Kegunaan Kasus
Kasus ini digunakan agar mahasiswa dapat melakukan pelatihan keterampilan klinik
pemeriksaan objektif ekstra oral dan pemeriksaan intra oral, menentukan klasifikasi menurut
Angle modifikasi Dewey dan menetukan diagnosis ortodonti berdasarkan Ackerman-Proffit.
Kompetensi Utama
1. Melakukan pemeriksaan sistem stomatognatik dengan melkukan pemeriksaan ekstra oral
dan intra oral, guna mengevaluasi kondisi medic pasien.
2. Mampu menentukan klasifikasi ortodonti menurut Angle modifikasi Dewey.
3. Mampu menentukan diagnosis ortodonti berdasarkan Ackerman-Proffit.
Kompetensi Penunjang
1. Melakukan pemeriksaan ekstra dan intra oral dengan memperhatikan kondisi klinis.
2. Menentukan klasifikasi ortodonti menurut Angle modifikasi Dewey.
3. Mampu menentukan diagnosis ortodonti berdasarkan Ackerman-Proffit.
Bahan Kajian
1. Pemeriksaan ekstra oral dibidang ortodonti.
2. Pemeriksaan intra oral dibidang ortodonti.
3. Penentuan klasifikasi ortodonti menurut Angle modifikasi Dewey.
4. Penentuan diagnosis ortodonti berdasarkan Ackerman-Proffit.
Tujuan Umum
1. Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus mampu
melakukan. pemeriksaan objektif berupa meneriksaan ekstra oral dan intra oral secara
benar.
2. Mampu menentukan klasifikasi menurut Angle modifikasi Dewey.
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus :
1. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif berupa pemeriksaan ekstra oral secara
benar.
2. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif berupa pemeriksaan intra oral secara benar.
3. Mampu menentukan klasifikasi menurut Angle modifikasi Dewy.
4. Mampu menetukan diagnosis ortodonti berdasarkan Ackerman-Proffit.
Metode Pelatihan
Modelling / Role Play
Demonstrasi
Simulasi pada model studi
Simulasi antar teman
Tempat Pelatihan
Laboratorium SPKKT
Peserta Pelatihan
Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi semester 7
Sistem Assesment
Rubrik formatif
Sistem Evaluasi
Rubrik sumatif pada OSCE
Catatan : semua alat disiapkan masing-masing oleh mahaiswa kecuali model studi
3. Profil Wajah
Menggunakan tiga titik referensi terdiri dari :
1) Glabela
Titik terdepan dari tulang frontalis yang terletak pada bidang midsagital setinggi
orbital ridge superior. (Soemantri, 1999; Rohen, JW, 2011)
2) Tepi anterior bibir atas
3) Pogonion
Titik paling anterior dari jaringan lunak dagu pada garis median wajah. (Rakosi,
1982)
A B C
Gambar 7. (A) Bibir Normal, (B) Bibir Hipotonus, dan (C) Bibir Hipertonus
5. Relasi Bibir
Pemeriksaan hubungan bibir atas dan bibir bawah, pasien dalam keadaan istirahat dan
dipalpasi bibir atas dan bawahnya.
A B
Gambar 8. (A) Relasi bibir normal (competent), (B) Relasi bibir terbuka (incompetent)
6. TMJ
Melakukan palpasi pada sendi temporo mandibular yang terletak didepan dari meatus
akustikus eksterna. Meinstruksikan pasien untuk membuka dan meutup mulut, dan
mendengarkan apakah ada bunyi clicking atau poping serta menanyakan pada pasien
apakah ada rasa nyeri.
Titik referensi
Rahang atas : molar (central fossa), premolar (central fossa), kaninus dan insisif
(cingulum).
Rahang bawah : molar (bonjol bukal), premolar (bonjol bukal), kaninus dan insisif
(insisal).
Gambar 11. Malposisi mesioversi gigi 36 Gambar 12. Malposisi palatoversi gigi 11
dan 22; bukoversi gigi 27
Gambar 13. Malposisi infraversi gigi 22 Gambar 14. Maposisi supraversi gigi 16
Gambar 16. Garis pertemuan insisif sentral rahang atas sesuai dengan garis tengah
wajah, garis pertemuan insisif sentral ranag bawah bergeser ke kanan 0,5
mm terhadap garis median.
4. Pemeriksaan Lidah
Memeriksa keadaan lidah pasien. Mengisntruksikan pasien untuk membuka mulut dan
menjulurkan lidah. Mengetahui ukuran lidah dengan cara melihat teraan pada bagian tepi
lidah.
5. Pemeriksaan Overjet
1) Posisi pasien/model studi pada keadaan oklusi sentrik.
2) Ukur jarak horizontal antara permukaan labial insisif rahang bawah dengan
permukaan labial insisif rahang atas, menggunakan penggaris atau jangka sorong.
6. Pemeriksaan Overbite
1) Posisikan pasien/model studi pada keadaan oklusi sentrik.
2) Tandai posisi insisal insisif rahang atas pada permukaan labial insisif rahang bawah.
3) Pasien diinstruksikan untuk membuka mulut (buka studi model).
4) Ukur jarak vertikal antara insisal insisif rahang bawah dengan proyeksi insisal rahang
atas menggunakan pensil yang dipanjangkan dan tegak lurus sumbu panjang gigi (bisa
juga menggunakan penggaris atau jangka sorong).
5) Ukur jarak vertikal antara insisal dan servikal insisif rahang bawah, menggunakan
penggris atau jangka sorong.
6) Tuliskan nilai overbite berdasarkan rumus :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑖𝑓 𝑅𝐵 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑖𝑓 𝑅𝐴
Overbite = x 100
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑠𝑎𝑙 𝑘𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑖𝑓 𝑅𝐵
7. Pemeriksaan Crossbite
1) Posisikan pasien/model studi pada keadaan oklusi sentrik.
2) Periksa pada bidang sagital untuk mencari crossbite anterior (gambar D).
9. Penutupan Mandibula
Pasien diminta untuk membuka dan menutup mulut. Perhatikan apakah terdapat
pergeseran fungsional ketika penutupan mandibula.
A B C
Gambar 8. (A) Posisi istirahat, (B) Kontak awal, (C) Oklusi habitual.
TOPIK 3 : Melakukan Penentuan Klasifikasi Angle
Pokok Pelatihan Keterampilan
Prosedur Penentuan Klasifikasi Angle Modifikasi Dewey.
Kelas II Angle
Puncak bonjol mesio bukal molar permanen pertama rahang atas terletak lebih
anterior dari buccal groove molar permanen pertama rahang bawah.
Pada kelas II Angle penuh, puncak bonjol distal molar permanen pertama rahang atas
berada pada buccal groove molar permanen pertama tahang bawah.
Kelas II Angle Divisi 1
Apabila terdapat maloklusi kelas II hanya pada satu sisi, maka ditambahkan subdivisi
(sisi yang mana yang terdapat maloklusi kelas II). Cth: Kelas II Angle, Subdivisi
(kanan/kiri).
Proffit, W.R. dan Henry W.F. 2000. Contemporary Orthodontics. Edisi Ke-3. Mosby year
Book. Inc. St. Louis, Missouri. Halaman 10.
Rakosi, T., dkk. 1993. Orthodontic Diagnosis. Thieme medical publishers, inc.
Newyork. Hal. 46-47, 132.
Soemantri, E.S. Sefalometri.