Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN CHEKCLIST MINI CEX ORTHO

A. ANALISIS UMUM Apakah maloklusi berhubungan dengan hal hal yang dipertanyakan atau pertanyaan2 itu hanya
menjadi dasar rencana perawatan, apakah maloklusi juga mempengaruhi keadaan yang lain
1. Anamnesa
 mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan senyum.
 menanyakn identitas pasien dan orang tua pasien.
Nama : Untuk membedakan dengan pasien lain yang nama depannya serupa atau
mirip sehingga mengurangi kemungkinan tertukarnya status
Jenis kelamin :
 Pertumbuh kembangan pasien (Growth spurt)
-Gigi bercampur : Laki-laki 8-11 tahun, Perempuan 7-9 tahun
-Pre Pubertas : Laki-laki 14-16 tahun, Perempuan 11-13 tahun
 Psikologis : Perempuan lebih memerhatikan keteraturan gigi, lebih tertib, sabar
dan telaten dalam perawatan gigi
 Bentuk gigi
-Laki-laki : Menyudut
-Perempuan : Membulat
Tempat tanggal lahir
 Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan atau sudah
berhenti
 Pertumbuhan gigi-geligi masih termasuk periode gigi susu/ decidui ,
campuran/ mixed atau tetap/ permanent.
 Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut umur
erupsi gigi).
 Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untuk digunakan (alat cekat atau
lepasan, alat aktif atau fungsional)
 Untuk memperkirakan waktu /lama perawatan yang diperlukan
 Apakah perawatan bisa segera dilaksanakan atau harus ditunda
 Berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa lama diperlukan untuk
periode retensi
Pekerjaan
Melihat keadaan ekonomi pasien (ekonomi ke atas lebih aware thd kesehatan gigi,
nutrisi terpenuhi, memudahkan edukasi dan motivasi pasien sesuai keadaan ekonomi
pasien)

Alamat dan No. HP :


Operator dapat menghubungi pasien apabila diperlukan, mengetahui lingkungan
tempat tinggal pasien yang dapat mempengaruhi keadaan rongga mulut pasien
(Misaal tinggal di bantaran sungai sehingga angka karies tinggi).

Nama orang tua : Untuk mengetahui identitas pasien

Pekerjaan orang tua : Untuk mengetahui keadaan ekonomi pasien

Suku/Bangsa :
Berkaitan dengan bentuk rahang (Suku batak dan papua memiliki bentuk rahang yang
lebih tegas/kotak, bangsa tionghoa cenderung kelas 3), kebiasaan pola makan
(Masyarakat jawa cenderung mengkonsumsi makanan lembut dan lunak)
-Asia (Profil wajah cembung)
-Kaukasoid (Profil wajah lurus)

 Menanyakan keluhan utama


alasan/motivasi yang menyebabkan pasien datang untuk dirawat. Dari keluhan yang
telah dikemukakan itu akan dapat diketahui:
• Apa sebenarnya yang pasien inginkan untuk mendapat perbaikan dari
operator/dokter gigi
• Apakah keluhan itu memungkinkan untuk ditanggulangi dengan perawatan
ortodontik ?
• Apakah keluhan itu menyangkut faktor esteik atau fungsional (bicara,
mengunyah) ?
• Keluhan utama bisanya diikuti oleh keluhan sekunder yaitu keluhan yang baru
disadari setelah mendapat penjelasan dari operator: Apakah ada keadaan lain
yang tidak disadari oleh pasien yang merupakan suatu kelainan yang
memungkinkan untuk dirawat secara ortodontik ? Jika ada ini perlu dijelaskan
dan dimintakan persetujuan untuk dirawat.

 menanyakan riwayat gigi geligi


untuk mengetahui apakah pasien pernah melakukan perawatan gigi atau tidak
(sehingga diketahui tingkat kekooperatifan dan kesadaran pasien mengenai
kesehatan rongga mulut)
 Tindakan operasi
untuk mengetahui riwayat operasi yang berhubungan dengan keadaan rongga mulut
pasien. Misalnya pasien pernah melakukan operasi tonsilektomi maka biasanya
keadaan pasien ditemukan palatum yang dalam dan protusif rahang
 Ada tidaknya alergi
untuk mengetahui kemungkinan pasien alergi terhadap bahan (Resin akrilik : PMA )
yang digunakan selama perawatan orthodonti ( Pasien yang alergi terhadap makanan
seafood atau jam tangan cenderung memiliki alergi terhadap bahan akrilik)

2. Mengukur Berat Dan Tinggi Badan


Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pasien normal atau tidak.
3. Mengevaluasi kebiasaan bernafas
Gejala :
- Posisi lidah yang menurun
- Anterior open b-ite
- Men-inkatkan insiden karies.
- Kronik kerantiniz-ed-marginal gingivitis
- Protusi maxilla dan mandibula incisor

Pemeriksaan:
- Mirror Test : Kaca mulut dua sisi diletakkan diantara hidung dan mulut. Jika
berembun di sisi hidung menandakan anak bernapas melalui hidung, tetapi jika
berembun di sisi oral menandakan anak bernapas melalui mulut.
- Water Test : Anak diminta menahan air di dalam mulut selama 3 menit. Anak yang
bernapas melalui mulut akan sulit melakukan ini.
- Cotton test / Massler’s butterfly test : Kapas berbentuk seperti kupu- kupu
diletakkan diantara bibir atas dan dibawah lubang hidung. Jika kapas berkibar
menandakan anak bernapas melalui hidung.

4. Melakukan Pemeriksan Tonsil


Diperiksa dengan cara menekan lidah pasien dengan kaca mulut, instruksikan pasien
untuk mengucapkan A. Apabila tonsillitis, curiga pasien bernafas lewat mulut. Pada
anak-anak tonsil yang membesar menunjukkan bentuk lengkung gigi berbentuk V.
5. Melakukan Pemeriksaan Bentuk Skelet ektomorfik, mesomorfik, endomorfik

B. ANALISIS LOKAL
Melakukan Pemeriksaan Ekstra Oral
1. Tipe profil
Membuat Garis Referensi
a) Glabella - tepi bibir atas.
b) Tepi bibir bwh – puncak jaringan lunak dagu

• Garis yang mebentuk sudut lancip = Cembung


• Garis yang mebentuk sudut tumpul = cekung
• Garis yang lurus= Profil harmoni

2. Bibir
untuk mengetahui apakah maloklusi pasien disebabkan oleh adanya disfungsi otot.
• Tonus otot bibir atas : Normal/Hipotonus/Hipertonus
Pasien diinstruksikan untuk membuka dan menutup mulut, jika pasien kesulitan
menutup ata megalami ketegangan maka pasien mengalami hipotonus/inkompeten
(protusif), jika bibir pasien kendor maka pasien mengalami hipertonus.
• Tonus otot bibir bawah : sama dengan bibir atas
anterior oral seal: keadaan menutup bibir secara rapat

3. Tipe Muka
Mencerminkan lengkung rahang
Tinggi wajah ( Nasion ke Gnation)
Lebar Wajah x 100
Tipe Muka = x100
Lebar wajah (Bizygomatik)
tinggi wajah
-Euriprosofik : 80-84,9 (Lebar dan pendek)
-Mesoprosof : 85-89,9 (Sedang) berhubungan dengan lengkung rahang
-Leptoprosof : 90-94,9 (Tinggi dan sempit)
4. Bentuk muka atau kepala (simetris/ asimetris)
Referensi bidang vertikal: midline wajah (hubungan titik nasion dan subnasion)
Referensi bidang horizontal
• Atas: Bidang bipupil
• Bawah: Sejajar dengan bipupil stomion garis lurus yang terbentuk antara 2 sudut bibir

5. Tipe Kepala dari atas


Lebar kepala ( jarak bizygomatik supramastoideus)
Tipe Kepala = x100
Panjang kepala (Glabela−Occipitale)

-Dolikosefali : 70-74,9 panjang & sempit


-Mesosefali :75-79,9 sedang
-Brakisefali : 80-84,9 lebar & pendek

6. Kebiasaan buruk frekuensi dan durasi intensitas dan lokasi

Bad Habbit Definisi Etiologi Gejala Terapi

1. Bruxism kebiasaan parafungsi • Faktor psikologis: • Tanda dan gejala • Penyesuaian


tdk sadar berupa Kecenderungan bruxism bergantung pada oklusal dari setiap
menggeretakan gigi- menggerogoti dan frekuensinya,intensitas, kontak prematur
gigi (grinding) atau menggiling dan usia pasien. • Bidai oklusal /
mengatupkan rahang gigi telah dikaitkan Kekuatan bruxism pelindung malam
atas dan bawah dengan perasaan marah adalah ditransmisikan ke • Perawatan
dengan keras dan agresi atau menjadi struktur alat restoratif
(clenching). disadari manifestasi dari pengunyahan dan • Pelatihan
ketidakmampuan untuk tergantung pada relaksasi
berekspresi resistensi individu, • Fisioterapi
emosi seperti kecemasan jumlah tertentu kekuatan Obat-obatan:
dan kebencian. diserap dan sisanya Suntikan anestesi
diteruskan ke lokal, obat
• Perbedaan oklusal. lainnyastruktur. penenang, otot
• • Trauma oklusal: Ini relaksan
• Genetika. termasuk sakit gigi, • Biofeedback
• Faktor sistemik: terutama mobilitas • Metode
Defisiensi magnesium, • pada pagi hari. kelistrikan:
abdomen kronis • • Struktur gigi: Stimulasi
kesusahan, parasit usus. Sensitivitas ekstrim elektrogalvanik
karena hilangnya email, untuk otot
• aspek keausan atipikal, relaksasi
pulpa mungkin terbuka • Akupunktur
dan banyak lagi • Koreksi
• gigi retak juga bisa ortodontik.
terjadi.
• • Otot: Nyeri otot rahang
saat palpasi,
• kelelahan otot saat
bangun pagi, hipertrofi
• dari masseter.
• • Sendi
temporomandibular:
Nyeri, krepitasi, bunyi
klik
sendi, pembatasan gerakan
mandibula.

2. Thumb Kebiasaan buruk -Status Sosial Ekonomi  Peningatan overjet Penggunaan


sucking mengisap jempol  Penurunan overbite thumb sucking
-Anak yang diasuh oleh  Posterior crosbite book, thumb
pengasuh bila guard.
Kebiasaan menghisap  Anterior open bite
biasanya terlihat ada di  Posisi lidah yang
anak-anak dengan orang menurun
tua yang bekerja karena  Hypotonic upper lip
anak-anak seperti itu  Hyperactiv lower
dibesarkan di tangan lip
pengurus dan
mengembangkan perasaan
ketidakamanan.

- Jumlah saudara

3. Tounge Kebiasaan bu-ruk Pengaruh genetik: Ada • Garis anterior atas Peralatan yang
thrusthing menjulurkan lidah kompleksitas faktor berlekuk, diberi jarak, dan dapat digunakan
diantara gigi atas dan yang mungkin terkadang melebar untuk mencegah
bawah mempengaruhi seorang mengakibatkan overjet menjulurkan lidah
anak terhadap kebiasaan meningkat. adalah:
ini seperti lengkungan • Mundur atau prokline • Pelatih pra-
palatal sempit yang sangat anterior bawah tergantung ortodontik
tinggi, ketidakseimbangan pada • Modifikasi alat
antara jumlah dan ukuran jenis dorongan lidah. Hawley
gigi dan ukuran rongga • Adanya open bite • Tounge crib
mulut anterior. • Oral Screen
• Adanya crossbites
Gigi campuran: Ketika posterior.
seorang anak kehilangan
gigi sulung
terutama gigi taring atau
gigi seri….. lidah sering
menonjol ke ruang saat
istirahat, selama biara dan
aktivitas menelan.

Macroglossia dan
mikroglossia: Dalam
situasi ini lidah
tidak cukup untuk mengisi
ruang oral sehingga terjadi
penyerangan
dorongan.

Trauma

4. Mouth Kebiasaan buruk • Anomali perkembangan - Posisi lidah yang Aspek utama
breathing bernafas lewat mulut dan morfologis seperti menurun manajemen
perkembangan abnormal - Anterior open b-ite pernapasan mulut
rongga hidung, turbinat - Men-inkatkan pasien harus
hidung, dan insiden karies. mengobati dan
bibir atas pendek. - Kronik kerantiniz- menghilangkan
ed-marginal penyebab yang
- Obstruksi parsial akibat gingivitis mendasari atau
deviasi septum hidung, - Protusi maxilla dan patologi yang
tumor jinak terlokalisasi. mandibula incisor telah menciptakan
• Infeksi dan radang kebiasaan. Ini
mukosa hidung, kronis harus diikuti
alergi stomatitis, rinitis dengan
atropik kronik, pengobatan
pembesaran kelenjar simtomatik
gondok dan amandel,
polip hidung. Prosedur dan
• Cedera traumatis pada peralatan lainnya
rongga hidung. yang bisa
digunakan adalah:
• Latihan
pernapasan dalam
• Latihan bibir 15
sampai 30 menit /
hari selama 4
sampai 5 bulan
• Layar lisan

5. Nail Kebiasaan b-uruk  Ketidakamanan • Crowding, rotasi dan • Pasien dibuat


bitting menggigit kuku. • Penerus perubahan tepi insisal sadar akan
psikosomatis dari gigi seri. masalahnya
mengisap jempol • Radang pada tepi kuku. • Memarahi,
 • Ketegangan mengomel, dan
saraf. mengancam tidak
boleh digunakan
• Perlakukan
faktor emosional
dasar yang
menyebabkan
tindakan tersebut
• Mendorong
kegiatan di luar
ruangan dapat
membantu
meringankan
ketegangan
• Aplikasi cat
kuku, sarung
tangan katun
ringan sebagai
peringatan.

6. Lip Kebiasaan buruk • Maloklusi • Protusi gigi seri atas Treatment bibir
sucking mengisap bibir • Sehubungan dengan • Retrusi gigi seri bawah seperti Lip
kebiasaan lain • Lip trap protector, oral
• Stres emosional. • Ketidakseimbangan otot screen, dan lip
• Kolaps insisivus bawah bumper
disertai------- sesak pada
lingual.
• Bibir telah memerah dan
area pecah-pecah di bawah
batas vermilion
batas
• Sulkus mentolabial
menjadi menonjol.

Melakukan Pemeriksaan Intra Oral


1. Jaringan mukosa mulut
• Ada atau tidaknya iritasi, ulcer, dan etiologinya
• Penundaan perawatan orthodontic apabila terdapat sariawan atau peradangan.
• Tidak ada check biting (Apabila ada diduga pasien suka untuk menggigit bagian pipi
sehingga plat orthodontic rskan menjadi longgar)
• Mukosa yang inflamasi dan hipertropi menunjukkan OH yang buruk
2. Lidah jaringan lunak & keras rongga mulut memiliki
pengaruh terhadap lengkung gigi dan posisi gigi
• Normal/Tidak normal menyebabkan maloklusi
• Makroglosia : Ukuran lidah besar dibandingkan ukuran lengkung gigi rahang bawah,
memiliki pengaruh terhadap perawatan pemakaian retainer diperlama
tampilan klinis crenated tongue, rahang bawah multiple diastem, crossbite. Sehingga
dapat menyebabkan relaps dalam perawatan ortho dan plat ortho tidak stabil M. bucinator

• Mikroglosia : Ukuran lidah kecil, posisi lidah lebih ke posterior maksila kurang berkembang

3. Palatum
Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kurang ke lateral (kontraksi) biasanya
palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang pertumbuhan berlebihan (distraksi)
biasanya mempunyai palatum rendah lebar. Jika ada kelainan lainnya seperti adanya
peradangan, tumor, torus, palatoschisis,
Palatal tinggi adalah ciri utama dari penyempitan apical tulang alveolar maksila, yang
sering terjadi pada kasus mouth-breathing kronis, rakhitis, dan pada jenis sucking
habits. metode korkhauss tinggi palatum x 100/lebar
lengkung posterior
Pemeriksaan menggunakan dental mirror
-Dalam : apabila dental mirror ukuran 4, >1/2 tidak terlihat rata - rata 42%
-Sedang : apabila dental mirror ukuran 4, ½ terlihat >42 palatum tinggi
<42 palatum dangkal
-Dangkal : apabila dental mirror ukuran 4, >1/2 terlihat
palatum dalam meningkatkan retensi mempengaruhi terhadap
rencana perawatan
maloklusi menyebabkan karies -
4. Frekuensi karies berhubungan dengan OH rencana perawatan crowding
Dapat dengan menghitung dmft pasien. karies menyebabkan maloklusi - gigi tipping/supraoklusi
5. Kebersihan mulut rencana perawatan
• ditetapkan dengan Indeks OHIS, pasien yang kebersihan mulutnya jelek
kemungkinan besar kebersihan mulutnya akan lebih jelek lagi selama perawatan
dilakukan , oleh karena itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum
perawatan ortodontik dilakukan.
Indeks OHIS:
• 0,0 – 1,2 baik
• 1,3 – 3,0 sedang perawatan orto
• 3,1 – 6,0 buruk 1. modifikasi
pertumbuhan (khusus
growth sprut) : aktivator,
growth sprut/masa gigi bercampur - bionator, twin block
6. Fase gigi geligi perawatan modifikasi pertumbuhan
2. kamuflase
• Sulung: gigi sulung pertama muncul – gigi M1 permanen erupsi
3. ortodontic surgery
• Bercampur: M1 erupsi pertama kali – gigi C trakhir tanggal
• Tetap: Seluruh gigi permanen sudah erupsi fase - rencana perawatan
fase - maloklusi - persistensi gigi pd masa mixed dentition

7. Melakukan pemeriksaan keadaan geligi menyebabkan maloklusi


• Impaksi : gigi erupsi sebagian atau tidak dapat erupsi karena terhalang tulang dan
jaringan lunak di sekitarnya
rencana perawatan
• Agenesis : tidak ada benih gigi
• Gigi kelebihan : supernumerary
• Benih gigi : (apabila dalam fase gigi bercampur)

8. Melakukan analisis foto panoramic


untuk melihat kelainan rongga mulut secara keseluruhan atau adanya kelainan atau
penyakit sistemik. Pada foto ini juga dapat dilihat ukuran dan bentuk condylus. pada
foto panoramik, gambaran gigi geligi beserta jaringan periodontal, struktur tulang
rahang dan sendi TMJ dapat dilihat dalam satu film. Oleh karena itu foto panoramik
diperlukan ketika akan mendiagnosa setiap kasus orthodonti.
9. Melakukan analisis foto sefalometri
dilakukan jika dibutuhkan penilaian maloklusi hubungannya dengan struktur tulang
tengkorak. tujukan pada kasus yang berat, berhubungan dgn skeletal
1. perawatan adjuctive (koreksi crowding) pada dewasa tdk memerluka sefalo
C. ANALISIS FUNGSIONAL 2. perawatan ringan pada gigi bercampur

1. Melakukan pemeriksaan free way space


jarak antar oklusal pd saat mandibula dlm posisi istirahat dan oklusi sentrik.
Cara pengukuran: selisih jarak
• Tentukan 1 titik di hidung dan 1 titik di dagu.
• Kemudian ukur jarak ke-2 titik tsb dalam posisi istirahat dan posisi oklusi
• Ukur selisihnya
• Ukuran rata-rata: 2-3mm
(FWS-overbite)+1 mm menghitung peninggian gigit

• Nilai FWS perlu diketahui dan dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan
atau pemberian peninggian gigit di-posterior sehubungan dengan adanya gigitan
Normal
terbalik anterior. Tidak berubah crossbite
Deviasi
2. Mengevaluasi Pathofclosure garis median Berubah
Gangguan pada TMJ
Displacement
gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju ke oklusi sentris
• Pasien didudukkan pd posisi istirahat, lihat posisi garis mediannya Penyakit pada TMJ Hipertropi otot
• Pasien diinstruksikan utk oklusi sentris dari posisi istirahat dan lihat kembali posisi
Terapi orto
garis mediannya. tdk bisa dirawat orto

• Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris tidak
terdapat pergeseran (sliding) BERARTI tidak ada gangguan path of closure.
• Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris terdapat
pergeseran (sliding) BERARTI terdapat gangguan path of closure.
• Normal: bila gerakan mandibula ke atas, ke muka dan belakang.
• Tidak normal: bila terdapat deviasi (ke kanan dank e kiri, tetapi masih bisa kembali
ke oklusi sentrik) dan displacement mandibula (tidak bisa kembali ke oklusi
sentrik) sebuah kegiatan dari membuka dan menutup mulut dan seterusnya. apakah ada terjadi deviasi
atau displacement

3. Mengevaluasi sendi temporomandibular


• Penderita didudukkan pada posisi istirahat ada cliking - reduksi pada diskus artikularis
• diletakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar meatus acusticus externa kiri
dan kanan penderita
• penderita di instruksikan untuk membuka dan menutup mulutnya.
• Apabila tidak terasa adanya krepitasi saat palpasi di bagian luar meatus acusticus
externa atau bunyi clikcing pada saat membuka dan menutup mulut BERARTI pola
pergerakan TMJ normal.

D. ANLISA MODEL STUDI


menentukan lengkung ideal rahang
1. Mampu menentukan bentuk lengkung geligi
Kaki lengkung : gigi P1 ke M2 RA ; fossa sentral dan RB ; cusp bukal dan
Puncak lengkung : gigi C ke C cingulum insisal
• Parabola : Kaki lengkung garis lurus divergen ke posterior, puncak lengkung
berbentuk kurva
• V : Kaki lengkung garis lurus divergen ke posterior, puncak lengkung
garis lurus menyudut (menyempit) ke anterior
• Trapesium : Kaki lengkung garis lurus divergen ke posterior, puncak lengkung
garis datar
• U : Kaki lengkung garis lurus sejajar ke posterior, puncak lengkung
berbentuk kurva

2. Menghitung lebar mesiodistal 4 insisiv RA metode pont


Diukur masing-masing lebar mesio-distal pada lengkung terbesar dari ke-4
insisive rahang atas kemudian dijumlahkan. langsung 4 gigi diukur
• 28 - 36 mm Normal
• < 28 mm Mikrodontia
metode bolton
• >36 mm Makrodontia
3. Menentukan diskrepansi pada model ALD : arch length diskrepansi
Selisih antara ruang yang tersedia dengan ruang yang dibutuhkan.
Ruang yang dibutuhkan (required space) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi
kaninus, premolar satu dan premolar kedua, molar satu serta keempat gigi
insisivus. pakai jangka dari depan
Ruang yang tersedia (available space) adalah ruang di sebelah mesial molar
pertama permanen kiri sampai mesial molar pertama permanen kanan yang akan
ditempati oleh gigi-gigi permanen pada kedudukan yang benar yang dapat diukur
pada model studi pakai jangka atau brasswire
Perhitungan diskrepansi:
1. RA RB dibagi 4 regio
2. Hitung ruang yg trsedia
Pada 1 regio dibagi mnjadi 3 segmen yaitu:
-Mesio I1- distal I2 + mesiodistalC + mesio P1-mesial M1.
- totalkan dan lanjut ke regio lain smpai regio 4
- (Lakukan perhitungan dengan memposisikan gigi di lengkung ideal)
3. Hitung ruang yg dbutuhkan

P1 = fossa distal
Dilakukan pd mesiodistal smua gigi pd regio trsbt I1,I2,C,P1,P2.M1

M1 = fossa mesial 4. Lalu total ruang yg trsedia pd regio 1,2 pd RA dikurangi dengan total ruang yg
Metode Pont : dibutuhkan pd regio 1,2. Lakukan hal yg sama pd regio 3,4 RB. Sehingga dpt
Jumlah lebar 4 incisivi RA =
32 mm diketahui pd rahang atas dan rb mngalami kelebihan atau kekurang ruang
Indeks Pont = jarak P1-P1 =
∑ I x 100 diskrepansi/ALD =
Apabila hasilnya kurang dari = Kontraksi kelebihan,kekurangan,
80 pont
= 32 x 100 = 40 sama
Apabila hasilnya lebih dari = Distraksi
80
Distraksi adalah ketika gigi permanen berada dalam lengkung ideal
Indeks Pont = jarak M1-M1 =
∑ I x 100 Apabila kontraksinya < 5mm = Ringan metode bolton: untuk metode moyers,
64 melihat harmoni dari gigi huckaba, tanaka
= 32 x 100 = 50
64
Apabila kontraksinya >5-10mm = Sedang dan lengkung. misalkan johnston: untuk gigi
lebar gigi lebih besar bercampur.
hitungan asli - rumus Apabila kontraksinya >10mm = Berat dibandingkan lengkung.
ada indeksnya/ tabelnya.
hasilnya minus artinya
kontraksi
hasilnya plus artinya4. Menentukan kurva spee
distraksi • Kedalaman curve of spee didefinisikan sebagai jarak dari puncak kelengkungan
dengan template plastik yang ditempatkan di atas lengkung RB.
• Template menyentuh tepi insisal di bagian anterior dan di bagian posterior menyentuh
cusp molar paling distal. Pengukuran dilakukan secara terpisah di kedua sisi kiri dan
kanan lengkung gigi cekung: infraposisi ante,
supraposisi poste
• curve of spee yang cekung seringkali disertai berdesakan
cembung: supraposisi
• kurva yang datar memungkinkan oklusi yang baik ante, infraposisi poste
• Overerupsi insisif pada kasus deep bite dapat dihubungkan dengan bentuk curve of
spee yang cembung.
untuk mengetahui
etiologi supraposisi dan
infraposisi sehingga
normal : 1,5 mm ditentuka rencana
puncak insisal ke puncak perawatan
cusp molar paling
posterior
kunci oklusi: 1. relasi
molar
2. angulasi mahkota: diastema fisiologis: primate space (RA: antara gigi i 2 desidui degan C desidui, RB:
relasi anak flush terminal antara gigi C desidui dengan M1 desidui), lee way space (selisih antara C,p1,p2
mesial distal plane
3. inklinasi mahkota: dengan c desidui, m1 desidui, m2 desidui)
bukal lingual
4. rotasi diastem sentral : blanch test. frenulum tarik. apabila pucat maka
5. kontak gigi frenulum menyatu dengan tulang dekat papila insisif
5. Menentukan ada tidaknya diastema
6. kurve spee
Dilihat dari Diastema Bekas Pencabutan
Ukuran Kecil Besar
Tulang Alveolar Normal Mengecil/mengkerut jika
diastem sentral tanpa
adanya blanch test: pencabutan sudah lama
adanya mesiodens
Jaringan Sekitar Normal Terdapat bekas soket jika
pencabutan baru
Jumlah Gigi Lengkap (kecuali pada Missing
agenesi)

6. Menentukan simetri gigi-gigi RA dan RB


pemeriksaan sagital dan transversal
1) Beri tanda berupa titik pada permukaan incisal dan oklusal gigi RA dan RB :
 I1 dan I2 : pertengahan incisal
 C : puncak bonjol
 P1 dan P2 : puncak bonjol bukal
 M1 : Central fossa
2) Tentukan bidang referensi untuk RA dan RB :
 RA : midpalatal raphe (garis median maksila) yang ditarik dari dua titik yaitu
anterior pada rugae palatina kedua dan posterior yaitu pada batas antara palatum
keras dan lunak tepatnya pada pertengah fovea palatina, garis ini disebut juga
dengan bidang tuberositas.
 RB : titik anterior lebih mudah dicari dengan menggunakan mental spine film atau
Jurusan transversa: gigi
menggunakan frenulum lingualis. transversa 21 mendekati midline
21 sebanyak 1 mm
11

sagital

Jurusan sagital: gigi 21


berada lebih ke anterior
sebanyak 1 mm
dibandingkan 11

3) Bandingkan posisi gigi geligi sebelah kiri dan sebelah kanan garis median dengan
menggunakan orthocross milimeter block
7. Menentukan gigi-gigi yang terletak salah
8. Menentukan pergeseran garis median lengkung geligi terhadap median
muka.
Intraoral: amati posisi garis tengah gigi RA dan RB terhadap sutura palatina
mediana
Ekstraoral: tarik garis dari nasal, tengah bibir atas, menton.

9. Menentukan kelainan kelompok gigi

10. Menentukan relasi geligi posterior jurusan sagittal, dan vertikal RA


terhadap RB
• Sagital Posterior RA dan RB : Overjet posterior
• vertikal posterior RA dan Rb : overbite posterior
11. Menentukan relasi geligi anterior jurusan sagittal dan vertikal, trnsversal
RA dan RB
• Sagital anterior RA dan RB : Overjet ante
• vertikal anterior RA dan Rb : overbite ante
• transversal anterior RA dan Rb : midline

Overjet : jarak horizontal, antara insisal insisif RA dengan labial gigi insisif RB.
Normal : 2-4mm
Overbite : jarak vertical, antara insisal insisif RA dan insisal insisif RB
Normal : 2-4mm

12. Menentukan kemungkinan etiologi maloklusi


Etiologi malposisi gigi ditentukan berdasarkan letak benih
Semua letak benih gigi posterior dan anterior RA dan RB berada di lingual/palatal,
benih C permanen
kecuali gigi C berada di labial. sejajar sama posisi gigi
desiduinya
Jenis-jenis malposisi gigi :
- Labioversi apabila adanya apabila ada kesalahan
persistensi, maka gigi letak benih, maka gigi
- Linguoversi permanennya akan permanennya akan
- Palatoversi tumbuh ke palatal atau tumbuh labial atau bukal
lingual
- Bukoversi dll
C ektopik
crowding
DDM (disharmoni I2 ektopik
dentomaksiler)
multipel diastem

transitoir
E. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI MALOKLUSI
a. Maloklusi kelas 1 angle : cusp mesiobukal M1 RA berada di groove M1 RB
b. Maloklusi kelas 2 angle : cusp mesiobukal M1 RA berada di depan groove bukal M1 RB
(distooclusion)
Divisi 1 : RA anterior protusif
Divisi 2 : RA anterior retrusif
c. Maloklusi kelas 3 angle : cusp mesiobukal M1 RA berada di belakang groove bukal M1
RB (mesiooclusion)

F. MACAM DAN RENCANA PERAWATAN


1. Menentukan macam perawatan

Ortho cekat atau ortho lepasan

2. Membuat rencana perawatan sesuai dengan kasus maloklusi


Jika kekuranagn ruang, maka pencarian ruang terlebih dahulu dengan cara
dibawah
0,5 mm / hari. diputar 1/4
sekali sehari
rapid maxilarry expansion
Semi rapid maxillary 0,25/hari/ diputar 1/4
expasion/ SRME sekali sehari
Slow Maxillary expansion 1 mm / minggu. diputar 1/4
per minggu
tdk bisa lepasan
G. DESAIN PIRANTI
1. Menentukan macam komponen retentive intraoral Intermaksiler Beda rahang
2. Menentukan macam komponen aktif Sama rhg
Intramaksiler
3. Menentukan desain plat akrilik
ekstraoral orto lepasan
4. Menentukan penjangkaran intral oral & ekstraoral
headgear (alat fungsional)
Perhitungan-Perhitungan Dalam Perawatan Ortodonti:
1. Periode gigi susu
2. Periode gigi bercampur:
a. Metode Nance
b. Metode moyers
c. Metode huckaba
3. Periode gigi permanen:
a. metode pont
b. metode khorkhaus
c. metode howes
d. metode Thompson dan Brodie
e. metode kesling
I. Metode Huckaba
Untuk mengetahui akurasi lebar mesio-distal masing-masing gigi yang belum erupsi,
metode ini digunakan untuk memprediksi lebar gigi kaninus, premolar satu dan dua dengan
membandingkan hasil radiograf dan model gigi (gigi 3,4,5).
Rumus y/y’=x/x’
Y=ukuran gigi susu dari model
Y’=ukuran gigi susu di rontgen
X=ukuran gigi permanen yang dicari
X’=ukuran gigi permanen di rontgen
II. Metode Nance
Untuk mengetahui besarnya lee way space dengan memprediksi kebutuhan ruang guna
erupsi gigi C, P1, P2 yang belum erupsi melalui foto rontgen. Metode ini dilakukan
dengan cara mengukur selisih mesio-distal gigi C, M1, M2 decidui pada model dengan
mesio-distal gigi C, P1, P2 permanen yang belum erupsi melalui foto rontgen, selisih
ruang yang tersedia dan ruang yang dibutuhkan ini disebut dengan lee way space.
III. Metode Howes bertujuan untuk mengetahui apakah basis apikal cukup untuk
memuat gigi geligi pasien. Metode Howes dapat digunakan sebagai salah satu
penentu rencana perawatan, apakah pasien tersebut membutuhkan perawatan secara
ekstraksi atau dengan cara ekspansi.

Anda mungkin juga menyukai