Anda di halaman 1dari 39

Tugas Skill

Lab
Ortodonti
Annisa Salsabila
201811023
Kelas A
01
ANALISA
MORFOLOGI
WAJAH
Analisa morfologi wajah:
• Pemeriksaan indeks morfologi wajah dapat
dilakukan dengan cara pengukuran:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑎 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑁𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝑔𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 × 100


𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑏 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑧𝑦𝑔𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑐)

• Tinggi wajah di dapatkan dari jarak antara titik


Nation ke Gnation.

• Lebar wajah dodapatkan dari jarak antara titik


zygomatic kiri ke zygomatic kanan.
Alat dan Bahan

Kertas mika.
Foto frontal
wajah pada
kertas A4.

Alat tulis (spidol


Penggaris 30cm.
OHP).
Titik Baku Anatomi
● Nation: titik paling anterior dari Sutura Frontalis / titik paling
anterior dari perbatasan Os. Frontal dan Os. Nasal pada bidang
Mid Sagital.

● Gnation : titik paling Antero Inferior pada bidang Mid Sagital.

● Zygomatic: tulang yang paling menonjol pada pipi pada bidang


Mid Sagital dilihat dari samping/lateral dari arah yang berlawanan
pada Mid Sagital.
Prosedur/Kegiatan
A. Cara pengukuran tinggi wajah:
● Pasien dimintas menghadap ke depan atau dalam kasus ini kita
menggunakan foto profil wajah pasien yang menghadap ke depan.
● Tentukan titik baku anatomis untuk pengukuran tinggi wajah
yaitu titik Nation dan Gnation.
● Tandai titik diujung nation ke Gnation, lalu buat garis yang
menghubungkan kedua titik.
● Ukur jarak garis tersebut dengan menggunakan penggaris.
● Didapatkan hasil pengukuran tinggi wajah pasien.
Prosedur/Kegiatan
B. Cara pengukuran lebar wajah:

● Tentukan titik baku anatomis untuk pengukuran lebar wajah


yaitu titik bizygomatic.
● Tandai titik diujung zygomatic kiri ke zygomatic kanan, lalu buat
garis yang menghubungkan kedua titik.
● Ukur jarak garis tersebut dengan menggunakan penggaris.
● Didapatkan hasil pengukuran lebar wajah pasien.
Prosedur/Kegiatan
c. Setelah didapatkan hasil pengukuran tinggi wajah dan lebar
wajah, selanjutnya dihitung menggunakan rumus indeks
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑎 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑁𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝑔𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 ×100
morfologi wajah, yaitu:
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑏 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑧𝑦𝑔𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑐)

d. Setelah didapatkan hasil, dapat disimpulkan kriteria indeks tipe


wajah pasien.
Klasifikasi Indeks Morfologi Wajah
Menurut Martin
Macam-macam tipe wajah dapat pula
diklasifikasikan sebagai berikut:

● Brakifasial (< 78,9 dan 79,0 – 83,9): Jarak antara jaringan lunak Glabela
ke Menton adalah lebih pendek dari pada jarak antara kedua zygomatico.

● Mesofasial (84,0 – 87,9): Jarak antara jaringan lunak Glabela ke Menton


adalah sama dengan jarak antara kedua zygomatico.

● Dolikofasial (88,0 – 92,9 dan > 93,0): Jarak antara jaringan lunak Glabela
ke Menton adalah lebih panjang dari pada jarak antara kedua
zygomatico.
Pengukuran
Hasil pengukuran:
● Tinggi wajah : 8,9 cm = 89 mm
● Lebar wajah : 9,0 cm = 90 mm

Pengukuran dengan indeks morfologi wajah:


𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ×100

𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ
89×100
● = 98,8
90
Interpretasi hasil pemeriksaan indeks
morfologi wajah:
● Berdasarkan hasil pengukuran
indeks morfologi wajah, pasien
memiliki kriteria indeks tipe
wajah: Dolikofasial atau
Hyperlepsoprosopic. Karena
indeks morfologi wajah pasien
didapatkan hasil 98,8 yang artinya
ukuran tersebut >93,0.
02
PEMERIKSAA
N SIMETRI
WAJAH
Kriteria wajah simetris menurut acuan Proffit:

A. Simetris
● Bagian sentral wajah (bagian tengah wajah yang dibatasi oleh garis
vertikal dari sudut mata dalam) sama dengan besar jarak bagian medial
wajah (bagian yang dibatasi oleh garis vertikal dari sudut mata luar dan
sudut mata dalam)

● Hidung dan dagu terletak pada bagian sentral wajah, lebar hidung sama
atau lebar besar sedikit dari bagian sentral wajah

● Jarak interpupil sama dengan lebar mulut (garis putus-putus pada


gambar profit)
Kriteria wajah simetris menurut acuan Proffit:

B. Asimetris

● Jika masing-masing bagian memiliki jarak yang berbeda lebih dari


2 mm dan jarak interpupil sama dengan lebar mulut
Pemeriksaan simetris wajah metode Profit:

1. Membagi wajah ideal menjadi 5 bagian → Sentral, Medial (kanan


kiri), Lateral (kanan kiri) dan jarak kelima bagian tersebut sama

● Sentral → buat garis vertikal pada kedua sudut mata dalam


● Medial → buat garis vertikal pada sudut mata dalam & luar kanan kiri
● Lateral → garis vertikal lewati canthus lateral & titik kuping terluar
kanan kiri

2. Buat garis putus-putus dari pupil ke sudut mulut


Pemeriksaan simetris wajah metode Profit:

3. Ukur tiap bagian dengan penggaris & amati jarak garis interpupil &
lebar mulut

4. Untuk mengetahui muka pasien tersebut simetris atau tidak dapat


dilihat dari:
● Lebar mata = Jarak antar mata
● Hidung dan dagu terletak di tengah
● Lebar hidung = Lebar jarak antar mata
● Jarak interpupil = Lebar mulut
Hasil pengukuran

● 1/5 sentral wajah (jarak kedua sudut mata dalam) = 2,3cm.

● 1/5 medial wajah kanan (jarak antara sudut mata kanan luar
dengan sudut mata kanan dalam) = 2,6cm.

● 1/5 medial wajah kiri (jarak antara sudut mata kiri luar dengan
sudut mata kiri dalam) = 2,4cm.

● 1/5 lateral wajah kanan (jarak sudut mata kanan luar dengan titik
kuping terluar kanan) = 3cm.
Hasil pengukuran

● 1/5 lateral wajah kiri (jarak sudut


mata kiri luar dengan titik kuping
terluar kiri) = 2,3cm.
● jarak interpupil mata = 5,5cm.
● lebar mulut = 4cm.

Interpretasi hasil pengukuran:


● Dari pengukuran di atas dapat
disimpulkan bahwa muka tersebut
tidak simetris.
Pemeriksaan simetris wajah metode Rakosi :

● Identifikasi titik baku anatomis → nation, subnasal, orbital, stomion


● Buat garis acuan:

○ Vertikal : melewati titik Trichion & Menton pada bagian midsagital wajah

○ Horizontal atas : bipupilary plane melewati tengah pupil kiri & kanan

○ Horizontal bawah : melewati stomion kiri & kanan (sejajar bipupilary plane)

○ Tandai juga titik baku anatomis orbital kiri & kanan

● Lihat kesejajaran antara garis horizontal atas & bawah dengan 2 penggaris
Kriteria wajah simetris menurut Rakosi :

● Simetris → bidang horizontal atas (bipupilary plane) & bidang


horizontal bawah (stomion kiri kanan) sejajar

● Asimetris → bidang horizontal atas & bawah tidak sejajar


Hasil pengkuran:

● Adanya kesejajaran antara


bidang horizontal atas
(bipupilary plane) & bidang
horizontal bawah (stomion kiri
kanan).
Interpretasi:

● Pada pengukuran menggunakan metode Proffit, didapatkan hasil


pengukuran yang berbeda lebih dari 2 mm (0,2 cm) antar masing-masing
5 bagian yang dihitung serta jarak interpupil mata dengan lebar mulut
didapatkan tidak sama besar sehingga ditarik kesimpulan bahwa wajah
tersebut “Asimetris”

● Pada metode Rakosi didapatkan adanya kesejajaran antara bidang


horizontal atas (bipupilary plane) & bidang horizontal bawah (stomion
kiri kanan) sehingga ditarik kesimpulan bahwa wajah tersebut “Simetris”
03
PEMERIKSAAN
MUKA SEIMBANG
Metode pemeriksaan muka seimbang:

● Metode yang di gunakan adalah 1/3 wajah bagian atas, 1/3 wajah
bagian tengah, 1/3 wajah bagian bawah.

● Pemeriksaan muka seimbang adalah jarak antara trichion ke


glabella ke subnasal ke menton.
Alat dan Bahan

Kertas mika.
Foto frontal
wajah pada
kertas A4.

Alat tulis (spidol


Penggaris 30cm.
OHP).
Titik baku anatomis untuk pemeriksaan muka
seimbang:
● Trichion: Titik pertemuan antara hair line dengan pertengahan
dahi

● Glabella: Titik pertengahan antara 2 alis mata

● Subnasal: Titik pertemuan antara columnela dengan bibir atas


pada bidang mid sagital (tepat dibawah hidung)

● Menton: Titik paling anterior dari simpisis mandibularis pada


bidang mid sagital (titik terbawah dari pertengahan dagu)
Prosedur/Kegiatan:

● Menentukan 4 titik baku anatomis yang digunakan dalam


pemeriksaan wajah seimbang dengan menggunakan spidol OHP
yang ditandai pada kertas mika yang sudah diletakkan di atas foto
frontal wajah

● Membuat garis acuan pengukuran yang merupakan perpanjangan


dari 4 titik baku anatomis wajah
Prosedur/Kegiatan:

● Melakukan pengukuran 1/3 wajah bagian atas (Trichion –


Glabella) dengan menggunakan penggaris, didapatkan hasil
ukuran / jarak Trichion – Glabella dalam satuan cm.

● Melakukan pengukuran 1/3 wajah bagian tengah (Glabella –


Subnasal) dengan menggunakan penggaris, didapatkan hasil
ukuran / jarak Glabella – Subnasal dalam satuan cm.
Prosedur/Kegiatan:

● Melakukan pengukuran 1/3 wajah bagian bawah (Subnasal –


Menton) dengan menggunakan penggaris, didapatkan hasil
ukuran / jarak Subnasal – Menton dalam satuan cm.

● Setelah didapatkan semua hasil ukuran, perhatikan dan


bandingkan ke-3 ukuran tersebut, apakah sama atau berbeda.

● Setelah diketahui, maka baru dapat disimpulkan apakah pasien


memiliki wajah yang seimbang / tidak .
Pengukuran muka seimbang:

● Muka seimbang: 1/3 Trichion – Glabella = 1/3


Glabella – Subnasal = 1/3 Subnasal – Menton

● 1/3 muka atas (Trichion – Glabella) = 5,3 cm

● 1/3 muka tengah (Glabella – Subnasal) =


5,8cm

● 1/3 muka bawah (Subnasal – Menton) = 5,3


cm
Interpretasi hasil pengukuran muka seimbang:

● Pasien memiliki muka yang tidak seimbang, karena hasil yang


didapatkan dari pengukuran menunjukkan bahwa ukuran/jarak
Trichion – Glabella, dengan Glabella – Subnasal, dengan Subnasal
– Menton tidak sama besar
04
ANALISIS
PROFIL WAJAH
Alat dan Bahan

Foto frontal
wajah pada Kertas mika.
kertas A4.

Busur Derajat.

Alat tulis (spidol Penggaris 30cm.


OHP).
Identifikasi titik baku anatomis:

● Glabella: Titik paling anterior dari tulang frontal

● Upper Lip: Titik paling anterior dari bibir atas

● Pogonion: Titik paling anterior dari jaringan lunak dagu


Metode analisis profil wajah:

● Tarik garis dari glabella ke upper lip / labiale superior, kemudian


tarik garis dari upper lip ke pogonion.

● Ukur sudut dalam yang dibentuk oleh 2 garis acuan.

● Perbedaan sudut yang diukur menentukan jenis profil wajah


pasien.

● Interpretasi hasil pengukuran untuk menentukan profil wajah


lurus, cembung (konveks), cekung (konkaf).
Macam – macam jenis profil wajah:

● Profil Lurus: Kedua garis membentuk garis lurus / sudut sebesar


lebih kurang 180 derajat

● Profil Konveks: Kedua garis membentuk sudut < 180 derajat atau
dagu lebih ke arah posterior

● Profil Konkaf: Kedua garis membentuk sudut > 180 derajat atau
dagu lebih ke arah anterior
Pengukuran sudut dan interpretasi hasil
pengukuran:
● Menggunakan busur derajat dan didapatkan hasil pengukuran
sudut sebesar 150°

● Berdasarkan hasil pengukuran analisis profil wajah didapatkan


hasil bahwa pasien tersebut memiliki tipe profil wajah konveks
(cembung) karena kedua garis yaitu garis dari glabella ke upper lip
dan dari upper lip ke pogonion membentuk sudut sebesar 150°
yang berarti sudut tersebut < 180 dan tampak dagu lebih ke arah
posterior.
Hasil pengkuran:

Anda mungkin juga menyukai