– Ortodonsia
PEMERIKSAAN KLINIS
PEMERIKSAAN UMUM
Badan
Nilai indeks:
Bentuk kepala dinilai dengan indeks morfologis wajah yang diberikan oleh Amrtin
dan Saller (1957) sebagai berikut:
Nilai indeks
Tipe morfologi wajah memiliki hubungan terhadap lengkung rahang, misalnya tipe
wajah euriprosop memiliki lengkung yang lebar dan kotak, ujung sudut yang
berjejal dalam kasus dirawat dengan ekspansi. Di sisi lain, tipe wajah leptoprosop
sering memiliki lengkung apikal yang sempit. Oleh karena itu, ekstraksi lebih
disukai dibanding ekspansi.
Penilaian Asimetris Wajah
Derajat tertentu simetri antara sisi kanan dan kiri wajah dilihat dari kebanyakan
individu. Wajah diperiksa dalam bidang transversal dan vertikal untuk menentukan
derajat terbesar asimetri dari wajah yang dipertimbangkan normal. Asimetri wajah
Gross dapat dilihat pada pasien dengan:
1. Hipertrofi/atrofi hemifasial
2. Kelainan kongenital
3. Hiperplasi kondil unilateral
4. ankilosis unilateral, dll.
Profil Wajah
Profil wajah ditentukan dari sisi dengan membuat pasien melihat ke arah objek
yang jauh, dengan bidang FH parallel terhadap lantai. Secara klinis atau dalam
pemeriksaan radiografi ekstraoral, profil dapat diperoleh dengan menggabungkan
dua garis:
Tiga tipe profil wajah dapat terlihat setelah menarik garis-garis tersebut, yaitu
berikut :
Divergensi Fasial
Bagian bawah wajah bisa saja lurus atau inklinasi ke anterior/posterior tergantung
dahi. Inklinasi ini juga disebut sebagai divergensi fasial, yang mana dipengaruhi
oleh etnik pasien atau latar belakang ras.
Garis yang digambar dari dahi ke dagu menentukan apakah wajah tersebut:
PENILAIAN HUBUNGAN RAHANG ANTEROPOSTERIOR
Gambaran hubungan skeletal sagital yang baik dapat diperoleh secara klinis
dengan penempatan indeks dan jari tengah pada perkiraan titik A dan B setelah
retraksi bibir. Idealnya, maksila berada 2 sampai 3 mm lebih anterior dari pada
mandibula pada saat oklusi sentrik. Pada kasus skeletal Kelas II, jari telunjuk jauh
lebih ke depan dibanding jari tengah sedangkan pada Kelas III jari tengah lebih ke
depan dari jari telunjuk.
Hubungan vertikal yang normal adalah jarak di antara glabella dan subnasal sama
dengan jarak subnasal ke sisi bawah dagu. Berkurangnya tinggi fasial bawah
dihubungkan dengan gigitan dalam sedangkan ketika peningkatan tinggi fasial
bawah terlihat adanya gigitan terbuka anterior.
Pemeriksaan Jaringan Lunak
Ekstraoral
SUDUT NASOLABIAL
Merupakan sudut yang terbentuk di antara garis singgung batas bawah hidung dan
garis yang menggabungkan subnasal dengan ujung bibir atas (labrale superius).
Nilai normalnya adalah 110 derajat.
Pada pasien dengan maksila prognasi dan proklinasi gigi anterior atas, sudut ini
berkurang dan menjadi lebih tumpul pada kasus maksila retrognasi atau anterior
maksila yang retroklinasi.
Dagu
Konfigurasi dagu ditentukan tidak hanya dari struktur tulang, tapi juga oleh
ketebalan dan tonus otot mentalis.
Aktivitas otot mentalis. Otot mentalis yang normal menjadi hiperaktif pada
maloklusi tertentu seperti pada kasus Kelas II divisi, dimana kerutan dagu
terlihat.
Sulkus Mentolabialis. Merupakan cekungan yang ada di bawah bibir bawah.
Sulkus yang dalam dapat terlihat pada kasus Kelas II sedangkan sulkus yang
dangkal dapat terlihat pada kasus protrusi bimaksiler.
Seiring dengan lebar dagu, perkembangan panjang dagu juga penting. Tinggi dagu
merupakan jarak dari:
PEMERIKSAAN INTRAORAL
Lidah
Lidah diperiksa dari bentuk, warna, dan konfigurasi. Lidah bisa saja kecil, panjang,
atau lebar. Ukuran lidah dapat diperkirakan secara kasar dengan bantuan
sefalogram lateral. Lidah yang sangat besar (makroglosia) biasanya menunjukkan
jejak pada margin lateralnya, yang mana memberikan gambaran lidah
yang scallop(bergerigi). Namun diagnosa makroglosia membutuhkan investigasi
diagnosa yang detail (seperti, cineradioagrafi). Frenulum lingual harus diperiksa
untuk tongue tie. Tongue tie dapat memicu gangguan pergerakan lidah.
Abnormalitas lidah dapat mengacaukan keseimbangan otot yang dapat memicu
pada maloklusi.
Frenum Bibir dan Lidah
Di antara frenum yang berbeda, frenum labial maksila adalah paling sering
menyebabkan maloklusi. Frenum labial bawah, fibrous, dan tebal mencegah insisal
sentral atas bersinggungan hingga menyebabkan diastema sentral. Frenektomi
diindikasikan ketika frenum dimasukkan ke dalam dengan fiber ke papilla
interdental. Sebuah area IOPA dapat menunjukkan garis tulang antara akar-akar
insisivus atas sentral.
Gingiva
Gingiva harus diperiksa untuk tipe (fibrous tebal atau tipis rapuh), inflamasi, dan
lesi mukogingiva. Pada anak-anak, kebanyakan gingivitis marginalis dikarenakan
akumulasi plak dan dapat diselesaikan dengan meningkatkan kebersihan rongga
mulut. Pada orang dewasa, scaling disertai kuretase dan terkadang pembedahan
mukogingival biasanya dibutuhkan.
Lesi lokal pada gingiva dapat terjadi karena trauma oklusal, beban fungsional yang
abnormal atau medikasi (contohnya, Dilantin). Pada pasien yang bernafas lewat
mulut, postur bibir terbuka karena kekeringan mulut mengarah pada gingivitis
marginal anterior.
Ukuran dan adanya inflamasi pada tonsil, jika ada, harus diperiksa. Perpanjangan
inflamasi pada tonsil menyebabkan perubahan postur lidah dan rahang,
mengganggu keseimbangan orofasial dan menghasilkan “Adenoid facies”.
1. Status dental, sebagai contoh jumlah gigi yang ada dalam rahang, gigi yang
tidak tumbuh, atau gigi yang hilang.
2. Anomali dental dan oklusal harus dicatat dengan detail. Gigi yang karies
harus dirawat sebelum perawatan ortodontik dimulai. Gigi-geligi harus
diperiksa untuk melihat malformasi lain, hipoplasi, restorasi, dan
diskolorisasi.
3. Penilaian basis apikal.
PEMERIKSAAN FUNGSIONAL
Diagnosa ortodontik harus tidak dibatasi dengan evaluasi statis gigi dan jaringan
pendukungnya tapi juga meliputi pemeriksaan fungsional sistem stogmatognatik.
Analisis fungsional penting tidak hanya untuk menentukan etiologi maloklusi tapi
juga rencana perawatan ortodontik yang dibutuhkan. Analisis fungsional meliputi:
Rest posisi harus diperiksa dengan keadaan pasien saat relaks dan duduk tegak
lurus dan punggung tidak disangga. Kepala diorientasikan dengan membuat pasien
melihat lurus ke depan. Kepala juga diposisikan paralel dengan garis Frankfurt ke
lantai.
Registrasi Rest Posisi
1. Metode Intraoral
2. Metode Langsung. Kaliper Vernier dapat digunakan langsung untuk
mengukur jarak interoklusal pada regio kaninus.
3. Metode Tidak Langsung. Material impression dapat digunakan untuk
mengetahui freeway space.
4. Metode Ekstraoral
5. Metode Langsung. Titik acuan dibuat pada kulit dengan plaster, satu pada
hidung dan lainnya pada dagu dalam bidang sagital. Jarak antara dua poin
diukur saat rest posisi dan oklusi sentrik. Perbedaan antara dua titik tersebut
adalah freeway space.
6. Metode Tidak Langsung.
– Registrasi Sefalometrik: Dua Sefalogram, satu pada postur rest posisi dan
lainnya pada oklusi sentrik diambil untuk menentukan freeway space.
Evaluasi Path of Closure
Bidang Sagital
Bidang Vertikal
Penting membedakan antara dua tipe overbite. True deep overbite disebabkan oleh
infraoklusi molar dan dapat didiagnosa dengan adanya freeway space yang besar.
Prognosis baik dengan terapi fungsional. Pseudo-deep bite disebabkan karena over
erupsi insisiv dan dikarakteri oleh freeway space yang kecil. Prognosis buruk
dengan terapi fungsional.
Bidang Transversal
Dewasa dengan maloklusi Kelas II divisi I dan disfungsi bibir paling sering
dipengaruhi oleh kelainan TMJ. Oleh karena itu, disfungsi orofasial juga harus
dinilai sebagaimana dapat menyebabkan ketidakseimbangan beban sendi yang
mana dapat memicu gangguan TMJ.
Meliputi evaluasi:
Menelan
Pada saat lahir lidah protrusi ke anterior antara bantalan gusi hingga lip seal. Oleh
karena itu, bayi menelan secara viseral pertama kalinya pada umur 1,5 hingga 2
tahun. Penelanan masa bayi secara bertahap digantikan oleh penelanan dewasa
sebagaimana gigi sulungnya lengkap. Jika penelanan masa bayi bertahan hingga
tahun keempat, itu dipertimbangkan sebagai disfungsi orofasial.
Lidah
Tongue thrust merupakan salah satu disfungsi paling sering pada lidah. Disfungsi
lidah dapat dinilai secara klinis oleh pemeriksaan elektromiografik, analisis
sefalometrik, radiografi, palatografi, dan pemeriksaan neurofisiologi.
Bicara
Bibir
Pernafasan