Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT : GIGI TIRUAN LENGKAP

KEPANITERAAN KLINIK

BLOK 3

Nama Pasien : Sutrisno

No. RM : 12.820

Operator : Umi K, SKG

NIM : 112110231

Pembimbing : drg. Teguh Tri Widodo Sp Prost

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

Prostodonsia adalah cabang ilmu Kedokteran Gigi yang dimaksudkan

untuk merestorasi dan mempertahankan fungsi rongga mulut, kenyamanan,

estetika dan kesehatan pasien dengan cara merestorasi gigi geligi asli dan atau

mengganti gigi-gigi yang sudah tanggal dan jaringan rongga mulut serta

maksilofasial yang sudah rusak dengan pengganti tiruan.

Ilmu Prostodonsia meliputi:

1. Gigi Tiruan Cekat (GTC) adalah pembuatan Gigi Tiruan yang

menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh

pasiennya sendiri maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen

pada gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi.

2. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTS) adalah Gigi Tiruan yang mengganti

satu atau lebih gigi, tetapi tidak seluruh gigi asli dan/atau struktur

pendukungnya, didukung oleh gigi dan/atau mukosa yang dapat dilepas

dari mulut dan dipasangkan kembali.

3. Gigi Tiruan Lengkap (GTL) adalah pembuatan Gigi Tiruan Lepasan yang

menggantikan seluruh gigi geligi asli dan struktur pendukungnya baik

maksila maupun mandibula.

Gigi tiruan lengkap (Full Denture) adalah alat yang menggantikan seluruh

gigi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Seseorang yang telah

kehilangan gigi-giginya maka akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut :

2
1. Terganggunya fungsi pengunyahan

2. Terganggunya fungsi bicara

3. Terganggunya fungsi estetis

4. Kesehatan jaringan lunak mulut terganggu

5. Keadaan psikis terpengaruh

Tujuan penggunaan gigi tiruan lengkap (GTL) untuk mencegah

pengkerutan tulang alveolar, berkurangnya vetikal dimensi disebabkan turunnya

otot-otot pipi karena tidak adanya penyangga, dan hilangnya oklusi sentrik. Pada

orang yang kehilangan seluruh giginya, vertikal dimensi oklusi alami akan hilang

dan mulut cendurung overclosure. Selama berfungsi rahang bawah berusaha

berkontak dengan rahang atas sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi rahang atas

dan rahang bawah akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik sehingga

mandibula menjadi protrusi dan hal ini menyebabkan malposisi temporo-

mandibular joint.

Keberhasilan pembuatan GTL tergantung dari retensi yang dapat

menimbulkan efek psikologis dan dukungan jaringan sekitarnya, sehingga dapat

mempertahankan keadaan jaringan normal. Dengan pemakain gigi tiruan lengkap

(GTL) diupayakan dapat menggantikan fungsi gigi dan jaringan gigi yang telah

hilang. Hal ini mencakup :

1. Kondisi edentulous (tidak begigi) berupa : processus alveolaris, saliva,

batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, kompesibilitas jaringan mukosa,

bentuk dan gerakan otot-otot muka, bentuk dan gerakan lidah.

2. Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok.

3
3. Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut.

4. Penetapan atau pengaturan gigi yang benar

Gigi tiruan lengkap mempunyai fungsi sebagai berikut : memperbaiki

fungsi estetis, memperbaiki fungsi bicara, memperbaiki fungsi pengunyahan, dan

mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Dengan dibuatkannya gigi tiruan

lengkap maka akan mencegah :

1. Pengkerutan/ atropi processus alveolaris (residual ridge)

2. Berkurangnya vertikal dimensi disebabkan turunnya otot-otot pipi

karena tidak adanya penyangga

3. Hilangnya oklusi sentrik

Selama berfungsi rahang bawah berusaha berkontak dengan rahang atas

sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi RA dan RB akan menyebabkan hilangnya

oklusi sentrik sehingga mandibula menjadi protrusi dan hal ini menyebabkan

malposisi temporo-mandibular joint (TMJ).

Dengan pembuatan gigi tiruan lengkap (GTL) diharapkan dapat

menggantikan fungsi dari gigi asli yang telah hilang dan jaringan Keberhasilan

dari pembuatan GTL ini tergantung dari retensi yang dapat menimbulkan efek

psikologis dan dukungan dari jaringan sekitarnya sehingga dapat dipertahankan

keadaan jaringan yang normal.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gigi tiruan lengkap adalah suatu penggantian gigi-gigi asli dalam suatu

lengkung dan menggabungkan bagian-bagiannya dengan penggantian

artificial. Istilah Full Denture atau Complete Denture yang artinya

suatu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi pada suatu lengkung rahang,

sahingga ada istilah :

1. Upper Full Denture yaitu geligi tiruan penuh rahang atas

2. Lower Full Denture yaitu geligi tiruan penuh rahang bawah.

Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap adalah :

1. Individu yang seluruh gigi-giginya telah tanggal atau dicabut.

2. Individu yang masih mempunyai beberapa gigi tetapi harus

dicabut karena :

a. Kesehatan kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin

diperbaiki.

b. Bila dibuatkan gigi tiruan sebagian , gigi yang masih ada akan

mengganggu keberhasilannya.

3. Kondisi umum dan kondisi mulut sehat

4. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, prognosa yang akan diperoleh.

Pasien yang tidak bergigi mempunyai kecenderungan untuk mcmajukan

mandibulanya secara tidak sengaja dan berusaha untuk berkontak dengan

rahang atas. Hal ini dikarenakan adanya perubahan (pengurangan) vertikal

5
dimensi dan tidak adanya sentrik posisi. Sehingga jika pasien dibuatkan gigi

tiruan 1engkap maka vertikal dimensinya akan kembali dan physiological rest

posisinya seperti pada saat gigi asli masih ada.

Tahap awal setelah pasien dianamnesa dan diindikasi adalah pencetakan

(impression), yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan

dipakai sebagai basal seat protes. Retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan

atmosfer, dan surface tension. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang

penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi

retensi GTL, khususnya untuk GTL rahang atas, yaitu :

1) Faktor fisis :

a) Peripherial seal (sepanjang tepi GTL)

b) Postdam area atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas)

2) Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut

3) Luasnya permukaan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting

surface)

4) Residual ridge oleh karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat

dipakai sebagai pegangan,

5) Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk

menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan pada saat berfungsi.

Impression adalah suatu bentuk negatif dari jaiingan mulut yang nantinya

akan menjadi basal seal gigi tiruan. Impression dibuat untuk

mendapatkan replikasi positif yang sama dengan bentuk jaringan mulut.

Individual tray dibuat dari sellac base material. Jarak tepi sendok cetak dengan

6
fornik dituat 1-2 mm supaya tepi cetakan nanti tidak meruncing tetapi membulat.

Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakil dasar gigi tiruan

dan digunakan untuk membuat Maxillo-Mandibular Record (MMR) yang bergura

untuk menempatkan gigi-gigi dan untuk insersi ke dalam mulut. Sedangkan bite

rim yang disebut juga tanggul gigitan dibuat diatas base plate yang telah

dihaluskan dengan menggunakan Inc delling wax. Kegunaan bite rim adalah imtuk

meletakkan gigi sebelum diganti dengan gcrylic dan mencatat maxillo-

mancJibular relation pada pasien. Bite rim atas harus sejajar dengan garis pupil

dan bite rim hams kelihatan kira-kira 2 mm di bawal garis bibir atas dan lehernya

harus mengikuti general out line processus alveolaris.

Vertikal dimensi disebut juga tinggi gigitan, yang ,dapat dicari dengan

pengukuran jarak pupil dan sudut mulut akan sama dengan prak hidung dengan

dagu (PM=HD). Oklusi sentrik adalah oklusi yang terjadi ketika RA dan RB dalam

relasi sentrik, yaitu keadaap di mana processus condiloideus berada pada posisi

paling beiakang dari fossa glienoidea.

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa keberhasi1an pembuatan GTL

terutama terletak dalam hal mencetak jaringan mulut. Record jaringan mulut

diperoleh dengan melakukan cetakan, yaitu :

1) Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi)

Sendok cetak yang dipakai adalah sendok cetak biasa (stock tray). Saat

mencetak tidak dihiraukan tertekan atau tidaknya mukosa mulut. Bahan yang

dipakai adalah alginat.

2) Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi)

7
Disini harus diperhatikan batas jaringan yang bergerak dan tidak bergerak dan

mukosa tidak boleh tertekan. Sendok cetak yang digunakan adalah sendok

cetak individual dari bahan sellac atau self curmg acrylic resin. Bahan cetak

yang digunakan adalah alginat, plaster (xanthano), Zn-Oxyd pasta atau rubber

base impression paste untuk rahang atas dan rahang bawah.

Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan

seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression.

Artikulator mounting adalah memasang bite rim rahang alas dan rahang

bawah dari mulut pasien ke pesawat artikulator bersama modelnya setelah

ditentukan dimensi vertikal maupun oklusi sentrik.

Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality

expression, umur, jenis kelamin yang nantinya akan berpengaruh dalam pemilihan

ukuran, warna dan kontur gigi. Disamping itu juga perlu diperhatikan keberadaan

over bite, over jet, curve von spee, curve monson, agar diperoleh suatu

keadaan yang diharapkan pada pembuatan gigi tiruan lengkap (GTL).

BAB III

8
DESKRIPSI KASUS

IDENTIFIKASI PASIEN :

Nama : Sutrisno

TTL : Semarang, 23 Juli 1970

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bangsa : Indonesia

Alamat : Genuk Krajan IV Genuk Semarang

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

Tanggal Pemeriksaan : 1 Oktober 2015

INFORMASI MEDIS

Golongan darah : O

Hipertensi : Diketahui tidak ada kelainan

Penyakit jantung : Diketahui tidak ada kelainan

Penyakit diabetes : Diketahui tidak ada kelainan

Haemofilia : Diketahui tidak ada kelainan

Hepatitis : Diketahui tidak ada kelainan

Penyakit lainnya : Diketahui tidak ada kelainan

Alergi terhadap obat : Diketahui tidak ada kelainan

Alergi terhadap makanan : Tidak Ada

PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

9
Motivasi : Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan untuk

memudahkan dalam mengunyah makanan

C hief Com plain : Pasien datang dengan keluhan sulit untuk

mengunyah makanan karena semua giginya telah

tanggal.

Present Illness : Pasien datang dengan kondisi full edentulous.

Past Dental History : Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya

dan Pasien merasakan giginya telah banyak hilang

sekitar 10 tahun yang lalu.

Past Medical History : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

seperti diabetes mellitus dan hipertensi

Family History : Dari riwayat keluarga pasien tidak memiliki

riwayat penyakit sistemik.

PEMERIKSAAN OBYEKTIF

GENERAL Jasmani : sehat

Rohani : komunikatif dan kooperatif

Pemeriksaan Fisik

Tekanan darah : 130/80 mm/hg Nadi : 72 X/menit

Berat badan :55 Kg Respiration rate : 18 X/menit

Temperatur : tdl Tinggi badan : 166 cm

Personal history

Ditemukan tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN KLINIS INTRAORAL

10
I. Evaluation of residual ridges
1. Arch form : Maxillary : U shape
Mandibular : U shape
2. Residual ridge form : High well rounded
3. Residual ridge relation : Normognathic
4. Interach distance : Adequate
5. Undercut location : None
6. Bony irregularities location : none
7. Retained root pieces : tidak ada
8. Mucosa : Normal
9. Vault of the palate : U shape
10. Maxillary tuberosity : Normal
II. Lip mucosa : Normal
III. Cheek mucosa : Normal
IV. Floor of the mouth

Lingual frenum : Normal

Genial tubercles : Promitent

V. Tongue

Mucosa : Normal

Size : Normal

Gag reflex : Normal

VI. Palate : Normal


VII. Vestibule : Normal
VIII. Gigi geligi

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

PEMERIKSAAN KLINIS EKSTRAORAL

Face form : Square

11
Face profile : Straight

Symmetry : Symmetrical

Facial Height : Normal

Facial muscle tone : Normal

Color of hair : Black and White

Color of eyes : Black

Lips : Averages

T.M.J : Normal

Lymph node : Normal

Ringkasan Pemeriksaan:

Pasien datang dengan kondisi full edentulous.

Pemeriksaan Processus alveolaris :

a) Rahang atas :

Posterior kiri : rendah

Anterior : rendah

Posterior kanan : rendah

b) Rahang Bawah :

Posterior kiri : rendah

Anterior : rendah

Posterior kanan : rendah

FOTO PROFIL

Tampak Depan

12
13
Tampak Samping

11
10
1.

4.
Relief dari RA dan RB : 2.

3.

14
9.

5.

6.

7.

8
Keterangan :

1. Frenulum labii superior


2. Ruggae palatina
3. Frenulum buccalis
4. Vestibulum labial
5. Vestibulum bucal
6. Tuberositas maxillae
7. Hamular notch
8. Vibrating line
9. Processus alveolaris
10. Incisivus papilae
11. Sutura palatina median

1
2
1 5

6 3

15
4

1
Keterangan
1. Frenulum labii inferior
2. Frenulum buccalis
3. Vestibulum buccalis
4. Retromolar pad
5. Frenulum lingualis
6. Processus alveolaris
7. Mylohyoid line
8. Vestibulum labial

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambar Rontgen Panoramik

16
BAB VI
PROSEDUR KERJA DAN PERAWATAN

17
Kunjungan I (1 Oktober 2015)
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien mengeluhkan tidak memiliki gigi sejak 13 tahun yang
lalu, pasien merasa tidak nyaman dan ingin dibuatkan gigi tiruan
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
– Pemeriksaan lengkap
– Indikasi Gigi Tiruan Lengkap Lepasan

Kunjungan II (5 Oktober 2015)

18
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien mengeluhkan tidak memiliki gigi sejak 13 tahun yang
lalu, pasien merasa tidak nyaman dan ingin dibuatkan gigi tiruan
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Cetak Rahang atas dan Rahang bawah
 Pembuatan Model Studi
 Diskusi

Kunjungan III (15 Oktober 2015)


 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit

19
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Pembuatan Shelac
 Border Molding pada pasien

Kunjungan IV (25 Oktober 2015)


 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Cetak anatomis rongga mulut pasien dengan exafleks

20
Kunjungan V (14 Januari Oktober 2016)
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit

21
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Try in Base plate dan Bite rime
 MMR

(8 Februari 2016) – Mounting Artikulator


( 15 Februari 2016) – Pemilihan Anasir Gigi tiruan Lengkap
Kunjungan VI (3 Maret 2016)
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Try in gigi anterior
 Pemasangan anasir gigi posterior rahang atas dan rahang bawah pada
artikulator

22
Kunjungan VII (13 Maret 2016)
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Try in gigi posterior
 Countouring ginggiva
 Kirim lab
Kunjungan VIII (5 Mei 2016)
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit

23
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Remounting dan Insersi
 Terdapat open bite pada gigi anterior Ketika akan insersi,
dikarenakan errors occlusion pada gigi posterior rahang bawah
(terdapat traumatic occlusion pada gigi - gigi posterior, sehingga
dilakukan penggrindingan padda gigi – gigi posterior rahang
bawah
 Pembuatan bite rime pada gigi posterior rahang bawah
 Dilakukan cek oklusi pada bite rime gigi posterior rahang bawah
 Mounting artikulator
 Pemasangan Anasir Gigi posterior rahang bawah kembali.

Kunjungan IX (10 Mei 2016)


 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan.
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan

24
 Try in ulang gigi Posterior Rahang Bawah àPengiriman ke Lab
Kunjungan X (20 Mei 2016)
 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien mengeluhkan tidak memiliki gigi sejak 13 tahun yang
lalu, pasien merasa tidak nyaman dan ingin dibuatkan gigi tiruan
 Pemeriksaan Objektif :
– Kondisi rongga mulut tidak bergigi
– Palpasi tidak ada rasa sakit
– Terdapat tonjolan pada frenulum bukalis superior sinistra rahang
atas à tidak sakit ketika ditekan
– Palpasi : ( - )
– Prosessus alveolaris masih baik
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Remounting
 Insersi Gigi Tiruan Lengkap Lepasan

Kunjungan XI (2 Juni 2016)


 Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang untuk kontrol pasca insersi Gigi tiruan Lengkap satu minggu
yang lalu
 Pemeriksaan Objektif :
– Gigi tiruan lengkap Rahang atas sangat cekat dan nyaman
– Gigi tiruan lengkap Rahang bawah masih penyesuaian
– Sudah digunakan untuk makan
– Prosessus alveolaris baik
– Tidak terdapat tanda – tanya inflamasi ataupun peradangan
– Masih tahapan menyesuaikan
 Assessment :
Total Edentulous
 Planning :

25
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan
 Kontrol Gigi Tiruan Lengkap Lepasan

BAB V

DISKUSI

Pembuatan gigi tiruan lengkap ini diperkirakan baik, selama Kesehatan


umum pasien baik dan Oral hygiene pasien baik

26
LEMBAR PENGESAHAN

Case Report Prosthodonsia

GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN

Disusun oleh

Umi K. S,KG

112110231

Telah disetujui oleh :

Semarang, ……………….. 28 Juli 2017

Pembimbing klinik

27
drg.Teguh Tri W Sp Pros

Operator

Umi K, SKG

28
DAFTAR PUSTAKA

Basker., R. M., Davenport, J.C. and Tomlin, H. R., 1996, Perawatan Prostodontik
bagi Pasien Tak Bergigi ( terj.), Edisi III, EGC, Jakarta.

Itjingningsih, W. H., 1996, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, Cetakan III, EGC, Jakarta,

Soelarko, R. M. dan Wachiajati, H., 1980, Diktat Prostodosia Full Denture, FKG
Unpad, Bandung.

Swenson, M. G., 1960, Complete Denture, 5 th ed., C. V. Mosby Co., Saint Louis.

29

Anda mungkin juga menyukai