■ Korespondensi : nmawaddah@std.unissula.ac.id
Tabel 1.
Skor CPITN tertinggi anak normal yaitu perdarahan setelah probing skor 1, sebanyak 46 org
Skor CPITN tertinggi anak tuna rungu yaitu adanya kalkulus supra/subgingiva, sebanyak 21 org
Hasil pemeriksaan indeks CPITN tersebut juga menegaskan bahwa kondisi jaringan periodontal anak
tunarungu lebih parah dibanding anak normal.
Hasil Penelitian
Sekstan 4 skor tertinggi pada region posterior mandibular kiri, Hal ini menunjukkan bahwa daerah
tersebut memiliki kondisi yang buruk dan merupakan indikasi daerah yang sulit dibersihkan oleh anak
tunarungu.
Sekstan 2 skor terendah region anterior mandibular. Daerah tersebut yang mudah dibersihkan dgn
sikat gigi dan jumlah makanan yg tertinggal lbh sedikit
Sekstan 6 skor tertinggi pada region posterior mandibular kanan, Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut
memiliki kondisi yang buruk dan merupakan indikasi daerah yang sulit dibersihkan oleh anak tunarungu.
Sekstan 2 skor terendah region anterior maxila. Daerah tersebut yang mudah dibersihkan dgn sikat gigi dan
jumlah makanan yg tertinggal lbh sedikit
Anak normal
Diskusi
■ Penyebab utama penyakit periodontal adalah iritasi jaringan yang disebabkan
bakteri pada akumulasi plak -> kalkulus. Hasil penelitian diperoleh skor CPITN
tertinggi pada kedua sampel adalah pada gigi posteriormerupakan gigi yang berada
dekat dengan kelenjar mayor saliva yaitu glandula submandibularis dan glandula
sublingualis, sehingga gigi-gigi tersebut selalu tergenang oleh saliva.
■ Anak tunarungu mengalami hambatan dalam bahasa dan berbicara sehingga
berpengaruh pada intelegensi dan emosinya yang berbeda dengan anak normal.
Victa dkk (2015) juga menyatakan bahwa anak tunarungu memiliki kesulitan untuk
menjaga kebersihan gigi karena mengalami hambatan dalam merespon informasi
yang diberikan di sekolah dan keluarga untuk diproses menjadi sikap dan tindakan
positif dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
■ Kebutuhan perawatan anak tunarungu di SLB-B YPSLB Gemolong sebagian besar
adalah penyuluhan dan perawatan scalling yang dilakukan oleh dokter gigi atau
perawat untuk menghilangkan kalkulus supra maupun subgingiva,untuk
meningkatkan minat dan mencegah rasa takut anak terutama pada anak disabilitas
adalah dengan metode demonstrasi(flipchart). Perawatan scaling adalah usaha
menghilangkan deposit yang terdapat pada gigi, kalkulus subgingiva, kalkulus
supragingiva, plak, dan noda dilakukan dengan cara menyeluruh agar mencegah
inflamasi yang lebih lanjut jika dibiarkan menetap pada gigi.
Kesimpulan
■ Skor CPITN anak tuna rungu skor adanya kalkulus supra/subgingiva dengan
kebutuhan perawatan periodontal scaling dan demonstrasi oleh drg,perawat gigi
dan tenaga kesehatan
■ Skor tertinggi anak normal skor 1 yaitu perdarahan gingiva setelah probing,
kebutuhan perawatan penyulluhan dan demonstrasi oleh tenaga kesehatan non
dental seperti guru/ortu murid
Jurnal 2
■ Korespondensi : nuzululi@yahoo.com
■ Korespondensi : cintyasaralumumba@yahoo.com