TABLET HIDROKLOROTIAZID
Hidroklorotiazida 25 mg
Primogel 8%
Avicel pH 102 qs
Mg. Stearat 1%
Talk 2%
IV. Preformulasi Zat Aktif
1. Hidroklorotiazida (HCT)
3. Magnesium stearat
2. Primogel
Menurut Rowe (2009), primogel dapat digunakan sebagai penghancur
tablet dengan konsentrasi efektif adalah 2-8%. Dalam formula ini dipilih
konsentrasi 8% dimaksudkan agar tablet yang dibuat memiliki waktu
hancur yang baik. Menurut Miller (2005), primogel merupakan super
disintegran tablet yang efektif pada granulasi basah dan kempa langsung
karena memiliki kemampuan mengembang dalam air yang tinggi yaitu
hampir 300 kali volumenya.
3. Avicel pH 102
Berfungsi sebagai pengisi tablet yang digunakan secukupnya, karena
digunakan untuk menggenapkan volume tablet. Avicel pH 102 atau
microcrystallin cellulose termasuk golongan selulosa. Menurut (Banker
and Anderson, 1994) Avicel pH 102 banyak digunakan pada metode
kempa langsung karena memiliki ukuran partikel yang besar sehingga
memiliki sifat alir yang baik. Avicel pH 102 juga memiliki
kompaktibilitas yang baik sehingga dapat memperbaiki ke kompakan dari
tablet yang akan dibuat.
4. Mg. Stearat
Berfungsi sebagai lubrikan dengan rentang konsentrasi menurut Rowe
(2009) adalah 0,25-5%. Pada formula digunakan 1% karena dapat
memberikan hasil yang baik sebagai lubrikan. Mg. stearat merupakan
lubrikan yang dapat dipilih karena dapat mengurangi gaya adhesi antara
bahan dan alat pengempa sehingga tidak ada massa yang tertinggal di
mesin tablet.
5. Talk
Berfungsi sebagai glidan dengan rentang konsetntrasi menurut Rowe
(2009), 1-10%. Dipilih konsentrasi 2% karena menurut hasil penelitian
Syofyan (2015), pada perbandingan konsentrasi talk : mg stearat 2:1
tersebut, talk dapat bekerja dengan baik bersama mg. stearat dalam
meningkatkan sifat alir juga dapat meningkatkan disolusi.
VII. Perhitungan dan Penimbangan
Kandungan hidroklortiazid/tablet : 25 mg
Bobot Tablet : 200 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 1000 tablet
Hidroklorotiazida 25 mg 25 mg x 1000
= 25000 mg
Primogel 8 16 mg x 1000
𝑥 200 𝑚𝑔 = 16 𝑚𝑔
100 = 16000 mg
Avicel pH 102 200 mg - (25+16+2+4)mg 153 mg x 1000
= 153 mg = 153000 mg
Mg. Stearat 1 2 mg x 1000
𝑥 200 𝑚𝑔 = 2 𝑚𝑔
100 = 2000 mg
Talk 2 4 mg x 1000
𝑥 200 𝑚𝑔 = 4 𝑚𝑔
100 = 4000 mg
Lalu ditambahkan Mg. stearat dan Talk dan dicampur kembali selama 2
menit kemudian masa kempa yang telah homogen dievaluasi seperti pada
evaluasi granul.
Setelah massa kempa memenuhi syarat maka selanjutnya dilakukan proses
tabletasi dengan menggunakan punch diameter 6-8 mm.
Massa kempa dipanaskan pada suhu 60-70°C sampai skala pada alat tidak
berubah dan dibaca kadar air yang tertera pada skala (%).
Lalu kecepatan alir dihitung dengan membagi bobot massa kempa (100
gram) dengan waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong
(g/detik).
Penafsiran hasil: Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan 100 gram granul ≤ 10 detik.
2. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet kemudian diukur diameter dan tebalnya
menggunakan jangka sorong.
Menurut FI ed III (1979) diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan
tidak kurang 1 1/3 tebal tablet.
3. Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu ditimbang masing-masing tablet.
4. Kekerasan
Diambil 20 tablet secara acak.
Lalu dimasukkan semua tablet kedalam alat dan diputar sebanyak 100
putaran, tablet kemudian dibersihkan dan ditimbang kembali (b).
𝒂−𝒃
𝒇= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒂
Dimana :
f = friabilitas
a = bobot tablet sebelum uji
b = bobot tablet setelah uji
Tablet hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasaa
kecuali fragmen-fragmen bahan pembantu.
Waktu hancur dicatat sejak pertama kali alat dinyalakan hingga tidak ada
bagian tablet yang tertinggal diatas kasa.
Prosedur
Lakukan penetapan jumlah hidroklorotiazid, yang terlarut dengan
mengukur serapan alikuot
Jika perlu encerkan dengan media disolusi dan serapan larutan baku
Hidroklorotiazid BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 272 nm.
Toleransi dalam waktu 60 menit harus larut tidak kurang dari 60% (Q)
hidroklorotiazid dari jumlah yang tertera pada etiket (Dirjen POM, 2014
hal 532).