Anda di halaman 1dari 28

IEDHA RIZKA PUSPITANINGTYAS

31101500508
SGD 5

LI ICHA BLOK 19 LBM 3


1. Bagaimana cara untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi yang baik pada GTL?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan GTP agar tidak menggganggu fonetik, yaitu
dalam pembuatan gigitiruan penuh agar tidak mengganggu fonetik adalah :1
1. Tebalnya basis gigitiruan
Salah satu penyebab hilangnya nada dan gangguan pengucapan adalah berkurangnya volume udara dan
ruang untuk lidah dalam rongga mulut karena terlalu tebalnya basis gigitiruan. Tapi gigitiruan yang
terlalu panjang (over ekstensi) akan melanggar batas jaringan bergerak, dimana kedalaman sulkus yang
berubah akan mengganggu kebebasan pergerakan lidah, bibir dan gigi selama pengucapan sehingga
menyebabkan gangguan pengucapan, terutama bila fungsi bibir selalu dihalangi.
Yang paling penting adalah tebal basis yang menutupi palatum, disini tidak ada kehilangan jaringan asli
dan basis ini mengurangi ruang lidah dan volume udara dalam mulut. Tebal sayap labial gigitiruan
mempengaruhi bunyi b dan p
2. Dimensi vertical
Penentuan dimensi vertical tidak tepat terutama pada pasien yang sudah kehilangan semua gigi.
Dimensi vertical yang terlalu tinggi dapat menyebabkan oerubahan suara labial. Selain terjadi klicking
teeth, berupa gangguan suara saat mengucapkan huruf s, karena terlalu dekatnya gigi depan atas dan
bawah sehingga terjadi kontak premature. Bila dimensi vertical terlalu rendah akan terjadi sigmatismus
interdentalis yaitu perubahan suara terutama pada pengucapan huruf s menjadi berdesis.
3. Dataran oklusal1
Bila dataran oklusal terlalu tinggi maka posisi dari bibir bawah akan mengalami kesulitan. Bila sebaliknya
dataran oklusal terlalu rendah maka bibir akan overlap terlalu banyak dengan permukaan labial gigi
geligi atas sehingga dapat mempengaruhi pembentukan bunyi.
4. Hubungan gigi-geligi depan atas dan depan bawah1
Pendekatan antara gigi atas dan bawah akan mempengaruhi oenbentukan bunyi pada bunyi s dimana
dapat keluar melalui pembukaan yang kecil. Pada hubungan rahang protusi dan retrusi ada bebrapa
kesuitan yang dapat dirasakan delam pembentukan bunyi s.
Posisi gigi anterior dalam arah anteroposterior merupakan salah satu factor yang pelu diperhatikan
dalam pembentukan suara labial.
5. Daerah post-dam2
Pembuatan postdam yang tidak cepat akan menyebabkan udara masuk ke ruang antara jaringan lunak
dan basis geligi tiruan. Sebaliknya postdam yang terlalu menekan palatum molle dapat menyebabkan
gangguan pengucapan huruf k dan g. Apabila basis pada daerah post-dam terlalu tebah dan bersudut
dapat menyebakan iritasi dorsum lidah, mengganggu bicara dan dapat menimbulkan rasa mual.
6. lebar lengkung rahang2
Apabila gigi geligi disusun dalam lengkung rahang yang terlalu semoit maka lidah akan terhalang
sehingga mempengaruhi besar dan bentuk saluran udara yang menyebabkan kegagalan pengucapan
konsonan seperti t d s m n k.
Pengaruh fonetik GT jika vertical dimensi terlalu pendek atau terlalu tinggi, yaitu uji fonetik bagi dimensi
vertical lebih bersifat mendengarkan suara yang di produksi dari pada mengamati hubungan antara gigi-
gigi ketika berbicara. Produksi suara ch, s, dan j membawa gigi anterior saling mendekat. Apabila
susunannya benar, insisif bawah harus bergerak maju ke posisi hampir langsung di bawah dan hamper
menyinggung gigi insisif satu atas. Jika jaraknya terlalu besar, berarti dimensi vertikalnya terlalu rendah.
Jika gigi anterior bersentuhan sewaktu suara-suara ini di ucapkan, dimensi vertikalnya mungkin terlalu
tinggi. Demikian juga jika gigi-gigi saling berbenturan ketika berbicara, dimensi vertikalnya mungkin
terlalu tinggi.1
Estetika juga di pengaruhi oleh relasi vertical antara mandibula dan maksila. Pengamatan terhadap kulit
bibir di bandingkan dengan kulit bagian lain dari wajah dapat di pakai sebagai petunjuk. Dalam keadaan
normal, tonus kulit harus sama di manapun. Tetapi harus di sadari bahwa posisi relative gigi dalam arah
anteroposterior paling sedikit sama terlibat dalam relasi vertical rahang dan dalam perbaikan tonus
kulit.
Boucher LJ and Renner RP. Treatment of Partial Edentolus Patient. St Louis-Toronto- London: The CV
Mosby Co.1982.
2. Jika sama-sama datar apakah mempengaruhi stabilisasi dan retensi?
Pasangan curve of Spee pada rahang atas disebut juga sebagai kurva kompensasi.13,19 Kurva
kompensasi ini bertujuan untuk mengimbangi gerak kondilus mandibula dan untuk mendapat
oklusi yang seimbang.29
Secara umum, permukaan okusal dari gigi geligi tidak berbentuk datar. Pada gigi rahang bawah
terlihat garis oklusi berbentuk cekung (concave), sedangkan pada rahang atas berbentuk lebih
cembung (convex).10 Curve of Spee berlokasi di pusat silinder di bidang midorbital dan memiliki
radius rata-rata 83,4 mm dan kedalaman rata-rata 1,9 mm. Sedangkan kurva kompensasi memiliki
radius rata-rata 106,4 mm dan kedalaman rata-rata 1,6 mm. Dengan demikian bentuk kurva
kompensasi lebih datar dibandingkan curve of Spee.31
Curve of Spee penting bagi seorang dokter gigi, terutama karena curve of Spee ini berkontribusi
pada peningkatan overbite. Larry Andrew juga menyatakan dalam tulisannya yang berjudul Six Key
to Normal Occlusion (1972) bahwa curve of Spee yang normal merupakan salah satu syarat dalam
menentukan oklusi yang ideal.30
Fungsi utama curve of Spee belum sepenuhnya dimengerti. Tetapi kurva ini dipercaya memiliki
fungsi biomekanikal selama pengolahan makanan dan juga mempengaruhi efisiensi gaya oklusal
selama mastikasi. Selain itu, kurva ini juga mempengaruhi fungsi normal gerak protrusif mandibula.
Zarb GA, Bolender CL. Prosthodontic treatment for edentulous patients. 12th Ed. St. Louis: The C.V.
Mosby Company, 2003: 314-328.
3. Apa saja kurva yang perlu di perhatikan saat pembuatan gigi tiruan? Sertakan gambar.
a. Kurva vonspee: untuk penyusunan gigi M1.
Penysunannya: cuspid mesio palatal harus melekat pada bidang datar. Dilihat dari sagital
dan lateral.
b. Kurva monson: untuk penyusunan gigi P2.
Dilihat secara 3 dimensi: p kanan kiri, condyle kanan kiri, cusp kanan-kiri. untuk gigi
posterior RB. Yang menempel pada bukal yaitu cuspid bukal dan cuspid palatal. Pusatnya
adalah di glabela.
c. Kurva antimonson: untuk penyusunan gigi P1.
Yang melekat di bidang oklusal adalah cuspid bucal. Cuspid palatal menggantung 1 mm di
bidang oklusal. Dilihat dari arah posterior yang berpusat pada orbital.
d. Kurva wilson: untuk penyusunan gigi M2.
Dilihat dari fungsional cups. Cusp bukal dan lingual pada molar dilihat pandangan frontal.
Patokan untuk rahang atas:
- Kurva anti monson
- Kurva transisionil: patokannya pada gigi p2. Cusp menempel bisang oklusal
- Kurva monson
Penyusunan gigi posterior bawah disusun sedemikan rupa sehingga terbentuk lengkung sphere dari
Monson agar tetap berada dan berhubungan yang tepat terhadap gigi geligi lawannya, tidak saja saat
oklusi sentris tetapi juga saat semua gerakan dari rahang bawah selama pengunyahan. Curva
Monson adalah kurva bidang oklusal dilihat secara tiga dimensi meliputi premolar kanan kiri, cusp molar
serta kondili kanan dan kiri
Curve Wilson adalah kurva yang dilihat dari lateral ( kanan – kiri) yang menghubungkan non fungsional
cusp yang lebih pendek dari fungsional cusp
Zarb, George A. 2002. Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher . Jakarta: EGC.
Pp : 261-263

4. Apa saja yang perlu dirubah dari GTL sebelumnya saat pembuatan ulang?
Pada posisi kurva vonspee datar harus dibuat ulang, sehingga harus memperhatikan:
- Relining pada bagian fiting surface
- Flange dikurangi agar tidak menekan frenulum
Depresi tonjol lingual: dirubah anasir gigi dirubah sesuai dengan penyusunan gigi. Cuspid yang
depresi dirubah menjadi palatal menggantung 1 mm diatas bidang oklusal.
Relining

Adalah proses mengkoreksi adaptasi permukaan cetakan gigi tiruan (basis gigi tiruan) terhadap
mukosa pendukungnya dengan cara menambah resin akrilik baru pada permukaan tersebut tanpa
mengubah relasi oklusal gigi geliginya.
Tujuan : untuk memperbaiki adaptasi basis gigi tiruan terhadap mukosa pendukungnya.
Indikasi :
1. Ketika GT kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa pendukungnya sedangkan
semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO dan material basis GT baik.
2. Hilangnya retensi GT
3. Ketidakstabilan GT
4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis GT)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap GT ‘underextended’
7. Dimensi Vertikal masih baik
8. Relasi sentrik = oklusi sentrik
9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik
10. Tepi-tepi perluasan basis cukup
11. Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah
12. Pengucapan/susunan gigi baik
13. Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat

Kontraindikasi :
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis GT sangat jelek
5. Hubungan relasi RA & RB tidak baik

Prosedur Relining
Direct / Langsung pada mulut pasien dengan ‘SELF CURING ACRYLIC’
Cara :
1. Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi (½basis lama)
2. Dengan ‘self curing acrylic’ pada daerah retensi tadi ditekankan langsung pada mulut pasien
sampai komposisi akrilik plastis lalu dikeluarkan dari mulut
3. Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang
4. Masukkan kembali ditunggu hingga keras ±12-15 menit), lalu poles dan siap dipakai
Kerugian :
1. Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil
2. Mudah menimbulkan bau yang tidak enak
3. Mudah terjadi iritasi mukosa

Indirect / tidak langsung dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’


Cara :
1. Sendok cetak adalah GTSL lama yang telah dibuang daerah resorpsi dan dibuatkan retensi
2. Tanam dalam cuvet
3. Buang sisa cetakan
4. Packing,curing,finishing dan polishing

Rebasing
Adalah proses penggantian seluruh basis gigi tiruan dengan basis gigi tiruan yang baru, dengan
tetap menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan tanpa merubah posisi gigi serta oklusi gigi
tiruan.
Indikasi :
1. Under extended basis gigi tiruan
2. Untuk membuat post-dam
3. Terjadi resorpsi tulang alveolar yang lokal ataupun menyeluruh
4. Gigi tiruan sudah longgar
5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah
6. Elemen tiruan tidak aus berlebihan, patah, atau rusak
7. Bila basis gigi tiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk jangka waktu lama
8. Relining berkali-kali

Prosedur rebasing :
1. Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan dulu
2. Membuat cetakan rahang pasien dengan menggunakan gigi tiruan lama sebagai sendok
cetaknya dan gunakan bahan cetak mukostatik yaitu Zinc Oxide Eugenol
3. Membuat model kerja dengan stone dengan cara boxing
4. Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada bagian atas articulator dan diberi indeks
oklusal dari gips pada bagian bawah. Jika gips sudah keras, articulator dibuka
5. Gigi tiruan dilepas dari model kerja. Bahan cetak dibuang dan di trim landasan akrilik gigi
tiruannya dan disisakan secukupnya untuk menahan geliginya
6. Membuat landasan gigi tiruan baru dari malam dan lakukan waxing
7. Uji coba dalam mulut pasien dan permeriksaan estetik, fonetik, ukur dimensi vertical
8. Setelah sesuai, lakukan flasking, packing, curing, deflasking, dan remounting
9. Gigi tiruan di poles dan pasang dalam mulut pasien
Itjingningsih. 1996. Gigi Tiruan Lengkap Lepasan. EGC : Jakarta

5. Apa saja kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi saat pembuatan gigi tiruan?
Boucher LJ and Renner RP. Treatment of Partial Edentolus Patient. St Louis-Toronto- London:
The CV Mosby Co.1982.
6. Apa saja prinsip penyusunan dari gigi artifisial?
Pemasangan Gigi Anterior Rahang Atas

1. Incisivus Centralis Superior

1.) Tampak Labial


a.Inklinasi mesio-distal
Sumbu atau as gigi hampir sejajar atau miring sedikit membentuk sudut 50 dengan
median line.
b. Incisal edge menempel bite-rim bawah atau metal plate articulator.

2.) Tampak Proksimal


Inklinasi labio-palatal
a. Bagian 1/3 permukaan labial agak depresi.

b. Incisal edge terletak pada bite-rim bawah.

2. Incisivus Lateral Superior

1.) Tampak Labial


Inklinasi mesio-distal
Sumbu gigi membentuk sudut lebih besar daripada incisivus centralis superior.

a.Incisal edge menggantung dan berjarak 1 mm dari bite-rim bawah.

b.Bagian mesio-incisal berkontak den gan facies distalis incisivus centralis


superior.
2.) Tampak Incisal

Facies labialis agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite-rim rahang atas.

3. Caninus Superior

1.) Tampak Labial


Inklinasi mesio-distal
Sumbu gigi sedikit miring atau hampir sejajar dengan median line, maksimum,

outline distal tegak lurus bite-rim rahang bawah.

a. Puncak cups menventuh bidang oklusi.

b. Sisi mesio-incisal berkontak dengan sisi disto -incisal incisivus lateralis


superior.
2.)Tampak Proksimal

Inklinasilabio-palatal.

Bagian 1/3 labio-cervical lebih prominent.

3.) Tampak Incisal

Permukaan labial bagian distal lebih ke palatal dari lengkung bite-rim rahang bawah.
Pemasangan gigi anterior rahang atas sisi kanan sama dengan sisi kiri.
Pemasangan gigi anterior rahang atas sisi kanan dan sisi kiri harus simetris.

Gambar 4. a.) Posisi poros gigi I long axis (inklinasi mesio-


distal); b.) Inklinasi labio-palatinal gigi anterior

G. Pemasangan Gigi Anterior Rahang Bawah

1. Incisivus Centralis Inferior

1.) Centric Occlusion


a. Tampak Labial

Sumbu gigi tegak lurus terhadap bidang incisal.

b. Tampak Poksimal

Bagian cervical permukaan labial sedikit depresi.

2. Protrusive Relation

Incisal edge incisivus centralis superior kanan dan kiri berkontak dengan incisal
edge incisivus centralis inferior kanan dan kiri.
2. Incisivus Lateralis Inferior

Centric Occlusion

a. Tampak Labial

Sumbu gigi sedikit miring ke mesial.

b. Tampak Proksimal

Permukaan labial tegak lurus bidang incisal.

3. Caninus Inferior

1. Centric Occlusion

a. Tampak Labial

Sumbu gigi miring ke mesial.

b. Tampak Proksimal

1.) Bagian cervical permukaan labial lebih prominent.

2.) Ujung cups berada diantara gigi-gigi caninus superior dan


incisivus lateralis superior.

2. Protrusive Relation
a. Facies incisalis atas dan bawah menunjukkan hubungan edge to edge.

b. Incisal edge incisivus lateralis superior kanan dan kiri berkontak


dengan sisi mesial gigi-gigi caninus inferior.

3. Working Occlusion

Distal labial slope caninus inferior kanan dan kiri berkontak dengan mesio palatal slope

caninus superior kanan dan kiri (membentuk overjet dan overbite).

b.

i.

Gambar 5. b.) Incisal guidance; A = curam, B = normal/cukup, C = 0 derajat.

Pemasangan Gigi Posterior Rahang Atas

Disesuaikan dengan antero-posterior curve yang terdiri dari:

1.) Bidang horizontal, tempat disusunnya gigi-gigi premolar superior pertama dan premolar
superior kedua.
2.) Oblique plane, tempat disusunnya gigi-gigi molar superior pertama dan molar superior
kedua.
Lateral curve yang terdiri dari:

1.) Bidang yang terbentuk dari garis singgung pads occlusal bite-rim, dimana perrnukaan bukal
gigi premolar ditempatkan.
2.) Bidang dengan sudut penyimpangan 6° dari bite-rim ke arah palatal, dimana terletak
permukaan bukal gigi-gigi molar.

1. Premolar Superior Pertama

Tampak bukal:

Inklinasi mesio-distal : - sumbu gigi tegak lurus bite-rim.


Inklinasi bucco-palatal : - sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal.
- tonjol bukal menyentuh bidang oklusal dan tonjol
palatinal menggantung.

2. Premolar Superior Kedua

Inklinasi mesio-distal :- sumbu gigi tegak lurus bidang ok lusal.


Inklinasi bucco-palatal :- sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal
- kedua tonjol menyentuh bidang oklusal.

3. Molar Superior Pertama

Inklinasi mesio-distal : - sumbu gigi miring ke arah mesial.


Inklinasi bucco-palatal :
1.) Tonjol mesio-palatinal menyentuh bidang oklusal.

2.) Tonjol mesio-bukal dan tonjol disto-bukal dinaikkan 0,5 mm dari


bidang oklusal.
3.) Tonjol disto-palatinal dinaikkan 0,5 - 0,75 dari bidang oklusal.

4. Molar Superior Kedua


Inklinasi mesio-distal : - sumbu gigi lebih miring daripada molar superior

pertama.

Inklinasi bucco-palatal :

1.) Tonjol mesio-bukal dan mesio-palatinal lebih menggantung lebih kurang 1 mm


daripada tonjol mesio-bukal dan tonjol mesio-palatinal gigi molar superior pertama.
2.) Tonjol disto-bukal lebih menggantung daripada tonjol disto-bukal gigi molar superior
pertama.
3.) Tonjol disto-palatinal lebih menggantung daripada gigi molar superior pertama. Di
samping ketentuan-ketentuan tersebut di atas, untuk pemasangan gigi-gigi
posterior rahang atas juga harus memenuhi adanya antero-posterior curve dan
lateral curve.

a.

Gambar 6. a.) Kurve antero-posterior; A = bidang datar


horizontal, B = bidang oblique.

H. Pemasangan Gigi Posterior Inferior

1. Molar Inferior Pertama

Molar pertama inferior adalah gigi pertama yang dipasangkan pada


pemasangan gigi posterior rahang bawah dan merupakan kuncl oklusi. Pada pemasangan yang
benar akan memudahkan pemasangan gigi-gigi posterior berikutnya.
Pada posisi normal pemasangan molar inferior pertama sesuai dengan Klas I Angle,
yaitu apabila mandibula dengan lengkung giginya dalam hubungan mesio- distal yang
normal terhadap maxilla.
Tanda-tanda Klas I Angle:

1.) Tonjol mesio-bukal molar superior pertama terletak pada buccal groove molar inferior
pertama.
2.) Gigi caninus superior terletak pada ruang antara tepi distal caninus inferior.

Cara pemasangan:

Potong bite-rim rahang bawah tepat di bawah molar superior pertama, kcmudian molar inferior
pertama ditempatkan sebagai berikut:
1.) Centric Occlusion

Inklinasi mesio-distal: tonjol mesio-bukal molar superior pertama berada di

mesio-buccal groove molar inferior pertama.

Inklinasi mesio-lingual : tonjol mesio-palatinal molar superior pertama

berada di fossa central molar inferior pertama.

Kemudian dilakukan cek dengan menggerakkan lengan artikulator atas ke kanan dan ke kiri.
Pada gerakan lengan artikulator ke kanan maka terjadi.
2.) Working Occlusion

Tonjol mesio-distal molar pertama inferior kanan berkontak dengan antara tonjol
bukal premolar superior kedua kanan dan tonjol mesio-bukal molar superior pertama
kanan.

3.) Balancing Contact

Tonjol mesio-bukal dan disto-bukal molar inferior pertama kiri berkontak dengan
tonjol palatinal premolar superior kedua kiri dan tonjol mesio-palatinal molar superior
pertama kiri.
2. Premolar Inferior Kedua

1.) Centric Occlusion

Inklinasi mesio-distal:

a. Tonjol buccal premolar inferior kedua terletak diantara premolar superior kedua
dan premolar superior pertama dengan ujung tonjolnya berkontak dengan
marginal ridge premolar superior kedua dan premolar superior pertama.
b. Tonjol lingual premolar inferior kedua terletak diantara tonjol palatinal premolar
superior kedua dan premolar superior pertama. Mesio-lingual ridge dari premolar
inferior kedua condong atau menarik slope distal tonjol lingual dari premolar
superior pertama.
Inklinasi buko-lingual:

Tonjol bukal premo lar inferior kedua be rada di garis central developmental
groove premolar superior kedua dan premolar superior pertama.

2.) Working Occlusion

a- Slope tonjol disto-bukal premolar inferior kedua berkontak dengan slope tonjol
mesio-bukal premolar superior kedua.
b. Slope tonjol mesio-bukal premolar inferior kedua berkontak dengan slope tonjol
disto-bukal premolar superior pertama.
c. Tonjol lingual premolar infer ior kedua berkontak dengan area disto-lingual

premolar superior pertama dan area mesio -lingual premolar superior kedua.

3.) Balancing Occlusion

Slope mesial pada tonjol bukal premolar inferior kedua berkontak dengan slope distal pada
tonjol lingual premolar superior pertama.

3. Premolar Inferior Pertama

Dalam kasus-kasus tertentu dapat dilakukan grinding pada premolar inferior pertama.
Misalnya pada waktu working occlusion atau balancing contact, kedudukan premolar
inferior pertama terhalang oleh premolar superior pertama atau caninus superior,
sehingga bila dipaksakan dapat mendesak kedudukan kedua gigi-gigi tersebut.
1.) Centric Occlusion

Tonjol bukal premolar inferior pertama terletak diantara tonjol bukal premolar superior
kedua dan caninus superior, dengan ujung tonjolnya berkontak dengan marginal ridge
premolar superior kedua dan caninus superior.
2.) Working Occlusion

a. Tampak Bukal

Slope disto-bukal premolar inferior pertama berkontak dengan slope mesio-bukal


premolar superior kedua, dan slope mesio-bukal premolar inferior pertama berkontak
dengan slope disto-bukal caninus superior.
b. Tampak Lingual

Slope disto-lingual premolar inferior pertarna berkontak dengan slope mesio-palatinal

premolar superior pertama.

3.) Balancing Contact

Tidak terlihat adanya kontak dengan gigi atasnya.

4. Molar Inferior Kedua


1.) Centic Occlusion

a. Garis inklinasi mesio-bukal molar inferior kedua kontak dengan garis tepi pada tonjol
disto-bukal molar superior pertama.
b. Posisi dari tonjol palatinal molar inferior kedua berkontak dengan fossa, central

molar superior kedua.

2.) Working Occlusion

Tonjol molar inferior kedua berkontak dengan tonjol mesio-bukal molar superior pertama dan
tonjol-tonjol molar superior kedua.
3.) Balancing Contact

a. Tonjol mesio-bukal molar inferior kedua berkontak dengan tonjol disto-palatinal molar
superior pertama.
b. Tonjol disto-bukal molar inferior kedua berkontak dengan tonjol mesio-palatinal molar
superior kedua.

Jika permasangan gigi-gigi telah selesai, dilakukan kontrol:

1. Lengan atas artikulator digerakkan ke arah lateral harus ada working occlusion yang diikuti
terjadinya balancing contact pada sisi yang lainnya.
2. Lengan atas artikulator digerakkan ke posterior, tidak terdapat open-bite.

3. Dengan glass plate, dilihat kembali apakah gigi-gigi rahang atas susunannya
masih memenuhi syarat.
4.) Pada setiap gerakan dari lengan artikulator, vertical pin tidak boleh terangkat.

m.

Keterangan:
Gambar 7. m.) Oklusi sentris dilihat dari pandangan A = proksimal, B =
bukal, C = lingual.
Working Occlusion adalah kontak oklusal dari gigi geligi atas dan bawah pada sisi ke arah man a ma
nd ibu la bergera k wa ktu berfungsi.

n.

Gambar 7. n.) Protrusi occlusion dilihat dari A = proksimal, B = bukal.

7. Bagaimana pandangan islam tentang gigi tiruan yang masih dapat di relining atau rebasing
tetapi pasien ingin dibuatkan GTL ulang?
Surah Al-Isro’ Ayat 26-27
ِ‫سكينَِ َحقَّ ِهُ ا ْلقُ ْربَى ذَا َوآَت‬
ْ ‫سبيلِ َوابْنَِ َوا ْلم‬
َّ ‫يرا تُبَذ ِْر َو َِل ال‬
ً ‫( تَبْذ‬26
َِّ‫شيَاطينِ إ ْخ َوانَِ كَانُوا ا ْل ُمبَذرينَِ إن‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫طانُِ َوكَانَِ ال‬ ً ُ‫( َكف‬27
َّ ‫ورا ل َربهِ ال‬
Artinya : “(26) Dan Berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang ada dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghamburkan (hartamu) dengan boros.
(27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudaranya setan dan sesungguhnya setan
itu sangat ingkar kepada tuhannya.” (QS Al Isra : 26-27)
Isi Kandungan
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat dan menampakkan kasih sayang, cinta, dan
rahmat kepada kedua orang tua, kita pun hendaknya memberi bantuan kepada keluarga yang dekat
karena mereka yang paling utama dan berhak untuk ditolong. Mereka patut mendapat bantuan hidup di
tengah keluarga terdekat yang mampu karena pertalian darah. Mereka pasti ada yang hidup lebih
berkecukupan dan ada yang kekurangan sehingga kita sebagai keluarga harus saling membantu.
Allah memerintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidak hanya kepada orang tua saja,
namun masih harus berbakti kepada tiga golongan yang lain, yaitu:
1. kepada kaum kerabat
2. kepada orang miskin
3. kepada orang terlantar dalam perjalanan.
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan
sebagai saudaranya setan. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam
perkara yang tidak mengandung manfaat berarti. Ada sebuah hadis yang terkait dengan perbuatan
mubazir (boros) ini, yakni yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar. Dia berkata bahwa rasulullah telah
melintas di tempat Saad sedang mengambil wudu, kemudian rasulullah menegur Saad karena begitu
boros. Lalu Saad menanyakan apakah di dlam wudu juga terdapat boros (mubazir)
Inti kandungan dari dua ayat tersebut adalah agar kita mengatur dan membelanjakan harta kita secara
tepat, yaitu dengan membelanjakan di jalan Allah, memberikan bagian harta kita kepada yang berhak
dan tidak menghamburkan harta kita atau boros. Yang ingin saya bahas adalah bagian “dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. Bagian itu menerangkan tentang
peringatan dari Allah SWT agar kita tidak melakukan pemborosan, menghambur-hamburkan, dan
menyia-nyiakan harta yang kita miliki.
Pada ayat 26, secara jelas Allah melarang kita melakukan pemborosan, yaitu pada “Janganlah kamu”.
Artinya berbuat boros adalah termasuk perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Perbuatan yang dilarang Allah berarti sesuatu yang tidak baik dan tidak membawa manfaat, terlebih lagi
bila dilakukan kita akan mendapatkan dosa. Secara umum, segala bentuk pemborosan dan
penghambur-hamburan harta adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Pada ayat selanjutnya yaitu di ayat 27, kita diberitahu oleh Allah SWT bahwa orang-orang yang
melakukan pemborosan dan berbuat mubadzir adalah saudara setan. Padahal setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya yaitu Allah SWT. Nah, kalau para pelaku pemborosan dan mubadzir itu adalah saudara
setan, berarti mereka bersaudara dengan makhluk yang ingkar atau mengkafiri Allah SWT. Mereka sama
saja melakukan perbuatan ingkar kepada Allah SWT dengan melakukan perbuatan mubadzir. Semoga
kita dijauhkan dari perbuatan mubadzir, amin.
Inti kandungan
Inti kandungan dari dua ayat tersebut adalah agar kita mengatur dan membelanjakan harta kita secara
tepat, yaitu dengan membelanjakan di jalan Allah, memberikan bagian harta kita kepada yang berhak
dan tidak menghamburkan harta kita atau boros. Yang ingin saya bahas adalah bagian “dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. Bagian itu menerangkan tentang
peringatan dari Allah SWT agar kita tidak melakukan pemborosan, menghambur-hamburkan, dan
menyia-nyiakan harta yang kita miliki.
Pada ayat 26, secara jelas Allah melarang kita melakukan pemborosan, yaitu pada “Janganlah kamu”.
Artinya berbuat boros adalah termasuk perbuatan yang dilarang oleh Allah. Perbuatan yang dilarang
Allah berarti sesuatu yang tidak baik dan tidak membawa manfaat, terlebih lagi bila dilakukan kita akan
mendapatkan dosa. Secara umum, segala bentuk pemborosan dan penghambur-hamburan harta
adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Pada ayat selanjutnya yaitu di ayat 27, kita diberitahu oleh Allah SWT bahwa orang-orang yang
melakukan pemborosan dan berbuat mubadzir adalah saudara setan. Padahal setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya yaitu Allah SWT. Nah, kalau para pelaku pemborosan dan mubadzir itu adalah saudara
setan, berarti mereka bersaudara dengan makhluk yang ingkar atau mengkafiri Allah SWT. Mereka sama
saja melakukan perbuatan ingkar kepada Allah SWT dengan melakukan perbuatan mubadzir. Semoga
kita dijauhkan dari perbuatan mubadzir.
At taubah ayat 60
َّ ‫ِين ل ِْلفقَ َراءُِ ال‬
‫ص َدقَاتُ إِنَّ َما‬ َ ‫علَ ْي َها َو ْالعَامِ لِينَُ َو ْال َم‬
ُِ ‫ساك‬ َ ‫َوفِي قلوبه ُْم َو ْالم َؤلَّفَ ُِة‬
ِ ‫الرقَا‬
ُ‫ب‬ ِ ‫ل َوفِي َو ْالغ‬
ِ َُ‫َارمِ ين‬ َ ِ‫ّللا‬
ُِ ‫س ِبي‬ َُّ ‫ْن‬
ُِ ‫ل َواب‬
ُِ ‫س ِبي‬ َ ‫ّللا مِ نَُ فَ ِري‬
َّ ‫ضةُ ۖ ال‬ َُِّ ۖ ‫ّللا‬
َُّ ‫علِيمُ َو‬
َ ُ‫َحكِيم‬
Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, tertera dalam Surah at-Taubah ayat 60 yakni:
 Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.
 Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
untuk hidup
 Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
 Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan barunya atau kaum kafir yang merupakan pendukung kaum Muslim.
 Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya
 Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
memenuhinya.
 Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb)
 Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.

Isi Kandungan Surah Al Baqarah Ayat 177

Yang dimaksud dengan kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini adalah beriman kepada Allah, hari
akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan kepada anak yatim.
c. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan.
g. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang tersebut dalam surah
At Taubah Ayat 60.
h. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah (syariat islam) seperti janji dalam
perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Nilai amal shaleh sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila tidak didasari dengan
iman (bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias ditebus dengan amal saleh sebesar apapun sehingga
perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan sia-sia. Al Quran dalam
hal ini menyatakan sebagai berikut :
a. Orang yang mati dalam kekafiran akan dihapus amalannya.
b. Orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya.
c. Amal perbuatan orang0orang kafir akan sia-sia.
d. Orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat.
e. Orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka.
f. Orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.

Penerapan Sikap dan Perilaku Di Surat Al baqarah Ayat 177

Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26 - 27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan
perilaku,antara lain sebagai berikut.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga
terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hadits Nabi saw.:


‫ن أَبو مقَاتِلُ بْنُ م َح َّمدُ َح َّدثَنَا‬ ُِ ‫س‬ َ ‫عبْدُ أ َ ْخبَ َرنَا ْال َح‬ َُِّ ‫ل ْاْل َ ْوزَ اعِيُ أ َ ْخبَ َرنَا‬
َ ‫ّللا‬ َُ ‫سعِيدُ بْنُ يَحْ يَى َح َّدثَنِي قَا‬ َ ‫ل‬ َُ ‫ع ْم َرةُ َح َّدثَتْنِي قَا‬ َ ُ‫ع ْب ُِد بِ ْنت‬َ ‫ن‬ُِ ‫الرحْ َم‬َّ ‫ن‬ ُْ ‫ع‬
َ
َ‫ش ُة‬َ ‫عا ِئ‬ َ ‫ي‬َُ ‫ض‬ َُّ ‫ع ْن َها‬
ِ ‫ّللا َر‬ َ ‫ن‬ َُّ َ ‫ل أ‬َُ ‫ّللا َرسو‬ َُِّ ‫صلَّى‬ َ ‫ّللا‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َُّ ‫علَ ْي ُِه‬ َ ‫َر َو‬ َُ ‫ن ْاْل َ َواخِ َُر ْال َع ْش َُر َي ْعتَك‬
ُْ َ ‫ِف أ‬
َُ ‫ن ذَك‬ ُْ ِ‫ضانَُ م‬ َ ‫عا ِئشَةُ فَا ْست َأْذَنَتْهُ َر َم‬ َ َُ‫سأَلَتُْ لَ َها فَأَذِن‬ َ ‫َو‬
ُ‫صة‬ َ ‫ش ُةَ َح ْف‬ َ ِ‫عائ‬ ُْ َ ‫ِي بِبِنَاءُ أ َ َم َرتُْ َج ْحشُ ا ْبنَةُ زَ ْينَبُ ذَلِكَُ َرأَتُْ فَلَ َّما فَفَ َعلَتُْ لَ َها ت َ ْست َأْذِنَُ أ‬
َ ‫ن‬ َُ ‫ّللا َرسولُ َوكَانَُ قَالَتُْ لَ َها فَبن‬ َُِّ ‫صلَّى‬ َ ‫ّللا‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َُّ ‫علَ ْي ُِه‬ َ ‫صلَّى ِإذَا َو‬
َ
ُ‫ف‬ َ ‫ل بِ ْاْل َ ْبنِيَ ُِة فَبَص َُر بِنَائِ ُِه إِلَى ا ْن‬
َ ‫ص َر‬ َُ ‫ش ُةَ بِنَاءُ قَالوا َهذَا َما فَقَا‬ َ َ‫ص ُة‬
َ ِ‫عائ‬ َ ‫َب َو َح ْف‬ َُِّ ‫صلَّى‬
َُ ‫ّللا َرسولُ فَقَا‬
َُ ‫ل َوزَ ْين‬ َُّ ‫علَ ْي ُِه‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫أَنَا َما بِ َهذَا أ َ َردْنَُ أ َ ْالبِ َُّر َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫َف أ َ ْف‬
ُ‫ط َُر فَلَ َّما فَ َر َج َُع بِم ْعتَكِف‬ َُ ‫ع ْشرا ا ْعتَك‬ َ ‫ن‬ ُْ ِ‫ش ََّوالُ م‬
[Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil Abu al-Hasan, telah mengabarkan kepada
kami Abdullah, telah mengabarkan kepada kami al-Awza'iy berkata, telah menceritakan kepada saya
Yahya bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada saya Amrah binti Abdurrahman dari Aisyah ra
bahwa Rasulullah saw memberitahu bahwa beliau akan beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan. Lalu Aisyah ra meminta izin kepada beliau (untuk membuat bangunan atau tenda khusus)
maka dia diijinkan. Kemudian Hafshah meminta Aisyah ra agar memintakan izin kepada beliau untuknya
lalu dilakukan oleh Aisyah ra. Ketika melihat hal itu, Zainab binti Jahsyi memerintahkan pula untuk
membuatkan tenda, maka tenda itu dibuat untuknya. Aisyah ra berkata: “Adalah Rasulullah saw bila
telah selesai dari shalat, beliau kembali ke tempat khusus i'tikaf. Maka beliau melihat ada banyak tenda,
lalu berkata: ‘Apa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini tenda-tenda milik Aisyah, Hafshah dan Zainab’. Maka
Beliau bersabda: ‘Apakah mereka mengharapkan kebajikan dengan tenda-tenda ini? Aku tidak akan
beri'tikaf’. Maka Beliau pulang ke rumah. Setelah Lebaran 'Iedul Fithri beliau i'tikaf sepuluh hari di bulan
Syawal.”] (Shahih Bukhari no. 1904)

AMALAN PRAKTIS
Setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan sadar pasti punya tujuan. Kalau tidak untuk Allah,
maka tujuannya ialah untuk menyenangkan oran lain atau diri sendiri. Perbuatan yang diamksudkan
untuk menyenangkan orang lain akan melahirkan sanjungan dan popularitas. Sementara perbuatan yang
dimaksudkan untuk menyenangkan diri sendiri akan melahirkan ujub, riya’ dan takabbur (narsisme).
Kebajikan yang sempurna ialah perbuatan yang dilakukan atas dasar iman, cinta, ibadah, amanah, dan
sabar. Itulah yang disebut al-birr.

Anda mungkin juga menyukai