Disusun oleh:
Riri Karima 10060315028
Herlan Azzahra S. 10060316197
Dilla Nurul A. 10060316216
Indarti Ulfayani 10060316217
PENDAHULUAN
Para pemikir Islam abad XX, khususnya setelah Seminar
Internasional Pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977,
mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kategori, yaitu:
▹ Ilmu abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu.
Ilahi yang tertera dalam Al-Qur’an dan Hadist serta segala
yang dapat diambil dari keduanya hanya diberikan kepada 3
manusia.
▹ Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains
kealaman dan terapannya yang dapat berkembang
kualitatif dan penggandaan, selama tidak bertentangan
dengan Syari’ah sebagai sumber nilai.
▹ Dengan berbagai konteks, Al-Quran memberikan
petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang
dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu
pengetahuan seta menjadi pintu pembuka untuk
melakukan penelitian tentang berbagai aspek 4
10
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu
sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya
dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu
keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya
Unsur-unsur sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada
atau Elemen Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang
kamu kerjakan.” [Al-Baqarah (2):74]
yang Terdapat
pada Suatu “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur
Kejadian dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-
tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang
yang bersyukur.” [Al-A’raf (7): 58]
11
Unsur Kimia di dalam Madu
2. Energi ionisasi. Energi ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe
umumnya dapat berbentuk ion Fe2+ (ferro) dan Fe3+(ferri). Perubahan Fe2+ 14
(ferro) menjadi Fe3+(ferri) menghasilkan energi ionisai sebesar 2957 kJ mol-1. 29
adalah jumlah seluruh ayat pada surat al-hadid. 57 adalah nomor suratnya.
4. Jumlah kata dalam surat al-hadid Jumlah kata dalam al-hadid adalah 574. 57
adalah nomor surat al-hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.
Penemuan dan Kontribusi
Kimiawan Muslim
Jabir ibn Hayyan (721 M-815 M)
Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga
tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti
penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir
Ibnu Hayyan (721-815 H.) adalah orang yang pertama yang
menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan 16
penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh
ilmuan Barat diambil dan dikembangkan menjadi apa
yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat
dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan
suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk
mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dan
mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta
mengklasifikasikannya.
Muhammad ibn Zakariyya Al-Razi
(865-925)
Muhammad ibn Zakariyya Al-Razi telah melakukan kegiatan yang
lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan menggunakan alat-alat
khusus, seperti distilasi, kristalisasi, dan sebagainya. Buku al-
Razi (Razes), diakui sebagai buku pegangan laboratorium kimia
pertama di dunia.
Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar 17