Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ISLAM DAN REALITA FISIKA DI MASA KONTEMPORER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu : Rohmadi, M.Pd

Oleh
Kelompok 6 :

1. Ario Bayu ( NIM : 2220202218 )


2. Fadhilah Rabbanita (NIM : 2220202223 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
A. Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat mendasar dalam ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu menggunakan konsep-
konsep dari fisika, mulai dari ahli kimia yang mempelajari struktur molekul
hingga ahli paleontologi yang berusaha memahami cara dinosaurus bergerak.
Selain itu, fisika juga merupakan dasar dari seluruh ilmu rekayasa dan teknologi.1

Fisika berasal dari bahasa Yunani, yaitu physikos berarti mempelajari sifat-sifat
yang dimiliki alam, dan berkembang seiring dengan adanya keinginan manusia
untuk mempelajari gejala-gejala alam.2 Hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala - gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal
dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya
terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting
berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.3

Islam dan realitas fisika kontemporer adalah dua bidang studi yang masing-
masing memiliki cakupan yang sangat luas. Islam sebagai agama memberikan
panduan hidup dan ajaran moral yang menjadi landasan bagi umat muslim dalam
menjalani kehidupan. Sementara itu, fisika kontemporer sebagai cabang ilmu
pengetahuan alam, mempelajari sifat-sifat materi dan energi serta fenomena-
fenomena alam yang terjadi di sekitar kita.

Kedua bidang studi ini mungkin terlihat sangat berbeda, namun keduanya dapat
saling berinteraksi dan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
dunia dan kehidupan. Sebagai contoh, dalam ajaran Islam terdapat prinsip bahwa
alam semesta dan segala isinya merupakan ciptaan Allah yang harus dijaga dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sementara itu, dalam fisika kontemporer,
kita mempelajari bagaimana sifat-sifat materi dan energi dapat dimanfaatkan dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

1
Young dan Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1, (Jakarta; Erlangga, 2002), hlm.
1.
2
M Agus Martawijaya, ‘Buku Fisika Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan
Karakter Dan Ketuntasan Belajar’, Buku Sains Dan Pendidikan Fisika, 10.3 (2014), 285–92.
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hlm. 137.

1
Dalam konteks ini, studi tentang Islam dan realitas fisika kontemporer dapat
membantu kita untuk memahami secara lebih komprehensif tentang bagaimana
kita harus hidup di dunia ini dan bagaimana kita dapat memanfaatkan sumber
daya alam yang ada dengan bijaksana. Melalui integrasi antara Islam dan fisika
kontemporer, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih holistik dan
mendalam tentang dunia dan kehidupan, serta bagaimana kita dapat berkontribusi
dalam mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi umat manusia pada masa
kini dan masa yang akan dating.

B. Urgensi Fisika Dalam Pandangan Islam


Beberapa penelitian yang berhubungan antara sains dan Al-Qur’an yaitu:
kecapakan mahasiswa dalam mengidentifikasi konsep fisika yang berhubungan
dengan ayat-ayat AlQur’an pada pembelajaran fisika dasar (kinematika, dinamika,
momentum, usaha energi, gerak, fluida, dan kalor). Beberapa penelitian yang
didapati sebagai berikut ;
1. Kesetimbangan benda tegar artinya bila benda mulanya tegar tersebut
diam, maka benda tersebut akan tetap diam. Namun jika awalnya benda
tegar bergerak dengan kecepatan konstan, maka benda tersebut akan tetap
bergerak dengan kecepatan konstan.
Dalil : “Bekerjalah untuk duniamu seakan akan engkau akan hidup
selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan akan engkau akan mati
besok.”(HR. Baihaqi)
2. Bola lampu berpijar dengan cara dipanaskan lempengan filamen
menggunakan suhu yang tinggi hingga akhirnya bercahaya. Pemanasan ini
dilakukan dengan menggunakan arus listrik melalui kabel yang
dihubungkan dengan lampu tersebut.
Dalil : “…..Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan
bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula
di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak
disentuh api…” (Q.S. An-Nuur : 35)
3. Penekanan (fokus) adalah stasiun kerja resultan gaya berat benda dan
Tugasnya adalah menyimpan barang-barang di dalamnya keadaan
keseimbangan rotasi.
Dalil : “Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci tempat manusia
berkumpul. Demikian pula bulan haram, hadyu, dan Qala'id. Yang
demikian itu agar kamu mengetahui, bahwa Allah mengetahui apa yang

2
ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (QS. Al -Ma’idah : 97)
4. Fenomena alam yang terjadi sangat banyak dalam hidup dengan gerakan
melingkar. Misalnya gerak planet -planet mengelilingi matahari dan bulan
mengelilingi bumi, rotasi bumi berputar pada porosnya, gerak elektron
dalam model atom Penggalian dalam mencair juga ziarah juga Penerapan
gerak melingkar.
Dalil : “Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah
bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang
mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui
(cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan.” (QS. An -Nuur: 41).
5. Jika benda pertama berhasil menerapkan kekuatan (menarik atau
mendorong). satu demi satu bekerja dengan gaya ini besarnya sama, tetapi
arahnya kontras.
Dalil : "Tidak terdapat balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan juga."
(QS. Ar-Rahman: 60)
6. Gelombang adalah getaran atau energi pendaki, membutuhkan lingkungan
yang dalam perambatannya disebut gelombang mekanik dan yang tidak
mediumnya adalah gelombang elektromagnetik.
Dalil ; “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran) Nya adalah bahwa Dia
mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan agar kamu
merasakan sebagian dari rahmat-Nya dan agar kapal dapat berlayar dengan
perintah-Nya dan (juga) agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-
Nya, dan agar kamu bersyukur. (QS. Ar-Ruum: 46).
7. Setiap benda bergerak, daun-daun berkiprah, hewan berpindah kawasan,
dan mobil melaju. Benda bergerak apabila posisinya berubah terhadap titik
acuan.
Dalil : “Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya”
(QS. Al-An’am: 59)
8. Gaya gravitasi.
Dalil : “Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang
kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menundukkan
matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah

3
ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda
(kebesaran-Nya),
agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d : 2)
9. Gerakan berulang di ruang angkasa, sering kita sebut satu dimensi seperti
getaran.
Dalil : “Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang
kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam
perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak
membantah.” (QS. Al-Kahfi : 54)
10. Sebuah benda dapat bergerak tanpa membutuhkan gaya.
Dalil : “Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan
bagimu (manusia) apa yang ada di bumi, dan kapal yang berlayar di lautan
dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak
jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha
Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al-Hajj : 65)4

Fisika dianggap sebagai penopang kuat dalam memperkuat iman, sehingga perlu
diberikan perhatian yang cukup besar dalam pendidikan Islam. Fisika dapat
menjadi sarana untuk melihat bukti keagungan Tuhan yang diperlukan dalam
membentuk generasi yang taqwa.
Fisika memiliki urgensi yang sangat penting diantaranya adalah:
Pertama, Islam mendorong umatnya untuk mencari pengetahuan dan mempelajari
ilmu pengetahuan. Hal ini tercermin dalam Al-Qur'an surat Al-‘Alaq ayat 1-5
yang berbunyi, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Mulia yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Kedua, fisika memiliki peran penting dalam memahami prinsip-prinsip alam


semesta dan cara kerja dunia. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menekankan betapa
pentingnya memahami alam semesta dan mencari tahu cara kerjanya. Contohnya
dalam surat Al-An'am ayat 1 yang berbunyi, "Segala puji bagi Allah yang

4
Hasbi Iskandar, Dody Rahayu Prasetyo, Sudarmin, Susilo Susilo, Mahardika Prasetya Aji,
"Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Prosnampas)", Articles, Vol. 3 No. 1 (2020): 696-70

4
menciptakan langit dan bumi dan menjadikan kegelapan dan terang sebagai suatu
ujian bagi orang-orang yang beriman."

Ketiga, fisika dapat membantu manusia dalam memahami keajaiban-keajaiban


alam semesta yang diciptakan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT
menunjukkan kebesaran-Nya dan keajaiban ciptaan-Nya, seperti dalam surat Al-
Baqarah ayat 164 yang berbunyi, "Sesungguhnya pada ciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, kapal yang berlayar di laut membawa barang
yang berguna bagi manusia, dan air yang Allah turunkan dari langit, yang
membangkitkan bumi sesudah matinya, dan menghidupkan padanya segala jenis
hewan, tersebar tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang memikirkan."

Dalam pandangan Islam, mempelajari fisika juga dapat membantu manusia untuk
memahami keteraturan dan ketertiban yang ada dalam alam semesta serta cara-
cara Allah dalam menjalankan alam semesta ini. Oleh karena itu, fisika memiliki
urgensi yang sangat penting dalam pandangan Islam, sebagai salah satu bentuk
pengamalan dan pengembangan ilmu pengetahuan.5

C. Urgensi Fisika Untuk Mempertahankan Islam


Penemuan, pembaruan dan pengembangan serta penerapan fungsional sains dan
teknologi untuk kepentingan umat manusia dan pelestarian alam diterima sebagai
kesadaran dan kemampuan manusia untuk menggunakannya sebagai rahmat, alat
dan perlengkapan dalam mencapai suatu kehidupan yang lebih baik di akhirat.6Al-
Qur’an berlimpah dengan ayat-ayat yang meminta manusia untuk berpikir dan
menggunakan akal mereka untuk mengungkap rahasia alam semesta. Dengan cara
inilah mereka dapat mempunyai keyakinan teguh terhadap pencipta-Nya.7
Umat Islam harus benar-benar memikirkan arti penting Fisika atau sains secara
umum, dalam rangka membangkitkan kembali semangat keilmuan kaum muslim
setelah sekian lama tenggelam, dan berpindah ke Barat. Untuk dapat merebut
kembali kejayaan Islam dalam dunia ilmu pengetahuan, maka penguasaan
terhadap Fisika merupakan salah satu hal penting yang harus mendapat perhatian
dari umat Islam, jika ingin meraih sukses dalam kebangkitan sains ini.

5
Mahdi Ghulsyani, Filsafa-Sains Menurut Al-Qur’an, (Bandung: Mizan 1990), hlm.54.
6
Abdul Majid dkk, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Iptek, jilid.2, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), hal.85
7
Ahmad Muhammad Sulaiman, Tuhan dan Sains, (Jakarta: Serambi Ilmu semesta,2001), hal.30

5
Umat Islam pada masa sekarang ini harus mau untuk membuka wawasan dan
pandangan keilmuan. Mereka harus meminimalisir atau bahkan menghilangkan
anggapan bahwa hanya ilmu agama sajalah yang dapat membawa mereka pada
keridlaan Allah, karena harus disadari bahwa pemahaman terhadap Fisika
merupakan implementasi dari ayat-ayat al-Qur’an, yang memberikan bukti-bukti
atau tanda-tanda Kekuasaan Allah.
Iptek yang dikembangkan oleh manusia berfungsi sebagai alat untuk beribadah
dan melakukan penghambaan diri kepada Allah SWT. Dengan iptek yang
merupakan produk dari ilmu Fisika manusia dapat memahami karakter alam dan
dapat mengelolanya sesuai dengan karakter yang dimilikinya tersebut, sehingga
terhindar dari kerusakan. Disamping itu manusia akan mengenal lebih dalam akan
Keagungan Tuhan Sang Pencipta.
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, umat Islam harus
menyadari keadaan bahwa dia akan jauh tertinggal dan bahkan tertindas apabila
dia membiarkan teknologi hanya dikuasai oleh umat non-muslim. Dengan
kenyataan seperti itu, usaha untuk menguasai Fisika guna mencapai kemajuan
umat dalam sains dan teknologi dapat dikatakan sebagai upaya untuk jihad, karena
secara langsung ataupun tidak, hal itu merupakan upaya untuk mengantisipasi dan
mempertahankan diri dari serangan kaum atau bangsa lain.
BJ Habibi dalam bukunya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pembangunan
Bangsa mengatakan bahwa Ilmu pengetahuan dan taknologi memberikan tiga
landasan penting di dalam kehidupan masyarakat. Pertama iptek memberikan
landasan hidup berupa penyediaan akses dasar bagi para anggota masyarakat
kesehatan dan harapan hidup, pendidikan serta lingkungan hidup. Kedua, iptek
memungkinkan dikembangkannya sistem informasi dan komunikasi, evaluasi dan
analisis yang lengkap, makro dan mikro, dan mencakup seluruh anggota
masyarakat, sehingga ia dapat secara merata memberikan informasi di bidang apa
saja yang diperlukan bagi kehidupan dan kebutuhan suatu bangsa. Ketiga,
manusia yang sehat, sejahtera, dan yang kaya akan informasi akan dengan cepat
dapat memanfaatkan dan mengembangkan semua iptek yang diperlukan untuk
memperbaiki nasibnya dan meningkatkan mutu kehidupnya.
Dengan demikian perkembangan iptek dapat secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam bidang ekonomi, kesehatan maupum
keilmuan. Pengembangan dalam bidang ini akan memberikan peluang bagi
manusia untuk meningkatkan kesehatan dan menata kehidupan ekonominya serta
memperluas wawasan dengan teknologi informasi yang berkembang dengan
sangat pesat. Namun demikian menurut BJ Habibie masih ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pengembangan iptek tersebut yaitu;

6
Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pembangunan bangsa tidak dapat dikuasai
dan dikembangkan begitu saja. Untuk menjamin tercapainya hasil, dan daya guna
suatu proses pengalihan, penerapan dan pengembangan IPTEK seperti yang
diharapkan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Pertama, perlunya
penyelenggararaan pendidikan dan latihan di segala bidang iptek yang relevan
dengan pembangunan. Kedua, ada konsep yang jelas realistis dan dapat
dilaksanakan secara konsekuen tentang masyarakat yang ingin dibangun dimasa
depan serta teknologi yang diperlukan untuk mewujudkannya. Ketiga, bahwa
teknologi hanya dapat dialihkan, diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut jika ia
benar-benar diterapkan secara langsung pada pemecahan masalah kongkrit.
Keempat, bangsa yang ingin mengembangkan teknologi harus bertekad untuk
berusaha sendiri memecahkan masalah-masalahnya. Terakhir, pada awal
tranformasi dirinya menjadi suatu bangsa berteknolgi maju, setiap negara harus
memberikan perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkannya sebelum
siap bersaing secara internasional.8
Prinsip-prinsip tersebut akan memberikan kontribusi besar apabila benar-benar
diperhatikan dan diterapkan. Kemudian agar hasil yang diperoleh tidak
menimbulkan kerusakan alam atau kecemasan masyarakat karena tangan-tangan
yang tidak bertangguang jawab, maka perlu adanya landasan keimanan dalam
pengembangan iptek. Ini sangat penting sebagai pegangan bagi para ilmuwan dan
teknisi yang akan melaksanakan tugasnya sehingga ia akan secara cermat
meminimalisir kemungkinan penyalahgunaan produk iptek yang ia buat.
Fisika sebagai cabang ilmu yang menghasilkan produk berupa kemajuan
teknologi, sudah seyogyanya menjadi salah satu kajian umat Islam. Agar umat
Islam dapat tetap eksis dalam persaingan di zaman sekarang ini mereka harus
mampu menyerap berbagai informasi tentang iptek dan mereka harus mampu
berperan aktif dalam pengembangan iptek tersebut.
Penguasan Fisika untuk mempertahankan kejayaan Islam, bukan hanya untuk satu
generasi saja, akan tetapi terus barlanjut dari generasi-kegenerasi. Untuk itulah,
Fisika harus dijadikan sebagai salah satu materi yang harus disampaikan dalam
kegiatan pendidikan Islam. Dengan demikian, maka akan didapatkan generasi
yang kuat dan maju dalam hal iptek dan mantap dalam keimanan dan Ketakwaan
terhadap Allah SWT.

8
BJ Habibi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi & pembangunan Bangsa, (Jakarta: CIDES, 1995), hlm.
18.

7
Ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi yang membentuk kapaistas optimal
seseorang sebagai individu yang kompetitif: fii ahsani ‘t-taqwim (pengembangan
sumberdaya manusia).9
Di era globalisasi sekarang ini, dunia telah dikuasai oleh teknologi yang semakin
lama semakin mutakhir. Namun sayangnya penguasaan teknologi saat ini lebih
banyak dikuasai oleh orang-orang non-muslim dan umat Islam masih menjadi
konsumen hasil-hasil teknologi, dan bahkan beberapa golongan umat Islam justru
menganggap kemajuan teknologi sebagai bid‘ah yang buruk dan harus dihindari.
Kenyataan seperti ini dapat menghancurkan umat Islam sendiri dan setidaknya
tugas-tugas kekhalifahannya di muka bumi terabaikan.
Teknologi mutakhir yang dikuasai oleh orang-orang yang tidak beriman bisa
menjadi bumerang, karena teknologi tersebut dapat menjadi sumber bencana dan
menimbulkaan kerusakan di muka bumi. Untuk mencegah hal tersebut maka umat
Islam harus menguasai teknologi tersebut dan menggunakannya untuk
kemaslahatan umat dan kelestarian alam semesta.
Penguasaan teknologi ini harus ditanamkan kapada siswa (generasi muda) selama
mereka belajar di sekolah, yaitu dengan memberikan pelajaran Fisika, Kimia,
Biologi dan memperkenalkan produk-produk teknologi kepada siswa, sehingga
penyalahgunaan produk teknologi tersebut dapat dihindari.
Memasukkan mata pelajaran eksakta dalam kurikulum pendidikan Islam
merupakan langkah yang tepat untuk memberikan bekal kepada siswa dalam
meneruskan perjuangan umat Islam terdahulu. Dengan pemberian bekal semacam
itu umat Islam telah membuat benteng dalam mempertahankan eksistensi Islam
dalam berbagai aspek kehidupan manusia termasuk dalam sains dan teknologi.

D. Kebenaran Fisika Dari Perspektif Islam


Jika berbicara tentang Islam dan fisika sejatinya Al-Quran adalah sumber ilmu
dari ajaran Islam sedangkan sumber kebenaran fisika adalah melalui penelitian
yang bersifat empiris.
Di masa kontemporer banyak fisikawan terkenal yang menemukan teori-teori
yang sama dengan Al-Qur’an salah satunya adalah Ilmuan besar, Albert Einstein,
adalah fisikawan terkrnal secara terbuka membuktikan fakta dengan teori
relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.

9
Abdul Majid dkk, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Iptek, jilid.2, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), hal.79.

8
Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan
jelas sebelumnya. Akan tetapi Al Qur’an telah berisi informasi tentang waktu
yang bersifat relatif sudah dari 14 abad yang lalu10. Sejumlah ayat yang mengulas
hal ini berbunyi:

َ‫ﺳ َﻨ ٍﺔ ِ ّﻣ ﱠﻤﺎ ﺗَﻌُﺪ ْﱡﻭﻥ‬ َ ‫ﻡ ﻛَﺎﻥَ ِﻣ ْﻘﺪَﺍ ُﺭ ٗۤﻩ ﺍَ ْﻟ‬


َ ‫ﻒ‬ ٍ ‫ﺽ ﺛ ُ ﱠﻢ َﻳ ْﻌ ُﺮ ُﺝ ﺍِ َﻟ ْﻴ ِﻪ ِﻓ ْﻲ َﻳ ْﻮ‬
ِ ‫ﺴ َﻤﺎ ٓ ِء ﺍِ َﻟﻰ ْﺍﻻَ ْﺭ‬
‫ﻳُﺪَ ِّﺑ ُﺮ ْﺍﻻَ ْﻣ َﺮ ِﻣﻦَ ﺍﻟ ﱠ‬
"Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu." (QS. As-Sajdah 32: Ayat 5)
Selanjutnya fisikawan yang terkenal adalah Paul Andrien Maurice Dirac atau
yang dikenal dengan nama Paul Dirac. Dirac merupakan salah satu ilmuan besar
ia mengukuhkan teori mekanika kuantum dalam bentuk yang paling umum dan
mengembangkan persamaan relativistik untuk elektron, yang sekarang dinamakan
menggunakan nama beliau yaitu persamaan Dirac. Persamaan ini juga
mengharuskan adanya keberadaan dari pasangan antipartikel untuk setiap partikel
misalnya positron sebagai antipartikel dari elektron. Dia adalah orang pertama
yang mengembangkan teori medan kuantum yang menjadi landasan bagi
pengembangan seluruh teori tentang partikel subatom atau partikel elementer.11
Berkat penemuannya itu ia dianugerahi penghargaan nobel pada tahun 1933.
Beliau mengharuskan adanya keberadaan dari pasangan anti partikel untuk setiap
partikel. Hal ini juga telah dijelaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

َ‫ﺷ ْﻲءٍ َﺧ َﻠ ْﻘﻨَﺎ ﺯَ ْﻭ َﺟﻴ ِْﻦ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻜ ْﻢ ﺗَﺬَ ﱠﻛ ُﺮ ْﻭﻥ‬


َ ‫َﻭ ِﻣ ْﻦ ُﻛ ِّﻞ‬

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat


(kebesaran Allah)."(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 49)

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu itu
berpasangan baik makhluk yang bernyawa maupun tidak bernyawa. Seperti
halnya teori yang dikemukaan oleh Dirac yang sudah lebih dahulu dibahas oleh
Al-Qur’an.
Dalam ayat lain Allah berfirman yang artinya:

10
Harun Yahya, Ketiadaan Waktu Dan Realitas Takdir, (Jakarta: Robbani Press, 2003), hlm. 119.
11
Ion I. Cotăescu, ‘The Role of Pryce’s Spin and Coordinate Operators in the Theory of Massive
Dirac Fermions’, European Physical Journal C, 82.11 (2022).

9
"Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata
dan Kami turunkan bersama mereka Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia
dapat berlaku adil. Dan Kami turunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan
banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa."(QS. Al-Hadid 57: Ayat 25)
Ilmuan dari NASA seperti profesor Amstrong menjelaskan Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, ilmuwan menemukan fakta bahwa besi adalah
berasal dari langit. Ilmu sains memberi informasi kepada kita bahwa besi adalah
logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi kita sendiri. lebih tepatnya besi
berasal dari Asteroid (kaya akan unsur besi) yang menabrak bumi (Awal
pembentukan bumi).
Selanjutnya banyak sekali ilmuan yang mengemukakan teori tentang perhitungan
waktu yang dimana diukur berdasarkan peredaran planet dimana hal tersebut juga
telah di jelaskan dalam Al-Qur’an:

‫ﺏ ۗ َﻣﺎ‬ َ ‫ﺴ ِﻨﻴْﻦَ َﻭﺍ ْﻟ ِﺤ‬


َ ‫ﺴﺎ‬ ّ ِ ‫ﻋﺪَﺩَ ﺍﻟ‬ َ ‫ﺿ َﻴﺎ ٓ ًء ﱠﻭﺍ ْﻟ َﻘ َﻤ َﺮﻧُ ْﻮ ًﺭﺍ ﱠﻭ َﻗﺪ َﱠﺭ ٗﻩ َﻣﻨَﺎ ِﺯ‬
َ ‫ﻝ ِﻟﺘَ ْﻌ َﻠ ُﻤ ْﻮﺍ‬ ِ ‫ﺲ‬ ‫ِﻱ َﺟ َﻌ َﻞ ﺍﻟ ﱠ‬
َ ‫ﺸ ْﻤ‬ ْ ‫ﻫ َُﻮ ﺍ ﱠﻟﺬ‬
َ‫ﻡ ﱠﻳ ْﻌ َﻠ ُﻤ ْﻮﻥ‬
ٍ ‫ﺖ ِﻟ َﻘ ْﻮ‬ ٰ ْ ‫ﺼ ُﻞ‬
ِ ‫ﺍﻻ ٰﻳ‬ ِ ّ ‫—ُ ٰﺫﻟِﻚَ ﺍ ﱠِﻻ ِﺑﺎ ْﻟ َﺤ‬
ّ ِ ‫ـﻖ ۚ ﻳُ َﻔ‬ ‫َﺧ َﻠﻖَ ﱣ‬

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang
menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan
dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui."(QS. Yunus 10: Ayat 5)
Demikianlah Allah telah menunjukan kekuasaanya melalui kitab sucinya yaitu Al-
Qur’an yang dimana banyak sekali kebenaran yang terkandung di dalamnya, yang
sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Kita sebagai umat islam harusnya
merasa bangga dan memiliki semangat dalam menggali dan mencari kebenaran
yang ada di dalam Al-Qur’an.

10
E. Tokoh-tokoh Dalam Islam Di Bidang Fisika
Sejarah membuktikan, kontribusi ilmuwan muslim dalam bidang fisika sangatlah
besar. Karya-karya ilmuwan muslim dalam bidang fisika, baik yang klasik
maupun modern, bisa dibilang sangat banyak.12 Berikut adalah tokoh-tokoh yang
berjasa dalam perkembangan ilmu fisika:
1. Al-Battani
Al-Battani (lahir pada tahun 929 M) adalah salah satu astronom terbesar dalam
sejarah Islam. Ia sangat ahli dalam ilmu falak, yang berkaitan dengan pergerakan
bintang dan hubungannya dengan Bumi. Al-Battani berhasil menentukan jarak
Bumi dengan Matahari, mengukur gaya gravitasi, serta mengukur garis lintang
dan busur bumi pada globe dengan ketelitian sampai 3 desimal. Ia juga
menjelaskan bahwa Bumi berputar pada porosnya, mengukur keliling Bumi (jauh
sebelum Galileo), dan membuat tabel astronomi serta orbit planet-planet.
Sumbangan Al-Battani dalam bidang geometri, fisika, dan kaji bintang sangat
penting. Ia mengoreksi dan memperbaiki sistem astronomi Ptolemaeus mengenai
orbit bulan, matahari, dan planet tertentu. Ia membuktikan kemungkinan
terjadinya gerhana matahari tahunan, merancang katalog bintang, merancang jam
matahari, serta alat ukur murai quadrant. Karyanya yang paling terkenal adalah De
Scientia Stellarum yang digunakan sebagai rujukan oleh Kepler, Copernicus,
Regiomantanus, dan Peurbach.
Al-Battani juga mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit
planet-planet dengan sangat akurat. Ia berhasil menentukan perkiraan awal bulan
baru dan panjang tahun. Ia juga mengubah sistem perhitungan waktu sebelumnya
yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian (jam) menjadi 12 bagian (12 jam),
dan setelah ditambah 12 jam waktu malam sehingga berjumlah 24 jam. Salah satu
karya paling terkenalnya adalah Al-Zij Al-Sabi, yang sangat berharga dan
dijadikan rujukan para ahli astronomi barat selama beberapa abad setelah Al-
Battani meninggal dunia.
.
2. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi, yang nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Musa al-
Khwarizmi, adalah seorang cendekiawan dan matematikawan terkenal yang hidup
pada awal pertengahan abad ke-9 M di Bukhara, yang sekarang merupakan bagian

12
Bahrum Subagiya, ‘Ilmuan Muslim Polimatik Di Abad Pertengahan’, Ta’dibuna: Jurnal
Pendidikan Islam, 11.1 (2022), 112.

11
dari Uzbekistan. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh
dalam perkembangan matematika dan astronomi pada masa keemasan Islam.
Selain pengetahuannya yang luas dalam matematika, Al-Khawarizmi juga sangat
ahli dalam bidang astronomi, yang melibatkan studi tentang bintang, posisi,
gerakan, dan interpretasi bintang. Untuk menghitung posisi bintang relatif
terhadap Bumi, seseorang memerlukan perhitungan geometri.
Karya-karya terkenal Al-Khawarizmi antara lain "Al-Jabr wa al-Muqabalah,"
yang memperkenalkan konsep dan persamaan aljabar, dan "Kitab al-Mawarith,"
yang membahas tentang hukum waris Islam. Ia juga menulis banyak tentang
astronomi dan geografi, dan karyanya berpengaruh di dunia Islam dan Eropa.
Kontribusi Al-Khawarizmi pada bidang matematika dan astronomi terus dipelajari
dan dihargai hingga saat ini, dan warisannya masih hidup dalam banyak konsep
ilmiah dan matematika yang menggunakan namanya, seperti algoritma dan
aljabar.

3. Al-Khazini
Al- Khazini (1121 M ) Ia merupakan saintis muslim serba bisa yang menguasai
astronomi, fisika, bioligi, kimia, matematika dan filsafat. Sederet buah fikir yang
dicetuskannya tetap ada disepanjang zaman. Tamuan ilmuan kelahiran Bizantium
ini antaralain: metode ilmiah eksperimental dalam melanik; dalam daya, masa dan
berat; jarak gravitasi; serta energy potensial gravitasi. Sumbangan penting Al-
Khazini dalam fisika terangkum dalam kitab Mizan al- Hikmah yang ditulisnya
pada tahun 1121. Dalam buku ini ia menjelaskan tentang teori keseimbangan
hidrostatistika. Teori ini telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. Tak
mengherankan jika Robert E. Hall dalam tulisan bertajuk “ Al- Khazini “ yang
dimuat dalam A Dictionary of scientific Biography Volume VII (1973)
menyebutkan, “ AL- Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang
masa.” Sedangkan editor Dictionary of Scientific Biography, Charles D . Jilispe,
menjuluki AlKhazini sebagai “ Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Dalam
bukuny, Al- Khazini menerangkan prinsip keseimbangan hidrostatistika dengan
tingkat ketelitian obyek sampai ukuran microgram. Tingkat ketelitian seperti ini,
menurut K. Ajram dalam The Miracle of Islamic Scienc, baru dapar tercapai pada
abad ke- 20. Al- Khazini juga menjelaskan define “berat”. Menurutnya, berat
merupakan gaya yang inheren dalam benda-benda padat yangmenyebabkan
merekan bergerak dalam satu garis lurus terhadap pusat bumi ( gravitasi ) dan
terhdap pusat benda itu sendiri. Besarn gaya ini tergantung dari kerapatan benda.
Ia juga menerankan pengaruh suhu ( temperatur ) terhadap kerapan benda. Hal ini

12
ia lakukan sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis
tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi.

4. Ibnu Al-Haitham
Fisikawan ternama ini bernama lengkap Abu Ali Al- Hasan Ibn Al-Hasan (atau al-
Husain) Ibn Al-Haitham. Ibnu al-Haitham adalah seorang fisikawan terkenal yang
lahir di Basra, Irak pada tahun 965. Dia menempuh pendidikannya di Universitas
al-Azhar dan kemudian menjadi autodidak, menguasai berbagai bidang ilmu
seperti astronomi, matematika, geometri, kedokteran, fisika, dan filsafat. Dia
merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan data penting tentang
cahaya melalui serangkaian eksperimen dengan tingkat presisi yang tinggi.
Namanya mulai terkenal di Mesir pada masa pemerintahan Khalifah Al-Hakim
(996-1020). Selain sebagai fisikawan Muslim terbesar, dia juga merupakan
seorang ahli astronomi dan matematika yang terkemuka. Sepanjang hidupnya,
Ibnu al-Haitham menulis sekitar 70 buku. Salah satu bukunya, Al-Manazir,
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul Opticae Thesaurus. Dalam
buku ini, dia menyatakan bahwa proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata,
bukan karena sorot mata seperti yang dipercayai orang sejak zaman Aristoteles.
Dia juga menjelaskan berbagai cara untuk membuat teleskop dan kamera
sederhana (kamera obscura) atau "pinhole camera". Kata "kamera" sendiri berasal
dari kata "qamara" yang berarti "yang diterangi". Kamera buatannya berbentuk
bilik gelap yang diterangi oleh sinar dari lubang di salah satu sisinya.
Buku Ibnu al-Haitham tentang teori optik, Al-Manazir, banyak dikutip oleh
ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 hingga ke-17, Isaac Newton dan Galileo
Galilei menggabungkan teori Ibnu al-Haitham dengan temuan mereka. Selain itu,
teori konvergensi cahaya mengenai cahaya putih yang terdiri dari berbagai warna
cahaya yang ditemukan oleh Newton, juga telah diungkapkan oleh Ibnu al-
Haitham pada abad ke-11, dan muridnya Kamal ad-Din pada abad ke-14. Dalam
teori bias cahaya yang dia kemukakan dalam bukunya, diadopsi oleh Snell dalam
bentuk yang lebih matematis.

5. Al- Kindi
Al-Kindi adalah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-9 Masehi. Ia
dikenal sebagai ilmuwan pertama yang mempelajari ilmu optic dan memberikan
kontribusi besar dalam mengembangkan pemahaman tentang refleksi cahaya dan
prinsip-prinsip persepsi visual.

13
Al-Kindi menolak konsep Aristoteles bahwa penglihatan terjadi karena sinar
keluar dari mata menuju objek yang dilihat. Ia mengajukan teori baru bahwa
penglihatan terjadi karena adanya daya pencahayaan yang berasal dari objek dan
masuk ke dalam mata dalam bentuk kerucut radiasi yang padat. Menurut Al-
Kindi, cahaya yang dipantulkan oleh objek mencapai mata dan membentuk
gambar di retina, yang kemudian diinterpretasikan oleh otak sebagai gambar yang
dilihat.
Kontribusi Al-Kindi dalam ilmu optic tidak hanya terbatas pada teori penglihatan.
Ia juga meneliti tentang fenomena pembiasan cahaya dan membuat perangkat
optik sederhana seperti lensa dan cermin. Selain itu, ia juga menulis sejumlah
buku tentang ilmu falak, matematika, kimia, dan filsafat.
Karya-karya Al-Kindi menjadi penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di dunia Islam pada masa itu, dan pengaruhnya terus dirasakan
hingga saat ini. Ia juga diakui oleh ilmuwan Barat sebagai salah satu tokoh
penting dalam sejarah ilmu pengetahuan.

6. Thabit Ibn Qurra


Thabit ibn Qurra lahir pada tahun 901 M di Harran, Mesopotamia, yang kini
menjadi wilayah Turki. Ia belajar di Bait Al-Hikmah, pusat keunggulan sains
Islam pada zaman dinasti Abbasyiyah di kota Baghdad. Thabit mempelajari
berbagai bidang ilmu, termasuk geometri, astronomi, astrologi, mekanik,
pengobatan, dan filsafat.
Salah satu sumbangan Thabit yang terkenal adalah dalam bidang geometri, yaitu
pengembangan teori Pythagoras. Ia juga mempelajari geometri untuk mendukung
penemuan kurva yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan matahari, dan
menemukan teori tentang getaran/trepidasi.
Thabit ibn Qurra adalah seorang matematikawan dan ilmuwan serba bisa yang
sangat berpengaruh pada zamannya. Karyanya meliputi banyak bidang ilmu,
termasuk astronomi, matematika, dan filosofi. Ia juga terkenal sebagai penerjemah
karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Arab, dan membawa pengaruh besar
pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Warisannya tetap dihormati
dan dipelajari hingga saat ini.

14
7. Ibnu Bajjah
Ibn Bajjah, juga dikenal dengan nama Avempace, adalah seorang ilmuwan
Muslim Spanyol abad ke-12 yang merupakan seorang polymath, artinya dia
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan filsafat. Selain fisika, ia juga mempelajari kedokteran,
matematika, musik, dan psikologi. Dalam bidang filsafat, Ibn Bajjah
mengemukakan teori tentang kemurnian jiwa dan pengalaman mistis. Ia juga
menulis buku tentang etika, yang membahas tentang kesalehan dan kebahagiaan.
Pemikirannya dalam bidang etika dan filsafat mistis sangat mempengaruhi
pemikiran filosof Eropa abad ke-13, seperti Thomas Aquinas dan John of Jandun.
Selain itu, Ibn Bajjah juga dikenal sebagai seorang penyair, dan salah satu
puisinya yang terkenal adalah tentang keindahan alam dan kebesaran Allah.
Meskipun karya-karyanya tidak begitu dikenal pada masanya, kontribusinya
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat sangatlah penting dan masih
dipelajari hingga saat ini.

8. Ibnu Tufail
Ibn Tufail (1185 M) Dilahirkan di lembah Asya, dekat Granad pada 1106M. Ibn
Tufail menjadi pemerintah negari Morocco yang disegani. Pandai bergaul dan
menekuni diri dalam pendidikan, pengobatan, pengadilana dan politik. Salah satu
bukunya adalah Hay Ibn Yaqzan yang menerangkan satu falsafah dalam diri
manusia. Buku ini menunjukkan bagaiamana beliau menganalisis hubungan
antara manusia, akal dan Tuhan. Dalam bidang fisika, beliau menjelaskan tiga
cara pemanasan yaitu melalui pergerakan, geseran dan pencahayaan. Dalam
metafisika, beliau menerangkan bahwa ala mini baru dan berpenghujan.

9. Muhammad Targai Ulugh – Begh


Muhammad Targai Ulugh-Begh (1393-1449) adalah seorang pangeran Tartar
yang merupakan cucu dari Timur Lenk. Ia diberi kekuasaan sebagai raja muda di
Turkestan dan berhasil mendirikan observatorium yang sangat canggih dan besar,
yang tidak ada tandingannya pada zamannya. Observatorium ini menjadi pusat
astronomi terkemuka di kota Samarkan.
Ia juga telah menerbitkan sebuah katalog dan tabel-tabel bintang yang disebut
Zijd-I Djadid Sultani, yang berisi informasi tentang 992 posisi dan orbit bintang,
dan masih dianggap akurat hingga saat ini, terutama untuk gerakan tahunan dari

15
lima bintang terang: Zuhal (Saturnus), Mustery (Jupiter), Mirikh (Mars), Juhal
(Venus), dan Attorid (Merkurius).
Kitab ini mengkoreksi kesalahan perhitungan Ptolemy dalam magnitudo bintang-
bintang, serta memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang waktu, bahwa
satu tahun adalah 365 hari, 5 jam, 49 menit, dan 15 detik. Kitab ini telah menjadi
dasar bagi banyak astronom Barat pada abad pertengahan dan telah
mempengaruhi perkembangan ilmu astronomi hingga saat ini.

10. Kamaludin Al-Farisi


Kamaludin al- Farisi KamalAl-Din Abu’l Hasan Muhammad Al- FArisi lahir di
Tabriz, Persia (sekarang Iran ) pada tahun 1267 dan wafat pada 1319 M. al- Farisi
terkenal dengan kontribusinya tentang optic. Dalam bidang optic, ia berhasil
merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Al-
Farisi membedah dan merevisi teori pembiasan cahaya yang telah ditulis oleh Al-
Haitham. Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir ( Revisi Tentang
Optik ).
Menurut Al- Farisi, tidak semua teori optik yang dikemukakan AlHaitham benar.
Karena itulah ia berusaha memperbaiki kelemahan dan menyempurnakan teori Al-
Haitham. Tak cuma itu, teori Al- Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan
Al- Farisi mampu menggabungkan teori Al- haitham ini dengan teori pelangi dari
Ibnu Sina.
Dia mampu menjelaskan fenomena pelangi. Melaluim penelitian yang
dilakukannya, ia berhasil mengungkapkan bagaimana cahaya matahari direfraksi
melalui hujan serta terbentuknya pelangi primer dan sekunder. Alfarisi mempu
menjelaskan fenomena ala mini dengan menggunakan matematika.13

F. Manfaat Mempelajari Islam Dan Fisika


Mempelajari Islam dan fisika memiliki banyak manfaat, di antaranya:
1. Memperluas pengetahuan dan pemahaman
Mempelajari Islam dan fisika dapat membantu kita memperluas pengetahuan dan
pemahaman kita tentang dua bidang yang sangat penting. Dalam hal Islam, kita
dapat memahami ajaran-ajaran Islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

13
http://penjagahati-zone.blogspot.com/2010/11/sejarah-fisika-sumbangan-ilmuan-muslim.htlm

16
Dalam hal fisika, kita dapat memahami prinsip-prinsip dasar alam semesta dan
bagaimana alam semesta ini beroperasi.
2. Menumbuhkan sikap kritis dan analitis
Mempelajari Islam dan fisika membutuhkan kemampuan untuk berpikir kritis dan
analitis. Dalam mempelajari Islam, kita perlu memahami teks-teks suci dan
mempertimbangkan bagaimana teks tersebut dapat diterapkan dalam konteks
modern. Dalam mempelajari fisika, kita perlu memahami bagaimana data dan
bukti dapat digunakan untuk memperkuat argumen dan menjawab pertanyaan.
3. Meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara agama dan sains
Mempelajari Islam dan fisika juga dapat membantu kita memahami hubungan
antara agama dan sains. Ada banyak titik temu antara ajaran-ajaran Islam dan
penemuan-penemuan sains modern, dan mempelajari keduanya dapat membantu
kita memahami bagaimana kedua bidang tersebut dapat saling melengkapi.
4. Membantu kita memahami peran kita sebagai individu dalam masyarakat
Mempelajari Islam dan fisika dapat membantu kita memahami peran kita sebagai
individu dalam masyarakat. Dalam Islam, kita diajarkan untuk memperhatikan
lingkungan sekitar kita dan berkontribusi positif pada masyarakat. Dalam fisika,
kita mempelajari tentang bagaimana benda-benda di alam semesta saling
berinteraksi dan bagaimana kita dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk
membangun teknologi dan infrastruktur yang lebih baik bagi masyarakat.

G. Kesimpulan
Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat mendasar dalam ilmu
pengetahuan. Fisika berasal dari bahasa Yunani, yaitu physikos berarti
mempelajari sifat-sifat yang dimiliki alam, dan berkembang seiring dengan
adanya keinginan manusia untuk mempelajari gejala-gejala alam.
Islam dan realitas fisika kontemporer adalah dua bidang studi yang masing-
masing memiliki cakupan yang sangat luas. Islam sebagai agama memberikan
panduan hidup dan ajaran moral yang menjadi landasan bagi umat muslim dalam
menjalani kehidupan. Sementara itu, fisika kontemporer sebagai cabang ilmu
pengetahuan alam, mempelajari sifat-sifat materi dan energi serta fenomena-
fenomena alam yang terjadi di sekitar kita.
Para fisikawan Barat seperti Enstein, Dirac dan Amstrong telah banayak
memberikan dan menemukan penemuan-penemuan yang besar yang dimana
sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an jauh sebelumnya yaitu 14 abad yang lalu.

17
Kontribusi ilmuwan muslim dalam bidang fisika sangatlah besar. Karya-karya
ilmuwan muslim dalam bidang fisika, baik yang klasik maupun modern, bisa
dibilang sangat banyak. Seperti Al-Battani, Al-Khawarizmi, Al-Khazini, Al-
Haitham dan Al-Biruni yang dimana masih bisa kita rasakan sekarang.

REFERENSI
Abdul, Majid dkk. 2001. Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Iptek jilid 2.
Jakarta: Gema Insani Press.

Ahmad, Muhammad Sulaiman. 2001. Tuhan dan Sains. Jakarta: Serambi Ilmu
semesta.

Bahrum, Subagiya, ‘Ilmuan Muslim Polimatik Di Abad Pertengahan’, Ta’dibuna:


Jurnal Pendidikan Islam, 11.1 (2022),

BJ Habibi. 1995. Ilmu Pengetahuan, Teknologi & pembangunan Bangsa. Jakarta:


CIDES.

Harun, Yahya. 2003. Ketiadaan Waktu Dan Realitas Takdir. Jakarta: Robbani
Press.

Ion I. Cotăescu, ‘The Role of Pryce’s Spin and Coordinate Operators in the
Theory of Massive Dirac Fermions’, European Physical Journal C, 82.11 (2022).

Mahdi, Ghulsyani. 1990. Filsafa-Sains Menurut Al-Qur’an. Bandung: Mizan.

M Agus Martawijaya, ‘Buku Fisika Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal Untuk
Meningkatkan Karakter Dan Ketuntasan Belajar’, Buku Sains Dan Pendidikan
Fisika, 10.3 (2014).

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Young dan Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai