Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uji disolusi memiliki peran penting dalam pengembangan formulasi obat
dan kontrol kualitas. Hal ini tidak hanya dapatdigunakan sebagai alat utama untuk
memantau konsistensi dan stabilitas produkobat tetapi juga sebagai teknik yang
relatif cepat dan murah untuk memprediksi penyerapan in vivo suatu sediaan obat
(Zhang et al., 2010). Uji disolusi memberikan gambaran perubahan jumlah zat
aktif yang terlarut di dalam medium (Fudholi, 2013). Pada makalah ini akan lebih
menjelaskan tipe-tipe alat yang digunakan untuk uji disolusi tablet khusus beserta
prinsip kerja alat tersebut, selain itu tentang uji disolusi suppositoria dan ovula.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tipe-tipe alat yang digunakan untuk uji disolusi tablet khusus,
suppositoria dan ovula?
2. Bagaimana prinsip kerja alat uji disolusi tablet khusus, suppositoria dan
ovula?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang tipe-tipe alat uji disolusi
tablet khusus, suppositoria dan ovula.
2. Menjelaskan prinsip kerja alat uji disolusi tablet khusus, suppositoria, dan
ovula.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Uji Disolusi


Disolusi didefenisikan sebagai proses melarutnya suatu zat padat dalam zat
cair tertentu. Kecepatan disolusi obat merupakan tahap sebelum obat berada
dalam darah. Dalam saluran pencernaan, zat berkhasiat dari sediaan padat akan
terlarut sehingga dapat melewati membran saluran cerna. Obat yang larut baik
dalam air akan melarut cepat dan berdifusi secara pasif ( Syukri, 2002).

2.2 Tipe – tipe Alat Uji Disolusi


Pada uji disolusi tablet khusus, suppositoria, ovula disebut juga dengan uji
pelepasan obat. Tipe alat uji disolusi tablet khusus yaitu antara lain:
1. Tipe Alat 3 (Metode Reciprocating Cylinder (USP))
Alat terdiri dari satu rangkaian labu kaca. beralas rata berbentuk silinder.
Prinsip kerja dari alat tersebut yaitu rangkaian silinder kaca yang bergerak bolak-
balik; penahan dari baja tahan karat (tipe 316 atau yang setara) dan kasa
polipropilen yang dirancang untuk menyambungkan bagian atas dan alas silinder
yang bergerak bolak-balik; dan sebuah motor serta sebuah kemudi untuk
menggerakkan silinder bolak-balik secara vertikal dalam labu dan, jika
diinginkan, silinder dapat diarahkan secara horizontal pada deretan tabu kaca yang
lain. Labu-labutercelup sebagian dalam tangas air dengan ukuran yang sesuai
yang dapat mempertahankan suhu 370 ± 0,50 selama pengujian (Dirjen POM,
1995; 1022). Alat disolusi tipe 3 ini biasanya digunakan untuk sediaan obat
dengan pelepasan termodifikasi atau sediaan lepas lambat.
Gambar 1. Alat Uji Disolusi Tipe 3 (Dirjen POM, 1995)

2. Tipe Alat 4 (Metode Flow Through Cell (USP))


Alat terdiri dari sebuah wadah dan sebuah pompa untuk Media disolusi;
sebuah sel yang dapat dialiri; sebuah tangas air yang dapat mempertahankan suhu
Media disolusi pada 37° ± 0,5° (Gambar 2 dan Gambar 3). Ukuran sel dinyatakan
dalam masing-masing monografi. Pompa mendorong Media disolusi ke atas
melaluisel. Pompa memiliki kapasitas aliran antara 240 mL perjam dan 960 mL
per jam, dengan laju aliran baku 4 mL, 8 mL, dan 16 mL per menit. Pompa harus
secara volumetrik memberikan aliran konstan tanpa dipengaruhi oleh tekanan a
!iran dalam alat penyaring; profil aliran adalah sinusoidal dengan 120 pulsa ± 10
pulsa per menit. Sel (Gambar 2 dan Gambar 3) terbuat dari bahan yang inert dan
transparan, dipasang vertikal dengan suatu sis tern penyaring (seperti yang tertera
pada masing-masing monografi) yang mencegah lepasnya partikel tidak larut dari
bagian atas sel; diameter sel baku adalah 12 mm dan 22,6 mm; bagian bawah
yang meruncing umtimnya diisi dengan butiran kaca kecil dengan diameter lebih
kurang 1 mm dan sebuah butiran berukuran lebih kurang 5 mm diletakkan pada
bagian ujung untuk mencegah cairan masuk ke dalam tabung; terdapat suatu alat
pemegang tablet (Gambar 2a dan Gambar 3a) untuk meletakkan bentuk sediaan
khusus, misalnya, tablet tatahan. Sel tercelup dalam sebuah tangas air dan suhu
dipertahankan pada 37 ° ± 0,5° (Dirjen POM, 1995: 1023).
Alat menggunakan suatu mekanisme penjepit dan dua cincin bentuk 0
untuk menahan sel. Pompa terpisah dari unit disolusi untuk melindungi unit
disolusi dari getaran yang berasal dari pompa. Posisi pompa tidak boleh lebih
tinggi dari posisi labu penampung.Sambungan pipa harus sependek mungkin.
Gunakan pipa politef dengan diameter dalam 1,6 mm dan sambungan yang
ujungnya melebar dan inert secara kimia (Dirjen POM, 1995: 1023)
Uji kesesuaian alat dan media disolusi Lakukan seperti yang tertera pada
Uji Disolusi. Prosedur Masukkan butiran kaca ke dalam sel seperti yang
dinyatakan dalam monografi. Pasang bagian atas penyaring dan kencangkan
bagianbagiannya dengan penjepit yang sesuai. Masukkan Media disolusi bersuhu
37° ± 0,5° dengan pompa melalui bagian dasar sel dengan laju aliran seperti yang
tertera pada masing-masing monografi dan ukur dengan ketelitian 5%. Tampung
larutan tiap fraksi pada waktu yang ditentukan. Lakukan penetapan kadar ·seperti
yang tertera pada masing-masing monografi. Ulangi penetapan dengan sediaan
lainnya.
Gambar 2. Sel besar untuk tablet dan kapsul
(Jika tidak dinyatakan lain semua ukuran dalam mm) (Dirjen POM, 1995: 1023)

Gambar 3. Sel kecil untuk tablet dan kapsul


(Jika tidak dinyatakan lain semua ukuran dalam mm) (Dirjen POM, 1995:
1023)
Gambar 2a. Alat pemegang tablet untuk sel Gambar 3a. Alat pemegang tablet untuk sel
besar (Dirjen POM, 1995: 1024) kecil (Dirjen POM, 1995: 1024)

Sediaan Lepas Tunda (Enterik) – Standar Umum Pelepasan Obat


Gunakan Metode A atau Metode B dan alat yang dinyatakan pada masing-masing
monografi. Lakukan Uji lrzsesuman alat seperti yang tertera pada Uji Disolusi
<1231>. Kecuali dinyatakan lain, waktu penetapan yang dipersyaratkan harus
diamati dalam toteransi ±2%.
Metode A
Prosedur (Kecuali dinyatakan lain pada masing masing monografi). Tahap
asam dimasukkan 750 ml asam klorida 0,1 N ke dalam tabung, dan pasang alat.
Biarkan media mencapai suhu 37° ± 0,5°. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke
dalam alat, tutup tabung, dan jalankan alat selama 2 jam pada laju yang
dinyatakan dalam monografi.Setelah 2 jam pengujian tahap asam, ambit sejumlah
larutan, dan lakukan segera seperti yang tertera pada Talmp dapar (Dirjen POM,
1995: 1025)
Lakukan penetapan kadar alikot menggunakan Prosedur seperti yang
tertera pada penetapan Pelepasan obat dalam masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan bagian penetapan
tersebut dipenuhi jika jumlah zat aktif terlarut berdasarkan persentase kandungan
yang tertera pada etiket sesuai dengan Tabel Penerimaan 2. Lanjutkan penetapan
pada atau melalui semua tahap kecuali jika kedua tahap asam dan dapar
memenuhi persyaratan pada tahap sebelumnya (Dirjen POM, 1995: 1025).
Tabel Penerimaan 1

Tabel Penerimaan 2

Tahap dapar (Catatan Lakukan penambahan dapar, dan pengaturan pH


dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. Dengan alat yang bekerja pada laju yang
dinyatakan dalam monografi, tambahkan ke dalam cairan dalam tabung 250 ml
larutan natrium fosfat berbasa tiga 0,20 M pada suhu 37° ± 0,5°. Tambahkan, jika
perlu,larutan asam klorida 2 N atau larutan natrium hidroksida 2 N hingga pH 6,8
± 0,05. Jalankan alat selama 45 menit, atau selama waktu yang dinyatakan
dalammonografi. Pada akhir suatu periode, ambil sejumlah cairan sebagai contoh,
dan lakukan penetapan kadar dengan Prosedur seperti yang tertera pada penetapan
Pelepasan obat dalam masing-masing monografi. Penetapan dapat diakhiri dalam
periode yang lebih singkat dari yang dinyatakan untuk tahap dapar hila
persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada waktu lebih awal (Dirjen
POM, 1995: 1026)
Metode B
Prosedur (Kecuali dinyatakan lain dalam masing masing monografi).
Tahap asam dimasukkan 1000 ml asam klorida 0,1 N ke dalam tabu, dan pasang
alat. Tunggu sampai media mencapai suhu 37" ± 0,5 •. t:Jasukkan 1 tablet atau 1
kapsul ke dalam alat; tutup labu, dan jalankan alat selama 2 jam dengan laju yang
tertera dalam masing- masing monografi. Setelah 2 jam, ambil sejumlah cairan,
dan segera lanjutkan seperti yang tertera pada Tahap dapar.
Lakukan penetapan kadar alikot menggunakan prosedur seperti yang
tertera pada penetapan Pelepasan Obat dalam masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan bagian penetapan
ini dipenahi apabila jumlah, dihitung berdasarkan pada persentase dari kandungan
yang tertera pada etiket, zat aktif terlarut dui unit-unit sediaan yang diuji
memenuhi Tabel Penerimaan 2 pada Metode A. Lanjutkan penetapan hingga
seluruh tingkat penetapan kecuali jika hasil penetapan tahap asam dan tahap dapar
memenuhi syarat pada tingkat penetapan yang lebih awal (Dirjen POM, 1995: 1026)

3. Tipe Alat 5 (Metode Paddle Over Disk (USP))


Alat uji disolusi tipe 5 ini sangan cocok digunaka untuk sediaan
transdermal. Pada alat uji disolusi tipe 5 ini menggunakan labu dan dayung seperti
pada alat uji disolusi tipe II, tetapi prinsip kerjanya yaitu dengan
penambahansuatu cakram baja tahan karat dirancanguntuk me~ahan sediaan
transdermal pada dasar Iabu.Suhu dipertahankan pada 320 ± 0,50. Jarak 25 mm ±2
mm antara bilah dayung dan permukaan cakramdipertahankan selama penetapan
berlangsung. Labudapat ditutup selama penetapan untuk mengurangipenguapan.
Cakram untuk manahan sediaan transdermaldirancang agar volume tak terukur
antaradasar labu dengan cakram minimal. Cakram menahansediaan secara datar
dan ditempatkan sedemikianrupa sehingga·permukaan pelepasan sejajar
denganbilah dayung (Dirjen POM, 1995; 1027).
Gambar 4. Alat Uji Disolusi Tipe 5 (Dirjen POM, 1995)

4. Tipe Alat 6 (Metode Cylinder (USP))


Alat terdiri dari satu rangkaian labu kaca, kecuali keranjang dan tangkai
pemutar diganti dengan elemen pemutar silinder yang terbuat dari baja tahan
karat, dan suhu dipertahankan pada 32° ± 0,5° selama penetapan berlangsung.
Komponen tangkai dan silinder dari elemen pemutar terbuat dari baja tahan karat
dengan spesifikasi seperti pada Gambar 5. Sediaan uji ditempatkan pada silinder
pada permulaan tiap penetapan. Jarak antara bagian dalam dasar labu dan silinder
dipertahankan 25 mm ± 2 mm selama penetapan. Media disolusi yang digunakan
adalah media seperti yang tertera dalam masing-masing monografi pada uji
disolusi (Dirjen POM, 1995; 1027).
Gambar 5. Alat Uji Disolusi Tipe 6 (Dirjen POM, 1995)

5. Tipe Alat 7 (Cakram Turun Naik)


Terdiri dari suatu rangkaian wadah volumetrik untuk larutan yang sudah
dikalibrasi atau ditara, terbuat dari kaca atau bahan inert yang sesuai, sebuah
rangkaian motor dan pendorong untuk menggerakkan sistem turun naik secara
vertikal dan mengarahkan sistem secara horizontal secara otomatis ke deret labu
yang berbeda jika diinginkan, dan satu rangkaian penyangga cuplikan berbentuk
cakram. Wadah larutan sebagian terendam dalam sebuah tangas air yang sesuai
dengan ukuran yang memungkinkan untuk mempertahankan suhu bagian dalam
wadah larutan 32˚ ± 0,5˚ selama pengujian berlangsung. Tidak ada bagian alat
termasuk tempat diletakkannya alat, yang memberikan gerakan, goncangan, atau
getaran yang berarti (Dirjen POM, 1995; 1028).

Gambar 7. Penyangga Cuplikan Alat Uji Disolusi Tipe 7 (Dirjen POM, 1995)
2.3 Tipe – tipe Alat Uji Disolusi Suppositoria dan Ovula.
Pada uji disolusi tablet khusus, suppositoria, ovula disebut juga dengan uji
pelepasan obat. Tipe alat uji disolusi tablet khusus yaitu antara lain:
1. Alat 1 ( Tipe Keranjang )
Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan
transparan lain yang inert; sebuah motor, suatu bahan logam yang digerakkan oleh
motor; dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu
tangas air yang sesuai, berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan
suhu didalam wadah pada 37°±0,5° selama pengujian berlangsung dan menjaga
agar gerakan air dalam dalam tangas air halus dan tetap. Bagian dari alat,
termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak boleh menimbulkan gerakan,
goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat
pengaduk. Akan lebih baik apabila alat yang digunakan memungkinkan
pengamatan contoh dan alat pengaduk selama pengujian berlangsung. Wadah
disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola dengan dimensi dan
kapasitas sebagai berikut: untuk kapasitas nominal 1000 mL, tinggi 160 mm,
hingga 210 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm; untuk yang berkapasitas
nominal 2000 mL tinggi 280 mm hingga 300 mm, diameter dalam 98 mm hingga
106 mm; untuk kapasitas 4000 mL tinggi 280 mm hingga 300 mm dan diameter
dalam 145 mm hingga 155 mm. Tepi bagian atas wadah melebar. Untuk
mencegah penguapan dapat digunakan suatu penutup yang cocok. Batang logam
berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada
tiap titik dari sumbu vertical wadah, berputar dengan halus dan tanpa goyangan
yang berarti yang dapat mempengaruhi hasil uji. Suatu alat pengatur kecepatan
digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang
dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti tertera pada masing-masing
monografi dalam batas lebih kurang 4% (Dirjen POM, 2014; 1606).
Komponen batang logam dan keranjang yang merupakan bagian dari
pengaduk terbuat dari baja tahan kaeat tipe 316 atau bahan lain yang inert sesuai
dengan spesifikasi pada gambar 1. Dapat juga digunakan keranjang berlapis emas
setebal 0,0001 inci. Sediaan dimasukkan kedalam keranjang yang kering pada tiap
awal pengujian. Selama pengujian berlangsung jarak antara bagian dasar dalam
wadah dan keranjang adalah 25±2 mm (Dirjen POM, 2014; 1606).

Gambar 1. Alat Uji Disolusi Tipe 1 (Dirjen POM, 2014)


2. Alat 2 ( Tipe Dayung)
Sama seperti alat 1, kecuali pada alat ini digunakan dayung yang terdiri
dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi
sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik
dari sumbu verikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan
yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan
batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada gambar 2. Jarak 25±2
mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama
pengujian berlangsung. Daun dan batang logam penyalut inert yang
sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung
mulai diputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti
gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah
mengapungnya sediaan (Dirjen POM, 2014; 1606).
Gambar 2. Alat Uji Disolusi Tipe 2 (Dirjen POM, 2014)

Anda mungkin juga menyukai