Disusun Oleh:
Konsep Ketuhanan
1. Pemikiran Barat
Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut evolusionisme adalah sebagai
berikut:
a. Dinamisme
Menurut ajaran ini manusia jaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang
berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada
benda. Setiap mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada yang
berpengaruh negatif. Kekuatan ada pada pengaruh tersebut dengan nama yang berbeda-beda,
seperti mana (Malaysia), dan tuah (melayu), dan sakti (india) yakni kekuatan gaib.
b. Animisme
Disamping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayaai adanya roh
dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat
primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena
itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang
serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang apabila kebutuhannya dipenuhi.
c. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-kelamaan tidak memberikan kepuasan,
karena terlalu banyak menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian
disebut Dewa mempunyai tugas dan kekuaasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada Dewa
yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masaalah angin, adapula yang
membidangi masalah air dan lain sebagainya.
d. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh
karena itu dari dewa-dewa yang diakui mempunyai kekuatan yang sama. Lama kelamaan
kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa mengakui satu
dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui tuhan (ilah) bangsa lain.
Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan Henoteisme (Tuhan tingkat nasional).
e. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Alam
monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Evolusionisme ditentang oleh Andrew lang (1898) dia mengemukakan bahwa orang-
orang berbudaya rendah juga sama dengan monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka
mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat khas pada Tuhan mereka, yang
tidak mereka berikan pada wujud yang lain.
Dengan lahirnya pendapat Andrew lang, maka berangsur-angsur golongan evolusionisme
menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana eropa mulai menentang evolusionisme dan mulai
memperkenalkan toeri baru.
Konsep Manusia
Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran
yang pasti dan meyakinkan tentang dirinya tak mampu mereka peroleh hanya dengan
mengandalkan daya nalarnya yang subyektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan
dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secara lebih utuh, yakni Allah Sang Maha
Pencipta yang telah menurunkan kitab suci Al-Qur’an yang diantara ayat-ayat -Nya memberikan
gambaran kongkrit tentang manusia.
Penyebutan nama manusia dalam Al-Qur’an tidak hanya satu macam. Berbagai istilah
digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia, diantaranya:
Dari aspek historis penciptaannya, manusia disebut dengan Bani Adam (Q. S. Al-‘Araaf:
31).
Dari aspek biologis, manusia disebut dengan basyar, yang mencerminkan sifat-sifat fisik
kimia – biologisnya (Q. S. Al-Mukminun: 33).
Dari aspek kecerdasannya, disebut dengan insan, yakni makhluk terbaik yang diberi akal
sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan (Q. S. Ar-Rahman: 3-4).
Dari aspek sosiologisnya, disebut annas, yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok
sesama jenisnya (Q. S. Al-Baqarah: 21).
Dari aspek posisinya, disebut ‘abdun (hamba), yang menunjukkan kedudukannya sebagai
hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada –Nya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com/resourcedocs/54d3775e84d96.pdf
2. http://melyme-agama.blogspot.com/2012/07/alam-semesta-menurut-pandangan-
islam.html
3. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196509171990011-
ACENG_KOSASIH/Konsep_Manusia_Utuh.pdf