Anda di halaman 1dari 21

Ilmu Kimia

Disusun oleh:
Riri Karima 10060315028
Herlan Azzahra S. 10060316197
Dilla Nurul A. 10060316216
Indarti Ulfayani 10060316217
PENDAHULUAN
Para pemikir Islam abad XX, khususnya setelah Seminar
Internasional Pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977,
mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kategori, yaitu:
▹ Ilmu abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu.
Ilahi yang tertera dalam Al-Qur’an dan Hadist serta segala
yang dapat diambil dari keduanya hanya diberikan kepada 3

manusia.
▹ Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains
kealaman dan terapannya yang dapat berkembang
kualitatif dan penggandaan, selama tidak bertentangan
dengan Syari’ah sebagai sumber nilai.
▹ Dengan berbagai konteks, Al-Quran memberikan
petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang
dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu
pengetahuan seta menjadi pintu pembuka untuk
melakukan penelitian tentang berbagai aspek 4

kehidupan menusia. Dengan demikian dalam Al-


Qur’an kita dapat menemukan ayat-ayat yang
mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dalam berbagai ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu kimia.
▹ Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak
ilmu pengetahuan yang muncul sejak munculnya
pemikiran ilmuwan secara
ilmiah, Kimia (dari bahasa Arab: ‫كيمياء‬, atau kimiya =
perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία,
atau khemeia) adalah ilmu yang mempelajari
mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau
materi dari skala atom hingga molekul serta 5
perubahan atau transformasi serta interaksi
mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari.
▹ Ilmu kimia yang ada saat ini merupakan bagian
dari kehidupan yang ada di muka bumi. Di dalam
agama islam kimia digunakan berbagai macam
bidang seperti obat-obatan, makanan, bahan 6

bangunan, kosmetik dan lain-lain.


Proses penciptaan manusia

Q.S Al-Hijr: 26:


“Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.” 7

Q.S Ar-Ruum: 20:


“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak.”.
Ayat-ayat tersebut mengarah pada proses
penciptaan manusia terutama berhubungan
dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi
dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku
penciptaannya dan pengaruhnya terhadap 8

perilakunya sebagai makhluk hidup.


Penciptaan Alam Semesta

“Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit


itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan
kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya
9
menjawab: “Kami datang dengan suka hati” [Al-
Fushshilat:11]

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-


pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran
Allah.” [Q.S Al-Dzariyat (51): 49]

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain
yang serupa dalam Al-Qur’an mengajak
manusia memikirkan dan merenungkan
proses penciptaan yang dilakukan Allah
dengan berbagai konteksnya dan
mendorong manusia mengadakan
eksperimen tentang interaksi
antarberbagai subtansi yang berbeda.

10
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu
sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya
dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu
keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya
Unsur-unsur sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada
atau Elemen Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang
kamu kerjakan.” [Al-Baqarah (2):74]
yang Terdapat
pada Suatu “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur

Kejadian dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-
tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang
yang bersyukur.” [Al-A’raf (7): 58]

11
Unsur Kimia di dalam Madu

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-


sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-
tempat yang dibikin manusia”, Kemudian makanlah dari tiap-
tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang 12
Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
[Q.S An-Nahl (16): 68-69]
Unsur Besi
"Hadid" nama salah satu Surah dalam Al-Quran berarti "besi", salah
satu elemen.

▹ Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa


bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.
13
Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka
mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” [Q.S Al-
Hadid (57): 25].

Berdasarkan surat al-hadid (57):25 besi disebut sebagai logam yang


mengandung banyak manfaat
Berdasarkan kandungan surah Al-Hadid di atas, para ilmuan muslim telah mengkaji
kandungan yang terkandung di dalam nya yang menyatakan bahwa Allah telah
menurunkan/menciptakan unsur besi yang dapat di manfaat kan oleh manusia.

1. Allah SWT berfiman: “…Dan Kami ciptakan/turunkan besi….” (QS. Al-Hadid,


57:25). Allah SWT menggunakan kata “anzalnaa” yang berarti “kami telah
turunkan”.

2. Energi ionisasi. Energi ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe
umumnya dapat berbentuk ion Fe2+ (ferro) dan Fe3+(ferri). Perubahan Fe2+ 14
(ferro) menjadi Fe3+(ferri) menghasilkan energi ionisai sebesar 2957 kJ mol-1. 29
adalah jumlah seluruh ayat pada surat al-hadid. 57 adalah nomor suratnya.

3. Penjumlahan Massa Seluruh Isotop. Besi memiliki 8 isotop (kembaran) yaitu


52Fe, 54Fe, 55Fe, 56Fe, 57Fe, 58Fe, 59Fe, dan 60Fe. Jika seluruh massanya
dijumlahkan maka 52 + 54 + 55 + 56 + 57 + 58 + 59 + 60 = 451. Kata “besi” ada pada
surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalam surat al-Hadid dari ayat 1 sampai
dengan 25 adalah 451.

4. Jumlah kata dalam surat al-hadid Jumlah kata dalam al-hadid adalah 574. 57
adalah nomor surat al-hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.
Penemuan dan Kontribusi
Kimiawan Muslim
Jabir ibn Hayyan (721 M-815 M)
Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga
tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti
penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir
Ibnu Hayyan (721-815 H.) adalah orang yang pertama yang
menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan 16
penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh
ilmuan Barat diambil dan dikembangkan menjadi apa
yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat
dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan
suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk
mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dan
mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta
mengklasifikasikannya.
Muhammad ibn Zakariyya Al-Razi
(865-925)
Muhammad ibn Zakariyya Al-Razi telah melakukan kegiatan yang
lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan menggunakan alat-alat
khusus, seperti distilasi, kristalisasi, dan sebagainya. Buku al-
Razi (Razes), diakui sebagai buku pegangan laboratorium kimia
pertama di dunia.
Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar 17

sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan


kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Berkat jasanya
pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu
kimia terungkap.
Dalam karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-
Razi mampu membuat klasifikasi zat alam
yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang
ada di alam menjadi tiga, yakni zat
keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang.
Soda serta oksida timah merupakan hasil
kreasinya. Al-Razi pun tercatat mampu 18

membangun dan mengembangkan


laboratorium kimia bernuansa modern. Ia
menggunakan lebih dari 20 peralatan
laboratorium pada saat itu. Dia juga
menjelaskan eksperimen-eksperimen yang
dilakukannya
Abu Maslamah Al-Majriti (950
M-1007 M)
Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer
adalah Al-Majriti. Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol,
ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-
Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata
cara pemurnian logam mulia. 19
1. Kimia (dari bahasa Arab: ‫كيمياء‬, atau kimiya = perubahan benda/zat
atau bahasa Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat
atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang
ditemukan sehari-hari.
2. Ilmu kimia dalam Al-Qur’an tercantum dalam beberapa ayat pada [Q.S
Al-Nahl (16): 68-69] tentag unsur kimia di dalam madu dan [Q.S Al-
Hadid (57): 25] yang menjelaskan tentang unsur besi. 20
3. Diantara nama-nama sarjana Muslim yang tercatat dalam sejarah
peradaban Islam sebagai ahli kimia antara lain: Jabir ibn Hayyan,
Jabir Al-Jusi, Utarid ibn Muhammad Al-hasib, ‘Utsman ibn
Swayed,Dzu Al-Nun Al-Mishriy, Muhammad Ibn Zakariyya Al-Razi, Al-
Farabi, Ibn Sina, ‘Abd Al-Hakim Muhammad Al-Kathi, Abu Maslamah
Al-Majriti, ‘Abd Qasim Al-Qusyairy, ‘Abd Al-Hasan Al-Jayyani, Syams
al-Din Al-Buni, Muhammad ibn Al-Hajji Al-Tilmisani, ‘Abd Al-Qasim Al-
Iraqi, Izz Al-Din Aidamur Al-Jildaki dan ‘Ali Bek Al-Izniqi.
DAFTAR PUSTAKA
Afzalur, Rahman. (2007). Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Qur’an: Rujukan Terlengkap
Isyarat-Isyarat Ilmiah Dalam Al-Qur’an. Cetakan II. Penerbit Mizania PT Mizan
Pustaka: Bandung.
Hitti, Philip K. (1970). The Arabs A Short History, diterjemahkan oleh Ushuluddin
Hutagalung, Dunia Arab. Sumur Bandung: Bandung.
Arsyad M. Natsir. (1989). Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, cetakan ke-1. Mizan:
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai