Anda di halaman 1dari 8

PAPER

ULKUS DEKUBITUS, MOBILITI, PERSISTENSI

Oleh:
Bernike Yuriska
0610019

Preceptor :
drg. Hanny Harjani Juwono

BAGIAN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2011

ULKUS DEKUBITUS

Ulkus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulkus
rekuren, ulkus akibat infeksi, ulkus neoplastik, ulkus akibat gangguan hematologik, ulkus
dermatologik, ulkus akibat gangguan granulomatosa, ulkus iatrogenik, dan ulkus akibat
trauma atau ulkus traumatik.
Definisi:
1. ulserasi akibat oklusi arteri atau tekanan yang lama.
2. Terminologi untuk ulkus traumatik dari mukosa oral.
Etiologi
1. Trauma mekanik, dapat disebabkan oleh benda asing, malposisi gigi, supraposisi gigi,
sisa akar yang tajam, ataupun perforasi radiks gigi sulung.
2. Trauma kimia, dan
3. Trauma termal
Lokalisasi
Lokasi ulkus dekubitus dapat dimana saja dalam mulut namun paling sering ditemukan
pada tepi lateral lidah, mukosa buccal, bibir, dan fossa labioalveolar dan buccalveolar.
Insidensi
1. Anak, akibat pergantian gigi sulung oleh gigi tetap terutama incisivus atas, bila gigi 4
dan 5 bawah terjadi ulkus pada mukosa bibir
2. Dewasa, pada tepi corona gigi tajam akibat trauma, gigi yang tumbuh terlalu ke
buccal, sisa akar, pinggir cavitas yang dalam akibat karies
3. Orang tua, biasanya trauma disebabkan oleh protesa rahang atas/bawah
Dasar Diagnosis
Anamnesis
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pasien mengeluh nyeri dari ringan sampai berat, bergantung pada kedalaman dan lokasi
ulkus di dalam mulut. Pasien mempunyai riwayat trauma :

Tergigit sendiri saat tidur, berbicara, atau makan


Trauma mekanik baik sebab dari ekstra oral (benturan dengan benda lain), maupun dari
intra oral (malposisi gigi)
Trauma kimia, suhu.

Gambaran mikroskopis dapat berupa area yang dilingkupi oleh membran fibrinopurulen,
terdiri dari sel radang akut dan fibrin. Epitel squamous kompleks dapat mengalami hiperplasi
dan daerah atipik. Dasar ulkus disusun oleh jaringan granulasi yang berproliferasi dengan
area edema dan sebukan sel radang akut dan kronis.
Terapi
Penatalaksanaan terhadap ulkus bergantung pada penyebab ulkus, ukuran, tingkat
keparahan dan lokasinya. Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah
menghilangkan faktor penyebab. Pada ulkus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma
suhu, biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari.
Lesi traumatik pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan faktor penyebab.
Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral, sehingga
memerlukan analgesik selama penyembuhan. Terapi suportif seperti memperbaiki oral
higiene dan penggunaan obat kumur sangat disarankan. Modalitas terapi untuk ulkus
traumatik adalah :

Hindari faktor penyebab


Gunakan pelindung mulut.
Konsumsi diet lunak
Kumur dengan NaCl hangat

Aplikasi anestesi topikal atau pemberian obat kumur anestetik dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri pada lesi. dalam. Rasa nyeri pada lesi dapat dikurangi dengan
pemberian obat kumur anestetik. Pemberian antiseptik kumur seperti clorhexidine terbukti
dapat mengurangi nyeri walaupun tidak begitu nyata. Antibiotik broad spectrum seperti
penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri terutama jika lesi
ulkus parah dan dalam.
Bila penyebab ulkus dekubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat dilakukan
ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Anestesi lokal
Pencabutan
pemberian tampon, digigit selama 1/2 jam
antibiotika, analgetika (bila diperlukan)

MOBILITY

Definisi
Merupakan masalah gigi yang ditandai dengan longgarnya gigi akibat penyakit atau lesi
pada ginggiva dan tulang yang menyokong gigi. Mobility menyebabkan nyeri akut terutama
ketika mengunyah (Samir, 2008).
Klasifikasi
Mobility terdiri dari fisiologis dan patologis
Mobility fisiologis: tekanan sedang pada corona dentis yang dikelilingi dengan jaringan
yang sehat dan periodontium yang intak, dapat menyebabkan gerakan pada akar terhadap
jaringan tulang. Mobility gigi <0.15mm masih merupakan mobility yang fisiologis.
Mobility patologis: berhubungan dengan pergerakan gigi ke arah fasiolingual, mesiodistal
ataupun aksial pada saat penekanan diberikan terhadap gigi.
Score mobility menurut Miller:
0 = tidak ada pergerakan
1 = pergerakan tidak jelas dari gigi
2 = pergerakan sampai 1mm
3= pergerakan gigi >1mm atau gigi dapat ditekan secara vertical atau gigi dapat diputar dari
tempatnya. (Caputo dan Wylie, 2010)
Etiologi
Etiologi mobility patologis:
a. Penyebaran dari inflamasi/infeksi
Inflamasi dari ginggiva atau periodontal menuju ligamentum periodontium
mengakibatkan peningkatan terjadinya mobility
b. Hilangnya jaringan pendukung gigi
c. Trauma dari oklusi
Secara umum dikenal dua bentuk trauma karena oklusi (Strasser, 2009):

Trauma karena oklusi primer


Trauma oklusi primer diartikan sebagai cedera atau kerusakan akibat dari tekanan
oklusal yang berlebihan yang diterima gigi pada gigi dengan dukungan
periodontium yang sehat atau normal.
Trauma karena oklusi sekunder
Trauma oklusi sekunder diartikan sebagai cedera atau kerusakan akibat dari
tekanan oklusal yang normal yang diterima gigi pada gigi dengan dukungan
periodontium yang inadekuat atau lemah.
d. Kehamilan akibat hormonal

e. Proses patologis dari mandibular yang merusak tulang alveolar


f. Pembedahan periodontal
g. Penyakit sistemik: Diabetes mellitus (anonymous, 2010)
Gejala klinis
-

Gigi goyang ketika tekanan diberikan pada satu gigi saat mulut terbuka
bidigital motility
Gigi goyang ketika sedang berfungsi fremitus.

Bidigital mobility: memegang gigi menggunakan 2 instrumen atau 1 instrumen dan 1 jari
Fremitus(functional mobility): pergerakan dari gigi selama fungsi atau parafungsi. Fremitus
dideteksi lebih cepat dibandingkan bidigital mobility dan berhubungan dengan inflamasi
dimana terjadi peningkatan hilangnya jaringan penyokong gigi.
Perawatan mobility
Stabilisasi dari gigi yang goyang
2 tipe stabilisasi:
-

Permanen seluruh corona gigi menggunakan splint


Sementara (anonymous, 2010).

Indikasi penggunaan splint:


Ketika pasien mengalami mobility multipel akibat hilangnya tulang alveolar secara gradual,
dan berkurangnya jaringan periodontal. Indikasi yang kedua adalah pasien mengalami
mobility gigi disertai dengan nyeri dan rasa tidak nyaman pada gigi yang bersangkutan.
Kontraindikasi
Splinting tidak direkomendasikan pada pasien dengan stabilitas oklusal dan kondisi
periodontal yang sudah tidak apat diperbaiki lagi (Bernal et al, 2002).

Penyingkiran faktor inflamasi


Berupa terapi bedah dan non bedah, diantaranya:
o Skeling dan penyerutan akar, untuk mengurangi inflamasi, mengurangi keberadaan
mikroba pathogen , dan mengurangi terjadinya perkembangan penyakit.

o Penggunaan obat lokal dan sistemik, kontrol dengan penggunaan agen kemoterapi
mengubah keadaan flora pathogen dan memperbaiki tanda klinis, penggunaan serat etilen
vinil asetat yang mengandung tetrasiklin, lempeng gelatin yang mengandung
klorheksidin dan formula polimer minosiklin dapat mengurangi kedalaman sak,
perdarahan sewaktu probing dan meningkatkan perlekatan klinis jaringan.
o Terapi bedah, untuk memperoleh akses untuk menyingkirkan faktor etiologi mobility,
mengurangi kedalamn saku serta perbaikan terhadap jaringan periodontium yang hilang.
Penyingkiran penyebab trauma karena oklusi
Perawatan terhadap gejala trauma karena oklusi harus dilakukan bersamaan dengan terapi
periodontal. Karena penyingkiran tekanan oklusi yang traumatik pada keadaan periodontitis
tidak akan membantu mengurangi mobility gigi dan regenerasi tulang alveolar.
Perawatannya berupa:
o Penyelarasan oklusal, mampu mengurangi mobility gigi sebesar 18-28% setelah
perawatan selama 30 hari.
o Stabilisasi temporer, provisional atau jangka panjang menggunakan alat lepasan atau
cekat splin untuk menstabilisasi gigi dan membantu gigi untuk berfungsi normal
meskipun jumlah periodontium terbatas.
o Pergerakan gigi dengan menggunakan alat ortodonti
o Rekonstruksi oklusal
o Ekstraksi gigi
Apabila mobility yang terjadi tidak memberikan respon terhadap perawatan yang telah
dilakukan, gigi tersebut dapat diekstraksi untuk selanjutnya dilakukan perawatan definitif
yaitu dengan pembuatan gigi tiruan sebagiam lepasan atau gigi tiuran cekat.
Untuk memperoleh hasil perawatan yang maksimal, sejumlah perawatan periodontal
pendukung wajib dilakukan. Kontrol plak harian yang efektif serta control berkala harus
dilakukan oleh pasien sehingga jaringan periodontium yang sehat dapat diperoleh (J
Periodon, 2001).

PERSISTENSI GIGI

Definisi
suatu keadaan dimana gigi sulung belum tanggal walaupun waktu tanggalnya sudah tiba.
Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6-12 tahun.
Etiologi
-

Fisiologis, kegagalan sel desidua gigi untuk berkembang tepat waktu ; perbedaan umur
kronologis dan fisiologis
Penanganan : jika akar gigi permanen sudah terbentuk 2/3 nya, boleh dicabut dan tulang
di sekitarnya dibersihkan

Patologis, perkembangan yang terhambat karena kondisi ricketsia, kretinisme

Daftar Pustaka

Caputo A, Wylie R. Force Generation and reaction within the periodontium.


http://www.dent.ucla.edu/pic/member. 2010
Anonymous, How to Make a Moving Tooth Stable! http://www.edoctor.co.in/tag/teeth.
2010
Bernal G, Carvajal JC, Muoz-Viveros CA. A Review of the Clinical
Management of Mobile Teeth. J Contemp Dent Pract 2002 November;(3)4:010-022.
J Periodon. 2001. The American Academy of Periodontology. Treatment of Plaque induced
gingivitis chronic periodontitis and other clinical condition. P: 1790-1800
Samir, 2008.Tooth mobility. http://www.india-dental-care.com/tooth-mobility.html.
Anonymous, 2010. Tooth mobility. http://www.docstoc.com/docs/18593987/tooth-mobility
Newman, Takei, et al. 2003. Carranzas Clinical Periodontology Teenth Edition. New York :
Elseiver. Page 546-547
Damle, S G. 2004. Textbook of Pediatric Dentistry Third Edition. New Delhi : Arya (Medi)
Publishing House. Page 233

Anda mungkin juga menyukai