Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PENCIPTAAN ALAM DAN MANUSIA DALAM AGAMA YAHUDI

Makalah Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Yahudi

Dosen Pengampu : Kamaluddin, M.A

Di Susun Oleh : Kelompok 8

1. Budi Suprianto (0402173057)


2. Ummul Hidayati (0402183072)
3. Derliana Sari Hsb (0402183048)

STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Pengertian Agama Yahudi .................................................................................. 2


B. Konsep Penciptaan Alam dalam Agama Yahudi ................................................. 2
C. Konsep Penciptaan Manusia dalam Agama Yahudi ............................................ 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia dan Alam merupakan dua hal yang tidak dapat di pisahkan, keduanya
memiliki keterkaitan masing-masing. Alam semesta merupakan tempat tinggal bagi
manusia, maka alam semesta menjadi hal yang sangaat penting bagi manusia untuk
keberlangsungan hidup. Tentunya manusia dan alam di ciptakan memiliki maksud dan
tujuan tertentu oleh Tuhan. Dalam proses penciptaan manusia dan alam setiap
kepercayaan memiliki konsepnya masing-masing.

Pada semua kitab suci agama-agama besar dunia, terdapat uraian tentang konsep
penciptaan alam semesta. Pada agama-agama Abrahamik konsep penciptaan semesta
hampir mirip. Hal ini disebabkan karena agama-agama Abrahamik yaitu Yahudi, Nasrani
dan Islam bersumber dari ajaran yang sama yaitu ajaran Nabi Ibrahim (Abraham), yang
pada umumnya bercorak geosentrisme, yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat
alam semesta. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep penciptaan alam dan
manusia dalam Agama Yahudi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Agama Yahudi?
2. Bagaimana konsep penciptaan alam dan manusia dalam Agama Yahudi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Yahudi

Yahudi adalah agama monotheis yang khusus berlaku hanya bagi keturunan kaum
atau bangsa Yahudi. Yahudi termasuk ke dalam agama Abrahamik yang tertua dan sudah
berusia lebih dari 4000 tahun. Karena sifatnya yang tertutup maka agama Yahudi hanya
memiliki sedikit penganut saja.

Kata Yahudi diambil dari bahasa Ibrani "Yehuda" yang merupakan nama dari salah
satu marga dari 12 leluhur suku Israel yang paling banyak keturunannya. Israel sendiri
adalah nama lain dari Yakub yang merupakan ayah dari 12 anak yang kelak akan
menurunkan ke 12 suku Israel yang kemudian akan berkembang biak menjadi jutaan
orang di seluruh dunia. Agama Yahudi dimulai ketika Tuhan membuat perjanjian dengan
Abraham (yang juga merupakan Bapak Iman dari agama Yahudi, Nasrani dan Islam)
bahwa dia dan keturunannya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman kepada
Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak (anak Abraham dari Sara yang kelak
akan dianggap juga sebagai leluhur Yesus) dan Yakub (anak Ishak atau cucu Abraham,
leluhur bagi 12 suku Israel).1

B. Konsep Penciptaan Alam

Kata Kosmologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti bumi, yang tersusun menurut
peraturan dan bukan yang kacau tanpa aturan. 2 Kosmologi adalah penjelasan atau
keterangan tentang asal usul alam semesta menurut mitos. 3 Ada beberapa versi penciptaan
alam semesta oleh Tuhan. Enam hari penciptaan merupakan pola simetris, yaitu
penciptaan cahaya, siang dan malam dihari pertama, lalu langit dihari kedua, dan dihari
ketiga diciptakanlah daratan, lautan dan tumbuh-tumbuhan yang disempurnakan dihari ke
empat dengan penciptaan bintang-bintang, sedangkan makhluk hidup laut dan udara
diciptakan dihari kelima, dan pada hari keenam Tuhan menciptakan hewan darat dan

1
Mohammad Zazuli, Sejarah Agama Manusia, ( Yogyakarta : PT Buku Seru, 2018), h. 162
2
Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia Bagian 4,( Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve), h.1887
3
Jokok Siswanto, Orientasi Kosmologi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), h. 2

2
manusia. Manusia kemudian diberkati oleh Tuhan dengan kesuburan dan perkembangan
untuk mengisi dan menguasai dunia, serta diamanahkan kekuasaan atas ikan dilaut,
burung diudara dan segala yang merayap didaratan.

Kemudian Tuhan merasa bahwa segala yang Ia ciptakan telah sempurna, sangat baik
lalu Ia berhenti untuk melakukan penciptaan dan proses lainnya dihari ketujuh.

Versi lain dari penciptaan alam semesta adalah:

1. Pada mulanya, Tuhan menciptakan surga dan dunia. Beberapa berpendapat bahwa
Torah ikut diciptakan pada masa ini. Lalu Tuhan berkata “ILet there be light” dan
terciptalah cahaya. Tuhan kemudian memisahkan terang dan kegelapan dan
menamakan mereka “ siang dan malam”.
2. Lalu Tuhan membuat lengkungan di langit untuk menahan air yang ia tempatkan di
bumi, dan dilangit dihari kedua.
3. Kemudian Tuhan berkata, dihari ketiga “satukan seluruh air yang ada di bawah surge,
sehingga muncullah daratan”. Dengan munculnya daratan, maka tanaman dan
pepohonan pun tumbuh.
4. Dihari keempat, Tuhan berkata” Muncullah cahaya besar dan cahaya kecil di angkasa
untuk mengatur siang dan malam”.
5. Pada hari kelima, Tuhan menciptakan manusia dari tanah, yaitu Adam yang akan
menguasai seluruh ciptaan-Nya. Kemudian Tuhan menciptakan teman untuk Adam
dan menempatkan mereka di Surga.
6. Dihari ketujuh, Tuhan beristirahat.

Di dalam Bible yaitu kitab kejadian 1; 1-24 di jelaskan bagaimana proses


terbentuknya alam semesta ini, yaitu sebagai berikut;

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan
kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat
bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah
menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari pertama.”

3
Demikian yang di jelaskan diatas proses penciptaan hari pertama, kemudian dalam
kejadian ayat 6-8 yaitu :

“Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari
air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah
cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah
menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.”

Kemudian pada proses selanjutnya pada tahapan yang ketiga di jelaskan dalam
kejadian ayat 9-13 yaitu :

“Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu
tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah
menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat
bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-
tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang
menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan
jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-
tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang
berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari ketiga.”

Selanjutnya di jelaskan dalam kejadian ayat 14-19 sebagai berikut :

“Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk


memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang
menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai
penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan
jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni
yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk
menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di
cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk
memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari keempat.”

Kemudian pada proses selanjutnya pada tahapan yang kelima di jelaskan dalam
kejadian ayat 20-23 yaitu :

“Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan
hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." Maka Allah
menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang
bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan

4
hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari kelima.”

Kemudian pada proses selanjutnya pada tahapan yang keenam di jelaskan dalam
kejadian ayat 24-31 yaitu :

“Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,
ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah
menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang
melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka
berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi
kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di
bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya."
Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat
baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.”4

C. Konsep Penciptaan Manusia

Penjelasan-penjelasan tentang penciptaan manusia dijelaskan dalam Kitab Kejadian


dalam ayat-ayat yang membahas Penciptaan secara keseluruhan. Sebagaimana diakui oleh
Romo de Vaux, seperti dikutip oleh Maurice Bucaille, Kitab Kejadian “dibuka dengan
dua perincian mengenai penciptaan”. Adanya dua teks ini harus diberi tekanan, sebab hal
ini umumnya tidak diketahui: Teks pertama disatukan ke dalam sebuah teks yang disusun
oleh para pendeta dari kuil Yerusalem. Teks tersebut berasal dari abad ke-6 SM, dan
dinamakan versi “Sakerdotal”. Teks yang lebih panjang muncul di dalam pembukaan
Kitab Kejadian dan menjadi bagian kisah panjang mengenai penciptaan langit, bumi dan
makhluk-makhluk hidup, penciptaan manusia diberi tekanan sebagai prestasi puncak,
meskipun hal itu hanya dijelaskan secara ringkas. Teks kedua diambil dari versi Yahwis,

4
https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Kej%201:1-31 diakses pada 24 Oktober 2021

5
yang berasal dari abad ke-9 atau ke-10 SM, dan sangat pendek. Muncul segera setelah
versi Sakerdotal, dan banyak membahas penciptaan manusia. 5

1. Penciptaan Manusia dalam Versi Sakerdotal

Teks tentang penciptaan manusia versi Sakerdotel terdapat dalam ayat 24 sampai 31
seperti di bawah ini:

“Lalu Tuhan berkata: ’Biarlah kita membuat manusia dalam citra kita, sesuai dengan
kita; dan jadilah mereka menguasai ikan di laut, burung di udara, ternak,dan segala
sesuatu di atas bumi serta setiap makhluk yang melata di atas bumi. ’”

Maka Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya sendiri, dalam citraTuhan
dia menciptakannya. Dia ciptakan mereka laki-laki dan perempuan”

“Dan Tuhan merahmati mereka, dan Tuhan berkata kepada mereka, ‘suburlah dan
berkembang biaklah, dan isilah bumi dan tundukanlah ia; dan kuasailah ikandi laut dan
burung di udara dan semua makhluk hidup yang bergerak di atasbumi.’ Dan Tuhan
berkata: ‘Lihat, Aku telah memberimu semua tanaman yangmelahirkan biji yang meliputi
seluruh bumi, dan setiap pohon dengan biji didalam buahnya; hendaklah engkau
manfaatkan semua itu sebagai makanan. Danpada setiap binatang di atas bumi, dan
pada setiap burung di udara, dan padasegala yang melata di atas tanah, segala yang
bernafas, Aku telah memberikanseluruh tanaman hijau sebagai makanan.’ Dan jadilah
kehendak-Nya. Dan Tuhanmelihat segala yang dibuat-Nya, dan melihat bahwa hal itu
bagus. Dan ada malamdan pagi, pada hari ke enam.”

Menurut kisah dalam ayat 24 sampai 31, bumi melahirkan hewan-hewan pada hari ke
enam, dan meskipun asal-usulnya tidak dinyatakan secara jelas, namun manusia
diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan citra-Nya sendiri pada hari itu. Wanita juga
diciptakan, meskipun tidak diberikan rincian mengenai asal-usulnya. 6

2. Penciptaan Manusia dalam Versi Yahwis

Teks tentang penciptaan manusia versi Yahwis terdapat dalam Bab 2ayat 4b sampai 7
dan Bab 2 ayat 18 sampai 25 seperti di bawah ini:

Bab 2, ayat 4b sampai 7:“Pada hari ketika Tuhan Yahweh membuat bumi dan langit,
ketika tanaman belum lagi tumbuh di atas ladang bumi dan belum ada sayur-mayur –
sebab Tuhan Yahweh belum menurunkan hujan di atas bumi, dan belum ada manusia
yang mengolah tanah; tapi kabut naik dari bumi dan mengairi seluruh permukaan tanah

5
Agus Darmaji, Manusia Dalam Pandangan Yahudi. Jurnal Religi, vol. XI, No. 1, Januari 2015, h 20
6
Maurice Bucaille, Asal-usul Manusia: Menurut Bibel, Al-Quran, dan Sains, terj. Rahmani Astuti
(Bandung: Penerbit Mizan, 1998), h.174.

6
dan kemudian Tuhan Yahweh menciptakan manusia dari tanah, dan meniupkan ke dalam
hidungnya nafas kehidupan; dan manusia menjadi makhluk hidup.”

Bab 2, ayat 18 sampai 25:“Lalu Tuhan Yahweh berkata: ‘Tidaklah baik jika manusia
dibiarkan sendirian; Aku akan membuat seorang pembantu yang sesuai dengannya.’
Maka dari tanahTuhan Yahweh membuat segala binatang di atas bumi dan segala
burung diudara, dan membawa mereka menemui manusia guna mendapatkan nama-
namamereka; dan apapun yang diucapkan manusia ketika memanggilnya,
itulahnamanya. Manusia memberikan nama pada semua ternak, dan pada semua
burungdi udara, dan pada semua binatang di atas bumi; tapi untuk manusia belum
23Agus Darmaji, Manusia Dalam Pandangan Yahudi ditemukan pembantu yang sesuai
dengannya. Maka Tuhan Yahweh mendatangkan kantuk bagi manusia, dan sementara dia
tidur, Tuhan mengambil salah satutulang iganya dan menutupnya lagi dengan daging;
dan tulang iga yang telahdiambil oleh Tuhan Yahweh dari manusia itu dibuatnya seorang
wanita dandibawanya pada manusia itu. Maka manusia itu berkata:

Inilah pada akhirnya tulang dari tulang-tulangku dan daging dari daging-dagingku;
dia dinamakan Wanita, karena dia diambil dari Laki-laki.

Kisah ini menekankan fakta bahwa Tuhan membentuk manusia dari debu tanah.
Dengan demikian dalam hal ini bahwa asal-usul manusia dari bumi diberi tekanan,
dengan segala makna simbolis yang ditampakkan oleh asal-usul ini. Selanjutnya, dalam
ayat-ayat terakhir mengacu pada penciptaan wanita dari suatu bagian dalam tubuh laki-
laki, suatu rincian yang tidak dicatat oleh versi Sakerdotal.7

7
Maurice Bucaille, Asal-usul Manusia: Menurut Bibel, Al-Quran, dan Sains, h. 175.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa versi penciptaan alam semesta oleh Tuhan. Enam hari penciptaan
merupakan pola simetris, yaitu penciptaan cahaya, siang dan malam dihari pertama, lalu
langit dihari kedua, dan dihari ketiga diciptakanlah daratan, lautan dan tumbuh-tumbuhan
yang disempurnakan dihari ke empat dengan penciptaan bintang-bintang, sedangkan
makhluk hidup laut dan udara diciptakan dihari kelima, dan pada hari keenam Tuhan
menciptakan hewan darat dan manusia. Manusia kemudian diberkati oleh Tuhan dengan
kesuburan dan perkembangan untuk mengisi dan menguasai dunia, serta diamanahkan
kekuasaan atas ikan dilaut, burung diudara dan segala yang merayap didaratan. Kemudian
Tuhan merasa bahwa segala yang Ia ciptakan telah sempurna, sangat baik lalu Ia berhenti
untuk melakukan penciptaan dan proses lainnya dihari ketujuh.

Penjelasan-penjelasan tentang penciptaan manusia dijelaskan dalam Kitab Kejadian


dalam ayat-ayat yang membahas Penciptaan secara keseluruhan. Sebagaimana diakui oleh
Romo de Vaux, seperti dikutip oleh Maurice Bucaille, Kitab Kejadian “dibuka dengan
dua perincian mengenai penciptaan”. Adanya dua teks ini harus diberi tekanan, sebab hal
ini umumnya tidak diketahui: Teks pertama disatukan ke dalam sebuah teks yang disusun
oleh para pendeta dari kuil Yerusalem. Teks tersebut berasal dari abad ke-6 SM, dan
dinamakan versi “Sakerdotal”. Teks yang lebih panjang muncul di dalam pembukaan
Kitab Kejadian dan menjadi bagian kisah panjang mengenai penciptaan langit, bumi dan
makhluk-makhluk hidup, penciptaan manusia diberi tekanan sebagai prestasi puncak,
meskipun hal itu hanya dijelaskan secara ringkas. Teks kedua diambil dari versi Yahwis,
yang berasal dari abad ke-9 atau ke-10 SM, dan sangat pendek. Muncul segera setelah
versi Sakerdotal, dan banyak membahas penciptaan manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bucaille, Maurice. 1998. Asal-usul Manusia: Menurut Bibel, Al-Quran, dan Sains.
Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Penerbit Mizan.

Darmaji, Agus. 2015. Manusia Dalam Pandangan Yahudi. Jurnal Religi, vol. XI, No. 1.

Shadily, Hasan, Ensiklopedia Indonesia Bagian 4,Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

Siswanto, Jokok. 2005, Orientasi Kosmologi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Zazuli, Mohammad. 2018. Sejarah Agama Manusia, Yogyakarta : PT Buku Seru.

https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Kej%201:1-31 diakses pada 24 Oktober


2021.

Anda mungkin juga menyukai