⮚Rakosi (1982)
• Penentuan profil wajah menurut Rakosi menggunakan 3 titik anatomis yakni:
1. Glabella (G) : titik terendah dari dahi yang terletak ditengah alis mata kiri dan
kanan.
2. Labialis superior (Ls) : titik terdepan dari bibir atas.
3. Pogonion (Pog) : titik terdepan dari dagu yang terletak didaerah symphisis
mandibula
• Profil wajah menurut Rakosi ditentukan dengan cara menghubungkan garis yang ditarik
dari titik Glabella (G) ke titik Labialis superior (Ls) dengan garis yang ditarik dari Labialis
superior (Ls) ke titik Pogonion (Pog)
• Analisis Rakosi menghasilkan 3 tipe
profil wajah yaitu:
1. Lurus (straight), apabila kedua garis
tersebut membentuk suatu garis
lurus.
2. Cembung (convex), apabila garis
pertama lurus dan garis kedua
membentuk sudut cembung
karena dagu terletak lebih
posterior.
3. Cekung (concave), apabila garis
pertama lurus dan garis kedua
membentuk sudut cekung karena
letak dagu lebih ke anterior
⮚ Schwarz (1987)
• Menurut Schwarz, profil wajah dapat ditentukan dengan melihat
kesejajaran antara titik Subnasale (Sn) dengan titik Nasion (N). Adapun
tiga tipe profil wajah menurut Schwarz :
a. Lurus (average face)
b. Cembung (anteface)
c. Cekung (retroface)
• Lurus (average face)
Apabila titik Subnasale (Sn) berada tepat segaris dengan
titik Nasion (N)
• Cekung (retroface)
Apabila titik Subnasale (Sn) berada di depan titik Nasion (N)
• Cembung (anteface)
Apabila titik Subnasale (Sn) berada di belakang titik Nasion
(N)
⮚ Singh (2007)
• Analisis profil wajah menurut Singh ditentukan dengan cara menggabungkan dua buah
garis yang ditarik dari titik Nasion kulit (N’) ke titik Subnasale (Sn) dan dari titik Pogonion
kulit (Pog’) ke titik Subnasale (Sn)
• Analisis profil wajah menurut Singh menghasilkan 3 tipe profil wajah, yakni :
a. Lurus (straight/orthognatic profile), apabila kedua garis tersebut membentuk sebuah
garis lurus.
b. Cembung (convex profile), apabila kedua garis tersebut membentuk sudut yang
akut dengan kecekungan menghadap ke jaringan lunak.
c. Cekung (concave profile), apabila kedua garis tersebut membentuk sudut tumpul
dengan kecembungan menghadap ke arah jaringan lunak
ANALISIS PROPORSI WAJAH SECARA FOTOMETRI LATERAL
• Incisor display adalah banyaknya insisivus sentralis yang terlihat pada saat
senyum
• Berdasarkan hubungan garis bibir atas dan garis insisivus maksilaris, maka
senyum dibagi menjadi 3, yaitu :
A. Senyum rendah (low smile) 🡪 memperlihatkan kurang dari 75% dari
keseluruhan insisivus maksilaris
B. Senyum sedang (average smile) menampakkan 75-100% insisivus maksilaris
C. Senyum tinggi (high smile) menampakkan panjang keseluruhan servikoinsisal
dari insisivus maksilaris dan batas gingiva
Tipe Senyum Berdasarkan Gingival Display
• Gingival display adalah jarak tegak lurus antara gingival line dengan batas
bibir atas
• Gingival line dibentuk dengan menarik garis lurus pada puncak servikal insisivus
sentralis maksilaris. Sedangkan batas bibir atas dibentuk dari menarik garis lurus
pada tepi inferior dari bibir atas.
• Berdasarkan gingival display, tipe senyum dibedakan menjadi gummy smile
dan non-gummy smile
ANALISIS MODEL
• Analisis Model Studi
• Analisis Geligi Permanen
• Analisis Geligi Pergantian
ANALISIS MODEL STUDI
• Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada RA maupun
RB, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya dalam arah sagital, transversal, dan
vertikal
• Untuk keperluan diagnosis ortodonti, model studi harus dipersiapkan dengan baik dan
hasil cetakan harus akurat. Hasil cetakan tidak hanya meliputi seluruh gigi dan jaringan
lunak sekitarnya, daerah di vestibulum pun harus tercetak sedalam mungkin
• Jika hasil cetakan tidak cukup tinggi, maka hasil analisis tidak akurat
Analisis model studi secara umum dilakukan dalam 3 dimensi yaitu dalam
arah :
1. Sagital 🡪 hubungan molar pertama, kaninus, dan insisif permanen,
yaitu maloklusi kelas I, kelas II, atau kelas III Angle; ukuran overjet,
prognati atau retrognati maksila maupun mandibula, dan crossbite
anterior.
2. Transversal 🡪 pergeseran garis median, asimetri wajah, asimetri
lengkung gigi, dan crossbite posterior
3. Vertikal 🡪 overbite, deepbite, openbite anterior maupun posterior, dan
ketinggian palatum
ANALISIS GELIGI PERMANEN
• Analisis Nance mengukur mesial distal setiap gigi yang berada di mesial
gigi molar pertama permanen dengan menggunakan jangka berujung
runcing atau jangka sorong.
• Jumlah lebar mesial distal total menunjukkan ruangan yang dibutuhkan
untuk lengkung gigi yang ideal
• Lengkung rahang diukur menggunakan kawat lunak seperti brass wire
atau kawat kuningan. Kawat ini dibentuk melalui setiap gigi, pada geligi
posterior melalui permukaan oklusalnya sedangkan pada geligi anterior
melalui tepi insisalnya
• Jarak diukur mulai mesial kontak molar
pertama permanen kiri hingga kanan
• Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan ukuran panjang lengkung
gigi ideal dengan panjang lengkung
rahang
• Jika hasilnya negatif berarti kekurangan
ruangan, jika hasilnya positif berarti
terdapat kelebihan ruangan
• Analisis Lundstrom yaitu dengan cara membagi lengkung gigi menjadi 6
segmen berupa garis lurus untuk setiap 2 gigi termasuk gigi molar pertama
permanen
• Setelah dilakukan pengukuran dan pencatatan pada keenam segmen
selanjutnya dijumlahkan. Nilai ini dibandingkan dengan ukuran mesial distal 12
gigi mulai molar pertama permanen kiri hingga kanan. Selisih keduanya
menunjukkan keadaan ruangan yang tersisa
ANALISIS BOLTON
Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi RB terhadap ukuran gigi RA dengan keadaan
oklusinya
Rasio keseluruhan diperoleh dengan cara menghitung jumlah lebar 12 gigi RB dibagi dengan jumlah 12 gigi
RA dan dikalikan 100
• Rasio keseluruhan sebesar 91,3 sesuai dengan analisis Bolton 🡪 menghasilkan hubungan overbite dan
overjet yang ideal.
• Jika rasio keseluruhan lebih dari 91,3 🡪 kesalahan terdapat pada gigi RB
• Jika rasio keseluruhan kurang dari 91,3 🡪 kesalahan terdapat pada gigi RA
Rasio anterior diperoleh dengan cara menghitung jumlah lebar 6 gigi RB dibagi dengan jumlah 6 gigi RA dan
dikalikan 100
• Rasio anterior 77,2 🡪 menghasilkan hubungan overbite dan overjet yang ideal jika kecondongan gigi
insisif baik dan bila ketebalan labiolingual tepi insisal tidak berlebih
• Jika rasio anterior lebih dari 77,2 🡪 terdapat kelebihan ukuran gigi-gigi pada mandibula
• Jika kurang dari 77,2 🡪 terdapat kelebihan jumlah ukuran gigi RA
Tabel Bolton untuk mengetahui ukuran ideal 6 gigi anterior
dan 12 gigi
baik pada RA maupun RB
INDEX PONT
Salah satu analisis model studi yang banyak digunakan ialah Analisis Pont
• Analisis Pont 🡪 menggambarkan adanya hubungan antara lebar
mesiodistal 4 gigi insisivus RA dengan lebar lengkung gigi di sentral fosa
premolar pertama permanen dan molar pertama permanen
• Analisis Pont membantu dalam menentukan lengkung gigi tergolong sempit,
lebar, atau normal; menentukan perlu tidaknya ekspansi lateral terhadap
lengkung gigi; dan menentukan besarnya kemungkinan ekspansi pada regio
premolar dan molar (Iyyer, 2003)
• Pont juga menyarankan bahwa lengkung
rahang atas dapat diekspansi sebanyak
1-2 mm lebih besar dari idealnya untuk
mengantisipasi kemungkinn
terjadinya relaps
Indeks Pont diperoleh melalui 2 cara :
1. Indeks premolar 🡪
(jumlah mesio distal keempat insisivus maksila : jarak interpremolar) x 100
2. Indeks molar 🡪
(jumlah mesio distal keempat insisivus maksila : jarak intermolar) x 100
Lebar mesiodistal gigi diperoleh dengan mengukur jarak dari titik kontak mesial
ke titik kontak distal gigi yang terbesar dengan menggunakan jangka sorong
ANALISIS GELIGI PERGANTIAN / CAMPURAN
6 kunci oklusi normal menurut andrew( harus tau): hubungan molar kelas I
Angle, angulasi mahkota, inklinasi mahkota, tidak ada rotasi gigi, tidak ada
diastema antara gigi-gigi, dan dataran oklusal yang datar, oklusal plane (
cuve of spee normal diliat insisal insisivus sentralis hingga distal marginal ridge
gigi molar kedua ga lebih dr 1,5 mm kalau lebih positive)
THANK YOU