Anda di halaman 1dari 4

Kegoyangan Gigi – Aliyya&Chaca

Kegoyangan gigi merupakan hubungan antar daya yang kecil dan


perpindahan gigi dalam jarak pendek untuk waktu yang lama (Mac Entee,
1993). Jarak perpindahan gigi tidak dapat ditentukan hanya dengan mengetahui
besarnya daya yang mengenai gigi tersebut, tetapi perlu pula mengetahui lamanya
atau waktu daya berlangsung dan variasi daya yang diberikan. Jika daya yang
diterima oleh gigi besar dan berlangsung secara terus menerus, lama kelamaan
jaringan penyangga yang ada akan mengalami kerusakan dan terjadi resopsi
hingga menyebabkan kegoyangan gigi.
Pada keadaan normal gigi menunjukkan kegoyangan pada tingkat yang
sangat ringan. Kegoyangan gigi yang normal pada gigi insisivus lebih besar
dibandingkan dengan gigi molar dan premolar. Pemeriksaan klinis akan dapat
membedakan antara kegoyangan yang normal dengan kegoyangan yang
abnormal.
Kebanyakan kegoyangan gigi terjadi ke arah fasiolingual dan sedikit kasus
ke arah mesiodistal ataupun vertikal. Percobaan yang dilakukan oleh Granal
(1972) menunjukkan bahwa gigi normal mempunyai variasi gerakan antara
0,2mm ke arah horizontal dan 0,02 mm ke arah vertikal. Pada kondisi patologis
maka gerakan tersebut dapat bertambah sepuluh kali lipat atau lebih.

 Klasifikasi
1. Kegoyangan gigi fisiologis
Rentang kegoyangan gigi fisiologis bervariasi antar individu dan
antar waktu pada setiap gigi. Derajat kegoyangan gigi fisiologis paling
tinggi pada saat bangun tidur, hal ini mungkin disebabkan karena gigi
sedikit ekstruksi akibat tidak berfungsi selama tidur di malam hari.
Kegoyangan gigi berkurang di siang hari, yang kemungkinan karena
intrusi disebabkan tekanan sewaktu mengunyah dan menelan. Variasi
kegoyangan gigi selama 24 jam lebih sedikit pada individu dengan
jaringan periodontal sehat, dibandingkan dengan individu dengan
penyakit periodontal atau yang mempunyai kebiasaan buruk seperti
bruxism dan clenching. Kegoyangan gigi fisiologis berkisar antara 0,1 –
0,25 mm yang merupakan lebar normal ligament/membran periodontal.
2. Kegoyangan gigi patologis
Kegoyangan gigi di luar batas fisiologis dinyatakan sebagai
kegoyangan yang abnormal atau patologis. Dikatakan patologis karena
melampaui batas kegoyangan gigi normal. Kegoyangan gigi patologis
dapat disebabkan oleh satu atau beberapa faktor seperti trauma oklusi,
inflamasi, dan kerusakan tulang alveolar.
Berdasarkan tingkat keparahan dan ukuran besarnya kegoyangan
gigi patologis dibagi menjadi:
 Derajat 1: Gigi menunjukkan kegoyangan yang tidak normal
namun masih ringan
 Derajat 2: Kegoyangan gigi sedang atau moderat. Kegoyangan
gigi pada soketnya bergeser dengan arah bukal-lingual/mesial-
distal dengan jarak 1 mm.
 Derajat 3: Kegoyangan gigi pada soketnya sudah lebih dari 1 mm
atau gigi sudah dapat bergerak ke arah vertikal.
 Derajat 4: Kegoyangan sudah parah

 Faktor-Faktor Penyebab Gigi Goyang


Faktor-faktor gigi goyang (Fedi dkk, 2004), yaitu :
1. Inflamasi gingiva dan jaringan periodontal
2. Kebiasaan parafungsi oklusal
3. Oklusi prematur
4. Kehilangan tulang pendukung gigi
5. Gaya torsi yang menyebabkan trauma pada gigi yang dijadikan
pegangan cengkraman gigi
6. Terapi perodontal, terapi endodontik, dan trauma
7. Kehamilan
8. Periodontal surgery
9. Toothloss

 Penyebab Kegoyangan Gigi


Menurut Manson dan Elay, kegoyangan gigi memiliki 3 faktor utama, yaitu:
1. Trauma dari oklusi
Tekanan berlebih yang diterima oleh jaringan periodontal
menyebabkan perubahan patologis atau adaptif dari jaringan periodontal.
Dimana, diawali dari infeksi bakteri pada gigi, yang mengakibatkan
munculnya reaksi inflamasi lokal. Reaksi inflamasi lokal ini kemudian
menyebabkan terjadinya rusaknya jaringan pendukung gigi, yang berakhir
pada hilangnya perlekatan pada gigi. Hilangnya perlekatan gigi ini
ditandai dengan adanya poket, dan penurunan tulang alveolar.
2. Kondisi inflamasi pada membran periodontal
Dimana pada tahapan ini, bakteri mengaktifkan osteoklas yang
berperan dalam destruksi tulang alveolar.
3. Kerusakan tulang alveolar
Hilangnya atau adanya penurunan tulang alveolar sekitar gigi secara
progresif. Hal ini disebabkan dengan adanya inflamasi. Substansi yang
berperan dalam kerusakan tulang alveolar adalah endotoksin atau produk
bakteri berupa lipopolisarida, prostaglandin, faktor pengaktif osteoklas
yang dihasilkan limfosit.

 Cara Pemeriksaan Gigi Goyang


Cara memeriksa kegoyangan gigi secara klinis yaitu:
1. Pegang gigi di kedua sisi. Hal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan dua instrumen logam atau satu instrumen logam dan
satu jari.
2. Lakukan usaha ke segala arah dengan usaha yang kecil dan tidak
berlebih.
3. Tentukan derajat kegoyangan gigi.
4. Lakukan rencana perawatan.
Khalisha Herudita K – 160110170148
Raden Aliyya Puteri R – 160110170161

Anda mungkin juga menyukai