Anda di halaman 1dari 4

1.

PEMERIKSAAN EXTRAORAL
1) Bentuk muka : simetris / asimetris
2) Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) dikenal 3 tipe muka yaitu:
 Brahisepali : lebar, persegi
 Mesosepali : lonjong / oval
 Oligisepali : panjang / sempit

Menurut Ricket Graber lebih tepat untuk bentuk kepala yaitu proyeksi kepala terhadap
bidang sagital sedangkan untuk tipe muka lebih tepat menggunakan istilah fasial:
 Brahifasial
 Mesofasial
 dolikofasial
Umumnya tipe muka berkaitan erat dengan lengkung gigi pasien. Klasifikasi bentuk muka
dan kepala :

4) Pemeriksaan TMJ
Pemeriksaan klinis TMJ dapat dilakukan dengan auskultasi dan palpasi. Penemuan klinis
dapat berupa :
 sakit saat ditekan
 clicking pada joint :
a) inisial
b) intermedia
c) terminal
d) resiprokal
 krepitasi
 pergerakan kondilus yang tidak sama

sumber : Sulandjari, Heryumani. 2008. Buku Ajar Ortodonsia I. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

2. PEMERIKSAAN INTRAORAL
3.2.2 Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan intraoral dilakukan dengan mengamati :
 Kebersihan mulut (oral hygiene / OH) : baik / cukup / jelek . Ini dapat ditetapkan
dengan Indeks OHIS, pasien yang kebersihan mulutnya jelek kemungkinan besar
kebersihan mulutnya akan lebih jelek lagi selama perawatan dilakukan , oleh karena
itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum perawatan ortodontik
dilakukan.
 Keadaan lidah : normal / macroglossia / microglossia. Pasien yang mempunyai lidah
besar ditandai oleh :
o Ukuran lidah tampak besar dibandingkan ukuran lengkung giginya
o Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah tampak luber menutupi
permukaan oklusal gigi-gigi bawah.
o Pada tepi lidah tampak bercak-bercak akibat tekanan permukaan lingual
mahkota gigi (tongue of identation)
o Gigi-gigi tampak renggang-renggang (general diastema)
 Palatum : normal / tinggi / rendah serta normal / lebar / sempit
Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kelateral kurang (kontraksi)
biasanya palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang pertumbuhan berlebihan
(distraksi) biasanya mempunyai palatum rendah lebar. jika ada kelainan lainnya
seperti adanya peradangan, tumor, torus, palatoschisis, dll. Dicatat.
 Gingiva : Normal / hypertophy / hypotropy . Adanya peradangan pada gingiva bisa
ditetentukan dengan gingival indeks (GI)
 Mucosa : normal / inflamasi / kelainan lainnya. Pasien dengan oral hygiene yang
jelek biasanya mempunyai gingiva dan mucosa yang inflamasi dan hypertrophy

SUMBER : Sulandjari, Heryumani. 2008. Buku Ajar Ortodonsia I. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

3. ANALISIS FOTO PROFIL WAJAH

Cara analisis profil wajah


Ada tiga referensi dalam analisis profil wajah
1) Menentukan relasi rahang dalam arah anteroposterior
2) Evaluasi bentuk bibir dan inklinasi insisivus
3) Evaluasi proporsi vertikal wajah dan sudut dataran mandibula

Profil yang konveks mengindikasikan relasi skeletal kelas II, sedangkan jika
profilnyakonkaf berarti relasi skeletalnya kelas III. Ada dua metode pengukuran yang
dapat digunakan untuk menganalisis wajah yaitufotometri dan sefalometri.

 Fotometri Metode ini digunakan untuk mengevaluasi konfigurasi fasial baik


dalam arah frontaldan lateral. Bila juga digunakan untuk menganalisis proporsi
wajah, simetri wajah,konveksivitas jaringan lunak wajah dan bentuk wajah.
 Sefalometri , Analsis pada radiografi sefalometri dilakukan dengan menetapkan
lokasia titik-titikreferensi pada bagian-bagian skeletal dan jaringan lunak
kraniofasial yang akanmenghasilkan garis, bidang dan sudut. Sefalometri dibagi
dua menurut analisinya :a. Sefalogram frontal (gambaran frontal/antero
posterior dari tengkorak kepala) b. Sefalogram lateral (gambaran lateral dari
tengkorak kepala

4. Etiologi
Asimetri dental dapat disebabkan oleh kehilangan gigi sulung secara dini, kehilangan gigi
secara kongenital, kebiasaan jelek seperti mengisap ibu jari, dan bentuk lengkung gigi yang
tidak simetris. Asimetri skeletal dapat pula disebabkan oleh kelainan pada maksila atau
mandibula atau meliputi kedua rahang. Kelainan hemifasial atrophy dan cerebral palsy dapat
menyebabkan asimetri wajah dan dental karena pengaruh otot-otot yang terlibat. Asimetri
karena fungsional biasanya disebabkan oleh karena adanya gangguan yang menghalangi
terjadinya intercuspation yang benar pada relasi sentrik. Penyebabnya dapat berupa
kontriksi rahang atas atau posisi gigi yang salah. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan kontak
dini saat relasi sentrik yang mengakibatkan terjadinya pergeseran mandibula.

SUMBER : . Burstone CJ. Diagnosis and treatment planning of patient with asymmetries.
Semin Orthod 1998; 4(3): 153.

5. PERAWATAN DAN PENCEGAHAN


Tiga strategi perawatan ortodontik mendasar untuk koreksi gigitan dalam (tidak termasuk
opsi bedah) adalah: ekstrusi gigi posterior, flaring gigi anterior dan intrusi gigi insisivus atas
dan/atau gigi insisivus bawah.
Intrusi gigi insisivus atas dan/atau insisivus bawah merupakan salah satu metode yang
diperlukan untuk memperbaiki gigitan dalam pada banyak pasien remaja dan dewasa.
Koreksi optimal gigitan yang dalam membutuhkan diagnosis yang tepat, perencanaan
perawatan individual, dan penentuan mekanik perawatan yang efisien.
Perawatan ortodontik dengan alat cekat efektif dalam perawatan maloklusi Angle kelas II,
bahkan pada pasien dewasa. Pada pasien dewasa, rencana perawatan Kelas II divisi 2 sering
kali dilakukan ekstraksi gigi premolar pertama rahang atas untuk memfasilitasi penjangkaran
dan mengurangi waktu perawatan.

Maloklusi kelas II divisi 1 merupakan kasus yang banyak dijumpai. Maloklusi kelas II dapat
terjadi dari kombinasi skeletal dan dental. Retrusi skeletal mandibula adalah penyebab
umum pada kasus ini.1 Protrusi maksila juga menyebabkan maloklusi kelas II, dapat berupa
kombinasi retrusi mandibula dengan protrusi maksila, molar maksila dengan posisi ke mesial
atau molar mandibula dengan posisi ke distal.2 Headgear dapat digunakan untuk koreksi
maloklusi kelas II divisi 1 dengan menghambat pertumbuhan maksila. Kekuatan headgear
disalurkan ke kompleks maksila melalui molar maksila. Bila resultan kekuatan langsung
melalui pusat resistensi gigi, pergerakan gigi kedistal dapat terjadi.3 Cervical headgear
mencegah pertumbuhan maksila kedepan, menyebabkan rotasi mandibula kebelakang dan
distalisasi molar maksila.4 Alat ini bekerja efektif bila sering digunakan dengan konsisten,
rekomendasi Roberts (1994) minimal 12 jam per hari.

PENCEGAHAN
Menghilangkan kebiasaan buruk yang berkepanjangan, memperbaiki nutrisi selama masa
kehamilan. Apabila sudah terjadi maloklusi maka sedini mungkin dilakukan perawatan agar
tidak memperparah maloklusi tersebut.
6. Pemeriksaan penunjang
1) Panoramik radiografik: pemeriksaan ini berguna untuk melihat gigi dan struktur
tulang, bentuk kondil dan ramus mandibula kiri dan kanan dapat diperbandingkan
2) Posterior-anterior sefalogram: teknik ini sangat berguna untuk mempelajari struktur
bagian kiri dan kanan wajah, dapat digunakan dengan oklusi sentrik maupun dengan
mulut terbuka untuk melihat adanya deviasi fungsional.10;
3) Submental vertex radiografik: melihat asimetri pada mandibula, zygoma, zygomatic
arches.
Sumber : 0.Bishara SE, Burkey PS, Kharouf JG. Dental and facial asymmetries: a review.
Angle Orthod 1994; 64(2): 92- 5

Anda mungkin juga menyukai