Anda di halaman 1dari 9

PAPER ULKUS DEKUBITUS, MOBILITI, PERSISTENSI

Oleh: Ivan Selig Stianto 0815158

Preceptor :

BAGIAN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2013

ULKUS DEKUBITUS

Secara umum, ulcus decubitus (ulkus kulit, bedsores) adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan. Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke seluruh lapisannya. Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka kulit akan mati, yang dimulai pada lapisan kulit paling atas (epidermis). Penyebab dari berkurangnya aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika tekanan menyebabkan terputusnya aliran darah, maka kulit yang mengalami kekurangan oksigen pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka terbuka (ulkus). Ulkus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulkus rekuren, ulkus akibat infeksi, ulkus neoplastik, ulkus akibat gangguan hematologik, ulkus dermatologik, ulkus akibat gangguan granulomatosa, ulkus iatrogenik, dan ulkus akibat trauma atau ulkus traumatik. Definisi:
1. ulserasi akibat oklusi arteri atau tekanan yang lama.

2. Terminologi untuk ulkus traumatik dari mukosa oral. Etiologi


1. Trauma mekanik, dapat disebabkan oleh benda asing, malposisi gigi, supraposisi gigi,

sisa akar yang tajam, ataupun perforasi radiks gigi sulung.


2. Trauma kimia, dan 3. Trauma termal

Lokalisasi Lokasi ulkus dekubitus dapat dimana saja dalam mulut namun paling sering ditemukan pada tepi lateral lidah, mukosa buccal, bibir, dan fossa labioalveolar dan buccalveolar. Insidensi 1. Anak, akibat pergantian gigi sulung oleh gigi tetap terutama incisivus atas, bila gigi 4 dan 5 bawah terjadi ulkus pada mukosa bibir 2. Dewasa, pada tepi corona gigi tajam akibat trauma, gigi yang tumbuh terlalu ke buccal, sisa akar, pinggir cavitas yang dalam akibat karies 3. Orang tua, biasanya trauma disebabkan oleh protesa rahang atas/bawah Dasar Diagnosis Anamnesis Pasien mengeluh nyeri dari ringan sampai berat, bergantung pada kedalaman dan lokasi ulkus di dalam mulut. Pasien mempunyai riwayat trauma :

Tergigit sendiri saat tidur, berbicara, atau makan Trauma mekanik baik sebab dari ekstra oral (benturan dengan benda lain), maupun dari intra oral (malposisi gigi) Trauma kimia, suhu. Gambaran mikroskopis dapat berupa area yang dilingkupi oleh membran fibrinopurulen, terdiri dari sel radang akut dan fibrin. Epitel squamous kompleks dapat mengalami hiperplasi dan daerah atipik. Dasar ulkus disusun oleh jaringan granulasi yang berproliferasi dengan area edema dan sebukan sel radang akut dan kronis. Terapi Penatalaksanaan terhadap ulkus bergantung pada penyebab ulkus, ukuran, tingkat keparahan dan lokasinya. Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah menghilangkan faktor penyebab. Pada ulkus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu, biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari. Lesi traumatik pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan faktor penyebab. Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral, sehingga memerlukan analgesik selama penyembuhan. Terapi suportif seperti memperbaiki oral higiene dan penggunaan obat kumur sangat disarankan. Modalitas terapi untuk ulkus traumatik adalah : Hindari faktor penyebab Gunakan pelindung mulut. Konsumsi diet lunak Kumur dengan NaCl hangat

Aplikasi anestesi topikal atau pemberian obat kumur anestetik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada lesi. dalam. Rasa nyeri pada lesi dapat dikurangi dengan pemberian obat kumur anestetik. Pemberian antiseptik kumur seperti clorhexidine terbukti dapat mengurangi nyeri walaupun tidak begitu nyata. Antibiotik broad spectrum seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri terutama jika lesi ulkus parah dan dalam. Bila penyebab ulkus dekubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat dilakukan ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap sebagai berikut: a. Anestesi lokal b. Pencabutan c. pemberian tampon, digigit selama 1/2 jam d. antibiotika, analgetika (bila diperlukan)

MOBILITY

Definisi Merupakan masalah gigi yang ditandai dengan longgarnya gigi akibat penyakit atau lesi pada ginggiva dan tulang yang menyokong gigi. Mobility menyebabkan nyeri akut terutama ketika mengunyah (Samir, 2008). Klasifikasi Mobility terdiri dari fisiologis dan patologis Mobility fisiologis: tekanan sedang pada corona dentis yang dikelilingi dengan jaringan yang sehat dan periodontium yang intak, dapat menyebabkan gerakan pada akar terhadap jaringan tulang. Mobility gigi <0.15mm masih merupakan mobility yang fisiologis. Mobility patologis: berhubungan dengan pergerakan gigi ke arah fasiolingual, mesiodistal ataupun aksial pada saat penekanan diberikan terhadap gigi. Score mobility menurut Miller: 0 = tidak ada pergerakan 1 = pergerakan tidak jelas dari gigi 2 = pergerakan sampai 1mm 3= pergerakan gigi >1mm atau gigi dapat ditekan secara vertical atau gigi dapat diputar dari tempatnya. (Caputo dan Wylie, 2010) Etiologi Etiologi mobility patologis: a. Penyebaran dari inflamasi/infeksi Inflamasi dari ginggiva atau periodontal menuju ligamentum periodontium mengakibatkan peningkatan terjadinya mobility b. Hilangnya jaringan pendukung gigi c. Trauma dari oklusi Secara umum dikenal dua bentuk trauma karena oklusi (Strasser, 2009): Trauma karena oklusi primer Trauma oklusi primer diartikan sebagai cedera atau kerusakan akibat dari tekanan oklusal yang berlebihan yang diterima gigi pada gigi dengan dukungan periodontium yang sehat atau normal. Trauma karena oklusi sekunder

Trauma oklusi sekunder diartikan sebagai cedera atau kerusakan akibat dari tekanan oklusal yang normal yang diterima gigi pada gigi dengan dukungan periodontium yang inadekuat atau lemah.
d. Kehamilan akibat hormonal

e. Proses patologis dari mandibular yang merusak tulang alveolar f. Pembedahan periodontal g. Penyakit sistemik: Diabetes mellitus (anonymous, 2010) Gejala klinis
-

Gigi goyang ketika tekanan diberikan pada satu gigi saat mulut terbuka bidigital motility Gigi goyang ketika sedang berfungsi fremitus.

Bidigital mobility: memegang gigi menggunakan 2 instrumen atau 1 instrumen dan 1 jari Fremitus(functional mobility): pergerakan dari gigi selama fungsi atau parafungsi. Fremitus dideteksi lebih cepat dibandingkan bidigital mobility dan berhubungan dengan inflamasi dimana terjadi peningkatan hilangnya jaringan penyokong gigi. Perawatan mobility Stabilisasi dari gigi yang goyang 2 tipe stabilisasi:
-

Permanen seluruh corona gigi menggunakan splint Sementara (anonymous, 2010).

Indikasi penggunaan splint: Ketika pasien mengalami mobility multipel akibat hilangnya tulang alveolar secara gradual, dan berkurangnya jaringan periodontal. Indikasi yang kedua adalah pasien mengalami mobility gigi disertai dengan nyeri dan rasa tidak nyaman pada gigi yang bersangkutan. Kontraindikasi Splinting tidak direkomendasikan pada pasien dengan stabilitas oklusal dan kondisi periodontal yang sudah tidak apat diperbaiki lagi (Bernal et al, 2002).

Penyingkiran faktor inflamasi Berupa terapi bedah dan non bedah, diantaranya: o Skeling dan penyerutan akar, untuk mengurangi inflamasi, mengurangi keberadaan mikroba pathogen , dan mengurangi terjadinya perkembangan penyakit. o Penggunaan obat lokal dan sistemik, kontrol dengan penggunaan agen kemoterapi mengubah keadaan flora pathogen dan memperbaiki tanda klinis, penggunaan serat etilen vinil asetat yang mengandung tetrasiklin, lempeng gelatin yang mengandung klorheksidin dan formula polimer minosiklin dapat mengurangi kedalaman sak, perdarahan sewaktu probing dan meningkatkan perlekatan klinis jaringan. o Terapi bedah, untuk memperoleh akses untuk menyingkirkan faktor etiologi mobility, mengurangi kedalamn saku serta perbaikan terhadap jaringan periodontium yang hilang. Penyingkiran penyebab trauma karena oklusi Perawatan terhadap gejala trauma karena oklusi harus dilakukan bersamaan dengan terapi periodontal. Karena penyingkiran tekanan oklusi yang traumatik pada keadaan periodontitis tidak akan membantu mengurangi mobility gigi dan regenerasi tulang alveolar. Perawatannya berupa: o Penyelarasan oklusal, mampu mengurangi mobility gigi sebesar 18-28% setelah perawatan selama 30 hari. o Stabilisasi temporer, provisional atau jangka panjang menggunakan alat lepasan atau cekat splin untuk menstabilisasi gigi dan membantu gigi untuk berfungsi normal meskipun jumlah periodontium terbatas. o Pergerakan gigi dengan menggunakan alat ortodonti o Rekonstruksi oklusal o Ekstraksi gigi Apabila mobility yang terjadi tidak memberikan respon terhadap perawatan yang telah dilakukan, gigi tersebut dapat diekstraksi untuk selanjutnya dilakukan perawatan definitif yaitu dengan pembuatan gigi tiruan sebagiam lepasan atau gigi tiuran cekat. Untuk memperoleh hasil perawatan yang maksimal, sejumlah perawatan periodontal pendukung wajib dilakukan. Kontrol plak harian yang efektif serta control berkala harus

dilakukan oleh pasien sehingga jaringan periodontium yang sehat dapat diperoleh (J Periodon, 2001).

PERSISTENSI GIGI

Definisi suatu keadaan dimana gigi sulung belum tanggal walaupun waktu tanggalnya sudah tiba. Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6-12 tahun. Etiologi Fisiologis, kegagalan sel desidua gigi untuk berkembang tepat waktu ; perbedaan umur kronologis dan fisiologis
-

Penanganan : jika akar gigi permanen sudah terbentuk 2/3 nya, boleh dicabut dan tulang di sekitarnya dibersihkan
-

Patologis, perkembangan yang terhambat karena kondisi ricketsia, kretinisme

Daftar Pustaka

Caputo A, Wylie R. Force Generation and reaction within the periodontium. http://www.dent.ucla.edu/pic/member. 2010 Anonymous, How to Make a Moving Tooth Stable! http://www.edoctor.co.in/tag/teeth. 2010 Bernal G, Carvajal JC, Muoz-Viveros CA. A Review of the Clinical Management of Mobile Teeth. J Contemp Dent Pract 2002 November;(3)4:010-022. J Periodon. 2001. The American Academy of Periodontology. Treatment of Plaque induced gingivitis chronic periodontitis and other clinical condition. P: 1790-1800 Samir, 2008.Tooth mobility. http://www.india-dental-care.com/tooth-mobility.html. Anonymous, 2010. Tooth mobility. http://www.docstoc.com/docs/18593987/tooth-mobility Newman, Takei, et al. 2003. Carranzas Clinical Periodontology Teenth Edition. New York : Elseiver. Page 546-547 Damle, S G. 2004. Textbook of Pediatric Dentistry Third Edition. New Delhi : Arya (Medi) Publishing House. Page 233

Anda mungkin juga menyukai