Anda di halaman 1dari 4

16. Bagaimana cara menganalisis profil muka?

Fotometri
Dalam bidang ilmu kedokteran gigi khususnya ortodonti, metode fotometri banyak digunakan untuk
mengevaluasi konfigurasi wajah, baik dalam arah frontalmaupun lateral. Dengan menggunakan
fotometri kita dapat menganalisis proporsi wajah, simetri wajah, kecembungan jaringan lunak wajah
serta bentuk wajah. Fotometri merupakan salah satu metode penting yang digunakan untuk
menegakkan diagnosis, membuat rencana perawatan serta untuk dokumentasi. Manfaat fotografi di
bidang ortodonti yaitu sebagai media untuk memonitor perkembangan perawatan dan melihat
kemajuan perawatan.
Fotometri Frontal
Fotometri frontal digunakan untuk menentukan morfologi tipe wajah serta menganalisis proporsi dan
simetri wajah terhadap bidang transversal dan vertikal. Adapun beberapa jenis tipe wajah manusia
berdasarkan bentuknya, yakni: brachifacial/euryprosopic, mesofacial/mesoprosopic, dan
dolichofacial/leptoprosopic. Pengukuran tipe wajah dengan foto frontal dapat dilakukan dengan
rumus facial index, upper facial index, lower facial index dan chin index.

Proporsi wajah secara frontal dapat dianalisis dengan menggunakan bidang vertikal dan horizontal.
Jika menggunakan bidang horizontal, wajah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas dari batas
garis rambut (hairline) ke titik glabella, bagian tengah dari titik glabella ke titik subnasale dan bagian
bawah dari titik subnasale ke titik menton. Untuk mengevaluasi lebar wajah dapat dilakukan dengan
cara membagi wajah menjadi lima bagian yang sama secara vertikal (Gambar 3).
Simetri wajah dapat dianalisis dengan cara membagi wajah menjadi dua bagian yang sama dengan
menggunakan garis simetri wajah yang melalui titik glabella, puncak hidung (pronasale), titik tengah
bibir atas (labrale superius) dan titik tengah dagu (gnathion) (Gambar 4).

Fotometri Lateral
Fotometri lateral dalam bidang ortodonti digunakan untuk menganalisis beberapa hal, yakni:
kecembungan profil wajah, proporsi wajah serta analisis hidung. Analisis kecembungan wajah dengan
metode fotometri lateral menggunakan dua garis penuntun, yaitu garis yang menghubungkan antara
titik Nasion dengan perbatasan septum nasal dengan bibir atas (Subnasale) dan garis yang
menghubungkan antara dagu (Pogonion) dengan perbatasan septum nasal dengan bibir atas
(Subnasale) (Gambar 5).

Proporsi wajah secara lateral dapat dianalisis dengan cara membagi wajah menjadi tiga bagian, yaitu
sepertiga atas (trichion-glabella), sepertiga tengah (glabella-subnasale) dan sepertiga bawah
(subnasale-menton) (Gambar 6).
Analisis hidung secara fotometri lateral dapat dilakukan dengan menggunakan sudut nasofrontal dan
sudut nasofasial. Sudut nasofrontal digunakan untuk menganalisis hubungan antara hidung dan dahi
sedangkan sudut nasofasial digunakan untuk mengevaluasi derajat proyeksi hidung secara tidak
langsung (Gambar 7).

Analisis Kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah secara Fotometri Lateral.


Rakosi (1982) Penentuan profil wajah menurut Rakosi menggunakan 3 titik anatomis
yakni:
1) Glabella (G) : titik terendah dari dahi yang terletak ditengah alis mata kiri dan
kanan.
2) Labialis superior (Ls) : titik terdepan dari bibir atas.
3) Pogonion (Pog) : titik terdepan dari dagu yang terletak didaerah symphisis
mandibula.
Profil wajah menurut Rakosi ditentukan dengan cara menghubungkan garis yang
ditarik dari titik Glabella (G) ke titik Labialis superior (Ls) dengan garis yang ditarik
dari Labialis superior (Ls) ke titik Pogonion (Pog).
Analisis Rakosi menghasilkan 3 tipe profil wajah yaitu:
a. Lurus (straight), apabila kedua garis tersebut membentuk suatu garis lurus.
b. b. Cembung (convex), apabila garis pertama lurus dan garis kedua membentuk
sudut cembung karena dagu terletak lebih posterior.
c. c. Cekung (concave), apabila garis pertama lurus dan garis kedua membentuk sudut
cekung karena letak dagu lebih ke anterior (Gambar 8)

Schwarz (1987) Menurut Schwarz, profil wajah dapat ditentukan dengan melihat kesejajaran antara
titik Subnasale (Sn) dengan titik Nasion (N). Adapun tiga tipe profil wajah menurut Schwarz yaitu:
a. Lurus (average face), apabila titik Subnasale (Sn) berada tepat segaris dengan titik Nasion (N).
b. Cembung (anteface), apabila titik Subnasale (Sn) berada di depan titik Nasion (N).
c. Cekung (retroface), apabila titik Subnasale (Sn) berada di belakang titik Nasion (N) (Gambar 9).

Singh (2007) Profil wajah menurut Singh ditentukan dengan cara menggabungkan dua buah garis
yang ditarik dari titik Nasion kulit (N’) ke titik Subnasale (Sn) dan dari titik Pogonion kulit (Pog’) ke titik
Subnasale (Sn).
Analisis profil wajah menurut Singh menghasilkan 3 tipe profil wajah, yakni :
a. Lurus (straight/orthognatic profile), apabila kedua garis tersebut membentuk sebuah garis lurus.
b. b. Cembung (convex profile), apabila kedua garis tersebut membentuk sudut yang akut dengan
kecekungan menghadap ke jaringan lunak.
c. Cekung (concave profile), apabila kedua garis tersebut membentuk sudut tumpul dengan
kecembungan menghadap ke arah jaringan lunak (Gambar 10).

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45529/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai