Pembimbing :
drg. Melisa Budipramana, Sp. Ort
Nama Kelompok :
Dinda Rizkia
Muhammad Alfi Ghifari
Marthia Eka Nurdila
Syifa Syara Fina
Nisa Fachrizha Munier
Reisa Dahliani
1
BASIC FACIAL
TYPE’S
(Jacobson, 1995)
Jarak/rentang Normal
Downs’
Materi control yang dipelajari oleh Downs berasal dari 20 subjek berkulit putih,
berusia antara 12-17 tahun dengan jumlah laki-laki dan perempuan yang sama. Cetakan
gigi, model, foto, dan radiografi sefalometrik, serta intraoral diambil dari masing-masing
individu. Semua individu memiliki oklusi klinis yang sangat baik.
Dental
Pattern (Pola
Gigi)
Cant of Occlusal
Plane
• Sudut diukur dengan menerapkan metode yang sama yang digunakan untuk
mengukur sudut dari bidang mandibula ke bidang Frankfurt. Hubungan paralel dari
bidang akan menghasilkan pembacaan 0 derajat
• Jika bidang bagian anterior lebih rendah dari posterior, sudutnya akan POSITIF.
Sudut positif yang lebih besar ditemukan pada pola wajah Kelas II.
• Pengukuran sudut minimal +1,5 derajat, maksimal +14 derajat, dan rata-rata
+9,3 derajat.
Interincisal Angle (Sudut
Interincisal)
2
1
• Poligon adalah metode yang efektif untuk menggambarkan analisis
sefalometri secara kuantitatif dan kualitatif.
• Poligon memiliki garis tengah vertikal, yang merepresentasikan rata-rata
dari berbagai pengukuran.
• Poligon menggunakan angka (kisaran) maksimum dan minimum dari
masing-masing pengukuran Downs
• Poligon dibagi menjadi dua poligon pada grafik dengan pola kerangka di
setengah bagian atas kertas dan poligon gigi di bagian bawah kertas.
• Angka-angka pada grafik yang menunjukkan maksimum dan minimum
terletak di setiap sudut yang dibentuk oleh poligon.
2
2
Interpretasi
Tracing
Sefalometri
Analisis Down
2
3
Interpretasi Tracing Sefalometri Analisis
Down
● Hasil tracing dari profil pasien dengan maloklusi
menunjukkan bahwa bibir terlalu protrusi dengan
bibir bawah yang terangkat karena M. Mentalis,
yang ditandai dengan adanya kontur yang tidak
beraturan pada daerah dagu.
● Sudut fasial 82° (normal 87°) sehingga masih dalam
kisaran normal.
● Sudut kecembungan 12° (normal 0°) yang berarti
gigi RA cenderung ke anterior profil wajah.
● A-B Plane -11,5° (normal, -4,6°) mengindikasikan
pola wajah Klas II yang parah.
Interpretasi Tracing Sefalometri Analisis
Down
● Sudut Frankfort bidang mandibula 19°, hampir
mendekati rata-rata normal 21,9°.
● Sumbu y menunjukkan 55° (normal 66°)
menandakan bahwa arah pertumbuhan mandibula
condong ke horizontal daripada vertikal.
● Bidang oklusal adalah 6° (normal 14°), masih dalam
kisaran normal.
● Sudut interinsisal 100°, menunjukkan gigi I RA dan
RB dalam kondisi proklinasi.
Interpretasi Tracing Sefalometri Analisis
Down
● Sudut gigi I RB ke bidang oklusal adalah 30° (Rata-rata
14,5°), dan gigi I RB ke bidang Mandibula adalah 17°
(Rata-rata 7°) yang menunjukkan bahwa gigi I RB miring
ke labial.
● Untuk menentukan sumbu gigi I RA berhubungan dengan
bidang AP, Ukuran gigi I RA tidak <13 mm (Rata-rata 2,7
mm) yang menunjukkan bahwa gigi I RA pasien mengalami
protrusi.
● Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Maloklusi Klas II divisi 1 yang disebabkan oleh RA yang
protrusi dan RB yang cenderung retrusi, gigi I RA pasien
mengalami proklinasi labial yang parah, sudut RB yang
rendah, dan mandibula yang condong tumbuh ke depan
(horizontal).
Interpretasi Tracing Sefalometri Analisis
Down
3
1