Klasifikasi
1. Kegoyangan gigi fisiologis
Rentang kegoyangan gigi fisiologis bervariasi antar individu dan
antar waktu pada setiap gigi. Derajat kegoyangan gigi fisiologis paling
tinggi pada saat bangun tidur, hal ini mungkin disebabkan karena gigi
sedikit ekstruksi akibat tidak berfungsi selama tidur di malam hari.
Kegoyangan gigi berkurang di siang hari, yang kemungkinan karena
intrusi disebabkan tekanan sewaktu mengunyah dan menelan. Variasi
kegoyangan gigi selama 24 jam lebih sedikit pada individu dengan
jaringan periodontal sehat, dibandingkan dengan individu dengan
penyakit periodontal atau yang mempunyai kebiasaan buruk seperti
bruxism dan clenching. Kegoyangan gigi fisiologis berkisar antara 0,1 –
0,25 mm yang merupakan lebar normal ligament/membran periodontal.
2. Kegoyangan gigi patologis
Kegoyangan gigi di luar batas fisiologis dinyatakan sebagai
kegoyangan yang abnormal atau patologis. Dikatakan patologis karena
melampaui batas kegoyangan gigi normal. Kegoyangan gigi patologis
dapat disebabkan oleh satu atau beberapa faktor seperti trauma oklusi,
inflamasi, dan kerusakan tulang alveolar.
Berdasarkan tingkat keparahan dan ukuran besarnya kegoyangan
gigi patologis dibagi menjadi:
Derajat 1: Gigi menunjukkan kegoyangan yang tidak normal
namun masih ringan
Derajat 2: Kegoyangan gigi sedang atau moderat. Kegoyangan
gigi pada soketnya bergeser dengan arah bukal-lingual/mesial-
distal dengan jarak 1 mm.
Derajat 3: Kegoyangan gigi pada soketnya sudah lebih dari 1 mm
atau gigi sudah dapat bergerak ke arah vertikal.
Derajat 4: Kegoyangan sudah parah