Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Gigi Goyang

Gigi goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal atau
horizontal.Derajatnya bergantung pada ligamen periodontal, area perlekatan akar, elastisitas
prosesus alveolar, dan fungsi dari masing-masing bagian gigi.Gigi yang berakar tunggal
umumnya lebih mudah goyang dibandingkan dengan gigi yang berakar banyak.Oleh karena
itu, gigi insisivus merupakan gigi yang paling sering mengalami goyang.
Dalam keadaan normal, gigi juga mengalami kegoyangan.Kegoyangan ini disebut
kegoyangan fisiologis.Batas kegoyangan fisiologis adalah 0.15 mm, apabila kegoyangan
lebih besar dari 0.15 mm maka kegoyangan sudah dikategorikan dalam kegoyangan patologis
karena telah melebihi batas kegoyangan yang dapat diterima jaringan periodonsium.
Secara klinis, gigi goyang dapat dibedakan atas kegoyangan reversible dan kegoyangan
irreversible.Kegoyangan reversible ialah kegoyangan gigi yang terjadi akibat tekanan yang
abnormal atau adanya inflamasi.Kegoyangan yang terjadi dapat berkurang atau dihilangkan
dengan menyingkirkan faktor penyebab.Sedangkan kegoyangan irreversible ialah
kegoyangan yang ditandai dengan berkurangnya dukungan periodonsium.Derajatnya dapat
dikurangi tetapi tidak dapat dihilangkan meskipun telah dilakukan perawatan.
Pemeriksaan mobilitas dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi
yangbersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan jari lainnya terletak pada sisi
yangberseberangan dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman. Cara lain
untuk memeriksa mobilitas adalah menempatkan jari pada permukaan fasial gigi dengan
pasienmengoklusikan gigi-geliginya.

Derajat mobilitas gigi menurut Miller dikelompokkkan sebagai berikut:


Kelas 0 :Mobilitas fisiologis
Kelas 1 :Mobilitas ringan, kurang dari 1 mm pergerakan horizontal dalam arah facial lingual
Kelas 2 :Mobilitas sedang/moderat, lebih dari 1 mm pergerakan dalam arah facial lingual
Kelas 3 :Mobilitas parah/severe, pergerakan lebih dari 1 mm dalam arah facial lingual dan
mesiodistal dan pergerakan ke arah vertical.

1
B. Faktor Penyebab Terjadi Gigi Goyang

Terjadi peningkatan gigi goyang patologis disebabkan oleh banyak faktor seperti
kehamilan, status penyakit (lokal atau sistemik), trauma, kebiasaan hiperfungsi dan
hipofungsi.Ada dua faktor yang paling sering terlibat ialah inflamasi yang disebabkan oleh
akumulasi plak dan tekanan oklusal yang berlebihan.

1. Inflamasi yang disebabkan akumulasi plak


Inflamasi yang terjadi pada penyakit periodontal seperti gingivitis dan periodontitis
merupakan akibat dari akumulasi plak dan mikroorganisme yang menempel pada gigi.
Penjalaran inflamasi dari tepi gingiva ke struktur periodontal pendukung lebih lanjut akan
berakibat terhadap hilangnya perlekatan jaringan pendukung dan resorpsi tulang di sekitar
gigi. Pada keadaan ini juga akan terjadi poket infraboni dan kehilangan tulang alveolar
sehingga meningkatkan dejarajat kegoyangan.

2. Trauma karena oklusi


Trauma karena oklusi ialah trauma terhadap periodonsium karena tekanan fungsional
ataupun parafungsional yang menyebabkan kerusakan terhadap perlekatan periodonsium
karena melebihi kapasitas adaptif dan reparatifnya. Secara umum dikenal dua bentuk trauma
karena oklusi:
a. Trauma karena oklusi primer
Trauma oklusi primer diartikan sebagai cedera atau kerusakan akibat dari tekanan
oklusal yang berlebihan pada gigi dengan dukungan periodonsium yang sehat.
b. Trauma karena oklusi sekunder
Trauma oklusi sekunder diartikan sebagai cedera atau kerusakan akibat dari tekanan
oklusal yang normal pada gigi dengan dukungan periodonsium inadekuat atau lemah.

C. Diagnosis Kegoyangan gigi

Untuk menegakan diagnosis kegoyangan gigi, diperlukan pemeriksaan secara subjektif


maupun objektif.Pemeriksaan subjektif dapat dilakukan dengan menanyakan tentang
kebiasaan pasien yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.Gambaran radiograsi
sebagai pemeriksaan objektif juga diperlukan untuk melihat pelebaran ruang ligamen
periodontal, kerusakan lamina dura, rdaiolusensi pada daerah furkasi atau pada apeks gigi
yang vital dan resorpsi pada daerah akar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perawatan Gigi Goyang

Meningkatnya derajat kegoyangan gigi akibat inflamasi periodonsium harus dibedakan


dengan kegoyangan gigi yang terjadi akibat trauma karena oklusi. Meskipun kegoyangan gigi
dapat terjadi secara bersamaan namun perawatan terhadap keadaan ini dilakukan secara
terpisah.Gigi goyang merupakan salah satu manifestasi klinik kelainan jaringan
periodonsium, khususnya dengan terbentuknya poket periodontal. Beberapa penelitian baik
klinis maupun epidemiologis membuktikan bahwa tidak semua gingivitis akan berkembang
menjadi periodontitis dan pada akhirnya menyebabkan gigi goyang. Prevalensi periodontitis
meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Perawatan kegoyangan gigi dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kegoyangan
yang ada, menghindari terjadinya migrasi gigi yang lebih jauh, serta mengurangi perubahan
radiografis yang terjadi. Untuk itu, diperlukan tahap-tahap dalam penatalaksanaan gigi
goyang, diantaranya yaitu ;

1. Menghilangkan faktor penyebab


Perawatan yang dilakuakan terhadap pasien dengan inflamasi periodonsium ialah untuk
menyingkirkan faktor inflamasi yang terdapat pada jaringan periodonsium sehingga diperoleh
jaringan yang lebih sehat. Bentuk perawatan periodontal berupa terapi bedah dan non bedah
bisa dilakukan agar tujuan dari perawatan dapat diperoleh, diantaranya
a. Skeling dan penghalusan akar
Efek menguntungkan dari skeling dan penghalusan akar yang dikombinasi dengan
kontrol plak yang adekuat dari pasien telah terbukti mampu mengurangi inflamasi,
mengurangi keberadaan mikroba patogen, mengurangi kedalaman poket dan mengurangi
terjadinya perkembangan penyakit.
b. Penggunaan obat lokal dan sistemik
Penggunaan serat etilen vinil asetat yang mengandung tetrasiklin, lempeng gelating
yang mengandung klorheksidin dan formula polimer minosiklin sebagai tambahan pada
perawatan skeling dan penghalusan akar dapat mengurangi kedalaman poket, perdarahan
sewaktu probing dan meningkatkan perlekatan klinis jaringan.

3
c. Terapi bedah
Perawatan dengan pembedahan dilakukan untuk memperoleh akses yang lebih baik
dalam menangani faktor etiologi kegoyangan gigi, mengurangi kedalaman poket serta
regenerasi atau perbaikan terhadap jaringan periodonsium yang hilang.Beberapa
percobaan klinis menunjukkan bahwa kombinasi perawatan bedah dan non bedah
memberikan hasil yang lebih efektif dalam pengembalian level perlekatan.

2. Menghilangkan faktor pengaruh (oklusi traumatik)


Perawatan terhadap gejala trauma karena oklusi harus dilakukan bersamaan dengan terapi
periodontal karena penanganan tekanan oklusi traumatik pada keadaan periodontitis tidak
akan membantu mengurangu derajat kegoyangan gigi dan regenerasi tulang alveolar. Oleh
karena itu, sejumlah perawatan yang berhubungan harus dipertimbangkan termasuk beberapa
hal di bawah ini:
a. Penyelarasan oklusal
b. Memperbaiki kebiasaan parafungsi
c. Stabilisasi temporer, provisional atau jangka panjang menggunakan alat lepasan atau
cekat
d. Pergerakan gigi dengan menggunakan alat ortodonti
e. Rekonstruksi oklusal
f. Ekstraksi gigi
Sejumlah perawatan periodontal pendukung wajib dilakukan untuk memperoleh hasil
perawatan yang maksimal.Kontrol plak harian yang efektif serta kontrol berkala harus
dilakukan oleh pasien sehingga jaringan periodonsium yang sehat dapat diperoleh.

3. Menyembuhkan jaringan rusak penyebab gigi goyang


Dalam kasus-kasus tertentu, setelah faktor penyebab dihilangkan, kesembuhan atau
regenerasi jaringan yang telah rusak dapat terjadi secara fisiologis atau dengan bantuan
bahan-bahan tertentu. Ada 3 prosedur regenerasi meliputi ; pembersihan defek dengan
kuretase, bone grafting, dan guided tissue regeneration.
Secara umum, kesembuhan atau regenerasi fisiologis dapat terjadi dari bekuan darah
setelah tindakan bedah. Oleh karena itu bekuan darah harus dilindungi sedemikian rupa agar
tidak rusak, salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan penggunaan
periodontal dressing.

4
4. Menstabilisasi Gigi Goyang
Stabilisasi gigi goyang diperoleh melalui penggunaan splin.Gigi goyang yang derajat
kegoyangannya tidak meningkat umumnya tidak memerlukan splinting.

B. Splinting
Splin adalah alat yang digunakan untuk mendukung jaringan periodonsium yang lemah
serta bertujuan untuk memberikan sandaran terhadap jaringan pendukung gigi selama proses
penyembuhan setelah cedera atau proses pembedahan. Sehingga gigi-gigi tersebut tidak akan
dengan mudah bergerak atau jatuh/lepas dari gingiva. Perawatan splinting digunakan pada
keadaan kegoyangan gigi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar, sehingga kegoyangan
tersebut mengganggu fungsi penderita.Prinsip splin ialah mengikat beberapa gigi menjadi
satu kesatuan sehingga tekanan dapat didistribusikan ke semua gigi yang diikat. Tujuan
perawatan splinting yaitu membantu proses regenerasi jaringan pendukung gigi. Splint
berguna untuk
1. Membantu penyembuhan operasi baik gingivektomi, maupun flap periodontal
2. Untuk stabilisasi dan immobilisasi gigi goyang
3. Mengurangi trauma karena bruxism

Adapun fungsi splinting periodontal adalah;


1. Melindungi gigi yang goyang dari periodontal injury dengan menstabilkan gigi-gigi
tersebut pada posisinya.
2. Mendistribusikan tekanan oklusal, sehingga gigi yang lemah karena rusaknya jaringan
periodontal tidak menjadi goyang
3. Mempertahankan gigi pada posisinya setelah prosedur ortodonti
4. Menghindari migrasi patologis

Berbagai pertimbangan yang harus dilakukan sebagai syarat dari tindakan splin yaitu:
1. Harus melibatkan gigi yang stabil sebanyak mungkin
2. Harus dapat menahan gigi dengan kuat dan tidak boleh memberikan stress pada gigi yang
dipegangnya
3. Tidak boleh menghalangi oklusi
4. Tidak boleh mengiritasi pulpa, jaringan lunak, gingival, pipi bibir atau lidah
5. Pasien harus dapat menjaga kebersihan mulutnya selama pemakaian
6. Tidak boleh menyebabkan impaksi makanan

5
Syarat dari abutment gigi yaitu :
1. Jumlah tulang yang mendukung
2. Hubungan mahkota-akar
3. Posisi dan kondisi gigi (porosnya tegak)
4. Dentinnya tebal
5. Derajat penyakit periodontal (kondisi membrane periodontal harus sehat)
Gigi abutment harus disesuaikan dengan Hukum Ante yaitu “seluruh luas ligament
periodontal gigi penyangga harus paling sedikit sama atau melebihi seluruh luas ligament
periodonsium yang digantikan”.

Berikut ini merupakan indikasi dan kontraindikasi dari splinting :


Indikasi
1. Besarnya kehilangan jaringan pendukung gigi sekurang-kurangnya 1/3 akarnya masih
jaringan sehat
2. Perubahan kualitas jaringan pendukung yang disebabkan oklusi traumatic
3. Trauma jangka pendek karena perawatan ortodontik
4. Tidak menyebabkan iritasi dan mudah dibersihkan
5. Stabil dan efisien

Kontraindikasi
1. Gigi goyang yang derajat kegoyangannya tidak meningkat
2. Gigi goyang yang berkaitan dengan oklusi traumatic

C. Klasifikasi Splin Periodontal

1. Klasifikasi splin menurut Ramjford:


a. Splin temporer
Splin temporer ialah jenis splin yang biasanya digunakan untuk membantu
penyembuhan setelah dilakukan skeling, kuret, dan perwatan bedah periodontal dengan
cara memberikan stabilisasi pada gigi goyang. Umumnya tidak menyebabkan kerusakan
jaringan.Splin ini harus dapat dipakai dengan mudah pada gigi yang goyang dan juga
mudah dilepaskan setelah penyembuhan diperoleh.Biasanya splin ini digunakan selama
dua bulan tetapi jika ditemukan pada waktu lebih dari enam bulan gigi belum adekuat
maka dibutuhkan bentuk splin permanen.

6
b. Splin provisional
Splin provisional ialah jenis splin yang memiliki kegunaan yang hampir sama dengan
splin temporer. Splin ini sering digunakan untuk tujuan diagnostic atau dalam kasus-kasus
dengan hasil perawatan yang tidak dapat diperkirakan.Splin provisional dapat digunakan
selama beberapa waktu tertentu, dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Beberapa bentuk splin temporer/provisional :


 Splin dengan bahan tambalan komposit
Splin ini merupakan bentuk splin temporer yang paling sederhana dan paling
berguna dalam keadaan darurat.Bahan tambalan komposit dietsa ke permukaan gigi
yang mengalami mobility dan dihubungkan.
 Splin kawat dan akrilik
Splin kawat dan akrilik adalah bentuk splin yang juga mudah dipakai.Sering
digunakan untuk stabilisasi gigi insisivus.Splin jenis ini lebih kuat dan lebih dapat
diandalkan dibandingkan dengan splin komposit.
 Band ortodontik
Bentuk splin temporer cekat lain adalah band ortodontik. Band ortodontik terutama
digunakan sebagai splin pada segmen posterior.Band stainless steel 0,005 inch
dipasangkan kegigi dan dipatrikan bersama.Alternative lain, splin dapat dipasangkan
pada model dan kemudian disemenkan ke gigi.Tepi dari band harus dibentuk dan
dipolish sehingga mampu mengurangi retensi plak dan menjaga jaringan lunak terhadap
iritasi.
 Splin lepasan
Biteguard akrilik yang digunakan pada perawatan bruxism dapat juga digunakan
sebagai splin.Splin ini harus menutupi permukaan oklusl gigi dan meluas 1-2 mm ke
permukaan oklusan gigi.

c. Splin Permanen
Splin permanen adalah jenis splin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama.Alat
ini diindikasikan apabila perawatan dengan menggunakan splin temporer ataupun splin
provisional mengalami kegagalan atau tidak menunjukkan keberhasilan perawatan.Bentuk
splin permanen dapat berupa splin cekat atau lepasan.
 Crown dan bridge
Merupakan bentuk splin permanen yang paling dapat diandalkan untuk
mengimobilisasi gigi.Bentuk splin ini adalah bentuk yang sangan dianjurkan namun

7
harus disertai perhatian pada oral hygiene.Dalam pembuatan crown ini membutuhkan
preparasi terhadap gigi, keahlian dari dokter gigi dan waktu yang lebih lama.
 Splin lingual
Merupakan bentuk splin permanen lepasan yang tidak menyebabkan kehilangan
jaringan gigi, lebih mudah dibuat dibandingkan dengan splin cekat dan dapat diubah
ataupun dilepaskan apabila diperlukan.Splin lingual yang pada dasarnya adalah gigi
tiruan sebagian lepasan yang terbuat dari chrom cobalt dengan perluasan menutupi
permukaan lingual gigi.

2. Klasifikasi splint secara umum


a. Permanent splint
 Removal External Permanent Splint
1) Cast metal continuous splint
Termasuk alat permanent yang removable, alatnya berbentuk sebagai lengkung
metal pada gigi-gigi dengan beberapa klamer dan oklusal rest. Diusahakan alat splint
dapat mencakup semua gigi agar stabilisasi gigi dapat tercapai secara penuh. Bahan
yang digunakan, dari : emas, crom, cobalt, dan akrilik.
Cara Pembuatannya:
 Mencetak studi model dengan bahan alginate, kemudian diisi dengan stone
gips
 Mencetak work model, kemudian diisi dengan gips stone
 Memodel splint dengan malam biru
 Menanam model dalam mofel, dengan menggunakan invesment
 Menghilangkan malam biru dengan pemanasan
 Dilakukan pengecoran dengan ordent atau emas
 Dilakukan pemolesan
 Insersi pada pasien
 Kombinasi dengan acrylic untuk bagian posterior

Gambar 1.Cast metal continuous splint

8
2) Acrylic continous splint
Indikasi :
 Umumnya untuk gigi depan
 Untuk keperluan aestetika, diperlukan transparan akrilik/ warna menyerupai
gigi
 Dapat mencakup beberapa gigi yang goyang
 Dapat dikombinasi sebagai partikel denture
 Menghindari tingkat oral hygiene yang lebih baik
Bahan yang dibutuhkan : stone, ligature, dan self curing

Gambar 2.Acrylic continous splint

 Fixed Internal Permanent Splint


1) Interdental reinford splint
Indikasi :
 Untuk gigi depan
 Untuk beberapa gigi goyang
 Dimungkinkan gigi bagian lingual dapat dilakukan preparasi
 Alat dipakai secara permanent
Bahan yang dibutuhkan : monomer, polimer, dan klamer

Gambar 3.Interdental reinforded splint

9
2) A Splint
Indikasi :
 Untuk gigi anterior rahang bawah
 Anatomis gigi relatif besar
 Bisa dimodifikasi untuk gigi posterior bawah
 Preparasi diusahakan berbentuk swallow
Bahan yang dibutuhkan: stainlesteel, emas, monomer dan polimer, komposit
material.
3) Gold post
Indikasi :
 Untuk gigi anterior
 Anatomis gigi relatif besar
Bahan yang dibutuhkan: stainlesa steel, acrylic resin, dan boor untuk preparasi

Gambar 4.Gold post


b. Temporary Splint
 Wire ligature acrylic splint
Splin dibuat langsung pada pasien yaitu dengan menempatkan kawat di bagian distal
dari gigi pegangan melingkar ke lingual dan masuk proksimal gigi, melingkar ke bukal
bertemu dengan ujung lain kemudian diikat.
Indikasi : Gigi goyang baik RA dan RB dan ada gigi abutment yang masih kuat
Cara kerja : Dua kawat stainless steel berdiameter 0.002 disatukan lalu dibuat menjadi
bentuk horizontal loop yang mengelilingi gigi kaninus ke kaninus. Ujung dari loop
tersebut diputar sampai dapat memegang posisi dari insisal ke singula. Interproksimal
loop dimasukkan mengikat bagian lingual dan fasial dari horizontal loop lalu
dikencangkan. Setelah semua loop kencang, ujung dilipat dan diarahkan ke arah
interproksimal untuk mencegah iritasi gingiva. Untuk estetika, permukaan labial ditutup
dengan akrilik putih.

10
Gambar 5. Wire ligature acrylic splint
 Orthodontic band splint
Bentuk splin temporer cekat lain adalah band ortodontik. Band ortodontik terutama
digunakan sebagai splin pada segmen posterior.
Cara kerja : Band stainless steel 0.005 inch dipasangkan ke gigi dan dipatrikan
bersama. Alternatif lain, splin dapat dipasangkan pada model dan kemudian
disemenkan ke gigi. tepi dari band harus dibentuk dan dipolish sehingga mampu
mengurangi retensi plak dan menjaga jaringan lunak terhadap iritasi.

Gambar 6.Orthodontic Band Splint


 External acrylic splint
Splin dibuat dari bahan akrilik pada bagian fasial dan lingual gigi seperti sebuah
jepitan, bersifat rigid, estetisnya baik, tidak mengiritasi lidah, pipi dan bibir. Splin
disemenkan pada gigi lalu dibiarkan selama 2 bulan.
Cara kerja : Kawat stainless steel diletakan pada bagian lingual dari sebuah cetakan gigi
penuh kemudian mengelilingi seluruh permukaan gigi. Pada permukaan lingual gigi
anterior, kawat diletakan di atas singulum. Pada gigi posterior kawat diletakan di atas
permukaan tertinggi.

11
Gambar 7.External Acrylic Splint
 Fixed internal acrylic splint
Splin dibuat dari bahan akrilik yang diperkuat dengan kawat yang dikelilingi secara
horizontal dan disatukan bersama.Biasanya resin komposit digunakan pada bagian
anterior, dan amalgam di bagian posterior.
Cara pemakaian pada gigi anterior : Buat groove bagian lingual antara singulum dan
insisal edge dan berakhir pada gigi yang kuat. Kemudian letakan akrilik pada groove
tersebut. Letakan kawat stainless steel pada bagian tengahnya kemudian tambahkan
akrilik sampai penuh. Setelah akrilik mengeras, haluskan dan dipoles.
Cara pemakaian pada gigi posterior : Lakukan pengikatan gigi dan persiapkan
compound atau impression plaster untuk matriks. Buat groove dengan lebar 3 mm dan
kedalaman 1.5 mm pada permukaan oklusal dan proksimal. Buat undercut sebagai
retensi. Tempatkan akrilik pada groove lalu letakan kawat pada bagian tengahnya.
Permukaan akrilik ditutup dengan cellophane lalu ditekan. Jika akrilik mengeras,
angkat matriks dan cellophane kemudia akrilik dipoles.

Gambar 8.Fixed Internal Acrylic Splint


 Removable fixed periodontal splint
Splint ini digunakan untuk seluruh rahang, dan merupakan alat tuangan. Kontruksi
dari splint terletak diatas dan dibawah contour gigi yang terbesar.
Untuk memudahkan pemasangan dibuat double free end.Pada bagian lingual meliputi
semua gigi, sedang dibagian labial hanya sampai P1.Dibuat lubang-lubang untuk
memfixir dengan wire.

12
Gambar 9.Removable fixed periodontal splint

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Gigi goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal maupun horizontal.
Untuk menegakan diagnosis kegoyangan gigi, diperlukan pemeriksaan secara subjektif
maupun objektif. Perawatan kegoyangan gigi dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kegoyangan yang ada, menghindari terjadinya migrasi gigi yang lebih jauh,
serta mengurangi perubahan radiografis yang terjadi.

Splinting periodontal adalah terapi penstabilan gigi yang dikarenakan olehpenyakit


periodontal namun tidak dapat menyembuhkan penyakit periodontal. Diagnosis yang tepat
mengenai penyebab gigi goyang sangat menentukan rencana perawatan dan tingkat
keberhasilan yang memuaskan.

14
BAB IV
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
No.Rekam Medik :
Nama pasien : Stince Karambut
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sario
Tempat Tanggal Lahir: Sanger, 10 Agustus 1974
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP

B. Anamnesa
Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan dengan keluhan 2 gigi bagian
bawah depannya goyang sehingga mengganggu saat pengunyahan. Pasien mulai merasakan
giginya goyang kurang lebih sejak 8 bulan yang lalu. Pasien memiliki banyak karang gigi dan
terkadang pasien merasakan adanya bau mulut. Pasien ingin dibersihkan karang giginya dan
dirawat agar giginya tidak goyang lagi.

C. Kondisi Sistemik
Keluhan / gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit jantung 
Hiper/hipotensi 
Kelainan darah 
Haemophilia 
Diabetes mellitus 
Penyakit ginjal 
Hepatitis 
Penyakit pernafasan 
Kelainan pencernaan 
Epilepsi 
HIV/AIDS 
Alergi obat 

15
Alergi makanan 
Hamil/Menyusui 
Lainnya 

D. Pemeriksaan Obyektif
 Pemeriksaan Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 120/90 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernafasan : 20 x/menit

 Pemeriksaan Fisik
1. Berat Badan : 67 kg
2. Tinggi Badan : 160 cm

 Pemeriksaan Ekstra Oral


Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl. Rahang TMJ
Deformitas t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Nyeri t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Tumor t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Gangguan Fungsi t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Lainnya : Tidak ada kelainan

 Pemeriksaan Intra Oral


Jaringan Lunak Mulut Normal Kelainan Keterangan
Bibir 
Lidah 
Mukosa Bukal 
Mukosa Palatinal 
Kemerahan dan pembengkakan di
Gingiva 
regio III dan
Frenelum Labialis 
Frenelum Lingualis 
Frenelum Bukalis 
Lainnya : Tidak ada kelainan

 Jaringan Keras
1. Oklusi : Normal Bite
2. Maloklusi : Angle Klas I
3. Torus Palatinaus/Mandibula : Tidak Ada

16
4. Palatum : Sedang
5. Diastema : Tidak Ada

 Pemeriksaan OHI-S :
Regio Molar Kanan Anterior Molar Kiri Total
RA 2 1 1 4
DIS 8/6 = 1,3
RB 2 1 1 4
RA 3 1 1 5
CIS 11/6 = 1,83
RB 2 2 2 5
OHI-S :3,13(Buruk)

E. Foto Panoramik

F. Gambaran Klinis

RA : Gigi 11 dan 21 mobile derajat 2

17
G. Diagnosa
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiografis diagnosa dari kasus
ini adalah gigi 11 dan 21 periodontitis marginalis kronis et causa plak dan kalkulus.

H. ALAT DAN BAHAN


 Masker dan handscoen
 Model studi splinting (model gigi)
 Wire ligature splint (kawat splinting) 0,003mm
 Mikromotor set (contra angel handpiece)
 Diamond bur lowspeed (fissure bur)
 Chip blower
 Tang potong/gunting
 Pinset
 Burnisher
 Needle holder

I. Perawatan
Perawatan pada pasien ini meliputi :
1. Kontrol plak, scalling dan root planning.
Setelah diagnosa ditegakkan, dilakukan scalling dan root planning untuk
menghilangkan kalkulus yang merupakan faktor predisposisi lokal.Kemudian pasien
diberikan edukasi mengenai pemeliharaan gigi dan kebersihan mulut.
2. Tindakan splinting
Splinting yang dilakukan yaitu splinting temporer untuk gigi RB (gigi 31 dan 41)
dengan gigi abudment; 33,32,42, dan 43. Wire yang digunakan dengan diameter 0,3
mm diikatkan secara uncontinues mengelilingi gigi-gigi mulai dari gigi 33-43, setelah
diikat kemudian dikencangkan dengan sisa kawat yang dipotong kecil-kecil. Kemudian
dimasukkan kebagian interdental gigi lalu diputar searah jarum jam.Bagian terakhir dari
ujung kawat diputar searah jarum jam.Lalu setelah selesai dilakukan, ujung dari tiap
wire dilipat kearah interdental supaya tidak melukai mukosa pasien.Lakukan cek

18
gigitan, tindakan ini tidak boleh menghalangi oklusi. Setelah selesai, instruksikan
pasien untuk :
 Jangan makan makanan yang keras
 Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik
 kontrol 1 minggu pasca perawatan

J. Kontrol
Kontrol 1 minggu setelah splinting
1. Pemeriksaan subjektif : apakah ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal pasca
perawatan splinting
2. Pemeriksaan objektif:
 Tidak menghalangi oklusi
 Tidak mengiritasi pulpa, jaringan lunak, gingiva, pipi, bibir, ataupun lidah
 Kebersihan mulut pasien harus baik selama pemakaian
 Stabil dan efisien

19

Anda mungkin juga menyukai