Kelas E
Kelompok 3
Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, yang telah memberikan
izin kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pemeriksaan
Klinis Ekstra Oral dan Intra Oral pada Kasus Ortodonti” tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen kami yang telah membimbing serta memberikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik dalam isi maupun
sistematikanya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dan
berguna untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………..……….………………...………..i
DAFTAR ISI………………………………………………….………………………….............ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………..……………..……………..…...…….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………....………..……...1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………..…....…………….1
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………..……………….…………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Klinis Ekstra Oral……………………...…………………...……….......2
2.2 Pemeriksaan Klinis Intra Oral………………………………………………………....9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar 1. Proporsi wajah secara frontal. (a) Pembagian wajah berdasarkan bidang vertikal, (b) Pembagian wajah
berdasarkan bidang horizontal.
Gambar 2. Garis simetri wajah. Wajah dapat dibagi sepanjang bidang sagital dengan menggunakan garis simetri
wajah.
3
2.1.2 Analisis Wajah Simetris
Bentuk muka : simetris / asimetris
Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) dikenal 3 tipe muka yaitu :
- Brahisepali : lebar, persegi
- Mesosepali : lonjong / oval
- Oligisepali : panjang / sempit.2
Menurut Ricket (Graber 1972) lebih tepat untuk bentuk kepala yaitu proyeksi
kepala terhadap bidang sagital sedangkan untuk tipe muka lebih tepat menggunakan
istilah fasial :
● Brahifasial
● Mesofasial
● Dolikofasial.2
Umumnya tipe muka berkaitan erat dengan bentuk lengkung gigi pasien.
Klasifikasi bentuk muka dan kepala menurut Sukadana (1976) berdasarkan:
● Indeks muka = Tinggi muka ( A) (Jarak N – Gn) x 100
● Lebar muka (B) (Jarak bizigomatik)
4
- Mesoprosop (muka sedang ) : 85,0 – 89,9
- Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0 – 94,9
Jika indeks : < 80,0 : Hipo Euriprosop
> 94,9 : Hiper Leptoprosop
¾ Indeks kepala = Lebar kepala (B) (jarak bizigomatik supra mastoideus) x 100
Panjang kepala (A) (Jarak Gl –Oc)
5
Gambar. Indeks bentuk kepala
6
membawa risiko kehilangan gambaran besar. Adalah kesalahan bagi dokter gigi mana
pun untuk fokus hanya pada gigi setelah melihat sepintas ke wajah. Ini adalah kesalahan
besar bagi seorang dokter gigi untuk tidak mengevaluasi wajah dengan cermat.1
Wajah bagian bawah mungkin lurus atau cenderung anterior / posterior relatif terhadap
dahi. Kecenderungan ini juga disebut sebagai divergensi wajah, yang mungkin
dipengaruhi oleh latar belakang etnis atau ras pasien.1
Garis ditarik dari dahi ke dagu untuk menentukan apakah wajahnya sebuah
anterior divergent, garis berinklinasi ke anterior. Divergen posterior, garis berinklinasi ke
posterios. Lurus / ortognatik, garis lurus, miring tidak terlihat.1
7
● Lip contour bawah (Lcb) : Tiik terdepan bibir bawah
● Pogonoin (Pog) : Titik terdepan dari dagu di daerah symphisis mandibula.2
8
2.2 Pemeriksaan Klinis Intra Oral
2.2.1 Kebersihan Rongga Mulut /Oral Hygiene
Oral hygiene adalah suatu perawatan mulut dengan atau tanpa menggunakan
antiseptik untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene klien. Secara
sederhana, oral hygiene dapat menggunakan air bersih, hangat dan matang. Oral hygiene
dapat dilakukan bersama pada waktu perawatan kebersihan tubuh yang lain seperti
mandi, menggosok gigi dll. Perawat perlu membantu penderita/keluarga untuk
melakukan perawatan tersebut guna meningkatkan peran serta aktif dalam memberikan
perawatan kepada penderita.3
Mulut merupakan bagian pertama dalam saluran makanan dan bagian dari system
pernafasan. Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih
mekanis dari mulut.3
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa macam mikroorganisme meskipun
bersifat komensal, pada keadaan tertentu bias bersifat patogen apabila respon pejamu
terganggu. Pembersih mulut secara alamiah yang seharusnya dilakukan oleh lidah dan air
liur, bila tidak bekerja dengan semestinya dapat menyebabkan terjadinya infeksi rongga
mulut, misalnya penderita dengan sakit parah dan penderita yang tidak boleh atau tidak
mampu memasukkan sesuatu melalui mulut mereka.3
Pembersihan rongga mulut (Oral hygiene) memiliki tujuan sebagai berikut:
● Mencegah terjadinya infeksi
● Memberikan rasa nyaman pada daera mulut klien
● Mengurangi nyeri yang berlebihan
● Mencegah terjadinya komplikasi.3
9
• Frenulum labii superior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
• Frenulum labii inferior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
• Frenulum lingualis : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis.3
10
2.2.6 Pemeriksaan Garis Tengah Lengkung Gigi (Pergeseran Midline)
Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah terdiri dari parabola,
setengah elips, trapezoid, u-form, v-form, dan setengah lingkaran.
● Parabola : Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) berbentuk garis
lurus devergen ke posterior dengan posisi gigi M2 merupakan terusan kaki
lengkung, sedangkan puncak lengkung (C – C) berbentuk garis lengkung
(curved).
● Setengah elips: Kaki lengkung berbentuk garis lengkung konvergen ke posterior
ditandai oleh posisi gigi M2 mulai berbelok ke arah median line, sedangkan
puncak lengkung juga merupakan garis lengkung (curved).
● Trapezoid: Kaki lengkung merupakan garis lurus devergen ke posterior dan
puncak lengkung merupakan garis datar di anterior dari gigi C – C.
● U-form: Kaki lengkung merupakan garis lurus sejajar ke posterior, sedangkan
puncak lengkung merupakan garis lengkung.
● V-form: Puncak lengkung merupakan garis lurus devergen ke posterior, tetapi
puncak lengkung merupakan garis menyudut ke anterior ditandai dengan posisi
gigi I2 masih merupakan terusan kaki lengkung lurus konvergen ke anterior.
● Setengah lingkaran: Kaki lengkung dan puncak lengkung merupakan garis
lengkung merupakan bagian dari setengah lingkaran. Ini biasanya dijumpai pada
akhir periode gigi desidui sampai awal periode gigi campuran (mixed dentition).3,4
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada pemeriksaan ekstra oral, hubungan proporsional antara panjang wajah dan lebar
wajah (index fasial) menentukan tipe wajah secara keseluruhan dan proporsi dasar pada wajah.
Penting untuk diingat bahwa tinggi wajah tidak dapat diukur, kecuali jika lebar wajah diketahui,
dan lebar wajah tidak diukur ketika radiografi sefalometri lateral dilakukan.1 Pemeriksaan intra
oral yang dilakukan antara lain: oral hygiene, pemeriksaan frenulum, pemeriksaan lidah,
pemeriksaan palatum, pemeriksaan tonsil, dan pemeriksaan garis tengah lengkung gigi (midline).
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan. Atas perhatian para pembaca,
kami mengucapkan terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM, Contemporary Orthodontics 6ed. Missouri: Mosby
Elsevier; 2019: 149-152.
2. Rakossi T, Jonas I and Graber TM, Orthodontic Diagnosis; New york: Thieme Medical
Publisher Inc;1993:110-122.
3. Arnett GW, McLaughlin RP. 2004. Facial and Dental Planning for Orthodontists and
Oral Surgeons. Philadelphia: Moesby.
4. Cobourne MT, DiBiase AT. 2010. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Mosby
Elsevier.
13