pemesanan untuk Avicel PH 101, ternyata
persediaan MCC di supplier kosong dan baru ada pada bulan Juni 2021. Di
gudang tersedia MCC 102, 103, dan 105 setelah didiskusikan disepakati dan
disetujui oleh manajer QA, maka khusus untuk produksi di bulan Mei 2021,
MCC 101 digantikan MCC 102.
6. Prosedur penyimpanan produk sebelum pengemasan sudah mengikuti SOP
dan suhu penyimpanan pada suhu ruang terkendali.
7. Tidak ada penggantian supplier dan bahan yang biasa digunakan sudah
terkualifikasi.
8. Alat yang digunakan dalam produksi sudah sesuai dan terkalibrasi.
9. Tahapan pencampuran digunakan alat V mixer yang sempat mati ketika proses
sudah berjalan 3 menit. lalu teknisi memperbaiki alat tersebut kemudian
proses mixing dimulai kembali dari awal (restart) dan sudah
didokumentasikan pemadaman alat secara tiba-tiba tersebut.
10. Spesifikasi tablet: tablet berwarna putih; bobot 228 mg ± 10% (205,2-250,8
mg); diameter 8 mm; ketebalan 3 mm ± 5% (2,85-3,15 mm); waktu hancur
kurang dari 15 min; kekerasan tidak kurang dari 6 kPa; kerapuhan kurang dari
1%; dissolution rate : Q45 = tidak kurang dari 75%; kadar 90-110%.
11. OOS baru terjadi sekali.
12. Spesifikasi tablet dimenhidrinat 50 mg batch ke-5 yaitu waktu hancur = 15,9
menit; kerapuhan tablet = 0,3-0,5%; kekerasan 5,6 kPa; Q45 = 82%; kadar
96-102%.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEDIAAN TABLET

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, tablet dibagi menjadi tablet cetak dan
kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan dikempa dan merupakan sediaan yang
paling banyak digunakan (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Pada kasus ini, tablet dibuat dengan metode kempa langsung dengan zat aktif
yang digunakan adalah Dimenhidrinat. Tablet kempa dibuat dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Metode ini membutuhkan eksipien yang memungkinkan
pengempaan langsung tanpa tahapan granulasi dan juga merupakan metode yang
dapat meminimalisir masalah yang timbul saat proses granulasi basah dan kering.
Meskipun demikian, pemilihan eksipien dan sifat fisik dari masing-masing eksipien
terutama bahan pengisi merupakan hal-hal kritis. Bahan pengisi yang sebaiknya
dipilih adalah yang memiliki sifat alir yang baik dan memiliki kemampuan kempa
yang sesuai spesifikasi. Sedikit perubahan pada formula dapat mengubah sifat alir dan
proses pengempaan menjadi tidak sesuai (Zaman dan Sopyan, 2020).

B. STUDI PREFORMULASI TABLET DIMENHIDRINAT


1. Dimenhidrinat

Bobot molekul : 470 g/mol

Deskripsi : Dimenhidrinat berupa bubuk putih kristal

Titik lebur : 216 – 225 °F

Kelarutan : Sukar larut ( 1 – 10 mg/mL pada 72 °F )


Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup di tempat sejuk dan kering

Fungsi : Antihistamin dan antiemetik

(Kementerian Kesehatan RI, 2020)

2. Selulosa mikrokristal (AvicelTM PH 101)

Ukuran Partikel : 150-250 𝜇m

Density (bulk) : 0,71 g/ml

Density (taped) : 0,78 g/ml

Density (true) : 1,589 g/ml

Stabilitas penyimpanan : Stabil dalam tempat yang kering dan tidak


lembab

Bobot molekul : 342,30 g/mol

Deskripsi : Partikel kristal putih seperti bubuk. Laktosa


anhidrat biasanya mengandung 70–80%
anhydrous b-lactose dan 20-30% anhydrous
a-lactose.

Kelarutan : Larut dalam air; sedikit larut dalam etanol


(95%) dan eter; 40 g / 100 mL pada 258°C untuk
produk bahan biasa Sheffield Pharma

Fungsi : Bahan eksipien tablet yang dapat dikompres


langsung; pembawa inhaler bubuk kering;
pengencer tablet dan kapsul; bahan pengisi tablet
dan kapsul

3. Laktosa

Ukuran Partikel : 150-250 𝜇m

Density (bulk) : 0,71 g/ml

Density (taped) : 0,78 g/ml

Density (true) : 1,589 g/ml

Stabilitas penyimpanan : Stabil dalam tempat yang kering dan tidak


lembab
Bobot molekul : 342,30 g/mol

Deskripsi : Partikel kristal putih seperti bubuk. Laktosa


anhidrat biasanya mengandung 70–80%
anhydrous b-lactose dan 20-30% anhydrous
a-lactose.

Kelarutan : Larut dalam air; sedikit larut dalam etanol (95%)


dan eter; 40 g / 100 mL pada 258°C untuk produk
bahan biasa Sheffield Pharma

Fungsi : Bahan eksipien tablet yang dapat dikompres


langsung; pembawa inhaler bubuk kering;
pengencer tablet dan kapsul; bahan pengisi tablet
dan kapsul

4. Natrium Kroskarmelosa

Bobot molekul : 240,21 g/mol

Density (bulk) : 0,529 g/cm3

Density (taped) : 0,819 g/cm3

Density (true) : 1.543 g/cm3

Stabilitas penyimpanan : Stabil dalam penyimpanan dalam wadah


tertutup baik

Fungsi : Densintegran atau penghancur pada formulasi


tablet, digunakan sebanyak 0,5 % - 5,0 % w/w

5. Fumed silicon dioxide

Ukuran partikel : 7-16 nm

Density (bulk) : 0.029-0.042 g/cm3

Bobot molekul : 60.084 g/mol

Titik didih : 2230oC

Titik leleh : 1703oC

Luas permukaan spesifik : 100-400 m2/g

Stabil penyimpanan : Stabil dalam penyimpanan dalam wadah


tertutup baik
Fungsi : Glidant

6. Asam Stearat

Bobot molekul : 284.5 g/mol

Density (bulk) : 0, 537 g/cm3

Density (taped) : 0,571g/cm3

Density (true) : 0,980 g/cm3

Moisture content (%) : Magnesium stearat hampir tidak mengandung


air

Luas permukaan spesifik : 0,51- 0,53 m2/g

Stabilitas penyimpanan : Stabil terhadap bahan antioksidan dan dapat


disimpan dalam wadah tertutup baik dan
disimpan pada tempat yang lembab dan kering

Fungsi : Lubricant, pengemulsi, agen pelarut, pelumas


tablet

7. Magnesium stearat

Bobot molekul : 591,2 g/mol

Density (bulk) : 0, 159 g/cm3

Density (taped) : 0,286 g/cm3

Density (true) : 1,092 g/cm3

Luas permukaan spesifik : 1,6-14,8 m2/g

Penyimpanan : Magnesium stearat stabil dan disimpan dalam


wadah tertutup rapat, disimpan di tempat yang
sejuk dan kering

Fungsi : Lubrican
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENENTUAN MASALAH

Suatu Industri Farmasi rutin memproduksi tablet Dimenhidrinat 50 mg dan


setiap bulannya memproduksi 1 batch tablet Dimenhidrinat. Pada saat memproduksi
tablet Dimenhidrinat 50 mg batch ke-5 didapatkan hasil bahwa tablet tersebut
mengalami OOS (Out of Specification).

Masalah utama yang ditemui dalam kasus ini adalah tablet Dimenhidrinat 50
mg pada batch ke-5 didapatkan hasil produksi mengalami OOS (Out of Specification)

B. PENENTUAN AKAR MASALAH DENGAN DIAGRAM FISHBONE


C. PENENTUAN SOLUSI DAN TINDAKAN PREVENTIF

1. Melakukan Pengecekan dan Validasi Alat Secara Rutin Untuk


Menghindari Adanya Kerusakan Saat Proses Produksi

Pada proses produksi tablet dimenhidrinat pada batch ke-5, mesin yang
digunakan dalam proses mixing yaitu alat mixer tipe V. Salah satu desain
blender yang umum digunakan untuk memadukan bahan granul. Mesin
blender V melakukan proses pencampuran untuk pencampuran serbuk kering
secara homogen saat mixer berputar. Mesin ini bekerja dengan
menggabungkan pemisahan dan penggabungan antar partikel sehingga
memiliki pencampuran yang cepat. Perlu memahami mekanisme pencampuran
dari alat ini karena cara serbuk dimasukkan ke dalam blender dapat mengubah
waktu pencampuran. Volume blender biasanya menempati 60% dari volume
V-shell dimana 40% adalah volume udara untuk bercampur dan mengalir
(Adnan, et al., 2015).
Pada kasus ini, mesin tersebut mengalami kerusakan (mati) ketika
tahap akhir proses mixing telah berjalan selama 3 menit. Setelah mesin
diperbaiki oleh bagian teknisi, proses mixing dimulai kembali dari awal. Hal
ini mengakibatkan adanya perubahan waktu mixing menjadi lebih lama, yang
sebelumnya berdasarkan manufacturing direction dicampur selama 5 menit.
Namun, karena adanya restart maka lama pencampuran menjadi lebih dari 5
menit atau sekitar 8 menit. Proses mixing yang terlalu lama, terutama jika ada
bahan pelicin yaitu Mg stearat yang bersifat hidrofobik, akan menyebabkan
tablet yang dilapisi lubrikan akan semakin sempurna pelapisannya. Tablet
yang dilapisi sempurna oleh Mg stearat akan menyebabkan tablet tersebut sulit
untuk hancur/waktu hancur akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena Mg
stearat bersifat hidrofobik (takut akan air) sehingga untuk hancur di dalam
tubuh akan menjadi semakin lama dan ketika Mg stearat mengelupas dan
membentuk lapisan film di sekitar partikel substrat menyebabkan sulit untuk
dihancurkan (Li, 2014). Maka dari itu, perlunya memperhatikan dan
memahami mekanisme kerja dan pengecekan kembali sebelum alat ini
digunakan untuk proses mixing. Perusahaan memperbaiki program
pemeliharaan mesin, pemeliharaan mesin sebaiknya juga dilakukan pada
bagian internal mesin, sehingga kerusakan internal mesin dapat diketahui.

Validasi untuk mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang


merupakan kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem
yang digunakan dalam suatu proses/sistem akan selalu bekerja sesuai dengan
kriteria yang diinginkan dan konsisten. Oleh karena itu pelaksanaan validasi
dari suatu peralatan sangat penting untuk menunjang proses pembuatan obat
yang baik, sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB).
Studi validasi dapat memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan
hendaklah dicatat.Validasi pembersihan memberikan dokumentasi secara tertulis
bahwa prosedur pembersihan yang berlaku dan digunakan sudah tepat dan dapat
digunakan berulang-ulang. Prosedur validasi hendaklah mencantumkan:

a) Penanggung jawab untuk pembersihan alat;


b) Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi, bila perlu;
c) Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang
digunakan termasuk pengenceran bahan pembersih yang digunakan;
d) Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagian alat, untuk
memastikan pembersihan yang benar;
e) Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets
sebelumnya;
f) Instruksi untuk melindungi alat yang sudah bersih terhadap kontaminasi
sebelum digunakan;
g) Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan; dan
h) Menetapkan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan
pembersihan alat setelah selesai digunakan produksi (BPOM, 2012).

Mesin mengalami gangguan bisa dari faktor lain seperti mati listrik,
maka perlu memastikan tidak terjadinya pemadaman listrik saat proses
produksi. Pemadaman listrik tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Namun perusahaan dapat berkoordinasi dengan PLN untuk pemadaman listrik
bergilir sehingga sebelum listrik mati, perusahaan bisa mempersiapkan untuk
menyalakan genset.
2. Melakukan Pengecekan Spesifikasi Bahan Jika Terdapat Perubahan Bahan
Pada Proses Produksi

Pada produksi tablet Dimenhidrinat 50 mg batch 5, terdapat perubahan


bahan. Bahan Avicel PH 101 diganti menjadi Avicel PH 102 dikarenakan
bahan awal stock out. Perubahan bahan avicel berpengaruh terhadap
spesifikasi tablet yaitu pada kekerasan dan waktu hancur tablet. Dua parameter
ini dinyatakan OOS atau tidak memenuhi syarat.
Avicel PH 102 atau microcrystalline cellulose termasuk golongan
selulosa yang dapat berfungsi sebagai filler-binder dan disintegran. Avicel PH
102 memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan avicel PH 101 (Nofrerias,
I.,dkk, 2018). Menurut Thomas (2008), porositas cenderung meningkat pada
partikel dengan ukuran yang lebih besar. Porositas yang tinggi menunjukkan
banyaknya rongga kosong pada tablet. Jika partikel memiliki porositas yang
cukup besar, maka kemungkinan tablet yang dihasilkan akan terlihat rapuh dan
mudah pecah.
Berdasarkan studi preformulasi, ukuran partikel dari bahan yang
digunakan terdiri dari ukuran yang berbeda. Avicel PH 102 memiliki distribusi
ukuran partikel yang besar dengan rata ukuran partikel yaitu 100 mikrometer.
Perbedaan ukuran partikel dapat menjadi penyebab utama terjadinya segregasi
yang akan berpengaruh terhadap kekerasan tablet (Jakubowska dan Ciepluch,
2021).

3. Melakukan Karantina Terhadap Produk OOS atau Tidak Memenuhi Syarat

Suatu produk dengan status karantina yaitu produk yang telah


diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau produk yang
ditarik dari peredaran.
Berdasarkan Per BPOM 13 tahun 2018 menjelaskan bahwa Area
terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan dan
produk yang ditolak, atau yang ditarik kembali atau yang dikembalikan.
Dijelaskan juga Berdasarkan BPOM (2012) bahwa tablet yang ditolak
hendaklah diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah di “area
terlarang” (restricted area). Hendaklah disediakan pemisahan secara fisik atau
cara lain yang tervalidasi untuk penyimpanan produk tablet yang ditolak.
Produk tablet, dan area penyimpanan tersebut hendaklah diberi identitas yang
tepat. Produk tablet tersebut hendaklah diolah ulang atau dimusnahkan.
Langkah apa pun yang diambil hendaklah lebih dulu disetujui oleh kepala
bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan dicatat. Tablet yang ditolak
atau yang disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah yang ditandai
dengan jelas mengenai status dan jumlahnya dicatat pada Catatan Pengolahan
Bets.
Agar masalah yang terjadi tidak terulang, maka perlu dilakukan
perbaikan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memperbaiki sistem
manajemen perencanaan penyediaan bahan dengan tujuan menghindari adanya
stock out. Hal ini termasuk dalam pengkajian risiko penyimpangan yang juga
termasuk dalam proses pemastian mutu yaitu Quality Risk Management
(QRM). QRM didefinisikan sebagai sebuah proses sistematis untuk menilai,
mengendalikan, mengkomunikasikan, dan mengkaji risiko terhadap mutu
produk jadi selama siklus hidup. Proses tersebut didasarkan pada identifikasi
atribut produk dan parameter operasional yang penting dalam proses produksi
yang ditujukan untuk mengidentifikasi risiko terkait terlebih dahulu (WHO,
2021).

4. Tindakan dan Konsekuensi Produk Tablet Dimenhidrinat yang Mengalami


Out Of Specification
Terkait produk tablet dimenhidrinat batch ke-5, untuk memutuskan di
release atau rework terlebih dahulu dilakukan kajian risiko dengan
menggunakan menggunakan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) tool.
FMEA merupakan sebuah metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi
kegagalan terjadi dalam sebuah sistem, desain, proses, atau pelayanan
(service). Identifikasi kegagalan potensial dilakukan dengan cara pemberian
nilai atau skor masing–masing moda kegagalan berdasarkan tiga aspek berikut
yaitu probability (Frekuensi kegagalan yang terjadi), detectability (termasuk
metode untuk mendeteksi penyimpangan atau parameter terkaitnya) dan
severity (seberapa signifikan dampak penyimpangan terhadap mutu produk
dan keselamatan pasien) (WHO, 2013). Risk Prioritization Number (RPN)
merupakan bagian dari FMEA tool yang digunakan untuk mengkategorikan
deviasi yang terjadi. Interpretasi hasil perhitungan FMEA dikategorikan
menjadi Kritikal (RPN > 216); Major (RPN >40 dan <216); dan Minor (RPN
<40). Rumus yang digunakan untuk menghitung RPN adalah sebagai berikut :
RPN = Severity (S) x Probability (P) x Detectability (D)
1. Probability menurut WHO (2013)

Probability P (*) Keterangan

Extremely low 2 Sangat tidak mungkin terjadi

Low 4 Tidak mungkin terjadi

Moderate 6 Mungkin terjadi

High 8 Sangat mungkin terjadi


Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan, menurut kami nilai
untuk parameter probability adalah 6 (moderate) yang artinya kemungkinan
terjadinya kembali Out Of Specification (OOS) pada tablet dimenhidrinat
dapat terjadi kembali apabila bagian produksi tidak melakukan pengecekan
kembali dan memvalidasi alat yang akan digunakan sebelum melakukan
proses produksi.
2. Detectability menurut WHO (2013)

Detectability D (*) Keterangan

High 2 Sistem kontrol yang ada memiliki probabilitas


tinggi untuk mendeteksi cacat atau efeknya

Moderate 4 Sistem kontrol yang ada dapat mendeteksi cacat


atau efeknya

Low 6 Sistem kontrol yang ada memiliki kemungkinan


rendah untuk mendeteksi cacat atau efeknya

Non existent 8 Tidak ada sistem kontrol untuk mendeteksi cacat


Nilai detectability kasus ini adalah 2 (high) yang mengartikan sistem
kontrol yang digunakan memiliki kemungkinan tinggi untuk mendeteksi
masalah pada sistem produksi, yang mana pada kasus berdasarkan uji kualitas,
sediaan dinyatakan OOS untuk parameter waktu hancur dan kekerasan.
3. Severity menurut WHO (2013)

Severity S (*) Keterangan

Low 2 Ketidakpatuhan kecil terhadap Good Manufacturing


Process (GMP); tidak ada kemungkinan dampak pada
pasien, hasil, atau kemampuan produksi

Moderate 4 Ketidakpatuhan GMP yang signifikan; kemungkinan


dampak pada pasien; dampak moderat pada hasil atau
kemampuan produksi

High 6 Ketidakpatuhan GMP utama; kemungkinan dampak


pada pasien; dampak tinggi pada hasil atau kemampuan
produksi

Critical 54 Ketidakpatuhan GMP yang serius; kemungkinan cedera


serius atau kematian; berdampak pada hasil atau
kemampuan produksi
Berdasarkan permasalahan ketidaksesuaian waktu hancur dan
kekerasan tablet dimenhidrinat dengan spesifikasi. Nilai untuk parameter
severity adalah 6 (high) yang artinya terjadi ketidaksesuaian proses dengan
GMP, dimana akan berdampak pada pasien, hasil, maupun kemampuan
produk.
Dari hasil Risk Prioritization Number (RPN) didapat nilai Probability
(6), Detectability (2) dan Severity (6), sehingga nilai RPN dapat dihitung
dengan menggunakan Rumus: RPN = Severity (6) x Probability (6) x
Detectability (2). Hasil yang didapat dari perhitungan nilai RPN yaitu 72.
sehingga nilai RPN masuk dalam kategori mayor (RPN >40 dan <216) dan
dianggap sebagai risiko utama dan harus ditangani tepat waktu sebagai
penyimpangan besar. Proses investigasi perlu dilakukan sebagai bagian dari
CAPA dan Quality Risk Management (QRM) untuk mengetahui akar
penyebab permasalahan dan untuk mengurangi resiko terjadi kembali (WHO,
2013). Pada produksi tablet dimenhidrinat batch ke-5 ditemukan bahwa waktu
hancur (15,9 menit) dan kekerasan (5,6 kPa) tidak memenuhi spesifikasi
umum yang ditetapkan, sehingga untuk menangani hal tersebut dapat
dilakukan tindakan perbaikan yaitu melakukan proses rework terhadap tablet
dimenhidrinat batch ke-5. Proses rework dilakukan dengan menambahkan
disintegran agar mempercepat proses hancurnya tablet sehingga dapat
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Batch yang telah dikerjakan
ulang harus menjalani evaluasi, pengujian stabilitas, dan dokumentasi untuk
menunjukan bahwa produk yang dikerjakan ulang memiliki kualitas dan
spesifikasi yang sama dengan yang dihasilkan oleh proses aslinya (Eudralex,
2014). Namun apabila hasil pengujiannya tetap tidak memenuhi spesifikasi
maka dapat dilakukan karantina pada produk batch 5 sambil menunggu
keputusan dari QA untuk dilakukan reject.
Proses rework yang dilakukan pada tablet dimenhidrinat batch ke-5
memiliki konsekuensi pada perusahaan :
1. Waktu, dimana untuk melakukan proses rework harus dilakukan
investigasi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab dari OOS.
Konsekuensi waktu akan berpengaruh pada jadwal produksi batch
lainnya dimana akan mengalami perubahan jadwal produksi.
2. Terganggunya jadwal produksi dimana dapat menyebabkan terjadinya
stock delay sehingga berdampak pada distribusi obat.
3. Kerugian biaya, dimana ketika produk atau komponen atau bahan baku
tidak sesuai dengan persyaratan kualitas (cacat/defect), semakin
banyak perusahaan memproduksi produk cacat, komponen biaya akan
menjadi semakin besar, yang menyebabkan biaya untuk memproduksi
satu unit produk akan semakin besar (Hariyanto, 2007).
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan kasus yang ada, setelah dikaji dan dianalisis kami menarik beberapa kesimpulan:

1. Tablet Dimenhidrinat 50 mg batch ke-5 yang parameter waktu hancur dan


kekerasannya Out of Specification (OOS) disebabkan oleh adanya permasalahan atau
error pada tahap pencampuran. Penyebab permasalahan tersebut adalah adanya
kerusakan pada alat pencampuran (V-Mixer). Hal tersebut menyebabkan mesin perlu
di-restart sehingga proses pencampuran menjadi lebih lama, dari yang awalnya 5
menit menjadi 8 menit. Selain itu, penyebab permasalahan pada kasus adalah adanya
penggantian bahan Avicel PH 101 menjadi Avicel PH 102

2. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi produk tablet Dimenhidrinat yang


dinyatakan OOS adalah melakukan re-work dengan menambah disintegrant. Tujuan
penambahan bahan tersebut adalah untuk memperbaiki sifat hancur tablet.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M.A., et. al., 2015. Design and Development of V-Blender Machine, Part 5. 2nd
Integrated Design Project Conference (IDPC). 1-12.

Anonim, 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Eudralex, 2014. Good Manufacturing Practice Medicinal Products for Human and Veterinary
Use. European Commission. Vol (4). pp. 35.

Hariyanto, S., 2007. Penentuan Nilai Standar Persentase Produk Cacat Pada Pembuatan Peleg
Truck Di PT. X. TRANSMISI. Vol 3. Edisi 1. pp. 250

Jakubowska, E. and Ciepluch, N., 2021. Blend Segregation in Tablets Manufacturing and Its
Effect on Drug Content Uniformity—A Review. Pharmaceutics Journal. 13. 2-27

Kementerian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Kementerian Kesehatan
RI, Jakarta.

Li, J. and Wu, Y., 2014. Lubricants in Pharmaceutical Solid Dosage Forms. Lubricants, 2(1),
pp.21-43.

Nofrerias, I.,dkk, 2018. Comparison between Microcrystalline Celluloses of different grades


made by four manufacturers using the SeDeM diagram expert system as a
pharmaceutical characterization too. Powder Technology. 342 (2019), 780–788

Thomas, C.dkk., 2008. Microcrystalline Cellulose: Investigation of Porous Structure of


Avicel 102 from Mercury Porosimeter Measurements, Drug Development and
Industrial Pharmacy. 22(12).1253-1257

Zaman, N. N., Sopyan, I., 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet.
Majalah Farmasetika, 5(2), 82-93.

WHO, 2021, WHO Expert Committee on Specifications for Pharmaceutical Preparations,


Annex 2 WHO Guidelines on Quality Risk Management,
https://www.who.int/medicines/areas/quality_safety/quality_assurance/Annex2TRS-981
.pdf, diakses pada 26 Februari 2022.

WHO, 2013. Deviation Handling and Quality Risk Management. World Health Organization,
Switzerland.
LAMPIRAN

Dokumen CAPA

Nama industri farmasi : Pt. Konimex

Alamat : Jln Mantung, Dusun 3, Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa tengah
Tujuan Inspeksi : Menganalisis dan mengatasi permasalahan waktu hancur dan kekerasan yang dinyatakan OOS pada tablet Dimenhidrinat 50
mg pada produksi batch 5
Tanggal inspeksi : 17 Mei 2022
Nama inspektur : Apt. Seline, S.Farm

No Temuan Persyaratan Root cause analysis CAPA Status Batas waktu Penanggung
penyelesaian jawab
1. Waktu hancur dan - Waktu - Terjadi kerusakan CA: CA: PPIC, QC dan
Kekerasan tablet hancur alat mixer. - Tablet Dalam proses 22 Mei 2022 Divisi produksi
Dimenhidrinat 50 tablet Kerusakan terjadi Dimenhidrinat PA:
mg pada batch 5 Dimenhidr saat proses 50 mg pada Dalam proses
tidak memenuhi inat pencampuran akhir batch 5 yang
spesifikasi atau Waktu hancur sudah berjalan telah
OOS tablet tidak selama tiga menit. dinyatakan
bersalut adalah Setelah perbaikan OOS disimpan
kurang dari 15 alat, mesin di ruang
menit (Kemenkes di-restart yang karantina
RI,2020). menyebabkan terlebih dahulu
- Kekerasan tablet waktu dan kemudian
Dimenhidrinat pencampuran tidak dilakukan
yang diinginkan sesuai SOP (>5 re-work
adalah kurang dari menit) atau sekitar PA:
atau sama dengan 8 menit - Melakukan
6 Kpa - Saat produksi pengecekan
tablet alat secara
Dimenhidrinat 50 rutin, untuk
mg pada batch 5, menghindari
terdapat pergantian terjadinya
bahan dikarenakan kerusakan saat
stock out. Bahan proses
yang diganti produksi
adalah Avicel 101 sedang
menjadi Avicel berlangsung
102. - Memperbaiki
manajemen
penyediaan
bahan untuk
menghindari
stock out.
- Jika dilakukan
penggantian
bahan, maka
perlu
dipastikan
spesifikasi
bahan terkait
grade dan
kesesuain sifat
fisika dan
kimia.

Anda mungkin juga menyukai