PENDAHULUAN
Gigi goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal atau
horizontal.Derajatnya bergantung pada ligamen periodontal, area perlekatan akar, elastisitas
prosesus alveolar, dan fungsi dari masing-masing bagian gigi.Gigi yang berakar tunggal
umumnya lebih mudah goyang dibandingkan dengan gigi yang berakar banyak.Oleh karena
itu, gigi insisivus merupakan gigi yang paling sering mengalami goyang.
Dalam keadaan normal, gigi juga mengalami kegoyangan.Kegoyangan ini disebut
kegoyangan fisiologis.Batas kegoyangan fisiologis adalah 0.15 mm, apabila kegoyangan
lebih besar dari 0.15 mm maka kegoyangan sudah dikategorikan dalam kegoyangan patologis
karena telah melebihi batas kegoyangan yang dapat diterima jaringan periodonsium.
Secara klinis, gigi goyang dapat dibedakan atas kegoyangan reversible dan kegoyangan
irreversible.Kegoyangan reversible ialah kegoyangan gigi yang terjadi akibat tekanan yang
abnormal atau adanya inflamasi.Kegoyangan yang terjadi dapat berkurang atau dihilangkan
dengan menyingkirkan faktor penyebab.Sedangkan kegoyangan irreversible ialah
kegoyangan yang ditandai dengan berkurangnya dukungan periodonsium.Derajatnya dapat
dikurangi tetapi tidak dapat dihilangkan meskipun telah dilakukan perawatan.
Pemeriksaan mobilitas dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi
yangbersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan jari lainnya terletak pada sisi
yangberseberangan dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman. Cara lain
untuk memeriksa mobilitas adalah menempatkan jari pada permukaan fasial gigi dengan
pasienmengoklusikan gigi-geliginya.
1
B. Faktor Penyebab Terjadi Gigi Goyang
Terjadi peningkatan gigi goyang patologis disebabkan oleh banyak faktor seperti
kehamilan, status penyakit (lokal atau sistemik), trauma, kebiasaan hiperfungsi dan
hipofungsi.Ada dua faktor yang paling sering terlibat ialah inflamasi yang disebabkan oleh
akumulasi plak dan tekanan oklusal yang berlebihan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Terapi bedah
Perawatan dengan pembedahan dilakukan untuk memperoleh akses yang lebih baik
dalam menangani faktor etiologi kegoyangan gigi, mengurangi kedalaman poket serta
regenerasi atau perbaikan terhadap jaringan periodonsium yang hilang.Beberapa
percobaan klinis menunjukkan bahwa kombinasi perawatan bedah dan non bedah
memberikan hasil yang lebih efektif dalam pengembalian level perlekatan.
4
4. Menstabilisasi Gigi Goyang
Stabilisasi gigi goyang diperoleh melalui penggunaan splin.Gigi goyang yang derajat
kegoyangannya tidak meningkat umumnya tidak memerlukan splinting.
B. Splinting
Splin adalah alat yang digunakan untuk mendukung jaringan periodonsium yang lemah
serta bertujuan untuk memberikan sandaran terhadap jaringan pendukung gigi selama proses
penyembuhan setelah cedera atau proses pembedahan. Sehingga gigi-gigi tersebut tidak akan
dengan mudah bergerak atau jatuh/lepas dari gingiva. Perawatan splinting digunakan pada
keadaan kegoyangan gigi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar, sehingga kegoyangan
tersebut mengganggu fungsi penderita.Prinsip splin ialah mengikat beberapa gigi menjadi
satu kesatuan sehingga tekanan dapat didistribusikan ke semua gigi yang diikat. Tujuan
perawatan splinting yaitu membantu proses regenerasi jaringan pendukung gigi. Splint
berguna untuk
1. Membantu penyembuhan operasi baik gingivektomi, maupun flap periodontal
2. Untuk stabilisasi dan immobilisasi gigi goyang
3. Mengurangi trauma karena bruxism
Berbagai pertimbangan yang harus dilakukan sebagai syarat dari tindakan splin yaitu:
1. Harus melibatkan gigi yang stabil sebanyak mungkin
2. Harus dapat menahan gigi dengan kuat dan tidak boleh memberikan stress pada gigi yang
dipegangnya
3. Tidak boleh menghalangi oklusi
4. Tidak boleh mengiritasi pulpa, jaringan lunak, gingival, pipi bibir atau lidah
5. Pasien harus dapat menjaga kebersihan mulutnya selama pemakaian
6. Tidak boleh menyebabkan impaksi makanan
5
Syarat dari abutment gigi yaitu :
1. Jumlah tulang yang mendukung
2. Hubungan mahkota-akar
3. Posisi dan kondisi gigi (porosnya tegak)
4. Dentinnya tebal
5. Derajat penyakit periodontal (kondisi membrane periodontal harus sehat)
Gigi abutment harus disesuaikan dengan Hukum Ante yaitu “seluruh luas ligament
periodontal gigi penyangga harus paling sedikit sama atau melebihi seluruh luas ligament
periodonsium yang digantikan”.
Kontraindikasi
1. Gigi goyang yang derajat kegoyangannya tidak meningkat
2. Gigi goyang yang berkaitan dengan oklusi traumatic
6
b. Splin provisional
Splin provisional ialah jenis splin yang memiliki kegunaan yang hampir sama dengan
splin temporer. Splin ini sering digunakan untuk tujuan diagnostic atau dalam kasus-kasus
dengan hasil perawatan yang tidak dapat diperkirakan.Splin provisional dapat digunakan
selama beberapa waktu tertentu, dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.
c. Splin Permanen
Splin permanen adalah jenis splin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama.Alat
ini diindikasikan apabila perawatan dengan menggunakan splin temporer ataupun splin
provisional mengalami kegagalan atau tidak menunjukkan keberhasilan perawatan.Bentuk
splin permanen dapat berupa splin cekat atau lepasan.
Crown dan bridge
Merupakan bentuk splin permanen yang paling dapat diandalkan untuk
mengimobilisasi gigi.Bentuk splin ini adalah bentuk yang sangan dianjurkan namun
7
harus disertai perhatian pada oral hygiene.Dalam pembuatan crown ini membutuhkan
preparasi terhadap gigi, keahlian dari dokter gigi dan waktu yang lebih lama.
Splin lingual
Merupakan bentuk splin permanen lepasan yang tidak menyebabkan kehilangan
jaringan gigi, lebih mudah dibuat dibandingkan dengan splin cekat dan dapat diubah
ataupun dilepaskan apabila diperlukan.Splin lingual yang pada dasarnya adalah gigi
tiruan sebagian lepasan yang terbuat dari chrom cobalt dengan perluasan menutupi
permukaan lingual gigi.
8
2) Acrylic continous splint
Indikasi :
Umumnya untuk gigi depan
Untuk keperluan aestetika, diperlukan transparan akrilik/ warna menyerupai
gigi
Dapat mencakup beberapa gigi yang goyang
Dapat dikombinasi sebagai partikel denture
Menghindari tingkat oral hygiene yang lebih baik
Bahan yang dibutuhkan : stone, ligature, dan self curing
9
2) A Splint
Indikasi :
Untuk gigi anterior rahang bawah
Anatomis gigi relatif besar
Bisa dimodifikasi untuk gigi posterior bawah
Preparasi diusahakan berbentuk swallow
Bahan yang dibutuhkan: stainlesteel, emas, monomer dan polimer, komposit
material.
3) Gold post
Indikasi :
Untuk gigi anterior
Anatomis gigi relatif besar
Bahan yang dibutuhkan: stainlesa steel, acrylic resin, dan boor untuk preparasi
10
Gambar 5. Wire ligature acrylic splint
Orthodontic band splint
Bentuk splin temporer cekat lain adalah band ortodontik. Band ortodontik terutama
digunakan sebagai splin pada segmen posterior.
Cara kerja : Band stainless steel 0.005 inch dipasangkan ke gigi dan dipatrikan
bersama. Alternatif lain, splin dapat dipasangkan pada model dan kemudian
disemenkan ke gigi. tepi dari band harus dibentuk dan dipolish sehingga mampu
mengurangi retensi plak dan menjaga jaringan lunak terhadap iritasi.
11
Gambar 7.External Acrylic Splint
Fixed internal acrylic splint
Splin dibuat dari bahan akrilik yang diperkuat dengan kawat yang dikelilingi secara
horizontal dan disatukan bersama.Biasanya resin komposit digunakan pada bagian
anterior, dan amalgam di bagian posterior.
Cara pemakaian pada gigi anterior : Buat groove bagian lingual antara singulum dan
insisal edge dan berakhir pada gigi yang kuat. Kemudian letakan akrilik pada groove
tersebut. Letakan kawat stainless steel pada bagian tengahnya kemudian tambahkan
akrilik sampai penuh. Setelah akrilik mengeras, haluskan dan dipoles.
Cara pemakaian pada gigi posterior : Lakukan pengikatan gigi dan persiapkan
compound atau impression plaster untuk matriks. Buat groove dengan lebar 3 mm dan
kedalaman 1.5 mm pada permukaan oklusal dan proksimal. Buat undercut sebagai
retensi. Tempatkan akrilik pada groove lalu letakan kawat pada bagian tengahnya.
Permukaan akrilik ditutup dengan cellophane lalu ditekan. Jika akrilik mengeras,
angkat matriks dan cellophane kemudia akrilik dipoles.
12
Gambar 9.Removable fixed periodontal splint
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gigi goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal maupun horizontal.
Untuk menegakan diagnosis kegoyangan gigi, diperlukan pemeriksaan secara subjektif
maupun objektif. Perawatan kegoyangan gigi dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kegoyangan yang ada, menghindari terjadinya migrasi gigi yang lebih jauh,
serta mengurangi perubahan radiografis yang terjadi.
14
BAB IV
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
No.Rekam Medik :
Nama pasien : Stince Karambut
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sario
Tempat Tanggal Lahir: Sanger, 10 Agustus 1974
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
B. Anamnesa
Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan dengan keluhan 2 gigi bagian
bawah depannya goyang sehingga mengganggu saat pengunyahan. Pasien mulai merasakan
giginya goyang kurang lebih sejak 8 bulan yang lalu. Pasien memiliki banyak karang gigi dan
terkadang pasien merasakan adanya bau mulut. Pasien ingin dibersihkan karang giginya dan
dirawat agar giginya tidak goyang lagi.
C. Kondisi Sistemik
Keluhan / gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit jantung
Hiper/hipotensi
Kelainan darah
Haemophilia
Diabetes mellitus
Penyakit ginjal
Hepatitis
Penyakit pernafasan
Kelainan pencernaan
Epilepsi
HIV/AIDS
Alergi obat
15
Alergi makanan
Hamil/Menyusui
Lainnya
D. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 120/90 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernafasan : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
1. Berat Badan : 67 kg
2. Tinggi Badan : 160 cm
Jaringan Keras
1. Oklusi : Normal Bite
2. Maloklusi : Angle Klas I
3. Torus Palatinaus/Mandibula : Tidak Ada
16
4. Palatum : Sedang
5. Diastema : Tidak Ada
Pemeriksaan OHI-S :
Regio Molar Kanan Anterior Molar Kiri Total
RA 2 1 1 4
DIS 8/6 = 1,3
RB 2 1 1 4
RA 3 1 1 5
CIS 11/6 = 1,83
RB 2 2 2 5
OHI-S :3,13(Buruk)
E. Foto Panoramik
F. Gambaran Klinis
17
G. Diagnosa
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiografis diagnosa dari kasus
ini adalah gigi 11 dan 21 periodontitis marginalis kronis et causa plak dan kalkulus.
I. Perawatan
Perawatan pada pasien ini meliputi :
1. Kontrol plak, scalling dan root planning.
Setelah diagnosa ditegakkan, dilakukan scalling dan root planning untuk
menghilangkan kalkulus yang merupakan faktor predisposisi lokal.Kemudian pasien
diberikan edukasi mengenai pemeliharaan gigi dan kebersihan mulut.
2. Tindakan splinting
Splinting yang dilakukan yaitu splinting temporer untuk gigi RB (gigi 31 dan 41)
dengan gigi abudment; 33,32,42, dan 43. Wire yang digunakan dengan diameter 0,3
mm diikatkan secara uncontinues mengelilingi gigi-gigi mulai dari gigi 33-43, setelah
diikat kemudian dikencangkan dengan sisa kawat yang dipotong kecil-kecil. Kemudian
dimasukkan kebagian interdental gigi lalu diputar searah jarum jam.Bagian terakhir dari
ujung kawat diputar searah jarum jam.Lalu setelah selesai dilakukan, ujung dari tiap
wire dilipat kearah interdental supaya tidak melukai mukosa pasien.Lakukan cek
18
gigitan, tindakan ini tidak boleh menghalangi oklusi. Setelah selesai, instruksikan
pasien untuk :
Jangan makan makanan yang keras
Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik
kontrol 1 minggu pasca perawatan
J. Kontrol
Kontrol 1 minggu setelah splinting
1. Pemeriksaan subjektif : apakah ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal pasca
perawatan splinting
2. Pemeriksaan objektif:
Tidak menghalangi oklusi
Tidak mengiritasi pulpa, jaringan lunak, gingiva, pipi, bibir, ataupun lidah
Kebersihan mulut pasien harus baik selama pemakaian
Stabil dan efisien
19